Главная / Romansa / Aku dan [D]ia / Chapter 1 Perkenalan

Share

Aku dan [D]ia
Aku dan [D]ia
Автор: Kamunyakamu

Chapter 1 Perkenalan

Aвтор: Kamunyakamu
last update Последнее обновление: 2021-09-22 19:54:52

Kisah ini berawal pada lima tahun yang lalu, sebelum aku mengenalnya. Pada saat itu aku hanyalah mahasiswi baru yang tak memiliki teman yang akan melakukan ospek di sebuah kampus swasta. Aku baru saja turun dari angkutan umum, maklum aku tidak memiliki kendaraan pribadi karena aku tidak bisa menggunakannya. Bahkan sepertinya aku tidak berniat juga belajar menggunakan kendaraan sendiri rasanya kecemasan ku lebih besar dibandingkan keinginan ku.

Pada saat aku menyebrang jalan menuju gerbang kampus kebetulan sekali ada seorang perempuan yang ikut menyebrang dengan ku. Dia menggunakan pakaian putih rok hitam seperti yang aku pakai yang menandakan bahwa dia adalah mahasiswi baru seperti ku. Dia tersenyum pada ku sebagai tanda bahwa dia jenis orang yang ramah.

“Hai, mahasiswa baru juga ya?” tanyanya setelah kami berada didepan gerbang kampus sembari tersenyum manis.

“Iya, kamu juga?” jawabku.

“Sama aku juga, aku Riana. Nama kamu siapa?” tanyanya antusias sembari mengulurkan tangan.

“Aku Diza” jawabku sembari membalas uluran tangannya dengan senyuman yang kaku.

Dari perkenalan itu, dia mengajak ku mengobrol bahkan dia juga memperkenalkan temannya yang sama kuliah disana kepada ku. Sampai masa ospek selesai kami menjadi cukup dekat aku selalu diajak olehnya hangout bareng dengan teman – temannya. Hanya saja aku belum bisa terbuka padanya, aku hanya bisa merespon obrolannya saja.

***

Awal perkuliahan pun berjalan dengan lancar tanpa ada masalah, begitu pula dengan pekerjaan ku. Ya, aku kuliah sambil bekerja. Bukan pekerjaan berat hanya seorang tutor pendamping di sekolah PAUD. Pekerjaan ku selesai jam 10 pagi paling lambat jam 12 siang, jadi sehabis kerja aku bisa berangkat kuliah. Kalau ada jadwal kelas pagi di kampus aku bisa izin kepada kepala sekolah. Beruntungnya aku memiliki kepala sekolah yang pengertian.

Sekitar 3 bulan berkuliah aku baru melihatnya, dia satu kelas dengan ku. Di kampus ku satu kelas berarti satu angkatan dengan jurusan yang sama, dan aku baru melihatnya, betapa tidak perhatiannya aku pada lingkungan sekitar.

Saat itu di kelas, dosen sedang menjelaskan materi mengenai bela negara. Aku melihat kondisi luar kelas dari kaca jendela seberang, namun ketika mata ku akan kembali memperhatikan dosen mata ku menangkap wajah seorang laki-laki yang juga melihatku. Dia duduk disamping ku. Dia memiliki sorot mata yang tajam. Kami berpandangan cukup lama tanpa senyum, lalu suara dosen yang cukup keras menyadarkan kami sehingga pandangan kami terputus dan fokus pada dosen.

Setelah kejadian saling berpandangan, aku tidak melihatnya lagi, lebih tepatnya saat itu aku tidak peduli. Pikir ku saat itu oh ternyata di kelas ku ada laki – laki yang cukup tampan hanya seperti itu. Aku tidak memiliki rasa penasaran sedikit pun padanya, di otak ku hanya jadilah lulusan dengan gelar cum laude. Padahal saat itu aku masih jadi mahasiswa semester pertama.

Kemudian perkenalan pun terjadi. Saat itu dosen bela negara memberikan tugas project pembuatan film sebagai ujian tengah semester. Project dilakukan secara berkelompok dengan beranggotakan 5 orang. Kelompok dibagi oleh dosen dan ditulis di papan tulis. Aku lihat aku satu kelompok dengan Furi, Airin, Anita, Emil, dan Dzaqi. Saat itu aku tidak tahu siapa Dzaqi hingga kemudian dosen menginstrusikan agar kami berdiskusi dengan kelompok masing – masing. Mengejutkan, Dzaqi adalah dia, laki – laki yang memandangku. Kejadian tersebut entah bisa disebut perkenalan atau tidak yang pasti kami tidak melakukan perkenalan layaknya orang lain.

