Home / Rumah Tangga / Anak Untuk Suamiku / Hasil Hubungan Gelap

Share

Hasil Hubungan Gelap

Author: Cristi Rottie
last update Last Updated: 2022-03-23 02:42:26

“Kau boleh keluar sekarang!” Ucapan Jeceline yang begitu kuat bersamaan dengan munculnya Hillary yang keluar dari balik dinding pemisah ruangan.

Jeceline terdiam, memperhatikan bagaimana reaksi Kevin begitu melihat Hillary dalam keadaan perut mulai membesar.

Manik hitam Kevin membesar dan terpaku melihat Hillary yang berjalan mendekatinya. Dia menelan saliva. Udara di dalam ruangan yang tadinya sejuk kini mulai memanas hingga membuat peluh keluar di dahi.

“Kevin, kau ke mana saja? Kenapa kau menghindariku?” sapa Hillary begitu berdiri tepat di hadapan Kevin dan di samping Jeceline.

“Hill, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Kevin mengerutkan kedua alis keningnya.

“Aku kemari untuk meminta tanggung jawabmu sebagai Ayah biologis dari bayi dalam kandunganku!”

Mata Kevin melotot, “apa katamu? Bayiku?!” Kevin menggelengkan kepalanya bersamaan dengan jari telunjuk yang ikut digerakkan di depan wajahnya, “kita sudah lama tidak berhubungan, itu tidak mungkin milikku.”

Mendengar argumen mereka berdua, Jeceline menarik napas panjang. Setidaknya dia bisa mendengar sendiri pengakuan dari suaminya kalau mereka berdua sudah lama tidak berhubungan, dan itu berarti kemungkinan besar bayi dalam kandungan Hillary bukanlah milik Kevin.

Meski pun luka besar yang membenarkan kalau Kevin telah mengkhianatinya sudah pasti, tapi setidaknya masalah tidak akan tambah panjang dan hubungan gelap mereka berdua sudah berakhir. Namun meski begitu tetap saja kekecewaan besar sudah menghancurkan semua kepercayaannya terhadap Kevin.

“Usia kandunganku berjalan empat bulan, Kevin. Kau lebih tahu bayi di dalam kandunganku ini milikmu atau bukan!” pekik Hillary dengan suara serak menunjuk ke arah perutnya berulang kali sambil terisak.

Perkataan itu membuat Kevin terbungkam. Dia berjalan lesu melewati Jeceline dan Hillary yang masih berdiri pada posisi mereka. Sebenarnya kenyataan bayi dalam kandungan Hillary yang adalah miliknya merupakan kabar bahagia, tapi dia berada dalam pilihan sulit sebab mengingat janji terhadap Jeceline bahwa akan menunggu sampai kapan pun untuk kehadiran buah hati mereka. Namun sekarang, calon bayinya ternyata harus dikandung oleh wanita lain.

Kevin terduduk pasrah di atas sofa sambil menumpu kepalanya dengan kedua tangan. Ada rasa bersalah besar terhadap sang istri. Dia tak akan pernah menyangka masalah bisa menjadi sebesar ini.

Di sisi lain, Jeceline yang memperhatikan sikap Kevin sudah bisa menebak kalau kenyataan pahit yang baru saja diterima adalah kebenaran. Dengan langkah tertatih Jeceline berjalan mendekati Kevin dan duduk di hadapannya.

“Aku ingin penjelasan darimu, Kev.” Jeceline menatap Kevin yang tengah menundukkan kepala. Matanya mulai berkaca-kaca, membendung bening yang mengantarkan rasa sakit di dalam hati meski belum mendengar kepastian dari Kevin.

Kevin mengangkat wajahnya, menatap Jeceline beberapa detik dalam diam. “Selin ... maaf ... aku Khilaf,” ucap Kevin memasang wajah penyesalan.

Jeceline melotot, berupaya membendung bening di kelopaknya, “kau sebut ini khilaf hingga bisa menyebabkan masalah sebesar ini?”

“Aku mohon beri aku kesempatan. Tolong bersabar dan memaklumiku lagi,” balas Kevin setengah membujuk Jeceline.

“Aku bisa bersabar, memaklumimu, bahkan memberikan seribu kali kesempatan bagimu ... tapi jika harus menerima hasil dari perbuatanmu dengan wanita lain, takutnya aku atau pun semua Istri di dunia ini tidak akan sanggup!” bentak Jeceline di akhir kalimatnya.

“Tapi bagaimana pun, anak dalam kandungannya adalah milikku. Aku tak mungkin menelantarkannya!”

