Share

Aku? Menikahi Gadis Kuda Liar
Aku? Menikahi Gadis Kuda Liar
Penulis: Hanshine

Awal

Arizona, Amerika Serikat

Sebuah mobil menelusuri jalan di tengah hutan dengan kangit yang do terang bulan purnama sangat indah.

Seorang anak laki-laki duduk di dekat kaca mobil yang dibuka, ia terus tersenyum melihat pemandangan malam dengan langit penuh bintang yang indah. Ia duduk di samping ibunya di kursi belakang yang selalu memperhatikannya. Ibunya ikut tersenyum lalu mengusap puncak kepala anak laki-laki itu.

"Mom, jika besar nanti aku akan membelikan bintang untukmu"ucap anak laki-laki tampan itu pada ibunya, sang ibu tersenyum.

"Benarkah?"

"Hmm benar. Aku harus banyak menabung untuk membeli satu bintang"jawabnya dengan penuh antusias. Anak laki-laki berusia 12 tahun itu sangat serius dengan ucapannya, sang ibu tersenyum.

"Terimakasih sayang"ucap ibunya yang terlihat senang karena puteranya memiliki keinginan besar.

"Tuan Muda sangat baik" ucap seorang pria yang tengah memegang kemudi.

"Aku juga akan membelikan satu untukmu, Sir" ujar anak laki-laki dengan tegas.

"Tidak perlu Tuan, belikan saja nanti untuk calon adik tuan"

"Tapi dia belum lahir"

"Tunggu 6 bulan lagi"ucap sang ibu sembari mengelus perutnya yang masih datar.

"Jika ibu diberi bintang kelak putera ibu dewasa harus memberi 1 bintang untuk gadis yang kau cintai" pinta sang ibu, anak laki-laki itu mengangguk.

"Tentu"

Setelah ucapan itu tiba-tiba mobil yang ditumpangi mengerem secara tajam sampai berbunyi saat melihat ada mobil Jeep berwarna hitam berhenti secara mendadak. Sang supir membandingkan stir ke kanan untuk menghindari tabrakan.

Citttttttttt

Mobil itu berhenti setelah menabrak pembatas jalan.

Tubuh ketiganya terhempas ke depan untung saja ada seatbelt untuk menghindari benturan keras.

Dari mobil Jeep terlihat beberapa orang berlari ke arah ketiganya.

Sang supir mengira orang-orang itu akan menolongnya namun ia ketakutan karena beberapa dari mereka sudah membawa sebuah tongkat.

"Ada apa?"tanya wanita itu den penuh khawatir, sang supir kemudian berusaha memundurkan mobilnya namun sebuah batu berukuran kelapa melayang dan menghancurkan kaca depan mobil.

Seketika yang di dalam mobil teriak.Anak kecil itu langsung syok dan ketakutan melihat penyerangan di depan matanya.

"Nyonya, Tuan cepat keluar!"teriak sang supir, ia baru saja membuka pintu namun kepalanya sudah di hantam sebuah tongkat yang dilayangkan oleh seorang pria bertato.

Tiga orang lainnya mulai mendekat ke arah pintu mobil belakang.

Orang-orang itu menghancurkan kaca mobil dan kembali memukul sang supir sampai terlihat darah yang memuncrat.

Melihat keadaan pria paruh baya tidak sadarkan diri dengan darah yang mengucur di pelipis, anak itu dan ibunya langsung membuka pintu berusaha melarikan diri, namun ibunya yang duduk di sebelah kiri gagal.

Anak laki-laki itu kini sangat ketakutan melihat ibunya diseret keluar secara kasar oleh pria yang tidak dikenal yang mengenakan penutup wajah.

Ia langsung ikut keluar dari mobil berniat menolong ibunya yang kesakitan.

"Cepat pergi dari sini" teriak sang ibu yang berusaha untuk melepaskan cengkraman pria asing tersebut. Sang anak hanya menggelengkan pelan sembari menangis. Ia tidak mau berpisah dengan ibunya, kakinya gemetar dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ibunya dalam bahaya.

"Nadeo! Tinggalkan ibu, cepat pergi dari sini!" tambah sang ibu yang meringis kesakitan kini rambut panjangnya ditarik oleh satu orang lainnya, sedangkan pria yang mencekam tangan ibunya bersiap-siap untuk menangkap anak kecil bernama Nadeo itu.

