Share

Bab 9

Author: Haura
“Maya! Kau sudah menipuku begitu parah!”

Dulu, di arena balap, Weldy satu grup bersaing dengannya.

Hari itu, mobil balapnya sengaja dibakar oleh musuhnya.

Weldy yang tadinya akan melewati garis finis pertama dan memenangkan hadiah jutaan, malah memilih membatalkan kemenangan demi menolongnya, mempertaruhkan nyawa.

Setelah menyelamatkannya, Weldy dengan sikap sombong menegakkan dagu ke arahnya.

“Hei, aku sudah nyelametin kau, ingat harus balas budi!”

Janji balas budi itu dia pegang selama dua belas tahun!

Tapi siapa sangka, selama ini dia membalas budi pada orang yang salah!

Mengingat hal itu, Jordan menatap dingin Maya yang menangis tersedu-sedu, lalu dengan suara dingin memerintah.

“Maya, sekarang juga kau pindah kembali ke Keluarga Hendrawan!”

Jordan mengabaikan permintaan maaf Maya dan menyuruh pelayan mengusirnya keluar.

Kemudian dengan wajah muram, dia menelepon asistennya dengan nada dingin.

“Cari tahu tentang penculikan Maya, dan juga pesta malam itu...”

Di sebuah bandara di neg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Awan Tenang, Angin Membawa Cinta   Bab 20

    Menyadari tatapan iri Maya, Wulan mengeluarkan laporan keuangan terbaru milik Grup Wicaksono dan memperlihatkannya dari balik kaca pembatas.“Apa kau lihat? Setelah satu tahun kerja keras, Grup Wicaksono sudah berhasil keluar dari masa merugi dan balik untung.”Ia berhenti sejenak, lalu mengeluarkan ponselnya dan membuka foto pernikahannya dengan Hengky seminggu lalu.“Aku dan Hengky sudah menikah. Ngomong-ngomong, aku harus terima kasih sama kau juga. Kalau bukan karena kau rajin banget bikin konten di TikTok, terus-menerus pamer soal hal-hal yang Jordan lakukan buat kau, mungkin aku nggak akan secepat ini ambil keputusan buat ninggalin dia.”“Eh, siapa sangka ya, aku malah nikah sama cowok yang dulu jadi idola masa kecilku. Waktu netizen tahu kita nikah, semua komentar isinya doa dan ucapan selamat.”Nada suara Wulan terdengar penuh percaya diri dan sedikit manja.Hengky yang ada di sebelahnya melirik istrinya dan tersenyum lembut.Wajah tampannya penuh dengan rasa sayang.Ia baru ta

  • Awan Tenang, Angin Membawa Cinta   Bab 19

    Di rumah sakit swasta, dalam sebuah kamar rawat.Wulan berdiri menatap Jordan yang terbaring lemah di ranjang.Tubuhnya tampak seperti batang pohon kering, pucat, tanpa warna sedikit pun di wajah.Bahkan napasnya nyaris tak terdengar.Saat melihat Wulan, Jordan tiba-tiba tersenyum. Itu adalah senyum pertamanya selama beberapa hari terakhir.Ia memberi isyarat agar Wulan mendekat, lalu menepuk pelan tangannya. Suaranya lemah sekali.“Wulan, jangan nangis.”“Maaf ya, dulu aku salah. Aku sungguh-sungguh minta maaf sekarang.”“Jangan merasa bersalah kalau aku pergi nanti. Kalau boleh, bisa nggak kau peluk aku sekali lagi?”Wulan membungkuk pelan, memeluknya dengan hati-hati. Suaranya serak tertahan tangis.“Jangan mati, Kakek Setyabudi masih butuh kau…”Jordan tersenyum tipis. Ia melirik ke luar jendela, menatap Hengky yang menunggu di sana.Kemudian kembali memandangi Wulan dengan tatapan berat yang enggan berpisah.“Selamat menikah ya, Wulan-ku. Aku sungguh berharap kau selalu bahagia.”

