Share

Alunan Cinta
Alunan Cinta
Penulis: Theresia YS

1. Hari Pertama Kerja

Suara riuh dari Workshop PT. BIMA membahana menyambut kedatangan Adara  dan Aqilla bahkan suara riuh itu mampu mengalahkan deru suara mesin Haul Truck yang sedang di uji coba.

Hari ini adalah hari pertama Adara bekerja, namun ia tak menyangka bila ia harus bekerja di lingkungan kaum Adam yang mempesona tepatnya Workshop, dimana ratusan mekanik berkumpul di situ.

Entahlah ... apakah Adara harus bersyukur atau harus menangis dengan kenyataan yang ada sekarang? Di satu sisi ia sangat bahagia dan merasa beruntung bekerja dilingkungan yang dipenuhi lelaki tampan, siapa tahu ada salah satu dari mereka yang bisa mencoret wajah Faris dari ingatannya. Tapi di satu sisi ia merasa takut, takut kalau mereka tak bisa menerimanya dan hanya memanfaatkan ia saja sama halnya seperti Faris.

Adara dan Aqilla melangkahkan kedua kakinya dengan tenang menaiki tangga menuju lantai kedua, melewati ruangan pertama yang merupakan toilet dan masuk ke ruangan yang kedua. Di ruangan itu mereka bertemu kembali dengan gadis manis dan  mungil saat pertama merekea interview namun ternyata gadis itu sangat  judes dan cuek.

"Sabrina, panggil saja saya mbak Orien." Ucapnya datar sembari menyerahkan berkas pada Adara dan Aqilla untuk diisi beberapa data dari mereka berdua.

"Adara." 

Jawab Adara sambil menyodorkan tangan gempalnya untuk bersalaman namun Orien  hanya menoleh sekilas lalu kembali menatap komputer yang ada di depannya.

"Oh, Tuhan. Makhluk apa yang ada di depanku ini," batin Adara.

Aqilla menatap Adara dengan tatapan mengolok dan menahan tawa. Rasanya ingin Adara terkam Aqilla saat itu juga. Setelah selesai mengisi data-data yang diperlukan, Mbak Orien mengajak mereka berdua  berkeliling untuk mengenalkan area kerja dan para karyawan yang ada di tempat itu.

"Ini adalah ruangan Admin Plant, yang ini Mas Andi dan Ferdi mereka Operator Radio di sini sedangkan saya  Admin Plant sama seperti kalian berdua. Di sini ruangan  khusus untuk kita berlima sebenarnya masih ada satu Operator Radio lagi cuma dia lagi shift malam, ntar kalau dia shift siang pasti ketemu," terang Mbak Orien.

Andi dan Ferdi tersenyum ramah pada Adara dan Aqilla, setelah mereka berkenalan Mbak Orien mengajak Adara dan Aqilla untuk keluar ruangan.

"Yang di sana atau ruangan pertama itu toilet, dan ruangan yang ketiga ini adalah ruangan khusus untuk para Supervisor dan Planner," terang Mbak Orien lagi.

Mbak Orien mengetuk pintu diruangan ketiga itu sebelum membukanya, setelah itu ia memperkenalkan kedua karyawam baru tersebut kepada Planner dan Supervisor yang ada di ruangan tersebut. Di ruangan itu ternyata ada Pak Mondy, Planner yang menginterview mereka saat tes kemarin dan beliau menyapa Adara dan Aqilla dengan ramah.

Berikutnya Mbak Orien membawa Adara dan Aqilla ke ruangan yang berada di sebelah ruangan Planner, ruangan tersebut merupakan ruang arsip, terakhir adalah ruangan Kepala Bagian Planner namun saat ini beliau sedang cuti jadi mereka tak sempat bertemu dengan beliau.

Adara berpikir semua ini sudah selesai, namun ternyata ia salah besar. Mbak Orien justru membawa mereka turun ke bawah dan berjalan di tengah-tengah workshop melewati para pekerja yang seratus persen adalah kaum lelaki. Sedetik kemudian kegaduhan pun mulai terjadi siulan nakal dan teriakan-teriakan nakal menggoda mulai menggema. Saat ini, Adara merasa sedang  berjalan di atas gunung berapi yang sedang erupsi, panas dan menyesakan dada.

