Share

Dua

Author: Aura_Aziiz16
last update Huling Na-update: 2021-10-11 19:14:54

"Aaaaa ... aaaa ... aaaa ...." teriak ibu saat aku melintas di depan kamar beliau yang pintunya terbuka lebar. Seperti biasanya, itu kode jika ibu menginginkan sesuatu. Bukan ingin BAB atau BAK karena jika ingin melakukan dua hal itu, ibu cukup membuangnya di tempat tidur lalu Andin akan buru-buru membersihkan. Kode itu berarti ibu ingin minum atau makan, yang kedua-duanya harus disuapkan dengan telaten. Mendengar teriakan ibu itu, bergegas aku memanggil Andin yang barusan kulihat sedang membersihkan diri di kamar mandi.

Aku sendiri sedang buru-buru karena Mila sudah menungguku di apartemen, hendak mengajakku sama-sama hunting baju baru di butik. "Din, Andin. Ini ibu manggil-manggil. Pengen makan mungkin!" teriakku pada Andin yang masih berada di dalam kamar mandi. Mendengar teriakanku, Andin diam saja. Tumben? Biasanya istri penurutku itu akan cepat-cepat datang untuk melaksanakan perintahku. Tapi kali ini kelihatannya tidak meski aku yakin Andin pasti mendengar seruanku.

"Din? Andin?" Ceklek. Pintu kamar mandi terkuak. Andin muncul dengan handuk melilit kepalanya.

"Ada apa, Mas?" tanyanya datar sambil dengan acuh tak acuh mengeringkan rambut lalu menggantung handuk di kapstok.

"Itu ibu manggil-manggil. Mungkin minta makan, Din," jawabku.

"Terus?" 

 

"Terus? Maksudnya?" Aku mengernyitkan kening. Merasa heran dengan pertanyaan istriku itu. Apa perlu aku mengingatkannya untuk memberikan ibu makan? Selama ini toh ia sudah tahu dan paham tugas itu tanpa harus diingatkan lagi?

"Kalau ibu minta makan terus kenapa? Hari ini Mas libur kerja kan? Apa nggak bisa Mas yang suapin ibu makan?" tanya Andin sembari membuka lemari pakaian lalu memilah-milih baju. Lho, memangnya ia mau ke mana? Biasanya di rumah juga cuma dasteran. Tapi kenapa sudah dasteran kok masih mencari baju yang lain lagi?

"Mas yang suapin? Kan biasanya juga kamu yang nyuapin? Kok jadi mas?" Aku kembali mengernyitkan dahi menatap bingung istriku.

"Iya, itu kan kalau mas kerja. Kalau mas libur, apa salahnya gantian? Toh, itu ibu mas sendiri kan? Aku mau jalan sekali-kali Mas, suntuk di rumah terus. Hidup kan harus seimbang. Ada saat capek ada saatnya refreshing. Lagipula sudah lama aku nggak keluar. Pengen beli baju, Mas," ucap Andin sembari mengambil selembar gamis dan mematutnya di depan cermin.

Gamis itu seingatku dibelinya dua tahun yang lalu saat hendak lebaran. Masih terlihat baru karena memang jarang dipakai. Meski harganya tidak mahal, tetapi karena jarang dipakai jadi masih terlihat bagus. Lalu untuk apa lagi Andin ingin beli baju baru kalau yang lama juga masih bagus?  

"Tapi, mas juga mau keluar, Din. Mas ada janji sama rekan bisnis, ada tender yang mau dibicarakan siang ini. Kamu aja urus ibu, ya?" kelitku beralasan supaya Andin batal keluar sehingga acara jalan-jalanku bersama Mila tidak terancam gagal.

Namun, melihat ekspresi datar wajah Andin, aku terpaksa menelan ludah. Aku tahu watak istriku yang tidak banyak bicara dan tidak banyak permintaan ini. Namun, jika ia sudah punya keinginan, pantang ditolak. Kalau tidak, bisa sebulanan ia ngambek hingga bisa-bisa ibu terlantar karena Andin tak mau lagi mengurus beliau.

"Setiap hari Mas keluar, sedangkan aku? Coba Mas hitung dalam satu tahun ini pernah nggak aku keluar dan ninggalin ibu sendirian? Aku juga manusia biasa, Mas. Punya rasa capek dan lelah. Pengen refreshing sekali-kali. Aku sudah berusaha menjadi istri dan menantu yang baik di rumah ini. Tapi, kalau Mas nggak puas juga silahkan Mas cari yang lain. Aku nggak masalah dan nggak keberatan sama sekali kok," ujarnya datar lalu tanpa menghiraukan protes dariku, Andin membuka dasternya dan menggantinya dengan gamis di tangannya.

Mendengar perkataannya, aku hanya bisa menutup mulut dengan rasa kaget yang tidak bisa kusembunyikan. Andin, ada apa dengan istriku itu hingga tiba-tiba sikapnya berubah dingin dan ketus seperti ini???

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Isabella
ketahuan kali
goodnovel comment avatar
Winangsi Rahim
semangat andin,, mas al menunggumu.... .........
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
hempaskan andin gak berguna juga
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 148

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 147

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 146

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 145

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 144

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 143

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status