Share

Benci Terhadap Kebenaran

Angel, Sigit, dan seluruh manager sudah berkumpul di ruangan. Rapat pun dimulai. Angel selaku moderator membuka acara. Dia menyapa semua hadirin terlebih dahulu. Kemudian, dia memperlihatkan data-data tentang perkembangan perusahaan selama 3 bulan terakhir.

"Perusahaan kita di bidang properti mengalami kenaikan penjualan sebesar 25%, dari yang sebelumnya 500 unit menjadi 625 unit. Selain itu, keuntungan yang kita peroleh dari kenaikan tersebut adalah sebesar 350 Milyar." Semua orang bertepuk tangan.

Tiba-tiba, Angel menginterupsi, "Akan tetapi, itu hanyalah data fiktif yang saya terima dari anak buah Bapak Thamrin selaku Manager bagian properti ... "

Semua orang yang ada dalam rapat itu dibuat bingung olehnya.

"Setelah saya telusuri datanya lebih mendalam, seharusnya, keuntungan yang diperoleh perusahaan sebesar 400 Milyar. Itu pun sudah dipotong pajak dan biaya-biaya lainnya. Di sini saya menemukan kejanggalan terhadap neraca yang mereka laporkan terhadap saya."

Angel membandingkan laporan neraca palsu yang ia terima dari anak buah Thamrin, beserta neraca asli yang dia buat kepada semua peserta rapat.

Dia menjelaskan bahwa jumlah hutang yang ada di neraca palsu lebih besar dibandingkan dengan neraca asli. Dia juga memperlihatkan bukti-bukti bahwa perusahaan tidak memiliki hutang sebesar itu.

Thamrin berpura-pura tidak tahu akan hal itu dan mencoba mengelak, "Maaf Bu Angel, apa maksud Anda berbicara seperti itu? Anda menuduh saya? Lantas, apakah Anda memiliki bukti bahwa saya melakukan pelanggaran terhadap perusahaan?"

Angel hanya tersenyum menyeringai. Tatapannya tajam seperti burung elang yang sedang memburu mangsa. Jarinya menekan tombol 'Enter', kemudian muncul sebuah video percakapan Thamrin beserta anak buahnya.

Terungkap sudah semua kejahatan Thamrin beserta anak buahnya. Dia tak menyangka bahwa Angel akan secerdik itu. Suasana rapat pun menjadi ricuh.

Angel mencoba menenangkan suasana, "Hadirin harap tenang! Sebagai hukuman atas penggelapan dana perusahaan, saya akan memberi sanksi kepada Bapak Thamrin beserta anak buahnya, yaitu mengeluarkan mereka dari perusahaan dan juga hukuman penjara atas perbuatan mereka. Bagi para hadirin yang setuju dengan keputusan saya, harap angkat tangannya!"

Semua orang setuju dengan keputusan Angel. Melihat hal tersebut, Thamrin mengamuk. Wajahnya memerah seperti tomat. Amarahnya memuncak hingga ke ubun-ubun.

Dia memberantakan semua dokumen yang ada di meja rapat. Dia juga memecahkan gelas, lalu mengambil pecahannya.

Dia menghampiri Angel dan hendak menusukkan pecahan gelas itu kepada Sang GM. Beruntung, polisi datang dan langsung mengamankan Thamrin.

Sigit heran, mengapa polisi bisa datang secepat itu? Angel pun bercerita bahwa ini semua sudah direncanakannya. Flashback pun dimulai.

Dua bulan sebelumnya, Angel sudah melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwajib. Dia meminta kepada pihak kepolisian agar menangkap Thamrin ketika rapat sedang berlangsung.

Dia juga mengetahui bahwa Thamrin adalah tipikal orang yang emosional. Sehingga dia meminta pihak kepolisian untuk terus memantaunya. 

