"Miss Sanders ini untukmu."
"Untukku? dari siapa?"Gadis itu langsung berlalu tanpa memperdulikan pertanyaan sang guru dari siapa setangkai bunga mawar itu berasal."Miss Sanders ini untukmu." Baru tiga langkah dari tempatnya menerima tangkai bunga pertama, Laura menerima setangkai mawar merah yang sama."Dari siapa sayang?"Sama dengan sebelumnya Laura juga tidak mendapatkan jawaban dari salah satu muridnya."Miss Sanders ini untukmu."Laura terus menerima bunga hingga tangkai ke tujuh, namun tidak satupun dari anak-anak itu memberikan jawaban kepadanya dari mana bunga itu berasal."Ada saja kelakuan anak-anak itu." Laura tersenyum sambil mencium tujuh tangkai bunga mawar yang di terima dari para muridnya itu."Selamat paaa.. gii aaa nak anak." Langkah kaki Laura melambat , melihat kelasnya di penuhi beraneka macam bunga."Selamat pagi Miss Sanders. " balas anak-anak didik nya yang sudah siap untuk belajar."Kenapa banyak sekali bunga di sini anak-anak? apakah ruangan ini mau di gunakan untuk acara pesta?" tanya Laura."Tidak Miss Sanders, semua bunga ini untukmu" Jawab seisi kelas itu bersamaan."Untukku?""Iyaaaa Miss Sanders ""Tapi dari siapa?"Seperti di luar tadi, Laura juga tidak menemukan jawaban dari pertanyaan nya.Laura berjalan mendekati salah satu pot bunga yang terletak di lantai, lalu berjongkok dan mengambil sebuah kartu yang terselip di antara bunga itu. Dear Laura, Saya sudah mencari begitu banyak bunga , berharap menemukan satu yang paling indah, namun sayang sekali tidak ada satupun yang secantik dirimu. Dari Calon menantu Ayahmu.Laura tersenyum setelah membaca kartu itu , lalu melipatnya kembali dan menyelipkany di salah satu buku yang di bawanya.Drrrrtttt.... Drrrttt...Laura mengeluarkan ponsel dari tas nya, lalu meliriknya sesaat , sebuah nomor asing tertera di sana.Namum dari photo yang tertera di kontak tersebut, Laura tahu siapa yang sedang menghubungi ."Selamat pagi ibu guru cantik.""Jadi kamu rupanya yang mengirimkan semuanya.""Iya aku hanya sedang mencari sesuatu yang bisa mengalahkan kecantikan mu , sayangnya aku gagal karena tidak ada bunga yang lebih cantik darimu. ""Sudan sudah cukup, kasihan murid-muridku jika kamu terus memberikan bualan seperti ini.""Ini bukan bualan nona, ini kesungguhan. ""Astaga kubilang cukup, aku benar-benar kasihan dengan murid-muridku yang sedang menunggu ku.""Kasihan kenapa?""Kasihan karena aku akan terbang dan gagal mengajar mereka. " Balas Laura dengan senyuman yang terus menghias bibirnya."Hahahaha ternyata kamu juga bisa membual""Sudah sudah cukup aku harus mulai mengajar mereka.""Baiklah kalau begitu sampai bertemu lagi nanti sore""Nanti sore? ada apa memangnya?""Selamat mengajar.. bye.." Liam menutup telephon tanpa memberikan kesempatan bertanya kepada Laura.Klik..."Ada apa memangnya nanti sore? seingat ku kami tidak ada janji bertemu sore ini, Dasar pria aneh." Lanjutnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya."Ciye ciye... Miss Sanders sedang di telephon pacarnya, makanya senyum-senyum sendiri. " goda beberapa muridnya."Sssttt anak kecil tidak boleh membicarakan urusan orang dewasa.. " Laura meletakkan telunjuk nya di depan bibirnya."Ciye Ciye..." Anak-anak itu tak berhenti menggoda Laura.