***

Diskusi berjalan dengan lancar. Kami memutuskan setiap anggota membuat naskah cerita, kemudian pada diskusi selanjutnya kami akan memilih naskah mana yang bagus, pembagian peran, tempat syuting dan hal – hal lainnya. Kami semua benar – benar fokus dalam project termasuk aku meskipun Dzaqi duduk disamping ku. Namun, sebenarnya aku agak terganggu dengan aroma parfumnya karena itu aroma parfum favorit ku. Maksud ku aku menyukai aroma parfum tersebut bahkan sebelum mengenalnya, tapi tentu saja aku tidak menggunakannya karena aroma parfum tersebut hanya cocok untuk laki – laki.

Malapetaka datang setelah itu, entah kenapa wajahnya terus terbayang di kepala ku sampai aku tak bisa tidur. Apa aku terlalu sadis atau dramatis mengatakan kalau ini malapetaka? Entahlah aku hanya tidak menyukai situasi ini. Aku sudah pernah jatuh cinta tapi rasanya perasaan ini sangat baru untukku. Aku tidak pernah mengalami hal yang seperti ini. Sosoknya terus ada dalam pikiran ku padahal aku sama sekali tidak ada niatan untuk memikirkannya. Aku takut kalau sebenarnya aku jatuh cinta padanya padahal aku baru melihatnya dan aku takut hati ku patah seperti dulu. Cinta sepihak aku benci itu.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku dan [D]ia   Chapter 26 Bahagia

    Penjelasan Dzaqi telah membuka pikiran ku bahwa perasaan ku dulu bukan perasaan sepihak, hanya saja waktu tak membiarkan kita bersatu. Usai Dzaqi menjelaskan kesalahpahaman kita di coffee shop waktu itu, aku hanya menganggukkan kepala dan mengatakan bahwa aku telah paham sebagai tanggapan ku. Setelah itu, aku pergi meninggalkan dia di sana.Setelah pertemuan waktu itu, aku pikir aku tidak akan menemuinya lagi karena kesalahpahaman di antara kita telah selesai. Dia juga akan menikahi perempuan lain. Namun tiba – tiba saja aku dikejutkan dengan kehadiran dia di perusahaan penerbitan buku, di mana aku bekerja.“Aku benci kebetulan.” Ujar ku.“Gimana kalau sebenarnya kebetulan itu adalah takdir Tuhan?” tanya Karina saat itu.Aku hanya bisa diam menanggapinya.Hari pertama aku bekerja di sana. Dzaqi sudah mulai mendekati ku lagi. Bahkan dia ikut naik bus karena aku menolak dia mengantar ku pulang dengan mobilnya. Hari

  • Aku dan [D]ia   Chapter 25 Penjelasan 2

    Saat itu tentu saja aku memberi izin Dzaqi untuk memesan kopi terlebih dahulu. Sembari menunggu pesanannya, dia menjelaskan segalanya. Mulai dia yang memang mengaku tertarik dengan ku sejak pertama masuk kuliah. Saat itu aku bertanya bukannya dia sedang memiliki seorang pacar kala itu, dia langsung menjawab bahwa hubungan dia dengan pacarnya sudah renggang sebelum dia mengenal ku, katanya pacarnya selingkuh tapi dia belum memutuskan hubungan mereka karena pacarnya selalu mengelak membicarakan hal tersebut. Karena alasan itu juga dia sempat menjauhi ku dulu. Katanya dia tak ingin menjadi seperti pacarnya yang memiliki seorang pacar tapi di sisi lain menyukai orang lain. Saat itu dia sangat berusaha keras untuk tidak menyapa ku dan menatap ku.Hingga kejadian dia melihat ku di depan gedung konser musik membuat dia tak tahan untuk menghampiri ku. Dia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada ku saat itu. Lalu setelahnya dia menjauhi ku lagi karena hubun