Bening di mata Jeceline mengalir di pipi sementara matanya tetap memaku pada manik hitam Kevin. Kesetiaan dan kepercayaan selama tujuh tahun ini dibalas dengan pengkhianatan yang datang secara tiba-tiba dan menghancurkan kebahagiaannya. Bahkan di saat ini, dia masih tak percaya dan menganggap semua hanya mimpi karena Kevin yang dia kenal adalah lelaki yang bisa dipercaya.

Selama tujuh tahun menikah dan hidup bersama, sedikit pun pertengkaran tidak pernah terjadi di dalam kehidupan berkeluarga. Mereka saling menyayangi dan memahami satu sama lain, tapi kali ini begitu masalah datang, dia datang bagai badai di tengah lautan tenang.

Jeceline menoleh ke arah Hillary, memperhatikan wajahnya sampai berhenti tepat di perut yang membesar. Dia tersenyum bersamaan dengan dengusan kesal yang membuat bibirnya setengah terangkat. Mungkin jika Kevin hanya kedapatan berselingkuh masih bisa diberikan kesmepatan sekali lagi meskipun terasa sulit, tapi sekarang ada nyawa lain di dalam rahim seorang wanita yang tidak diinginkan sedang menanti tanggung jawab dari suaminya.

“Apa karena sampai sekarang aku belum juga memberikanmu keturunan, hingga kau mencarinya pada wanita lain?”

“Pak Kevin, para wartawan itu telah pergi.” Suara seorang lelaki memutuskan perdebatan dan mengalihkan fokus mereka.

Lelaki yang baru masuk itu adalah sopir sekaligus pengawal pribadi Kevin—Julius. Dia juga ikut terkejut begitu melihat Hillary, bahkan gugup saat melihat Jeceline. Mulutnya bergerak kaku seolah tak tahu harus berucap apa saat pandangan mata berpapasan dengan Kevin.

“Julius, bawa selingkuhan tuanmu pergi dari sini!” gertak Jeceline melemparkan sorot mata tajam ke arah Julius lalu melirik Hillary.

“Tidak bisa!” sergah Kevin sontak berdiri dari sofa, membantah perintah Jeceline.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Untuk Suamiku   Kenangan Masa Lalu

    Tangan Jeceline bergetar.Sayang sekali semua adegan itu hanya dalam pikiran. Hatinya tak cukup kuat untuk bertindak jahat.Selang beberapa jam bel rumah berbunyi.Ting!Tong!Bunyi bel yang tak berhenti membangunkan Jeceline yang saat itu tengah tertidur.Tak mau Hillary mendahuluinya membukakan pintu, ia pun bergegas keluar dari kamar.Klek!“Paket Makanannya, Bu.”Jeceline menatap bingung ke arah tas belanjaan yang dijinjing lelaki pengantar pesanan.“Maaf, Pak. Tapi aku tidak memesan apapun.”Lelaki yang berdiri di depan Jeceline kembali lagi mengecek nama pengirim di ponselnya lalu menunjukkan riwayat pemesanan.Jeceline akhirnya sadar. Ia menerima pesanan dan membayarnya.“Apa itu pesananku?”Baru saja berbalik, Hillary telah berdiri di depannya.“Kau membeli sebanyak ini, apa bisa dihabiskan?”Hillary tersenyum menantang sambil mengelus perutnya, “ini bukan keinginanku. Aku juga tak mengerti dengan perasaan ini.”“Aku harap, Bu Selin bisa memakluminya,” tambahnya lagi lalu mera

  • Anak Untuk Suamiku   Seatap Dengan Hillary

    Rasanya seperti mimpi buruk yang berulang kali muncul dalam alam bawah sadar, seolah tak ingin membuatnya tersadar. Begitu masuk ke dalam rumah, bayangan seseorang yang dia kenali duduk bersandar di sofa tepat di ruang tamu. Rasa lelah bercampur dengan kekesalan mendesak langkah kaki Serafhine menuju ke ruang tamu. “Bagaimana kau bisa masuk?” Pertanyaan Jeceline tersela oleh suara yang sangat dikenali. Sontak dia menengok ke samping tepat dimana suara itu berasal. “Selin, kau sudah pulang? Maaf karena panik aku lupa memberitahukan hal ini padamu.” Lupa? Bagaimana mungkin hal sebesar ini bisa dilupakan. Pikiran Jeceline mulai mengada-ada dengan alasan yang kurang tepat dari Kevin. Bahkan ketika hendak berucap, kesabaran Jeceline diuji lagi sebab Kevin berjalan melewatinya dan justru memilih duduk di samping Hillary sambil memberikan segelas air minum. Berharap pemandangan yang ada di depan hanya mimpi. Kevin tidak mungkin

