Share

2. AMM! 2

Nampak suamiku belum menyadari bahwa kartu ATM yang selama ini selalu ia bawah kemana saja, karena tidak pernah tertinggal dari dalam dampetnya, namun kini telah berpindah tangan.

Sampai saat ini, ketika ia hendak berangkat bekerja, nampak sikapnya yang biasa-biasa saja, justru sangat ceria seperti habis menang undian.

Selepas ia berangkat ketempat kerjanya, tanpa sengaja ada yang menarik netra ini, sebuah benda pipih yang tergeletak diatas rak sepatu yang berada di sudut ruangan tamu. Karena penasaran tanpa pikir lama segera ku ambil, dan benar saja ada beberapa pesan masuk, yang tidak lain berasal dari komplotan keluarga benalu.

"[Gun, Minggu besok jangan lupa kamu datang kerumah ibu, sendiri saja, gak usah bawah anak sama istri kamu]" bunyi pesan pertama dari mbak Mila, kakaknya mas Guntur, sekaligus anak sulung dari ibu mertua, iya karena bapak mertua telah lebih dahulu meninggal, bahkan sebelum aku menjadi menantu di keluarga tersebut.

"[Gun, Minggu besok pulang, jangan lupa janji kamu kemaren]" bunyi pesan kedua, yang ternyata dari ibu mertua.

Aku mengerutkan dahi ketika membaca pesan dari ibu mertua, dan janji apa yang diberikan oleh mas Guntur pada ibu mertuanya tersebut.

Awas saja, kita lihat saja nanti. Apa yang sudah ia janjikan kepada ibunya tersebut. Haruskah itu ia sembunyikan dari aku, istrinya. Ataukah ini pula ada kaitannya dengan terkurasnya uang yang ada di kartu ATM milikku.

Terlintas dibenakku, apa baiknya aku cetakkan kembali buku tabungan milikku tersebut. Yang aku tahu melalui buku tabungan yang dicetak kita bisa mengetahui keluar masuknya uang yang ada di sana, tetmaduk juga tanggalnya.

Setelah menimbang-nimbang ide tersebut. Baiknya aku lakukan saja tinggal menunggu waktu yang pas, waktu Linggar ketika tidak berbenturan dengan waktu mengerjakan pesanan konsumen.

Segera ku letakkan kembali gawai itu pada tempatnya semula, sebelum si empunya menyadarinya dan mungkin saja berbalik arah dan kembali pulang untuk mengambilnya.

Ternyata suamiku selain lugu atau pintar sekali untuk dibodohi keluarga, ternyata ia juga seorang yang sembrono dan pelupa.

*

Setelah persiapanku mantap, segera aku melajukan motor yang tadi aku pinjam pada mbak Mamik tetangga sebelah rumah kontrakan dan untung saja beliau bersedia untuk aku mintai tolong menjaga Zaskia selama aku pergi untuk urusan yang sangat penting.

Setelah aku sampai pada tempat tujuanku, aku sampaikan keperluanku pada customer servis dari sebuah bank yang menjadi tempat di mana aku menyimpan tabunganku.

Aku utarakan niatku untuk mengganti nomer pin, juga membuat buku tabungan yang baru serta mencetakkan buku tabungan yang lama. Tidak sebentar memang perlu antri beberapa nomer yang ada di depanku. Untung saja aku tidak terlalu siang sehingga bisa mendapatkan nomer antrian yang tidak terlalu jauh.

Sebenarnya mas Guntur sudah memiliki kartu ATM sendiri dari tempatnya bekerja. Karena melaui ATM tersebut suamiku menerima upahnya dari tempatnya bekerja.

Aku percayakan suamiku untuk menyimpankartu ATM milik bersama kami, karena tiap gajian pun mas Guntur selalu menyisihkan sebagian dari gajinya sebagai operator produksi di sebuah pabrik untuk kami tabung. Dan di ATM bersama itulah ia menyimpan uang tabungannya tersebut.

Selama lima tahun mengarungi bahtera rumah tangga, tak sekalipun suamiku itu memberi tahukan berapa besaran dari gaji yang diterimanya. Hanya saja ia selalu rutin memberiku dua juta setiap bulannya. Sebagian untuk ditabung, untuk ibunya, juga untuk pegangannya sendiri.

Setiap kali aku tanya berapa gaji yang ia peroleh tiap bulannya, dan jawaban yang aku dapat selalu sama. "Itu urusan laki-laki, pokok aku kasih kamu uang belanja tiap bulannya!" seperti itu jawaban yang selalu aku dapatkan.

Mas Guntur cenderung tertutup untuk urusan gaji ada istrinya.

*

Selesai mengurusi kepentingan ku itu, segera aku menuju rumah, menggembalikan motor, dan menggambil Zaskia, tak lupa aku memberikan sedikit oleh-oleh sebagai tanda terimakasih pada mbak Mamik.

Sebelum mas Guntur menyadari dan pulang ke rumah, lebih baik segera aku meletakkan kartu ATM itu pada posisi seolah-olah terjatuh dari dalam dompetnya.

*

Benar saja dugaanku, ternyata deru suara motor milik mas Guntur sudah berada di halaman.

"Loh, mas, jam segini kok sudah pulang?" tanyaku basa-basi.

