Share

Bab 2

Author: verayanti
last update Last Updated: 2023-05-02 09:52:16

"Miss Sanders ini untukmu."

"Untukku? dari siapa?"

Gadis itu langsung berlalu tanpa memperdulikan pertanyaan sang guru dari siapa setangkai bunga mawar itu berasal.

"Miss Sanders ini untukmu." Baru tiga langkah dari tempatnya menerima tangkai bunga pertama, Laura menerima setangkai mawar merah yang sama.

"Dari siapa sayang?"

Sama dengan sebelumnya Laura juga tidak mendapatkan jawaban dari salah satu muridnya.

"Miss Sanders ini untukmu."

Laura terus menerima bunga hingga tangkai ke tujuh, namun tidak satupun dari anak-anak itu memberikan jawaban kepadanya dari mana bunga itu berasal.

"Ada saja kelakuan anak-anak itu." Laura tersenyum sambil mencium tujuh tangkai bunga mawar yang di terima dari para muridnya itu.

"Selamat paaa.. gii aaa nak anak." Langkah kaki Laura melambat , melihat kelasnya di penuhi beraneka macam bunga.

"Selamat pagi Miss Sanders. " balas anak-anak didik nya yang sudah siap untuk belajar.

"Kenapa banyak sekali bunga di sini anak-anak? apakah ruangan ini mau di gunakan untuk acara pesta?" tanya Laura.

"Tidak Miss Sanders, semua bunga ini untukmu" Jawab seisi kelas itu bersamaan.

"Untukku?"

"Iyaaaa Miss Sanders "

"Tapi dari siapa?"

Seperti di luar tadi, Laura juga tidak menemukan jawaban dari pertanyaan nya.

Laura berjalan mendekati salah satu pot bunga yang terletak di lantai, lalu berjongkok dan mengambil sebuah kartu yang terselip di antara bunga itu.

Dear Laura,

Saya sudah mencari begitu banyak bunga ,

berharap menemukan satu yang paling indah,

namun sayang sekali tidak ada satupun yang secantik dirimu.

Dari

Calon menantu Ayahmu.

Laura tersenyum setelah membaca kartu itu , lalu melipatnya kembali dan menyelipkany di salah satu buku yang di bawanya.

Drrrrtttt.... Drrrttt...

Laura mengeluarkan ponsel dari tas nya, lalu meliriknya sesaat , sebuah nomor asing tertera di sana.

Namum dari photo yang tertera di kontak tersebut, Laura tahu siapa yang sedang menghubungi .

"Selamat pagi ibu guru cantik."

"Jadi kamu rupanya yang mengirimkan semuanya."

"Iya aku hanya sedang mencari sesuatu yang bisa mengalahkan kecantikan mu , sayangnya aku gagal karena tidak ada bunga yang lebih cantik darimu. "

"Sudan sudah cukup, kasihan murid-muridku jika kamu terus memberikan bualan seperti ini."

"Ini bukan bualan nona, ini kesungguhan. "

"Astaga kubilang cukup, aku benar-benar kasihan dengan murid-muridku yang sedang menunggu ku."

"Kasihan kenapa?"

"Kasihan karena aku akan terbang dan gagal mengajar mereka. " Balas Laura dengan senyuman yang terus menghias bibirnya.

"Hahahaha ternyata kamu juga bisa membual"

"Sudah sudah cukup aku harus mulai mengajar mereka."

"Baiklah kalau begitu sampai bertemu lagi nanti sore"

"Nanti sore? ada apa memangnya?"

"Selamat mengajar.. bye.." Liam menutup telephon tanpa memberikan kesempatan bertanya kepada Laura.

Klik...

"Ada apa memangnya nanti sore? seingat ku kami tidak ada janji bertemu sore ini, Dasar pria aneh." Lanjutnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

"Ciye ciye... Miss Sanders sedang di telephon pacarnya, makanya senyum-senyum sendiri. " goda beberapa muridnya.

"Sssttt anak kecil tidak boleh membicarakan urusan orang dewasa.. " Laura meletakkan telunjuk nya di depan bibirnya.

"Ciye Ciye..." Anak-anak itu tak berhenti menggoda Laura.

**********

Laura beberapa kali melirik kaca spion motornya, perasaannya tidak menentu karena merasa ada sebuah motor di belakang nya yang mencoba untuk mengikuti dirinya.

"Siapa mereka, kenapa mereka mengikuti ku." Batin Laura.

Laura memutar gas motornya lebih keras, tujuannya agar motor yang di kendarai bisa melaju dengan keras, namun apa mau di kata sekuter matic nya itu memang di rancang oleh sang ayah agar tidak bisa melaju dengan kencang, tentu saja maksud nya agar Laura tidak mengebut di jalanan.

"Oh my God mereka semakin dekat." tangannya terasa basah oleh keringat karena rasa panik yang menderanya saat ini.