  • Anak Untuk Suamiku   Rusaknya Suasana

    Bentakkan Leonora membuat semua terdiam. Kedua telapak tangannya yang masih menempel di meja kaca dikepalkan kuat bersamaan dengan tatapan kesal ke arah Bryan. “Lelaki tertua? Kau lupa perbuatan apa yang kau lakukan hingga membuat keluarga kita hancur!? Perlu aku mengingatkanmu lagi?!” Kedua lelaki yang tadinya begitu percaya diri kini memasang ekspresi berbeda. Bryan memilih diam dan pergi dari sana, sedangkan Kevin yang berusaha untuk menenangkan diri justru tak tahan dengan perkataan yang mengingatkan kembali tragedi yang terjadi pada ayahnya hingga dia terpaksa pergi meninggalkan Jeceline dan Leonora. Suasana makan malam yang dikira akan penuh dengan kehangatan, ternyata hanya membangkitkan dendam membara di masa lalu. Ditatapnya manik hitam milik dari wanita yang dikenal tegas dan tak pernah menunjukkan kelemahan. Kecanggungan Jeceline berubah saat melihat sepasang mata Leonora memerah. Meski sengaja disembunyikan, tapi sebagai seoran

  • Anak Untuk Suamiku   Makan Malam Keluarga

    Bryan melerai rangkulannya lalu tertawa kecil melihat Leanora, “apa Ibu sedang mengkhawatirkanku? Terima kasih! Aku sangat terharu. Kalau aku tidak di penjara hal semenarik ini tidak akan pernah aku nikmati.” “Apa maksudmu, Bryan? Kau adalah anakku juga—” “Sayang sekali,” sela Bryan memotong perkataan Leanora, “ucapanmu ini sedikit tak masuk akal. Diakui anak olehmu setelah keluar penjara membuatku merasa berada dalam mimpi.” “Tapi tak masalah, semua itu hanya masa lalu. Sekarang adalah lembaran baru bagiku, dan bagi keluarga besar kita, bukan?” “Baik! Kalau begitu lakukan saja sesukamu,” sambung Jeceline mengakhiri topik pembicaraan, “aku dan Ibu akan menyiapkan makan malam kita. Kevin, kau juga harus beristirahat.” Jeceline melirik Kevin sebelum menarik tangan Leanora untuk pergi meninggalkan mereka berdua. “Kau lihat, sikap anak itu sama sekali tidak berubah! Dia sama sekali tidak menghormatiku dan tidak mengan

  • Anak Untuk Suamiku   Menyambut Bryan

    “Lama tak jumpa, Selin. Bagaimana kabarmu?”!!! Mata Jeceline memaku melihat seorang pria yang tak asing berdiri di depan, menghalangi jalannya. “Bryan?—” “Sudah begitu lama, aku pikir kau telah melupakanku, Selin. Tak menyangka kau mengenaliku. Apa kau tak merindukanku?” Jeceline masih terpaku. Potongan rambut dan bentuk tubuh Bryan telah banyak berubah, tapi tetap saja cara berbicara dan tindakannya tidak berubah. “Berhenti di sana!” cegat Jeceline mengarahkan telapak tangannya ke depan hingga menghentikan langkah kaki Bryan yang sebentar lagi memposisikan begitu dekat jarak mereka berdua. “Kenapa? Apa Nyonya Andriko malu karena berbicara dengan seseorang sepertiku? Apa ini alasannya kalian tak menjemput kepulanganku?” “Bukan seperti itu, Bryan. Aku tak mau menimbulkan rumor buruk jika kita berdua bertemu di tempat umum seperti ini. Kevin dan Ibu baru-baru saja ke penjara tapi kau telah keluar sebelu

  • Anak Untuk Suamiku   Pilihan Jalan Keluar

    Leanora menundukkan wajahnya, “anggap saja Ibu tak pernah mengatakan hal ini. Dan tolong jangan memberitahukan pada Kevin kalau Ibu telah mengatakannya padamu. Dia akan marah besar pada Ibu.” ?? Apa hubungannya dengan dia? Rahasia keluarga apa lagi yang tersembunyi? “Aku justru akan mencari tahu lewat Kevin jika Ibu tidak mengatakannya dengan jelas.” Sorot mata Jeceline menjadi tegas. Diamnya mengartikan penantian penjelasan dari Leanora. Beberapa detik berlalu Leanora terlihat gelisah dengan tatapan Jeceline. Baru kali ini dia bimbang untuk mengatakan sesuatu. Biasanya dia tak pernah mementingkan perasaan orang lain dengan kata-kata menusuk, tapi sekarang seperti ada yang membungkam bibirnya agar tak berucap. “Karena Ibu sudah datang, apa salahnya jika memberitahukan semua padaku.” “Selin, sebenarnya….” Leanora menghentikan perkataannya, dia merogoh ke dalam tas lalu mengeluarkan map dan segera disodorkan ke arah Jeceline. Tanpa ragu-ragu, Jeceline yang ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status