Pada saat rapat, Angel mengenakan alat penyadap suara di balik jasnya, serta mengenakan lencana yang ternyata adalah kamera pengintai. Pihak kepolisian memantau di ruangan khusus yang bersebelahan dengan ruang rapat. Oleh karena itu, ketika Angel diserang, polisi pun sudah berada di tempat.

Sigit menjadi kagum kepada Angel. Batinnya memuji. Dia tidak menyangka bahwa Angel memiliki taktik secerdik itu. Selain cantik, dia juga memiliki otak yang brilian. Dia memang pantas menjadi seorang General Manager perusahaan ini.

Situasi pun kembali normal. Sebelum rapat dibubarkan, Angel meminta maaf kepada semua hadirin atas kekacauan yang telah terjadi selama rapat. Para manager berterima kasih kepada Angel karena telah berani mengungkap kasus korupsi yang terjadi di perusahaan.

Sebelum meninggalkan ruangan, mereka semua berjabat tangan dengan Angel secara bergantian. Kebanyakan dari mereka memuji kinerja Angel. Dia hanya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Kini, di ruangan itu hanya ada Angel dan Sigit. Ketika Angel sedang membereskan berkas, tiba-tiba Sigit membuka suara, "Hari ini, Anda sungguh luar biasa, Bu Angel! Saya salut dengan keberanian Anda." 

Angel tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan oleh asistennya itu. Dia pun memberi saran, "Ya itu sudah menjadi tugas saya sebagai General Manager. Kalau kamu ingin dipercaya oleh atasan, jadilah karyawan yang jujur dan bertanggung jawab!"

***

Sungguh!! Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Angel. Dia merasa lega karena permasalahan di kantornya sudah selesai. Kini, waktunya dia beristirahat di rumah.

Sebelum beranjak tidur, Angel membersihkan dirinya terlebih dahulu. Dia berendam di air hangat yang sudah disediakan oleh asisten rumah tangganya. Dia memejamkan mata sambil merasakan hangatnya air yang meresap ke dalam tubuh.

Ketika Angel sedang asyik berendam, tiba-tiba ponselnya berdering. Angel pun menggerutu, "Aduhh ... siapa lagi yang telepon malem-malem gini? Ganggu orang istirahat aja."

Angel meraih ponselnya yang berada di pinggir bathtube. Dia sangat terkejut ketika mengetahui bahwa yang meneleponnya adalah atasannya.

"Selamat malam, Pak Chris!" sapa Angel dalam telepon.

"Selamat malam juga, Angel! Well, bagaimana kabarmu? Saya dapat kabar bahwa kamu hampir saja ditikam oleh Thamrin, apa itu benar?" tanya Chris memastikan.

Angel membenarkan kabar tersebut. Chris terkejut bukan main. Kemudian, dia menanyakan apakah Angel mengalami luka? Angel menjawab kalau dia baik-baik saja dan tidak terluka sedikit pun. Chris merasa lega.

Sebagai ucapan terima kasih, Chris mengundang Angel untuk hadir di acara ulang tahunnya besok di Hotel Mulia. Dengan senang hati, Angel menerima undangan tersebut.

"Besok pagi, saya kirim kartu undangannya ke kantor kamu. Mengenai kostum, kamu tidak perlu khawatir! Biar karyawan saya yang mengurus keperluan kamu."

Angel merasa keberatan, "Mohon maaf sebelumnya Pak Chris, tapi saya rasa ini terlalu berlebihan. Untuk masalah kostum, biar saya ..."

Belum selesai bicara, Chris segera menyangkal pernyataan Angel, "Tidak! Itu tidak berlebihan Angel. Kamu layak mendapatkannya. Anggap saja itu tanda terima kasih saya karena kamu telah bekerja secara loyal di perusahaan anak saya."

Angel merasa terharu mendengarnya. Dia mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Chris karena telah menaruh kepercayaan penuh padanya.