Aku mengekor dibelakang suamiku. Untung saja pesanan makan untuk hari ini masih kosong, sehingga aku bisa segera mengurusi tentang tabungan yang raib entah kemana. Dan sebagai bukti, tak lupa aku mencetakkan buku tabungan ku tersebut, guna mengetahui detailnya.

"Iya, ada yang kelupaan." Jawabnya.

Sambil terus berjalan dengan tergesa-gesa menuju kamar kami, dia membuka lemari tempat dimana ia biasa meletakkan dompetnya.

"Kamu nyari apa, mas?"

"Anu--Hp sama ATM mas ketinggalan." ucapnya sambil celingukan dan membolak-balikan baju yang telah aku tata rapi di rak lemari.

"Kamu lupa kali narohnya." ucapku, dengan sedikit berakting peduli dan ikut mencari. "Ini apa, mas." ku tunjukkan kartu tersebut yang terselip diantara tumpukan celana dalamnya.

"Oh, iya, mas ngak kelihatan nyelip disitu." jawabnya sambil nyengir. "HP-nya sudah ketemu belum?" tanyaku.

"Belum, masih mau mas cari, mas lupa naroh tadi pagi."

Setelah menemukan apa yang di cari, bergesas ia kembali ke tempatnya bekerja.

Ada yang sedikit mencubit hati ini, ternyata yang ia dan keluarganya perlukan saja yang diingatnya.

Ku kira selain keperluan mencari barangnya yang tertinggal, ia juga akan menghampiri putrinya yang sudah tertidur atau menanyakan tentang putrinya.

*

Hari Minggu pun tiba, seperti pesan yang telah dikirimkan oleh ibu mertua dan kakaknya, selepas menjalankan kewajibannya, suamiku buru-buru untuk bersiap, dan ketika aku tanya mau kemana dan ada urusan apa jawaban mengecewakan yang aku dapat.

Dia beralasan bahwa hari Minggu ini, ia ada kerja lembur.

Tak ingin membuatnya menaruh curiga karena aku juga, telah membaca pesan yang dikirimkan di hpnya tersebut.

Selepas kepergian suamiku kerumah ibunya, aku menyibukkan diri dengan mempersiapkan bahan-bahan untuk pesanan hari esok, karena sebelumnya aku sudah meminta tolong pada mbak Tatik, seseorang yang biasa aku mintai bantuan untuk membantuku mempersiapkan orderan makanan yang dari para pelanggan.

Terbesit oleh ku untuk menyadap HP yang selalu digunakannya untuk berhubungan dengan keluarganya.

Ingin mengetahui seperti apa kelakuan keluarga suamiku dibelakang ku, yang dengan tega memanfaatkan kebaikannya.

Ataukah aku yang salah melangkah hingga terjebak di kandang serigala yang berbulu domba.

*

Mengingat kejadian di waktu yang lalu.

Bagaimana aku bisa mengetahui bagaimana aslinya tabiat mereka.

Masih membekas di ingatan, ketika awal-awal aku tinggal bersama mereka sewaktu aku hamil Zaskia.

Bagaimana tidak, ibu mertua menuduhku tanpa bukti telah mencuri makanan yang kita dapatkan dari hajatan salah satu dari saudara mertua, betapa perih tuduhan tersebut yang jelas-jelas mbak Mila-lah, anak selungnya yang sudah mengambil bagianku, dan itupun telah diketahui oleh bulek Sri, yang merupakan adik kandung dari ibu mertua.

Bukan hanya itu, seorang ibu yang tega mengadu domba anaknya sendiri, dengan menuduhku telah menelantarkan dan tidak merawat nya sewaktu dia sakit serta menuduhku yang katanya aku tidak memberinya makan. Suamiku tanpa bertanya padaku, ia memarahiku dengan mengatakan menyesal telah menjadikanku istrinya, tetapi untung saja kejadian tersebut diketahui oleh bulek Sri, yang mana tempat tinggalnya adalah berada bersebelahan dengan rumah ibu mertua. Beliau mengatakan pada suami ku jika semua yang diadukan ibunya itu tidak benar adanya, justru ibunya-lah yang membuang-buang makanan.

*

Tak ingin terpuruk dalam rasa sakit dari masa lalu.

Aku sebagai istri ingin meluruskan kewajiban suamiku sebagai anak terhadap ibunya, juga sebagai seorang suami kepada istrinya.

Aku masih berharap suamiku tersebut masih bisa menyadari akan perbuatannya itu.

Jika memang pilihannya adalah tetap maka pilihan untuk mundur yang akan aku pilih.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
siti aisah
kalau aku mah mending kasih pelajaran tuh suami sama keluarga nya biar kapok pelajaran yang akan membuat mereka menyesal dan malu
goodnovel comment avatar
Carica Trimayasari
sumpah cerita nya mirip banget ama awal2 pernikahan ku, tp alhamdulillah udh misah rumah tp ya gitu kalo udh sifat dan tabiat susah hilangnya ampe skrg mereka mah ngerecokin
goodnovel comment avatar
dianrahmat
just info sekalian koreksi ya thor arti BAWA dalam KBBI memegang atau mengangkat sesuatu sambil berjalan atau bergerak dari satu.... Contoh: ia bawa oleh-oleh untuk adiknya. Tulisannya BAWA tanpa H. Jangan remehkan perbedaan 1 huruf, krn akan berbeda arti.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status