  • Awan Tenang, Angin Membawa Cinta   Bab 18

    Wulan hanya melirik sekilas kertas tulisan tangan Jordan. Ia mengambilnya, lalu merobeknya tanpa ragu.Matanya menatap dingin ke arah Jordan."Kertas ini sudah kau lihat dan kini sudah hancur. Lalu, bisakah semuanya kembali seperti dulu?"Jordan mengepalkan tangan, suaranya bergetar saat membuka mulut.“Semua orang pasti pernah berbuat salah… apa kau nggak bisa memberiku satu kesempatan untuk memperbaiki semuanya?”“Tak ingin lagi. Kau tak layak mendapatkannya.”Suara Wulan tenang, seakan tak berniat menyisakan ruang untuk harapan.Mengingat apa yang terjadi sebulan lalu, ia berkata datar.“Jordan, aku benar-benar pernah mencintaimu. Tapi sekarang, aku juga benar-benar sudah nggak mencintaimu.”Dari luar, dia memang terlihat lembut, seolah mudah diajak berdamai.Tapi sekali sudah membuat keputusan, dia tidak akan mengubahnya.Bahkan kalau setelah meninggalkan Jordan dia tak bertemu Hengky, dia tetap akan memilih hidup sendiri.Wajah Jordan makin lama makin pucat.Wulan melanjutkan,“Ak

  • Awan Tenang, Angin Membawa Cinta   Bab 17

    Kakek Setyabudi menatap cucunya yang selama ini penuh kebanggaan, kini untuk pertama kalinya berlutut di hadapannya. Matanya yang keruh memancarkan warna perasaan yang rumit.“Kalau aku mengajak Wulan keluar dengan syarat kau harus melepaskan posisi sebagai pewaris Keluarga Setyabudi, apakah kau rela?”Jordan tak ragu sedikit pun, mengangguk mantap.“Aku rela.”Kakek Setyabudi menarik napas dalam-dalam, di bawah tatapan penuh harap dari Jordan, ia mengangguk.“Baik.”Jordan lalu sujud tiga kali. Baru saja ia berdiri, mungkin karena begadang terus-menerus dan pukulan yang diterima, tubuhnya langsung ambruk.Padahal dulu tubuh Jordan sangat kuat, tidak mungkin langsung pingsan hanya karena beberapa pukulan.Kakek Setyabudi akhirnya merasa iba, ia melambaikan tangan memberi isyarat pada pengurus rumah untuk segera membawa Jordan ke rumah sakit.Saat pingsan, Jordan merasa seolah sedang bermimpi.Dalam mimpinya, dia kembali ke lima tahun lalu, saat Wulan menemaninya pergi ke Kuil Sentosa u

  • Awan Tenang, Angin Membawa Cinta   Bab 16

    Selama setengah bulan penuh berikutnya, Jordan tidak melakukan siaran langsung sama sekali.Awalnya, netizen mengira keinginan Jordan untuk rujuk hanya sekadar hasrat sesaat, tapi setelah lewat setengah bulan, Jordan kembali mengudara.Ketika kamera menyorot wajahnya, semua yang menonton langsung terkejut.Kepalanya terbalut perban, wajahnya pucat tanpa setitik darah, seolah baru saja melewati penderitaan yang luar biasa berat.Ternyata, selama dua minggu menghilang itu, dia benar-benar menjalani semua penderitaan yang pernah dialami Wulan.Setelah melewati semuanya, Jordan tampak sangat menyesal. Matanya memerah menatap kamera dan berkata dengan suara bergetar.“Akhirnya aku mengerti, kenapa Wulan sampai segigih itu ingin meninggalkanku”“Aku sungguh-sungguh minta maaf padanya…”Perilakunya ini membuat sebagian netizen yang sebelumnya memandang sinis kepadanya mulai sedikit merasa hormat.Nuansa komentar pun berubah drastis, meski masih ada beberapa yang tak sepakat.“Ngomong-ngomong,

  • Awan Tenang, Angin Membawa Cinta   Bab 15

    Wulan menatap pria di hadapannya yang terlihat sedikit terluka itu, lalu menyunggingkan senyum sinis.“Karena aku sudah bilang, aku nggak mau melihatmu lagi, jadi tentu aku juga nggak mau menerima pemberianmu.”“Jordan, bukankah kau selalu ingin menikah dan punya anak dengan Maya? Sekarang aku sudah memberi ruang untuk Maya, kenapa kau nggak buru-buru menikah dengannya saja?”Baru sadar, selama ini saat dia merawat Jordan yang cacat, Jordan ternyata tetap mengirim uang ke Maya yang sedang di luar negeri.Rasa kasih sayang semacam itu, bahkan membuat Wulan merasa terharu sekaligus pahit!Mata Jordan yang biasanya hitam dan berkilau kini redup seperti kehilangan cahaya. Dia maju mendekat dan mencoba memeluk Wulan:“Wulan, semua ini salah Maya. Dia menipuku dengan mengatakan dia bukan Weldy, sehingga aku salah kira dia adalah kau. Selama ini aku hanya berbuat baik padanya.”“Sekarang aku sudah tahu kebenarannya. Dari dulu sampai sekarang, yang aku cintai memang hanya kau. Beberapa hari la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status