"Lari Nadeo! Lariii…Nadeo"teriak ibunya dengan kesakitan.

"Ibu menyanyangimu, maaf ibu tidak bisa melind.."

Bughhh..

Belum menyelesaikan perkataannya sang ibu dipukul dengan sebuah tongkat secara tiba-tiba dari belakang, tubuhnya langsung ambruk setelah kepalanya mengeluarkan darah segar. Bibirnya bergerak ia sangat ingin mengatakan sesuatu namun tidak bisa. Satu tetes air mata mengalir sebelum matanya benar-benar tertutup dan tubuhnya melemas.

"Mom!!"teriak Nadeo yang tengah berbaring di sofa di ruangan kerjanya dengan mata yang tertutup, air bening mengalir di celah matanya yang terpejam.

"Tuan, bangunlah" ucap seseorang yang tengah menepuk pelan bahu Nadeo yang berbaring di sana.

Dengan perlahan mata indah itu terbuka, ia mengumpulkan kesadaran dirinya sebelum menatap seseorang yang berdiri di hadapannya. Nadeo melenguh sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, tubuhnya masih lemas apalagi pengaruh obat itu belum reda.

"Anda mimpi buruk lagi" ujar seorang pria yang mengenakan setelan jas berwarna hitam lengkap dengan dasi.

"Hmm" gumam Nadeo, ia menyentuh wajahnya dan menghembuskan nafas secara kasar. Mimpi itu terus menghantui tidurnya selama lima belas tahun ini. Sangat nyata bahkan ia seperti kembali ke masa lalu yang menyeramkan itu. Rasa sesak itu kembali menyerangnya, mengingatkan dirinya pada trauma yang mendalam.

"Pukul berapa sekarang?" tanya Nadeo dengan suara yang sedikit serak, sebelumnya ia melihat ke tangangannya namun ia lupa tadi di kamar mandi ia melupakan jam tangannya.

"Pukul 04.30 pm. Satu jam lagi anda harus menemui klien di daerah pesisir" beritahu sang sekretaris, Nadeo mengangguk lalu bangkit dari duduknya, ia melangkah mengambil ponsel yang ada di atas meja kerjanya. Ia mengecek notifikasi dan beberapa pesan masuk.

'Jangan terlambat' isi sebuah pesan dari seorang kliennya dengan menautkan lokasi di g****e map.

"Sam siapkan filenya, sebentar lagi aku akan kesana" titah Nadeo.

"Baik" ucap sang sekretaris Nadeo, Sam melihat pria tinggi dengan kulit putih rambutnya yang hitam melangkah ke sebuah ruangan pribadinya untuk membersihkan diri.

Ruang kerjanya yang di desain sangat lengkap ada sebuah kamar pribadi, ruang ganti dan kamar mandi  juga dipenuhi barang-barang mewah seperti sebuah apartemen yang ada di gedung perusahaannya.

Waktu sudah menjelang malam, seorang gadis tengah memarkirkan motornya di depan halaman sebuah gedung kosong. Gedung itu memiliki enam lantai yang terlihat tidak terurus, bangunan berdebu dan sudah usang. Gadis itu melepaskan helm lalu meletakkannya di atas jok motor model MST versi ABS, motor besar kesayangannya.

Tangan mungilnya dengan asal menguncir rambut panjang berwarna kecokelatan itu, sebelumnya ia harus buru-buru kemari untuk mengantarkan sebuah paket yang dipesan oleh seseorang lalu memintanya untuk mengantarkan ke tempat ini.

Gadis ini sangat mencintai pekerjaannya yang telah ia emban selama enam tahun terakhir, seorang kurir yang mengantar paket bersifat penting dan rahasia, terkadang ia harus menempuh perjalanan yang terjal dan berbahaya untuk menuntaskan pekerjaannya. Bayarannya juga cukup mahal jika paket rahasia itu sudah di terima oleh orang yang dituju. Maka dari itu setiap imbalan besar pasti tantangannya tidak mudah.

"Mafia mana lagi yang akan aku temui. Semoga tidak terlalu menyeramkan" gumamnya sembari melangkah dengan menjinjing sebuah paperbag hitam. Ia langsung memasuki area pekarangan gedung terbengkalai dan tidak menyadari kunci motornya masih menempel di tempatnya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status