Share

Angel Meets Her Man
Angel Meets Her Man
Penulis: Melimel Saja

Dia Angel

"Lebih baik kita putus. Aku sudah bosan denganmu!"

Dengan wajah tanpa ekspresi, wanita itu memutuskan kekasihnya secara sarkas dan tak berperasaan. Dia pun hendak pergi meninggalkan pria itu.

Namun, kekasihnya itu mencoba menahan dan memohon agar wanita itu tidak memutuskannya, "Gel, tunggu dulu! Kenapa kamu bosan sama aku? Apa yang salah denganku?" Wanita itu menyeringai, "Pikir saja sendiri apa kesalahanmu!"

Dialah Angel. Apabila sudah merasa bosan atau tidak cocok, dia akan memutuskan kekasihnya itu, tanpa memikirkan perasaan orang tersebut. Dia manusia bak malaikat sekaligus setan dalam percintaan. Hatinya beku bagaikan es di Kutub Utara. Tak ada satu pun pria yang mampu menaklukan hatinya.

Sebenarnya, Angel tidak sengaja menjadi seorang playgirl. Hanya saja, dia sedang memilih pria mana yang benar-benar pantas untuknya. Terkadang, dia juga merasa lelah dan frustrasi. Karena sampai saat ini, dia belum menemukan pria idamannya.

Malamnya, Angel merenung di dalam kamarnya. Dia mengeluh, mengapa Tuhan mempertemukannya dengan pria yang tidak tepat? "Tuhan, Aku lelah. Aku tidak ingin menyakiti hati pria lagi."

Keesokan harinya, Angel bekerja seperti biasa. Dia terkejut ketika menerima laporan dari bawahannya.

"Laporan macam apa ini!"

Wanita berambut cokelat itu melemparkan dokumen tersebut ke atas meja kerjanya. Dia nampak geram ketika melihat isi laporan keuangannya tidak akurat.

"Kamu pikir saya bodoh, heuh! Sudah jelas ini neraca nggak balance, kenapa tidak dicari permasalahannya? Cepat selesaikan hari ini juga!" perintah wanita itu dengan tegas.

"Semua pria sama saja. Selain payah dalam urusan percintaan, mereka juga tidak memiliki kemampuan dalam bekerja." batin Angel.

Pria tersebut hanya mengangguk. Dengan wajah yang ditekuk, dia keluar dari ruangan Sang General Manager. Dia begitu lesu. Hal itu membuat rekan kerjanya terheran-heran.

Salah satu dari mereka bertanya kepada pria itu, "Lu kenapa, Bro?" Pria itu menjawab, "Biasalah, Bro. Bu Angel minta revisi. Mana harus beres hari ini lagi. Aduh ... pusing otak gue!"

Temannya merespons, "Wah keterlaluan Bu Angel! Yang bener aja laporan rumit gitu harus diberesin hari ini? Parah! Gak ada kebijakan sama sekali."

Sementara itu, Sigit, Sang Asisten Manager yang kebetulan lewat hanya mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Wah, ada berita bagus nih buat Bu Angel!" batin Sigit sambil menyeringai.

Kemudian, Sigit pergi menuju ruangan General Manager. Dia pun melaporkan apa yang telah didengar.

"Bu Angel, barusan saya dengar karyawan lain membicarakan Ibu. Kata mereka, Ibu tuh kejam dan tidak berperasaan kalau ngasih kerjaan." adu Sigit.

Dengan raut wajah yang datar, Angel sama sekali tidak merespons laporan Sigit. Dia tetap fokus pada layar laptopnya.

Wajah Sigit memerah. Dia menundukkan kepala, merasa malu karena tidak ditanggapi. Dia berdeham. Angel hanya melirik sekilas dengan tatapan sinis.

Angel memang tidak menyukai seseorang yang mencari muka kepadanya. Selama jam kerja, dia hanya fokus pada kerjaannya. Dia nampak serius ketika melihat sebuah dokumen.

Tak lama kemudian, Angel buka suara, "Sigit, tolong infokan kepada seluruh manager bahwa besok saya akan mengadakan rapat darurat pukul 13.00! Selain itu, diharapkan seluruh manager hadir dalam rapat tersebut ... ."

Selama berbicara, Sigit menulis semua perintah GM-nya itu dengan kecepatan penuh. Angel menuntut semua karyawannya bekerja secara disiplin, teliti, dan cekatan. Dia tidak menyukai pekerja yang berleha-leha dan sering melakukan kesalahan.

Setelah selesai mencatat, Sigit menyerahkan sebuah dokumen yang berisikan data karyawan magang. Angel membuka dokumen tersebut. 

Perhatian Angel tertuju pada salah satu data karyawan yang bernama 'Alex'. Dia merasa pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya.

Sigit heran melihat Angel tiba-tiba terdiam seperti itu. Lalu, dia mencoba menyadarkan, "Bu Angel, apakah ada yang salah dengan dokumen itu?"

"Oh ya Sigit, tolong carikan info lengkap tentang dia!" perintah Angel sambil menunjukkan data Alex.

***

Semua perintah Angel segera dilaksanakan. Hal pertama yang Sigit lakukan adalah membuat surat undangan rapat untuk seluruh manager.

Setelah itu, dia membuat daftar hadir rapat, menyusun agenda rapat, mengumpulkan data yang diperlukan, menyiapkan tempat untuk rapat, mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, dan menyiapkan notula.

Karena pekerjaannya masih menumpuk, dia lembur hingga pukul 23.00. Melihat hal tersebut, Angel membelikan makanan beserta cemilan untuk Sang Asisten. Walau hatinya dingin bagaikan es, namun masih terselip rasa peduli terhadap karyawannya.

"Isi perut kamu yang kosong itu terlebih dahulu, baru selesaikan pekerjaanmu." ucap Angel sambil berlalu.

"Terima kasih Bu Angel atas makanannya. Oh ya apakah Ibu sendiri sudah makan?" tanya Sigit.

Angel menghentikan langkahnya. Tanpa membalikkan badan, dia menjawab, "Cepat habiskan makananmu! Setelah itu, selesaikan pekerjaanmu! Dan ingat, jangan sampai ada yang terlewat satu pun!"

Bulu kuduk Sigit meremang ketika mendengar kata-kata Angel. Sungguh mengintimidasi!

Keesokan harinya, Sigit memeriksa kembali semua kebutuhan rapat. Dia merasa lega karena semuanya sudah siap dan sesuai dengan yang diharapkan.

Di lain tempat, Angel sedang mempersiapkan dokumen yang akan dibawa pada saat rapat. Di dalam dokumen tersebut, dia menyelipkan sebuah CD sambil menyeringai.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status