Share

Bab 2 Bertemu

"Semoga tidak terlalu menyeramkan" gumamnya sembari melangkah dengan menjinjing sebuah paperbag hitam yang berisi sebuah kotak kecil yang tertutup rapat dan terkunci, ia tidak tahu apa didalamnya dan tidak memperdulikan apa isinya, ia hanya berfokus pada pengiriman barang tersebut.

Di tempat lain, di atap gedung yang sama ada enam orang pria yang mengenakan jaket kulit sedang berdiri berhadapan dengan dua orang pria tinggi yang mengenakan setelan jas, suasana ke enam orang tersebut terlihat menegangkan dan mencekam.

"Sudah jangan bertele-tele, apa maksudmu meminta bertemu di tempat kumuh ini" geram Nadeo ia melipatkan tangannya di dada dengam menatap tajam seorang pria dewasa yang mengenakan topi dan jaket kulit warna hitam. Pria yang ditatapnya berdesis dan tersenyum ketir.

"Santai saja bukankah waktu masih panjang" jawab pria paruh baya yang terlihat sangar.

"Waktuku memang masih panjang tapi aku tidak mau membuangnya disini" timpal Nadeo menatap tajam pria itu.

"Dasar bocah, kau sama saja dengan ayahmu. Tidak sabaran, tapi aku suka kalian karena pekerja keras dan gampang diajak kerjasama" ketus pria paruh baya itu dengan melangkah untuk bisa melihat jelas raut wajah tegas milik Nadeo. Sam yang disamping atasannya, sudah siap siaga takut sesuatu tiba-tiba mengancam keselamatan atasannya karena sekarang sutuasinya sangat serius dan mencekam. Sam menggenggam sebuah senjata api yang ada dibalik jasnya.

"Aku senang kamu dengan mudahnya datang kemari tanpa harus dipaksa. Nadeo Arrizadeon putra sulung Lionel Arrizadeon, bagaimana kabar ayahmu setelah menghilang lima belas tahun lalu? Apa dia bersenang-senang dengan istri mudanya hah?"ucap Sergio dengan meninggikan nada suaranya, wajah sangar itu menatap tajam Nadeo seakan-akan ingin memakan orang di hadapannya. Terlihat kilatan dendam di matanya.

"Ck, ternyata kau ada hubungannya dengan Lionel. Baik aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama tua bangka sepertimu, sudah jelas itu urusanmu dengan Lionel bukan denganku" Nadeo terlihat menahan amarah karena ia menebak pria itu ada hubungannya dengan kematian ibunya kala itu. Tidak mau mengundang masalah, ia membalikkan tubuhnya untuk melangkah pergi namun pria paruh baya itu menghentikan Nadeo dengan berkata "Kamu ingin tahu apa yang ada dibalik peristiwa lima belas tahun lalu?"

Sam dengan sigap membalikkan tubuhnya untuk menghadap kelompok orang yang sudah menipu atasannya, ia sudah waspada. Menekan pelatuk pistolnya.

"Jikapun aku ingin tahu, aku tidak akan percaya terhadap omonganmu, bodoh!" ketus Nadeo tanpa melihat lawan bicaranya ia tetap melangkah menjauhi orang-orang yang menggangguketenanganya.

"Kurang ajar!" Teriak Sergio, dadanya naik turun sudah tidak bisa menahan amarah.

"Memang aku kurang ajar tapi aku lebih pintar darimu. Selama ini aku selalu menyiapkan akan hari ini. Tanpa aku cari kau menemuiku. Siap-siaplah setelah ini kau masuk buih lagi tapi kali ini kau tidak akan bisa keluar sampai membusuk di sana!"kecam Nadeo dengan mengacungkan sebuah flashdisk. Nadeo menghadap sekelompok orang itu dengan berani, sudah sangat jelas pria paruh baya itu murka ia mengepalkan tangannya.

"Anak Sialan!" murkanya, ia mengisyaratkan anak buahnya untuk mengambil flashdisk yang dipegang Nadeo. Ia tahu bahwa di dalamnya terdapat bukti kejahatannya, karena Nadeo sebelumnya sudah menjebloskannya ke penjara dengan kesaksian saat kecilnya namun Sergio hanya mendapatkan hukuman 5 tahun penjara.

"Habisi dia!"lanjut Segio, anak buahnya langsung menyerang Nadeo dan Sam.

Sam mengarahkan pistol bersiap untuk menembak namun kalah cepat dengan anak buah pria itu yang perawakannya besar dan terlihat sangar. Sam meringis kesakitan saat tangannya ditendang dengan keras dan pistol itu terlempar jauh.

"Sial"geram Sam, ia langsung mendekatkan jarak dengan atasannya. Nadeo juga sedang mengaba-aba untuk melawan anak buah pria itu yang sudah mengelilinginya. Enam orang anak buah pria itu langsung menyerang Nadeo dan Sam secara keroyokan.

Bugh...bughh... suara baku hantam itu terdengar nyaring. Nadeo berhasil memukul seorang anak buah Sergio, ia memundurkan tubuhnya namun di belakangnya ada seseorang yang sudah siap mengacungkan sebuah balok kayu ke arah punggung Nadeo.

Brakkk ...

Dengan keras kayu itu menghantam punggung Nadeo sampai patah seketika mulutnya menyemburkan darah segar, ia terbatuk dan merasakan rasa sakit yang menusuk di punggungnya. Sam melihatnya langsung berlari menangkap tubuh Nadeo yang terhuyung hampir terjatuh. Nadeo masih menunduk menahan sakit.

"Tuan" pekik Sam, kala melihat darah disudut bibir Nadeo, pria itu hanya mengangguk mengisyaratkan keadaanya baik-baik saja.

Sungguh anak buah Sergio sangat ahli dan tangguh bisa melumpuhkan seorang Nadeo yang notabennya mantan anggota beladiri ternama dan meraih sabuk hitam kewalahan menghadapi anak buah Sergio.

Nadeo berusaha kembali, tiba-tiba Sam yang lengah ditarik menjauh darinya dan dihajar habis-habisan. Sam tidak bisa menghalau pukulan mendadak dari kedua anak buah itu, ia sudah berusaha membalas namun kalah talak.

Disisi lain Nadeo sedang berhadapan dengan pria bertubuh tinggi besar dengan otot-ototnya yang kekar, pria botak itu menyeringai Nadeo sebelum menarik tubuh pria di depannya.

Brukk..

Tubuh Nadeo melayang sejenak di udara sebelum terhempas ke lantai kasar itu, wajahnya menyapu lantai dan membuat luka goresan yang cukup dalam. Ia terbaring merasakan sakit disekujur tubuhnya, matanya sudah mulai meremang, ia hampir kehilangan kesadarannya. Namun jiwa di dalam dirinya sangat kuat, Nadeo berusaha bangkit dan membalas perbuatan anak buah itu.

"Hyaaa" teriak Nadeo dengan sisa tenaga menyeruduk tubuh besar itu sampai mundur ke belakang lalu menghantam tembok pembatas, tangan Nadeo mencekik leher pria itu dan menghujami pukulan sekuat tenaganya. Baru beberapa pukulan sang anak buah kemudian membalikkan posisi menghantam tubuh Nadeo ke tembok pembatas gedung. Tubuhnya kini terangkat berada di atas tembok pembatas itu, Nadeo tersenyum kecut, ia bisa merasakan terpaan angin ke tubuhnya di ketinggian hampir tiga puluh meter.

"Mati kau!" teriak pria kekar itu bersiap untuk mendorong tubuh Nadeo untuk jatuh dari ketinggian gedung itu.

Dorrrrrr...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status