"Hai cantik... " terdengar suara seorang lelaki di balik helm teropong sedang memanggil dirinya.

"Pergi jangan ganggu saya " Laura menoleh sesaat ke arah dua orang yang sedang berboncengan di atas sebuah motor besar yang laju nya sengaja di samakan dengan motor Laura.

"Jangan sombong begitu dong cantik." ucap lelaki itu lagi .

Laura enggan menoleh, lalu menambah kecepatan motor nya , namun sepertinya usahanya sia-sia, karena kecepatan motor nya tetap tidak bertambah.

"awwww.... tolong." motor Laura terguling ke samping karena motor yang mengikuti nya itu sudah berada di depanya dan terpaksa Laura harus menekan rem secara mendadak.

"Jangan takut cantik, tenang saja kami bukan orang jahat. " Ucap salah satu lelaki itu sambil berjongkok mendekati Laura.

"Pergi kalian jangan ganggu saya, atau saya akan Teriak. "

"Take easy cantik, lagipula kalau kamu berteriak pun siapa yang akan membantu mu di tempat yang sepi seperti ini." Ucap Pria itu mencoba menyentuh dagu Laura.

"Brengsek , jangan senyuh saya." Laura mengelak lalu menghentqkkan tangan pria itu dari dagunya.

"wiiihh galak sekali, semakin galak semakin menantang hahahahaha." tawa dua lelaki yang sudah melepas kan helm teropong nya masing-masing, namun master masih menutup wajah keduanya.

"Bawa saja bro." Perintah salah satu lelaki itu.

"Iya aku jadi penasaran, gadis seperti ini kira-kira masih perawan tidak ya."

"Yasudah kita buktikan saja."

Laura mencoba bangkit dan berlari dari dua lelaki yang semakin kurang ajar.

"eiitts mau kemana kamu cantik." Dua pria kelar itu berhasil menangkap tubuh mungil Laura.

"Jangan tolong ... lepaskan saya kumohon lepaskan saya." Laura terus memohon sambil memukul tangan laki-laki yang sudah melingkar di perut, Kaki Laura yang menggantung terus bergerak mencoba berontak agar lelaki itu menurunkan tubuhnya.

"Lepassss lepaskan..."

"Bawa dia ke rumah itu Bro, kupinggirkan dulu motor kita dan juga motor gadis itu.

Salah satu pria itu terus menggendong Laura sambil menunggu rekannya memarkir motor nya .

Dua pria itu berhasil mengikat tubuh Laura di sebuah ranjang di dalam rumah kosong itu.

"Aaaaaa.... tolooooong tolooooong... "Laura berteriak sekencang mungkin, saat merasakan sentuhan dari dua pria yang wajahnya tertutup masker itu.

"Jangan sentuh saya tolong jangan sentuh saya." Air mata Laura mengucur deras saat blazer yang di pakai berhasil di lucuti oleh dua lelaki itu.

********

Liam mengemudikan mobil nya dengan kecepatan di bawah rata-rata , matanya lurus ke depan memperhatikan dua buah motor yang saling berkejaran.

Satu sekuter matic yang di kendarai seorang gadis yanh berusaha menjauh dari dua pengendara motor besar yang terus mengekori dirinya.

Liam terus menjaga jarak agar tidak sampai kentara bahwa dia sedang memperhatikan dua motor tersebut.

Liam ikut berhenti saat dua motor itu juga berhenti.

Liam keluar dari mobil nya bergerak pelan mengikuti kemana dua lelaki itu membawa Laura pergi.

"Apa yang akan mereka lakukan pada Laura."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 27

    "Bagaimana David, apakah sudah ada kabar mengenai istriku?" Tanya Liam melalui sambungan telepon. "Maafkan saya tuan, tadi saya sempat bertemu dengan nyonya Laura.""Hah apa? dimana kamu bertemu istriku? lalu sekarang dimana dia? aku harus bertemu dan berbicara dengan nya sekarang juga.""Di depan rumah ayahnya tuan, tapi sayangnya nyonya Laura menolak untuk ikut bersama saya dan kemudian seseorang membawanya pergi, dan saya kehilangan jejak nyonya Laura. " Balas David. "Kenapa bisa begitu David? Kamu tahu siapa orang itu?" tanya Liam."Maaf tuan saya belum pernah melihat lelaki itu sebelumnya, sepertinya dia hanya seseorang yang kebetulan lewat di situ dan berusaha membantu nyonya Laura yang terus berteriak dan memberontak dari saya tuan." Ujar David."harusnya kamu tidak membiarkan Laura pergi begitu saja, saya tidak mau tahu kamu harus menemukan keberadaan istri saya segera."Pinta Liam secara tegas."Saya minta maaf tuan, tapi saya sedang mengusahakan yang terbaik untuk mencari n

