Share

23. Pagi yang Panas

21+

Tara sudah sibuk di dapur pukul lima shubuh, biasanya pukul empat dia sudah bangun lalu mandi dan memasak. Namun ada yang berbeda shubuh ini, ia terlambat bangun. Begitu juga suaminya, Erik. Untungnya Erik masih sempat mengejar shubuh di masjid. Meskipun setengah berlari agar tidak tertinggal rokaatnya.

"Tumben telat!" celetuk Pak Yunus sembari menyolek bahu Erik. Yang dicolek cuma mesem-mesem saja. Mereka berjalan bersisian sepulang dari masjid.

"Wanginya beda," celetuk Pak Yunus lagi, hidungnya membaui Erik

"Wangi belah perjaka! Hahahahaha," sahut Erik disambung gelak tawa keduanya.

"Alhamdulillah, akhirnya ... luaar biasa Apih!"  ledek Pak Yunus, sambil terus menyolek pundak Erik.

"Ceritain dong, dikit!" 

"Ck, kepo aja Pak, sama kayak reader." Erik terkekeh.

Mengabaikan Pak Yunus, yang sedari tadi memaksanya cerita. Erik berjalan sedikit lebi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Neng Onyon
fia=lambe turah.... hahahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status