Share

Aku dan [D]ia
Aku dan [D]ia
Penulis: Kamunyakamu

Chapter 1 Perkenalan

Kisah ini berawal pada lima tahun yang lalu, sebelum aku mengenalnya. Pada saat itu aku hanyalah mahasiswi baru yang tak memiliki teman yang akan melakukan ospek di sebuah kampus swasta. Aku baru saja turun dari angkutan umum, maklum aku tidak memiliki kendaraan pribadi karena aku tidak bisa menggunakannya. Bahkan sepertinya aku tidak berniat juga belajar menggunakan kendaraan sendiri rasanya kecemasan ku lebih besar dibandingkan keinginan ku.

Pada saat aku menyebrang jalan menuju gerbang kampus kebetulan sekali ada seorang perempuan yang ikut menyebrang dengan ku. Dia menggunakan pakaian putih rok hitam seperti yang aku pakai yang menandakan bahwa dia adalah mahasiswi baru seperti ku. Dia tersenyum pada ku sebagai tanda bahwa dia jenis orang yang ramah.

“Hai, mahasiswa baru juga ya?” tanyanya setelah kami berada didepan gerbang kampus sembari tersenyum manis.

“Iya, kamu juga?” jawabku.

“Sama aku juga, aku Riana. Nama kamu siapa?” tanyanya antusias sembari mengulurkan tangan.

“Aku Diza” jawabku sembari membalas uluran tangannya dengan senyuman yang kaku.

Dari perkenalan itu, dia mengajak ku mengobrol bahkan dia juga memperkenalkan temannya yang sama kuliah disana kepada ku. Sampai masa ospek selesai kami menjadi cukup dekat aku selalu diajak olehnya hangout bareng dengan teman – temannya. Hanya saja aku belum bisa terbuka padanya, aku hanya bisa merespon obrolannya saja.

***

Awal perkuliahan pun berjalan dengan lancar tanpa ada masalah, begitu pula dengan pekerjaan ku. Ya, aku kuliah sambil bekerja. Bukan pekerjaan berat hanya seorang tutor pendamping di sekolah PAUD. Pekerjaan ku selesai jam 10 pagi paling lambat jam 12 siang, jadi sehabis kerja aku bisa berangkat kuliah. Kalau ada jadwal kelas pagi di kampus aku bisa izin kepada kepala sekolah. Beruntungnya aku memiliki kepala sekolah yang pengertian.

Sekitar 3 bulan berkuliah aku baru melihatnya, dia satu kelas dengan ku. Di kampus ku satu kelas berarti satu angkatan dengan jurusan yang sama, dan aku baru melihatnya, betapa tidak perhatiannya aku pada lingkungan sekitar.

Saat itu di kelas, dosen sedang menjelaskan materi mengenai bela negara. Aku melihat kondisi luar kelas dari kaca jendela seberang, namun ketika mata ku akan kembali memperhatikan dosen mata ku menangkap wajah seorang laki-laki yang juga melihatku. Dia duduk disamping ku. Dia memiliki sorot mata yang tajam. Kami berpandangan cukup lama tanpa senyum, lalu suara dosen yang cukup keras menyadarkan kami sehingga pandangan kami terputus dan fokus pada dosen.

Setelah kejadian saling berpandangan, aku tidak melihatnya lagi, lebih tepatnya saat itu aku tidak peduli. Pikir ku saat itu oh ternyata di kelas ku ada laki – laki yang cukup tampan hanya seperti itu. Aku tidak memiliki rasa penasaran sedikit pun padanya, di otak ku hanya jadilah lulusan dengan gelar cum laude. Padahal saat itu aku masih jadi mahasiswa semester pertama.

Kemudian perkenalan pun terjadi. Saat itu dosen bela negara memberikan tugas project pembuatan film sebagai ujian tengah semester. Project dilakukan secara berkelompok dengan beranggotakan 5 orang. Kelompok dibagi oleh dosen dan ditulis di papan tulis. Aku lihat aku satu kelompok dengan Furi, Airin, Anita, Emil, dan Dzaqi. Saat itu aku tidak tahu siapa Dzaqi hingga kemudian dosen menginstrusikan agar kami berdiskusi dengan kelompok masing – masing. Mengejutkan, Dzaqi adalah dia, laki – laki yang memandangku. Kejadian tersebut entah bisa disebut perkenalan atau tidak yang pasti kami tidak melakukan perkenalan layaknya orang lain.

***

Diskusi berjalan dengan lancar. Kami memutuskan setiap anggota membuat naskah cerita, kemudian pada diskusi selanjutnya kami akan memilih naskah mana yang bagus, pembagian peran, tempat syuting dan hal – hal lainnya. Kami semua benar – benar fokus dalam project termasuk aku meskipun Dzaqi duduk disamping ku. Namun, sebenarnya aku agak terganggu dengan aroma parfumnya karena itu aroma parfum favorit ku. Maksud ku aku menyukai aroma parfum tersebut bahkan sebelum mengenalnya, tapi tentu saja aku tidak menggunakannya karena aroma parfum tersebut hanya cocok untuk laki – laki.

Malapetaka datang setelah itu, entah kenapa wajahnya terus terbayang di kepala ku sampai aku tak bisa tidur. Apa aku terlalu sadis atau dramatis mengatakan kalau ini malapetaka? Entahlah aku hanya tidak menyukai situasi ini. Aku sudah pernah jatuh cinta tapi rasanya perasaan ini sangat baru untukku. Aku tidak pernah mengalami hal yang seperti ini. Sosoknya terus ada dalam pikiran ku padahal aku sama sekali tidak ada niatan untuk memikirkannya. Aku takut kalau sebenarnya aku jatuh cinta padanya padahal aku baru melihatnya dan aku takut hati ku patah seperti dulu. Cinta sepihak aku benci itu.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status