"Sama-sama Angel. Baiklah, berhubung waktu sudah larut malam, saya akan menutup teleponnya. Oh iya, satu hal lagi, kalau kamu ada masalah, jangan sungkan untuk memberitahu saya ya!" Angel hanya mengiyakan.

***

Angel segera keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan gaun malam yang seksi berwarna hitam dan terbuat dari sutera. Pahanya yang mulus pun terpampang jelas, apalagi pada saat dia tidur. Benar-benar menggoda!!

Alarm di kamar Angel berbunyi. Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Angel pun terbangun dari mimpinya. Dia bergegas ke kamar mandi.

Sementara itu, Bi Ningsih, sang asisten rumah tangga sedang menyiapkan sarapan untuk Angel.

Tak lama kemudian, Angel turun ke lantai 1. Dia disapa oleh Bi Ningsih, "Selamat pagi, Nona Angel!" Angel pun menyapa balik, "Selamat pagi juga, Bi!" Angel mengambil posisi duduknya. Bi Ningsih menuangkan nasi goreng ke piring Angel. Setelah itu, dia menuangkan jus jambu ke dalam gelas Angel.

Seperti biasa, Bi Ningsih hanya melihat majikannya makan. Angel merasa tak enak karena dia makan sendirian. Dia pun mengajak Bi Ningsih untuk sarapan bersama. Awalnya Bi Ningsih menolak karena merasa sungkan. Berhubung Angel memaksa dirinya, akhirnya dia ikut sarapan bersama.

Selesai sarapan, Angel segera berangkat kerja. Dia mengendarai mobilnya sendiri tanpa menggunakan supir.

Sesampainya di kantor, Angel disapa oleh karyawannya. "Selamat pagi, Bu Angel!" Dia membalas sapaan mereka secara singkat, "Pagi juga!" 

Melihat Sang GM sudah datang dan masuk ke ruangannya, Sigit pun langsung datang menghampiri. Tak lupa, dia memberi sapaan terlebih dahulu kepada Angel, "Selamat pagi, Bu Angel!" Angel hanya membalas dengan singkat, "Pagi juga!"

Tiba-tiba, Angel teringat akan suatu hal. "Oh ya Sigit, apakah ada surat undangan untuk saya?" Sigit menjawab, "Setahu saya belum ada, Bu Angel."

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Angel menyuruh Sigit untuk mengecek orang yang mengetuk pintu tersebut. Dan ternyata, dia adalah sekretaris Pak Chris. Angel menghampiri orang itu, lalu berjabat tangan dengannya. Mereka saling menyapa.

"Selamat pagi, Bu Angel!"

"Selamat pagi juga, Pak Kemal!"

Angel mempersilakan Pak Kemal untuk duduk.

"Mohon maaf menganggu waktunya sebentar, ya Bu Angel. Jadi begini, saya diperintahkan Pak Chris datang kemari ... untuk memberikan kartu undangan beserta bingkisan untuk Bu Angel."

"Oh iya, tadi malam, Pak Chris sudah bilang kalau pagi ini akan ada yang mengantarkan kartu undangan beserta bingkisan kepada saya. Sebelumnya, saya mohon maaf ya, Pak Kemal karena sudah merepotkan Anda."

"Ah tidak masalah, Bu Angel. Itu kan sudah tugas saya. Jadi, Anda tidak perlu sungkan."

Angel tersenyum sambil mengucapkan kata 'terima kasih'.

"Baiklah, kalau begitu ... saya pamit ya, Bu Angel. Selamat mengemban tugas kembali!" ucap Pak Kemal. Angel memerintahkan Sigit untuk menemani Pak Kemal ke lantai bawah. Dia pun menuruti apa yang dikatakan Angel.

Setelah mereka berdua keluar, Angel membuka bingkisan tersebut. Ternyata itu adalah sebuah gaun mewah berwarna merah, dengan untaian swarovski di bagian dada. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Pak Chris akan sebaik ini padanya.

