Share

Bab 16

Author: Celine
Ya, aku diterima bekerja, tapi bukan di Departemen Bedah Saraf Mogowa, melainkan di Departemen Anestesi.

Kabar gembira itu datang terlalu tiba-tiba, sesaat aku tidak tahu apakah harus merasa bersyukur atau menyesal.

Siapa yang mengira, bahwa aku yang selalu meraih peringkat pertama dalam jurusan bedah saraf setiap tahun, akhirnya justru masuk ke Mogowa karena mata kuliah pilihan anestesiologi.

Sementara nama Zelda, tertera jelas di bawah Departemen Bedah Saraf.

Bersama dia, satu lagi lulusan magister dari Fakultas Kedokteran lain juga diterima.

Dari dua kuota tersebut, tidak ada namaku.

"Kalau begitu, kita tetapkan saja, ya." Suara Nyonya Larasati di ujung telepon masih terus mengoceh, "Pertunjukan sebagus ini, kursi penontonnya harus penuh. Biar Ibu yang atur."

Aku tentu tahu Nyonya Larasati tidak sekadar bercanda, segera aku menyela, "Jangan buru-buru, biarkan aku ... memikirkannya dulu."

Nyonya Larasati menangkap keraguan dalam suaraku, nadanya langsung tidak senang, "Jangan-jangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Wati Mulyati
biasanya masuk kerja tanpa nilai akan susah nantinya apalgi dari hasil contekan
goodnovel comment avatar
Mella Dmd
keparat jg ya si ardi
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
perempuan JALANG LO Zelda masuk JALUR LONTEK juga
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 286

    Meskipun aku sudah menduga hasilnya bakal seperti ini, saat mendengar kabar ini, aku tetap saja merasa terpukul.Aku bersiap langsung pergi menemui Ardi.Tanpa memberi tahu Rian dan Bu Ratna.Saat tiba di Departemen Bedah Saraf, aku baru tahu Ardi sudah pulang kerja."Ardi sudah pergi makan malam bersama Zelda," ucap Jessy. Dia melihatku dengan kepala terangkat tinggi, sambil tersenyum melanjutkan, "Mungkin, sekarang mereka sudah berada di tempat parkir mobil."Aku segera mengeluarkan ponselku dan menelepon Ardi, tetapi tidak diangkat.Aku pun tergesa-gesa turun ke bawah. Saat sampai di bawah, kebetulan aku melihat mobil Mercedes Ardi melaju tidak jauh. Lalu aku teringat ucapan Dokter Hendra yang mengatakan 48 jam, kemudian aku melirik jam tanganku. Dengan nekat, aku menghadang mobil Ardi yang sedang melaju itu.Aku menghentikan mobil Ardi pas di arah pintu keluar parkir.Pria itu pun dengan cepat mengerem mobil, membuka pintu dengan jengkel, lalu melangkah cepat dan berdiri di hadapan

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 285

    “Tapi kalian juga tahu, saat ini aku yang bertanggung jawab atas pasien ini. Dokter Ardi juga sangat sibuk, dia belum tentu punya waktu.” Sebelum pergi, Dokter Hendra berbaik hati mengingatkan, “Selain itu, pada kasus serupa di luar negeri itu, pasien menjalankan operasi ketiga kalinya dalam waktu 48 jam setelah operasi kedua. Jadi, kalau kalian ingin mencoba ambil kesempatan, kalian harus cepat."Waktu 48 jam, itu berarti waktu yang diberikan pada kami sebagai keluarga pasien sudah kurang dari satu hari. Dengan kata lain, kalau kami ingin meminta bantuan Ardi. Kami harus mendapatkan persetujuan darinya pada hari ini juga.Saat Nyonya Larasati menyadari hal ini, dia langsung memukul dadanya dan menghentakkan kakinya. Setelah itu, dia menggenggam tanganku dan berkata dengan panik, “Raisa, menurutmu, apakah Ardi akan setuju menolong pamanmu? Raisa, ini semua salahku, aku tidak seharusnya pergi ke kediaman keluarga Wijaya …. Aku ….”“Bu,” aku langsung menyela ucapannya dan menenangkanny