**********Laura beberapa kali melirik kaca spion motornya, perasaannya tidak menentu karena merasa ada sebuah motor di belakang nya yang mencoba untuk mengikuti dirinya."Siapa mereka, kenapa mereka mengikuti ku." Batin Laura.Laura memutar gas motornya lebih keras, tujuannya agar motor yang di kendarai bisa melaju dengan keras, namun apa mau di kata sekuter matic nya itu memang di rancang oleh sang ayah agar tidak bisa melaju dengan kencang, tentu saja maksud nya agar Laura tidak mengebut di jalanan."Oh my God mereka semakin dekat." tangannya terasa basah oleh keringat karena rasa panik yang menderanya saat ini."Hai cantik... " terdengar suara seorang lelaki di balik helm teropong sedang memanggil dirinya."Pergi jangan ganggu saya " Laura menoleh sesaat ke arah dua orang yang sedang berboncengan di atas sebuah motor besar yang laju nya sengaja di samakan dengan motor Laura."Jangan sombong begitu dong cantik." ucap lelaki itu lagi .Laura enggan menoleh, lalu menambah kecepatan motor nya , namun sepertinya usahanya sia-sia, karena kecepatan motor nya tetap tidak bertambah."awwww.... tolong." motor Laura terguling ke samping karena motor yang mengikuti nya itu sudah berada di depanya dan terpaksa Laura harus menekan rem secara mendadak."Jangan takut cantik, tenang saja kami bukan orang jahat. " Ucap salah satu lelaki itu sambil berjongkok mendekati Laura."Pergi kalian jangan ganggu saya, atau saya akan Teriak. ""Take easy cantik, lagipula kalau kamu berteriak pun siapa yang akan membantu mu di tempat yang sepi seperti ini." Ucap Pria itu mencoba menyentuh dagu Laura."Brengsek , jangan senyuh saya." Laura mengelak lalu menghentqkkan tangan pria itu dari dagunya."wiiihh galak sekali, semakin galak semakin menantang hahahahaha." tawa dua lelaki yang sudah melepas kan helm teropong nya masing-masing, namun master masih menutup wajah keduanya."Bawa saja bro." Perintah salah satu lelaki itu."Iya aku jadi penasaran, gadis seperti ini kira-kira masih perawan tidak ya.""Yasudah kita buktikan saja."Laura mencoba bangkit dan berlari dari dua lelaki yang semakin kurang ajar."eiitts mau kemana kamu cantik." Dua pria kelar itu berhasil menangkap tubuh mungil Laura."Jangan tolong ... lepaskan saya kumohon lepaskan saya." Laura terus memohon sambil memukul tangan laki-laki yang sudah melingkar di perut, Kaki Laura yang menggantung terus bergerak mencoba berontak agar lelaki itu menurunkan tubuhnya."Lepassss lepaskan...""Bawa dia ke rumah itu Bro, kupinggirkan dulu motor kita dan juga motor gadis itu.Salah satu pria itu terus menggendong Laura sambil menunggu rekannya memarkir motor nya .Dua pria itu berhasil mengikat tubuh Laura di sebuah ranjang di dalam rumah kosong itu."Aaaaaa.... tolooooong tolooooong... "Laura berteriak sekencang mungkin, saat merasakan sentuhan dari dua pria yang wajahnya tertutup masker itu."Jangan sentuh saya tolong jangan sentuh saya." Air mata Laura mengucur deras saat blazer yang di pakai berhasil di lucuti oleh dua lelaki itu.********Liam mengemudikan mobil nya dengan kecepatan di bawah rata-rata , matanya lurus ke depan memperhatikan dua buah motor yang saling berkejaran.Satu sekuter matic yang di kendarai seorang gadis yanh berusaha menjauh dari dua pengendara motor besar yang terus mengekori dirinya.Liam terus menjaga jarak agar tidak sampai kentara bahwa dia sedang memperhatikan dua motor tersebut.Liam ikut berhenti saat dua motor itu juga berhenti.Liam keluar dari mobil nya bergerak pelan mengikuti kemana dua lelaki itu membawa Laura pergi."Apa yang akan mereka lakukan pada Laura."Bug Bug Bug"Berani kalian mau melecehkan perempuan yang saya cintai.. rasakan ini Bajingan."Bug Bug Bug..Liam terus menghujani dua pria yang salah satunya sedang berada di atas Laura dan berniat melakukan penetrasi kepada gadis yang terus meronta itu."Awww ampun ampun tuan." ucap dua lelaki yang berhasil di lumpuhkan oleh Liam tersebut."Pergi kalian dari sini, pergi sebelum saya panggil polisi dan membuat kalian membusuk di penjara." gertak Liam pada dua pria brengsek tersebut."Baik baik tuan maafkan kami tuan."Liam menoleh kepada Laura yang sedang menangis sesenggukan dan mencoba menutupi tubuhnya dengan bajunya yang sebagian besar sudah terkoyak dan memperlihatkan sebagian besar tubuhnya."Sialan, tubuhnya sangat menggairahkan." Liam menelan ludah nya karena hampir saja tergoda dengan bentuk tubuh Laura yang mungil namun menunjukkan tonjolan di bagian-bagian erotis nya."Laura kamu tidak apa-apa?" Liam membuka jas nya lalu menutup tubuh Laura dengan jas tersebut."Liam.. siap