Dia mencoba mengenakan gaun merah tersebut. Tanpa sengaja, Sigit masuk kembali ke ruangan GM untuk mengambil berkas. Untungnya saja, Angel sudah mengenakan gaun tersebut.

Sigit terpana melihat Angel mengenakan gaun merah itu. Aura kecantikannya begitu terpancar. Angel kaget melihat Sigit sudah berada di dalam ruangannya. "Ya Tuhan, Sigit ... saya kira kamu masih di bawah bersama Pak Kemal." 

"Pak Kemal sudah ada yang menjemput, jadi saya kembali lagi ke sini karena mau mengambil berkas yang saya tinggalkan di meja Bu Angel. Saya tidak tahu kalau Bu Angel sedang berganti pakaian. Mohon maaf atas kelancangan saya, Bu Angel!" 

Berhubung Angel sedang baik hati, dia tidak memarahinya, "Iya tidak apa-apa, Git. Lain kali, kamu harus mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan saya." Sigit hanya mengangguk.

4 jam sebelum acara, Angel pergi ke salon untuk merias wajahnya. Dia ingin tampil sempurna di hadapan para tamu undangan. Tema riasan yang dia pilih adalah flawless bold. Dia memakai lipstik merah agar sesuai dengan gaun yang ia pakai.

Angel pergi menghadiri pesta seorang diri. Maklum, dia terlalu sibuk memikirkan karir sehingga dia lupa dengan dunia percintaannya. 

Sebelum masuk, dia diminta untuk memperlihatkan kartu undangan. Angel pun menunjukkan kartu undangannya. Dia pun dipersilakan masuk.

Ketika Angel memasuki area ballroom, semua mata tertuju padanya. Bagaimana tidak? Dia sangat cantik sekali. Riasannya tidak terlalu tebal. Warna lipstiknya merah, terlihat kontras dengan warna kulitnya sehingga membuat dia terlihat begitu cantik.

Dari kejauhan, terdengar suara seseorang memanggil nama "Angel". Dia pun menoleh. Ternyata, Alex yang memanggil. Angel merasa bingung, mengapa anak magang bisa ada di sini?

Alex menghampiri Angel. Bukannya memuji kecantikannya, eh dia malah menghina Angel. "Hei Angel, aku rasa kamu tidak cocok memakai riasan seperti itu. Terlihat seperti ... tante-tante." Alex tertawa terbahak-bahak. 

Angel tidak memedulikan ucapan Alex. Dia pergi meninggalkannya dan tak mau ambil pusing. Tak lama kemudian, acara pun dimulai. Chris memberikan kata sambutan kepada para tamu undangan yang hadir di acara ulang tahunnya.

Angel tidak terlalu mendengarkan. Tiba-tiba, Chris menyebutkan nama "Angel" di sela-sela kata sambutan tersebut. Hal itu membuat Angel sedikit terkejut.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Angel Cecillia, selaku General Manager PT. Semesta Raya, yang telah berjasa dan berkontribusi terhadap perusahaan. Seandainya anak saya mengizinkan, saya ingin merekrut dia untuk bekerja di perusahaan saya." ucap Chris sambil tertawa.

Angel tersipu malu mendengarnya. Para tamu undangan pun bertanya-tanya, seperti apa sih sosok wanita yang dimaksud? Angel hanya diam dan tidak ingin menunjukkan bahwa wanita yang dimaksud itu adalah dirinya.

"Heuh ... dasar pria tua!" celetuk Alex.

Secara tidak sengaja, Angel mendengar umpatan tersebut. Dia mencondongkan badannya ke depan untuk melihat sosok yang baru saja mengumpat. Ternyata orang itu adalah Alex.

"Wah, kesempatan bagus nih buat balas dendam." pikir Angel.

Dia mendekati Alex sambil berbisik, "Sepertinya kamu membenci pria tua itu?" Alex kaget. Dia mengira tidak ada yang mendengarnya.