  • Aku dan [D]ia   Chapter 24 Penjelasan 1

    Tak terasa sudah mau satu tahun aku bekerja menjadi editor. Pahit manis bekerja di sana pun sudah pernah aku rasakan. Rekan kerja yang solid menjadi salah satu alasan aku nyaman bekerja di sana, meskipun pada awal kerja aku sempat ingin mengundurkan diri. Bukan karena senioritas atau tindakan diskriminasi sebagainya, di sana justru tidak seperti itu, ya meskipun pasti ada saja orang yang terkadang membuat ku harus mengelus dada. Namun alasan keinginan untuk mengundurkan diri ku karena Dzaqi juga bekerja di sana.Aku tidak membayangkan akan bertemu dia di sana bahkan sebagai rekan kerja. Orang tuanya memiliki yayasan pendidikan yang perlu dia kelola sebagai penerus. Jadi ketika tiba-tiba dia ada di sebuah perusahaan penerbitan buku yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan usaha keluarganya membuat ku merasa heran. Tapi baru – baru ini aku mengetahuinya.Oh ya, aku perkenalkan inilah aku yang sekarang. Diza yang sedang bercerita den

  • Aku dan [D]ia   Chapter 23 Penjelasan

    Seminggu sebelum masuk kerja, aku berencana membeli pakaian kerja dengan ditemani Airin, sekalian beli kado untuk Furi. Sebab sepuluh hari lagi Furi akan menikah dengan laki – laki yang baru dia kenal 6 bulan yang lalu.Cinta memang tak memandang seberapa lama kita mengenalnya, seperti Furi dan pasangannya. Kata Furi, mereka sudah saling cocok dari awal pertemuan, ditambah calon suaminya selalu bisa membuatnya bahagia dan yang terpenting dia memperlakukan Furi dengan cinta yang tulus, jadi mereka memutuskan untuk segera meresmikan hubungan mereka dengan pernikahan. Aku dan Airin turut bahagia mendengar hal itu.Lanjut ke cerita aku yang akan belanja dengan Airin. Kala itu kami memutuskan untuk berbelanja ke sebuah mall dekat kampus kami. Salah satu tempat kami biasa hang out ketika masih berkuliah.Di sana cukup banyak pakaian yang ku beli. Sementara Airin hanya membeli kado untuk Furi, karena hari itu

  • Aku dan [D]ia   Chapter 22 Kembali

    Terkadang suatu hal yang tak ingin terjadi, Tuhan membuatnya terjadi. Seperti aku yang tak ingin bertemu kembali dengan Dzaqi. Aku merasa dunia sangat sempit padahal nyatanya luas kan? Karina, ternyata dia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Dzaqi. Bukan hubungan seperti Dzaqi dan Furi, lebih dari itu. Sungguh aku tak menyangka. Karina yang merupakan tempat aku menceritakan keresahan ku dan menceritakan kisah percintaan ku termasuk kisah ku dengan Dzaqi. Bagaimana mungkin? Ah aku lupa tak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Aku mengetahui hal itu karena aku melihat Dzaqi di rumah Karina. Jadi ceritanya begini, aku tak sengaja bertemu dengan Karina di minimarket. Dia akan beli camilan, katanya di rumahnya akan ada tamu. Aku menunggu dia belanja agar kami pulang bersama. Ketika aku akan melewati rumah Karina, aku melihat kumpulan ibu – ibu dan bapak – bapak di halaman rumah Karina. Salah satu dari mereka, aku mengenalinya. Awalnya aku tak perca

  • Aku dan [D]ia   Chapter 21 Lembaran Baru

    22 Agustus 2020, dinyatakan lulus sarjana 1 setelah melewati sidang skripsi dengan nilai IPK yang cukup memuaskan. Perasaan ku saat itu sangat lega dan bahagia karena akhirnya aku dapat menyelesaikan kuliah meskipun banyak sekali rintangan yang ku lalui. Dari mulai masalah tugas, pertemanan, kesehatan, hingga hati.Berbagai rintangan tersebut telah membentuk aku yang sekarang, Diza yang lebih dewasa. Diza yang lebih kuat. Luka hati ku yang dulu telah ku perban dan perlahan sembuh. Aku mulai menerima kekurangan diri ku juga. Aku rasa aku tak pantas dicintai orang lain jika aku belum mencintai diriku sendiri. Makanya aku sedang belajar hal itu dengan perlahan.Omong – omong soal Kak Ikmal, setelah pembicaraan di coffee shop dia tidak menghubungi ku lagi. Sebulan kemudian aku melihat dari sosial media Kak Ridwan kalau Kak Ikmal telah melangsungkan pernikahannya. Aku tidak diundang olehnya. Untuk hal itu aku mengerti dan memang leb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status