Liam berdiri di altar, matanya tertuju kepada Laura yang berjalan bersama Nicholas Sanders Ayahnya."Akhirnya aku berhasil meyakinkan mu untuk mau menikah denganku Laura." Batin Liam.Mata Liam tak lepas melihat perempuan bergaun putih yang bejalan semakin mendekat ke arahnya dengan senyuman yang tak pernah surut dari bibir tipisnya."Damn.. aku tak bisa membohongi diriku kalau perempuan itu sangat cantik." Batin Liam dengan mata yang tak lepas memandang Laura."Liam Arnold Davis dan Laura Patricia Sanders, dengan ini saya nyatakan kalian sah menjadi suami istri." Laura dan Liam saling bertatapan setelah mendengar pernyataan pendeta yang menyatakan mereka berdua sudah sah menjadi suami istri.Liam menyentuh wajah Laura lalu membingkai pipi nya dengan kedua telapak tangannya, Dan mengecup bibir Laura di depan semua orang yang menghadiri pernikahan itu.*********************"Mama, papa kami pamit." ucap Laura kepada ayahnya yang berdiri di samping mobil yang akan membawa Laura dan Lia
"Mau kemana tuan?" Tanya Jason yang melihat tuannya masuk ke dalam salah satu mobilnya."Hanya ingin mencari angin." Balas Liam sebelum menutup pintu mobilnya."Bagaimana kalau nyonya Laura bertanya keberadaan anda tuan?""Katakan saja yang sebenarnya kalau aku keluar mencari angin." Balas Liam lalu menutup pintu mobilnya.Liam menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sebenarnya Liam sedang tidak mempunyai tujuan, dirinya hanya terus menjalankan mobil menuruti kemana pikiran nya membawanya pergi .Liam terpaksa pergi dari rumah nya untuk menghindari malam pertamanya dengan Laura.Melarikan diri ke sebuah tempat hiburan malam ini adalah caranya untuk menepis keinginan nya mencumbu perempuan yang baru di nikahinya beberapa jam yang lalu."Laura kenapa kamu harus menjadi anak dari lelaki brengsek itu." Oceh Liam sambil menikmati gelas ke lima minuman nya.Flashback on"Tuan Liam.. Tuaaann tolong." teriakan para pegawai di istana milik Liam membuat nya terbangun tengah malam."Ada ap
"Hai tampan.. sendirian di sini?" Gadis berpakaian seksi itu mendekati Liam yang sedang menikmati minuman nya."Siapa kamu?" "Trixie.""Tidak ada yang menanyakan namamu, saya hanya tanya siapa kamu? dan apa maumu?""Anggaplah aku seorang teman baru yang ingin menemani mu menikmati minuman.""Aku sedang tidak mencari pelacur." "Ya ampun , ucapan mu pedas sekali, aku tersinggung sekali." "Pergilah pelacur , apa kau tidak lihat cincin di tangan ku ini, aku sudah menikah , jadi pergilah.""Iya aku juga bisa melihat kalau kamu baru saja menikah bukan?" Bisik perempuan bernama Trixie itu."Darimana kamu tahu kalau aku baru selesai menikah?""Kamu masih mengenakan jas pengantin sayang." Trixie makin mendekati Liam."Kalau begitu pergilah brengsek, aku tidak berniat mengkhianati istriku." Liam mendorong perempuan itu agar menjauh dari dirinya."Kalau kau tidak berniat mengkhianati istrimu, pasti saat ini kamu sedang melewatkan malam pertama yang panas dengan istri mu itu.""Sudahlah pergila
