Share

Bab 16 Menghadiri Sidang Perceraian

Terhitung dari segala hari yang telah dilalui tanpa Senja dan buah hati yang sempat tak sudi 'tuk diakui. Baru sekarang, Gibran terlihat sangat berantakan. Untuk pertama kalinya. 

Baru kali ini, air matanya mengucur tak henti. Baru kali ini, foto Danish yang terletak di atas meja di kamar bekas bocah itu, menjadi perhatiannya. 

Gibran menatapnya lekat-lekat. Menyentuh permukaan bingkai kaca itu dengan tangan gemetar. Mengukur setiap inci wajah anak kecil di balik bingkai kaca itu dengan seksama. Yang hampir 80 persen mewarisi dirinya. Sisanya milik Senja. Laki-laki itu tersadar, Danish adalah murni perpaduan mereka berdua. 

"Anakku. Maafkan Ayah, Nak. Maaf. Selama ini Ayah bod0h." 

"Ya Tuhan, aku telah menghancurkan rumah tanggaku dengan keegoisan dan kebod0han. Aku telah menyakiti istriku dan mengkhianatinya. Perbuatanku sangat hina. Aku tidak pantas untuk dimaafkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status