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 26

    "Masuklah nona. " Armand berhenti sejenak mempersilakan Laura untuk berjalan mendahului nya, begitu sampai di halaman rumahnya. Laura tersenyum dan mengangguk, kemudian melangkah pelan di depan Armand, lalu keduanya berhenti tepat di depan pintu yang masih terkunci.Armand maju selangkah kemudian mengambil kunci dari kantongnya lalu mengarahkan di lubangnya." Silakan. " Ucap Armand mempersilahkan Laura masuk ke dalam rumah yang tidak terlalu besar. Laura berdiri di dekat pintu menunggu Armand yang menuju saklar untuk menghidupkan lampu. Laura memindai ruang tamu berukuran Sekitar dua puluh lima meter persegi tersebut. "Anda tinggal sendiri disini? " tanya Laura. "Sebenarnya ada seorang asisten rumah tangga, tapi saat ini dia sedang ada keperluan di kampung halamannya, mungkin minggu depan baru kembali kesini. " Armand menjelaskan. "Ohhh... " Armand menangkap rona tidak nyaman di wajah Laura. "Kenapa? kamu takut tinggal di sini? " Tanya Armand. "Ehhee... " Laura tersenyum tip

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 25

    "Huh.. huh.. huh..."Liam berusaha mengatur nafasnya yang naik turun. "Beruntung mereka tidak sempat melihatku disana. " Batinnya sambil bergegas menghidupkan mesin mobilnya. "Jadi selama ini Lucy benar-benar mengetahui perselingkuhan Livia dan Nicholas. " Liam berbicara sendiri. "Bisa jadi Lucy juga terlibat dengan apa yang menimpa Livia, karena dia juga yang sudah merencanakan kecelakaan Nicholas waktu itu. " Liam mulai menerka-nerka. "Sayang sekali aku tidak bisa melihat siapa lelaki yang membantunya. ""Oh Shit... mereka sedang merencanakan untuk mencelakai Laura, aku harus mencegahnya. " Liam memukul setir di depannya mengingat apa yang akan dilakukan Lucy kepada Laura , aku harus mencari keberadaan Laura saat ini. " ucap nya kemudian meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo David, tolong kerahkan anak buahmu, bantu aku mencari istriku sekarang juga. "***********Laura masih menangis di dalam taksi nya, hampir tiga jam dirinya berada didalam nya. "Nona sebenarnya

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 24

    "Selamat malam tuan. " Sambut Nana Yaya kepada Liam yang baru masuk ke dalam rumah. "Selamat malam Yaya. " Balas Liam sambil membuka kancing jas nya. "Bagaimana kabar Laura? apa dia sudah makan malam? " Tanya Liam. "Maksud tuan? " Nana Yaya meragukan pendengaran nya tentang pertanyaan tuannya tersebut. "Apa Nana tidak mendengar pertanyaan ku yang begitu jelas, saya ulangi apakah Laura sudah makan malam? " Liam mengulangi pertanyaan nya. "Iya tuan saya mendengar, tapi kenapa tuan menanyakan Nyonya sudah makan atau belum, apakah tuan lupa kalau Nyonya tidak ada di rumah? " "Tidak ada di rumah? memangnya kemana istriku Nana? " Liam terkejut dengan ucapan Nana Yaya. "Bukannya tuan sudah tahu dan mengijinkan Nyonya Laura untuk pulang ke rumah orang tuanya. " "Tahu? ijinkan? tidak, aku sama sekali tidak tahu apalagi mengijinkan Laura pergi dari rumah, apa-apa an ini, kenapa Nana tidak memberitahu saya kalau Laura pergi dari rumah? " Liam mulai emosi. "Tapi tuan, Nyonya Laura sendir

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 23

    Cerita Nana Yaya tadi membuat dirinya penasaran untuk mencari tahu lebih banyak tentang adik iparnya yang telah meninggal dunia. Laura berjalan keluar dari kamarnya, kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri berharap tidak ada orang yang melihat dirinya. Dirinya berjalan ke menuju sebuah kamar yang pintunya tertutup. "Pasti ini kamarnya. " Batin Laura. Klik.. Laura berhasil membuka pintu yang tidak terkunci, kemudian melangkah masuk ke dalam kamar bernuansa merah muda. Laura menyapu pandangan ke sekeliling, dilihatnya sebuah photo besar di tengah-tengah dinding kamar nya, seorang gadis cantik berambut panjang sedang berpose tersenyum. "Cantik, mata dan hidungnya sangat mirip dengan Liam. " Gimana Laura selesai mengamati photo close up tersebut. Laura mendekati ranjang yang terbungkus sprei dan bed cover, semuanya tertata begitu rapi dan bersih meskipun tidak berpenghuni. Laura duduk di tepi ranjang, matanya tertuju pada sebuah buku tertelungkup yang terletak di meja samping ranja