Bangunan yang berhadapan dengan kantor mereka adalah kantor untuk subkontraktor dari PT. TRACKON di bagian bawah sedangkan di bagian atas adalah ruangan Training untuk Mekanik PT. BIMA  dengan Pak Mardi sebagai Trainernya.

Selesai berkeliling mereka kembali ke ruangan Admin Plant, selang beberapa detik kemudian Pak Mondy masuk ke dalam ruangan.

"Halo, anak-anakku semua ... gimana udah kenalan sama situasi di sini?" sapanya.

"Sudah Pak," jawab Adara dan Aqilla.

"Oke. Sekarang Bapak bagi job untuk kalian berdua, Aqilla kamu duet sama Mbak Orien bantuin semua tugas-tugasnya dia dan kamu Adara, kamu bertugas jadi Admin Planner bantuin semua tugas Planner, ya. Untuk job desknya bisa kalian liat di sini." Ucapnya sembari menyerahkan sebuah berkas pada Aqilla dan Adara.

Kali ini wajah Aqilla nampak memelas menoleh ke arah Adara, Adara pun membalas tatapannya dengan wajah mengejek penuh kemenangan.

"Siap Pak," jawab mereka berdua setelah saling pandang.

"Oke, silahkan dipelajari kalau belum paham kalian bisa tanya-tanya sama Mbak Orien dan yang lainnya," ucapnya sebelum pergi meninggalkan mereka kembali ke ruangannya.

"Baik Pak," jawab mereka lagi.

Waktu terasa berjalan sangat lambat, tak ada yang Adara dan Aqilla kerjakan dihari pertama bekerja selain membaca job desk mereka masing-masing. Waktu menunjukkan pukul lima, Mbak Orien bersiap-siap setelah itu ia berdiri.

"Ayo waktunya pulang, kita admin pulang jam lima sore."

Adara dan Aqilla bergegas berlari mengejar Mbak Orien yang sudah keluar meninggalkan mereka.

"Astaga! Kenapa nggak ngasih tahu dari tadi, kampr*t!" rutuk Adara dalam hati.

Mereka berdua bergegas menaiki bis jemputan karyawan, Bis yang mereka tumpangi menuju ke arah Departemen Tyer di sana bis ini berhenti untuk menjemput Mbak Via admin Tyer, lalu setelah itu berhenti di Departemen Logistik di sana ada Mbak Nia dan Mbak Sari admin dari Departemen Logistik. Terakhir bis menuju Big Office di sana banyak admin-admin cantik lainnya dari berbagai Departemen.

Bis kemudian melaju di atas jalan tambang yang berdebu dan berbatu melewati hutan selama tiga puluh menit setelah itu barulah keluar menuju jalan poros. Lima belas menit melewati jalan Poros Samarinda Melak bis tiba di kampung Muara Tae setelah itu barulah bis tiba di kampung Kem Baru tempat tinggal untuk para karyawan.

Adara mengekos di samping Mita sepupunya, Adara memang memilih untuk tinggal sendiri karena ia tak terbiasa untuk tinggal dengan orang lain. Beberapa hari kemudian Mita pindah ke Sanga-Sanga karena ia ditugaskan disana.

Adara dan Aqilla bertemu saat mereka sedang interview kerja lalu berlanjut lagi saat MCU dan kini mereka sama-sama bekerja menjadi Admin Plant di Workshop PT. BIMA.

Adara gadis biasa yang berasal dari Tenggarong Kutai Kartanegara mengadu nasib di pedalaman Kalimantan yaitu Kem Baru ia baru saja diterima bekerja di salah satu perusahaan yang ada di sana.  Sementara Aqilla seorang gadis manis berwajah oriental namun nyatanya setetes darah Chinese tak mengalir di dalam darahnya, ia justru terlahir dari keturunan Dayak dan Kutai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status