Dia pun menyangkal, "Siapa yang benci? Kamu jangan sembarangan ambil kesimpulan, ya! Telitilah terlebih dahulu!"

"Oh begitu." Angel semakin mendekati Alex dengan tatapan yang menggoda. Alex pun menjadi gelagapan. Tangan Angel merayap, menyentuh dada bidang pria itu dengan lembut, lalu naik ke leher. Alex merasa terangsang akan sentuhan wanita itu.

Ternyata, Angel mencengkeram kerah kemeja Alex sambil mengancam, "Sekali lagi kamu menghina pimpinan, jangan harap kamu masih kerja di sini! Dasar anak magang!" Angel melepas cengkeramannya secara kasar, lalu pergi. Alex tertawa geli melihat perlakuan Angel kepadanya. "Wah wah ... tingkahnya seperti preman saja." ucapnya.

Melihat Chris sudah selesai memberi kata sambutan, Angel menghampiri Chris untuk memberi ucapan dan memberinya kado,

"Wah, malam ini Anda sungguh terlihat luar biasa dan tampan. Selamat ulang tahun, Pak Chris! Semoga Tuhan selalu melindungi Anda."

Chris terkekeh mendengar pujiannya. Dia berterima kasih kepada Angel karena sudah datang di acara ulang tahunnya. Dia menawarkan Sang GM untuk mencicipi hidangan yang ada. Angel hanya mengiyakan.

Angel merasa ada yang ganjil. Perasaan selama acara berlangsung, dia tidak melihat satu pun anak Pak Chris yang hadir.

***

Keesokan harinya, Angel berangkat kerja seperti biasa. Sesampainya di kantor, dia merasa heran, mengapa tidak ada seorang pun yang menyapanya? Angel melihat orang-orang  di sekitarnya hanya menatap sambil berbisik-bisik.

Angel mencoba menyangkal bahwa itu hanya perasaannya saja. Tiba-tiba, dia merasa perutnya mulas. Beruntung, posisinya berada dekat dengan toilet karyawan. 

Ketika berada di dalam toilet, Angel mendengar percakapan beberapa wanita. Ternyata mereka sedang membicarakan Angel.

"Eh, kalian tahu nggak? Kemaren-kemaren gue denger berita, katanya Bu Angel mergokin Pak Thamrin korupsi ya?"

"Iya, gue juga denger."

"Terus, parahnya lagi, Pak Thamrin hampir mau nusuk Bu Angel. Gila!! Untungnya Bu Angel jago beladiri, jadi dia bisa ngelak."

"Ah itu sih salah dia sendiri, sok-sokan ngungkapin kasus korupsi. Gue sih berharap dia mati aja waktu itu."

"Hush ... jangan ngomong kayak gitu! Emang lu mau perusahaan jadi bangkrut gara-gara ada yang korupsi? Entar lu bakalan jadi pengangguran tahu."

"Iya nih, kalau ngomong nggak pernah disaring kayak gini nih. Jadi gembel baru tahu rasa lu."

"Eh eh, bukan cuma itu aja. Denger-denger nih ya, tadi malem Bu Angel dateng ke acara ulang tahunnya Pak Chris."

"Terus, di acara ulang tahunnya itu, Pak Chris muji-muji Bu Angel. Gue curiga, jangan-jangan ... Bu Angel ada main lagi sama Pak Chris?"

Mereka terus membicarakan Angel dengan Pak Chris tanpa henti dan menciptakan skandal berdasarkan imajinasinya masing-masing. Setelah merasa puas membicarakan dua orang tersebut, akhirnya mereka keluar dari toilet.

Mendengar percakapan mereka, Angel menjadi tahu alasan para karyawannya tidak menyapanya. Batinnya berkata, "Ternyata ... mereka semua membenciku."

Angel hanya termenung di toilet. Tiba-tiba, dia teringat akan masa lalunya. Waktu itu ...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status