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 284

    Aku tahu, semua ini berkat bantuan Rian.Aku berhutang budi lagi padanya.Namun Rian tidak berpikir seperti itu, dia berkata, “Itu semua berkat paman yang berhati mulia. Melihat adanya ketidakadilan, dia langsung ingin membantu. Kami hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan institusi, aku sama sekali tidak membantu apa-apa.”Ucapan Rian membuat aku tidak bisa berkata apa-apa.Aku tahu, Rian sedang mencari cara untuk menyelamatkan mukaku.Aku hanya bisa mengingat kebaikannya dalam hati.Ketika semua urusan di rumah sakit selesai diurus, kepala perawat tiba-tiba menelepon.“Raisa, kamu ada di mana? Bisakah kamu segera kembali ke rumah sakit?”Suara kepala perawat tersebut terdengar sangat panik.Aku menduga pasti telah terjadi sesuatu, karena itu aku pun bertanya dengan gugup, “Apakah kondisi pamanku terjadi komplikasi?”“Bukan,” jawab Kepala Perawat tersebut dengan nada pelan. Dengan pasrah, dia berkata, “Tadi, Dokter Hendra inspeksi ke bangsal dan memberi tahu kondisi Pak Andrew.

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 283

    Singkat kata, Ardi mengejek aku dan Nyonya Larasati. Dia juga menghina Hasan yang masih dalam pemulihan di rumah sakit dengan sikapnya yang angkuh.Namun, dia melakukan semua ini, atas dasar apa?Apa hanya karena dia itu berasal dari keluarga kaya di Nowa? Akan tetapi, apa hubungan kekayaannya itu dengan kami?Apalagi saat ini kami sudah mau bercerai.Hari ini, dia bisa datang pagi-pagi demi menyelesaikan urusan Hasan, aku merasa sangat berterima kasih. Namun, itu bukan berarti dia bisa menginjak harga diriku seperti yang selama ini dia lakukan.Memikirkan hal ini, aku menatap Ardi dan berkata dengan nada tidak merendah sedikit pun, “Dokter Ardi terlalu berlebihan. Kita sudah mau bercerai, jadi baik terhadap internal maupun eksternal, tolong panggilan Ayah Mertua diganti menjadi Pak Hasan saja, sama seperti yang lain, agar tidak menimbulkan masalah yang nggak perlu.”Aku berhenti sejenak untuk memastikan nada bicaraku tetap tenang, lalu kembali melanjutkan, “Selain itu, dokter Ardi jug

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 282

    Sepuluh menit kemudian, kami sudah sampai di kamar suite di lantai paling atas. Tempat ini jauh lebih luas dari yang aku bayangkan. Di dalam ruangan juga terdapat berbagai jenis tanaman hijau. Sinar matahari masuk melalui jendela kaca yang menjulang dari langit sampai kaki lantai. Suasana di sini membuat orang merasa nyaman dan bersemangat hidup.Kesan pertamaku terhadap tempat ini, bersih dan luas. Dalam ruangan ini juga disediakan kursi sofa dan meja kecil buat anggota keluarga pasien yang datang membesuk.Di sini juga terdapat perawat intensif.Konon katanya para perawat di sini memiliki sertifikat perawat senior. Mereka lebih profesional dan lebih teliti dalam merawat pasien.Setelah mengunjungi seluruh kamar suite di sini, aku memiliki kesan kalau para pasien di sini bukan sedang menjalani terapi penyembuhan, melainkan sedang berlibur.Setelah Manager Frandy selesai memperkenalkan fasilitas yang ada di sini, dengan sopan dia berkata, “Kira-kira seperti ini keadaan di sini. Kalau m

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 281

    Tiga pasang mata saling memandang satu sama lain. Saat Ardi melirik ke belakangku, aku melihat ekspresi terkejut melintas di mata Ardi yang biasanya terlihat tenang. Akan tetapi itu hanya sekilas saja, lalu sorotan matanya yang terkejut itu langsung berubah mengejek. Sedangkan Rian yang berdiri di belakangku juga tidak menyangka bisa bertemu Ardi pada jam segini. Dia melangkah ke depan dan berkata, "Ardi, ternyata memang kamu?" Kenapa kamu bisa berada di sini? Ardi tidak segera menjawab, matanya yang dingin itu tertuju pada wajahku lagi. Dengan santai, dia berkata, "Bukankah pertanyaan ini seharusnya kamu tanyakan pada Dokter Raisa?" Rian kebingungan lagi, dia menebak, "Ardi juga datang karena urusan paman, ya?" Ardi tetap tidak berbicara, tetapi sekujur tubuhnya memancarkan aura tidak terlihat yang membuat orang merasa sangat tertekan. Manajer Frandy juga menyadari kalau ada yang tidak beres, dia pun menyeka keringat di dahinya. Dengan panik, dia melangkah maju dan menjabat tang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status