Share

Bab 14

"Mama suruh berdoa pada Allah, minta keajaiban, biar bisa merawat kamu hingga besar," ucapku sambil nyolek dagu Anggi.

Kemudian, Maya menarik lengan anaknya. Lalu memberikan sarat untuk diam. Jarinya terlihat menutup mulut Anggi seraya tak menyukai anaknya bicara denganku.

"Emm, Ara, Bu Kenny, kami permisi dulu, nanti kapan-kapan saya boleh main ya," ucap Bu Dwi tapi tangannya ditepuk oleh Maya.

"Mah, jangan aneh-aneh deh," celetuk Maya.

Mereka pergi, begitu juga dengan Mas Haviz, ia tidak banyak bicara di hadapanku dan mama, sepertinya memang masih ada satu hal yang belum diutarakan oleh ibunya Maya. Sampai detik ini pun kami masih bertanya-tanya, sebenarnya apa yang ingin dibicarakan Bu Dwi? Apa Mas Haviz tahu apa yang ingin disampaikan ibundanya Maya?

"Sudah yuk!" ajak mamaku mencari hotel untuk kami berteduh.

Setibanya di hotel, aku merebahkan tubuh ini, sedangkan mama beberes baju dan meletakkannya di lemari. Kami berdua sempat kepikiran dengan Mas Haviz dan Maya, sebenarnya ad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status