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 22

    Brak.. Laura menutup pintu dengan kasar, kemudian mengunci nya dari dalam. Laura sengaja melakukannya agar Liam tidak bisa menyusulnya. "Hiks.. Hiks... Hiks... " Laura menjatuhkan dirinya ke ranjang, kemudian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Siapapun yang melihat nya pasti langsung paham apa yang sedang di rasakan nya, luka hatinya terlalu , kepergian sang ayah yang begitu tiba-tiba, sikap Liam yang plin-plan ditambah lagi kedatangan seorang perempuan yang mengaku sedang mengandung benih sang suami. Perempuan itu menangis tanpa henti, Laura hanya berharap bahwa kepedihannya bisa luruh, seiring dengan derasnya air mata yang mengalir dari pelupuk matanya. "Papa kenapa papa pergi meninggalkan aku sendiri, tidak ada yang mencintaiku sebesar papa. " Ratap Laura mengingat kini tiada lagi orang yang mencintainya, terlebih ibu tiri yang selama ini di kiranya benar-benar tulus mencintai dirinya dan ayah nya ternyata hanya berpura-pura. Laura terus menangis tak peduli sua

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 21

    Drrrttt.... Drrrttt.... Liam mengambil ponselnya yang terus bergetar berulang-ulang. Dilihatnya nama David tertera di layar ponselnya yang berkedip. "Halo, ada apa David? " Tanya Liam kepada orang yang sedang menghubungi dirinya melalui telepon."Benar tuan, ada penting yang ingin saya sampaikan kepada tuan, Apakah kita bisa bertemu? " tanya David. "Dua puluh menit lagi aku sampai kantor, temui aku di ruangan ku. " Ucap Liam. "Baik tuan. " Liam menutup telepon nya, kemudian berbalik kembali ke pintu. Tok Tok Tok"Laura aku harus pergi. " Ucap Liam berpamitan kepada sang istri. Liam menunggu beberapa detik namun tetap tidak mendapatkan jawaban dari Laura. Liam memutuskan untuk meninggalkan Laura di kamarnya dan akan berbicara kembali dengan Laura setelah kembali dari kantor. Sebenarnya Liam merasa ada yang aneh pada dirinya, untuk apa dia harus berpamitan kepada Laura, padahal dirinya hanya ingin membalas dendam kepada Laura, tapi entah mengapa sebagian besar hatinya mengharusk

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 20

    Laura benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Liam, baru semalam dirinya merasa telah di perlakukan sebagai ratu oleh suaminya, dan hampir saja dia percaya bahwa Liam benar-benar sudah kembali seperti Liam yang di kenalnya dulu. Namun kenyataan sama sekali berbeda dengan yang di harapkan nya, bahkan saat ini di mobil, Liam sama sekali tak mengucapkan sepatah kata pun. "Sayang, kalau memang aku bersalah kumohon maafkan aku. " Ucap Laura, kemudian meraih salah satu tangan Liam yang terletak di samping persneling mobil nya. "Hah? kenapa? " Liam terperanjat dari lamunannya, dan langsung menarik tangannya begitu menyadari Laura sedang menautkan jemarinya di tangan Liam. "Apakah aku melakukan kesalahan? " Tanya Laura lagi. "Ohh.. sudahlah aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang. " Jawab Liam tanpa menoleh sama sekali ke arah Laura yang saat ini sedang menatap nya. "Tapi sayang... ""Cukup.. aku sudah bilang tidak ingin membahasnya. " Hampir saja air mata Laura

  • Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda    Bab 19

    "Jadi perempuan itu sudah tahu tentang Olivia, tapi kenapa dia tidak menghalangi pernikahan ku dengan Laura saat itu. " Batin Liam sambil menatap tajam Lucy yang berjalan menjauh darinya. "Aneh, kalau memang dia tahu tentang perselingkuhan antara suaminya dengan adikku, harusnya dia menolak aku menjadi menantu di keluarga ini, dan sepertinya tidak ada yang aneh dengan hubungan rumah tangga Nicholas dan Lucy, semuanya tampak baik-baik saja. " Liam terus membatin hal yang menurutnya tidak biasa tersebut. "Hiks.. Hiks... " Perhatian Liam beralih kepada sumber suara tangisan yang berasal dari dalam kamar Laura. Kepala Liam mendongak ke dalam kamar, dilihatnya perempuan cantik itu sedang duduk di tepi ranjang sambil tertunduk menangis. Liam melangkah masuk ke dalam kamar, kemudian menutup pintu kamar istrinya tersebut. Ada rasa iba melihat Laura yang terlihat begitu terpukul, dilihat dengan kasat mata saja jelas terlihat bahwa hati perempuan itu sedang hancur berkeping-keping. Liam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status