Mata besar Binatang Ganas Pemburu berwarna biru cerah, saat ini terlihat agak takut dan penasaran.Fandy tidak berani bertindak gegabah. Selain khawatir akan membuat Binatang Ganas Pemburu ketakutan, dia juga ingin melihat apa yang akan dilakukan si kecil itu.Setelah terdiam selama beberapa menit, Binatang Ganas Pemburu mulai mendekati Fandy perlahan dan langsung menghampirinya.Mengapa dulu tidak sedekat ini padanya?Merasakan tatapan memohon dari sepasang mata bulat itu, Fandy merasa agak sulit untuk percaya dan mengambil daging panggang.Si kecil itu hampir meneteskan air liur, tetapi setelah melihat beberapa detik, ia memaksakan diri untuk mengalihkan pandangannya kembali ke Fandy."Hah? Daging panggang kesukaanmu pun nggak mau dimakan, malah menatapku?"Fandy tahu itu bukan karena pesonanya meningkat setelah menjadi Master Bela Diri. Mungkin karena ada barang bawaannya yang menarik perhatian Binatang Ganas Pemburu.Setelah mengambil beberapa barang, Binatang Ganas Pemburu tidak m
Siapa sangka Fandy hanya berdiri diam di udara sambil menatap semua orang yang hadir. Siapa lagi Fandy kalau bukan Master Bela Diri?Seorang Master Bela Diri tidak bisa terbang sudah menjadi fakta umum, tetapi memang bisa berdiri di udara. Saat ini belum ada keterampilan atau jurus rahasia yang diketahui bisa mencapai hal ini.Sehebat apa pun seorang seniman bela diri, paling jauh dia hanya bisa melayang ke udara dan menggunakan kekuatan udara sebentar. Namun hanya Master Bela Diri yang bisa berdiri di udara.Saat ini Fandy menikmati tatapan kagum dan hormat dari para warga Kota Luther dan merasa agak puas.Memang benar seperti yang Fandy duga sebelumnya. Setelah mencapai Alam Super Kesempurnaan dan menyerap bagian terakhir dari Tulang Naga Sejati, dia langsung mencapai tingkat seni bela diri tertinggi, yaitu Master Bela Diri.Pantas saja Fandy bisa menyerap Tulang Naga Sejati dengan begitu cepat, tetapi kali ini memakan waktu lebih dari dua hari dan dia bahkan disambar petir. Entah it
Setelah memastikan hal ini, masih ada tiga hari lagi sebelum malam bulan purnama. Fandy berencana untuk menyerap potongan terakhir Tulang Naga Sejati dulu. Dia tidak ingin sesuatu di luar dugaan terjadi lagi. Dengan kekuatan Fandy saat ini dan keberhasilan pembentukan tubuh jiwanya, tidak ada seorang pun di Kota Bela Diri yang bisa melawannya.Siang hari di hari ketiga, matahari bersinar sangat terang hingga membakar bumi.Sepasang pria paruh baya dan wanita diam-diam mendekati sebuah rumah."Kak, a ... aku masih merasa agak takut. Bagaimanapun, ini rumah penyihir."Wanita yang terlihat ketakutan itu ditegur oleh pria tersebut."Jangan takut! Penyihir itu nggak pernah muncul selama hampir dua tahun. Dia pasti sudah pergi. Siapa tahu ada harta atau keterampilan yang bisa kita temukan saat masuk. Coba pikirkan, bukan berarti barang yang nggak disukai penyihir itu nggak berguna bagi kita."Keberanian orang pasti akan meningkat saat dihadapkan pada keuntungan. Seolah telah memikirkan sesua
Saat ini pikiran Fandy benar-benar kosong. Takutnya kalau kepingan giok itu melayang seperti aliran cahaya, dia tidak akan sadar.Fandy benar-benar tercengang. Ternyata kepingan giok ini juga berisi Teknik Rahasia Bela Diri. Benar, itu adalah bagian selanjutnya dari Teknik Rahasia Bela Diri.Saat itu Fandy sempat memperhitungkan mengapa Teknik Rahasia Bela Diri meningkat tiga kali lipat dan mungkinkah ada lanjutannya? Sekarang semua itu menjadi kenyataan.Setelah terbangun, emosi Fandy bercampur aduk."Yang namanya bahaya menyertai di setiap kesempatan itu memang benar."Dengan kekuatannya saat ini, Fandy menguasai bagian dari Teknik Rahasia Bela Diri dalam waktu singkat dan meningkatkan kekuatan Teknik Rahasia Bela Diri menjadi empat kali lipat."Masih ada lanjutannya atau nggak? Kalau ada, seberapa mengerikan peningkatan kekuatan tempur begitu aku menguasai semuanya?"Setelah merenung sejenak, Fandy merasa sangat gembira lagi.Karena ternyata setelah mempelajari bagian dari Teknik Ra
Fandy tersenyum. Harus diakui kalau Aldous ini sangat sulit dihadapi. Orang ini bisa memastikan ada yang berbeda dari lawan tanpa tahu persis apa itu, tetapi malah memilih untuk melarikan diri tanpa ragu."Kamu pikir bisa lari?"Neon muncul lagi tepat di depan Aldous seolah telah melakukan teleportasi. Kecepatan ini baru luar biasa."Hah! Kukira apa itu. Benda ini nggak akan bisa menembus pelindungku. Apa aku salah?"Cahaya merah muncul lagi dan menyatu untuk menghalangi Neon. Sayangnya ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Ada sesuatu yang hancur dengan suara retakan. Neon telah menembus Aldous seolah tidak menimbulkan luka.Sebenarnya hanya Fandy yang baru saja tiba mengerti kalau Aldous telah tewas dan jiwanya langsung musnah.Bahkan tatapan orang itu tidak menunjukkan emosi apa pun karena semuanya terjadi begitu cepat dan tidak terduga.Tubuh jiwa Fandy baru berhasil terbentuk dan hanya bisa mengerahkan 30% kekuatan tempur Neon, namun telah menciptakan perbedaan yang begitu besa
Fandy benar-benar terdesak sampai tidak ada pilihan lain. Apakah nantinya akan dirasuki atau tidak bisa dipikirkan nanti, jadi meskipun tubuh jiwa belum terbentuk sempurna, dia terpaksa menggunakan Neon untuk membunuh Aldous.Kehebatan orang ini benar-benar di luar dugaannya.Tepat saat Fandy mengira semuanya akan berakhir, Aldous tiba-tiba terdiam. Cahaya merah muncul di sekeliling, lalu membentuk gumpalan seukuran mangkuk untuk menghalangi Neon yang berjarak beberapa sentimeter dari alisnya."Apa!?"Fandy benar-benar tercengang. Ini pertama kalinya dia melihat Neon dihadang oleh seorang seniman bela diri. Kalau tidak lihat sendiri, dia pasti mengira dirinya sedang bermimpi.Aldous mencibir."Kamu murid Master Medis, mana mungkin nggak berlatih Teknik Kultivasi Jiwa setelah mencapai tingkat kekuatan bela diri tertentu? Kamu pikir aku berani muncul untuk membunuhmu tanpa persiapan matang?"Ternyata Aldous memiliki senjata pelindung jiwa yang seharusnya mirip dengan Perisai Tak Terbatas