" Dari mana saja kamu semalam sayang?" tanya Laura kepada suaminya dengan penampilan kusut setelah menghilang di malam pertama mereka. "Bukan urusan kamu." Balas Liam ketus sambil membuka bajunya.Laura terdiam tidak ingin membantah kalimat Liam, meskipun dalam benaknya tercipta berbagai pertanyaan, salah satunya kenapa sikap Liam jadi berubah setelah menikah.Sebelum nya Liam begitu manis dan baik kepadanya, hingga Laura yakin dan bersedia menikah dengannya."Apakah kamu ingin makan sesuatu?" tanya Laura sambil membantu Liam membuka pakaiannya." minggirlah aku bisa sendiri tidak perlu kamu bantu. " ucap Liam menghindari bantuan Laura." oke, sekali lagi aku bertanya Apakah kamu ingin makan sesuatu ? kalau ya aku akan mengambilkannya untukmu. ""Tidak perlu , lebih baik keluarlah aku mau istirahat. " ucap Liam sambil merebahkan dirinya di ranjang." ya sudah. " Laura mengalah melihat sikap suaminya, lalu menundukkan badannya dan berniat melepaskan kaos kaki suaminya. "Sudah kubilang
Meskipun dalam hati tidak langsung percaya begitu saja dengan apa yang di katakan oleh Nana Yaya, namun Liam tidak ingin terus menunjukkan ketidak yakin an nya dan memilih duduk di kursi nya, kemudian membalik piring yang berada tepat di depannya. "Mari ku ambilkan makananmu sayang. " Laura mengulurkan tangannya . Liam menyerahkan piringnya kepada Laura tanpa sepatah kata, matanya terus mengikuti setiap gerakan yang dilakukan Laura menyendok setiap sajian ke atas piring nya. "Ini sayang. " Ucap Laura sambil meletakkan piring berisi makanan tersebut di depan Liam. Liam hanya mengangguk tanpa di sertai sebuah kalimat bahkan senyuman, kemudian mengalihkan perhatian ke arah piring nya. "Damn ini enak sekali. " Batin Liam begitu lidah Liam mengecap makanan di dalam mulutnya. "Bagaimana Tuan? enak kan masakan Nyonya Laura? saya sudah mencicipi nya tadi, ternyata Nyonya Laura sangat pintar memasak. " Nana Yaya yang berdiri di sudut ruang makan menyela begitu melihat ekspresi Liam yang
"Apa yang kamu lakukan di rumah ku Trixie? dan bagaimana kamu bisa tahu dimana tempat tinggal ku?" Tanya Liam kepada Trixie saat sudah berada di dalam mobil. "Aku melihat kartu namamu terjatuh sayang. " Balas Trixie. "Terjatuh atau kamu sengaja mengambil dari dompet ku. " Balas Liam ketus. "Yaaahh apapun itu lah sayang, yang penting kan aku bisa datang ke rumahmu sayang, dan kamu juga senang kan kita bisa bertemu lagi. " Ucap Trixie sambil bergelayut manja kepada Liam. "Sekarang aku mengerti kenapa kamu melarikan diri dari malam pertama kamu semalam. " lanjut Trixie. "Tahu apa kamu? " Liam melihat ke arah Trixie dengan tatapan tajam. "Itu karena penampilan istrimu terlihat sangat membosankan, betul kan tebakanku? " Ucap Trixie. "Jason menepi sebentar. " Liam menyuruh sopir pribadinya menghentikan mobilnya. "Baik tuan. " Balas Jason, kemudian menuruti perintah sang bos berhenti di sebuah batu jalan. "Turun." Ucap Liam sambil melepaskan gelayutan Trixie di tangannya. "Apa? " T
Hampir seharian ini Liam sama sekali tak mampu fokus dalam pekerjaan nya, bahkan beberapa meeting dengan klien yang sudah di jadwalkan harus di cancel olehnya. Pernikahannya dengan Laura, dendam nya kepada ayah mertuanya sudah sangat mengganggu pikirannya. Badannya duduk menghadap jendela ruangan kerjanya, matanya menerawang ke luar gedung-gedung tinggi yang terlihat dari tempat duduk nya. Flashback on. Brak Brak Brak.... "Tuan Liam.. Tuaan... tolong buka pintunya. "Suara seorang perempuan beringan dengan suara pukulan pintu terus terdengar dari dalam kamar Liam. "Tuaaannn... Tuaaaannn... Bukalah pintunya tuan.""Siapa yang berani mengganggu tidur ku tengah malam begini. " Gerutu Liam saat matanya terbuka. "Tuaaaannn... Tuaaaannn... " Suara panggilan itu semakin keras, membuat Liam mau tak mau bangkit dari tempat tidurnya. "Iyaaa sebentar. " Balas Liam dengan sesekali menguap. "Nana? ada apa Nana membangunkan saya selarut ini? " tanya Liam begitu melihat perempuan yang sudah