BABU MILYARDER 8
#Pembalasan_mantan_TKW_Akong minta kawin Arka mendekati Nur yang sedang harap harap cemas menunggu kabar Akong. Tubuh jangkungnya sekarang ada dekat di depan Nur. Tangan kanannya menahan tembok di samping kiri kepala Nur. Desah nafasnya dekat sekali dengan wajah Nur, mau apa dia? “Denger ya, Nur, kalau sampai ada apa-apa sama Akong, gue bilangin Mama semuanya biar elu dibawa ke kantor polisi!” tatapnya tajam. “Kegh!” Arka menakuti dengan menggerakkan telapak tangannya melintang di leher. Cekgluk, Nur menelan ludah, Kepalanya mengangguk. "Kalau dilaporin polisi berarti ntar aku masuk penjara, hihhh," Nur menghela nafas, mau bagaimana lagi? Mungkin ini termasuk rangkaian nasib buruknya. “Dipenjara Lo, dua puluh lima tahun, mampus!” Melirik muka Arka, "sepertinya dia sedang menahan tawa, sebenarnya dia serius atau menggodaku sih? Ngeselin mukanya." Batin Nur dengan mengerutkan kening. Pintu kamar Akong terbuka, seorang perawat keluar, Nur dan Arka bergegas menghampiri. “Gimana Akong saya, Sus?” Arka langsung bertanya dengan cepat. Nur berdiri di belakang punggung Arka. Suster itu tersenyum, hati nur menjadi sedikit lega melihatnya. “Tuan Andi sudah melewati masa kritis, sekarang beliau sudah sadar,” kata suster itu. "Alhamdulillah ya Allah," Nur meraupkan kedua telapak tangannya ke wajah, ia lega sekali mendengar kabar baik ini. " Nggak jadi dipenjara aku ... selamet, selamet." “Boleh saya lihat Akong saya?” Arka tak sabar pingin masuk ke dalam. “Silahkan Pak, ada Dokter masih di dalam.” Arka segera masuk kamar Akong, diikuti Nur. Melihat Akong terbaring lemah di ranjang. Selang oksigen masih terpasang di hidung, nafasnya masih berat dan berbunyi ngik, ngik. Sepertinya Akong melihat kedatangan Nur dan Arka. “Akong?!!” Gegas Nur berjalan mendekati Akong, memegang tangannya, belum pernah Nur merasa segembira ini melihat aki aki tua ini. “Ya Allah Kong, Nur senengg banget Akong selamat, hikss ... hikss cepat sembuh ya Kong.” Nur sangat bahagia sampai menangis. “Heh_he” Akong menoleh, tangannya berusaha mengelus rambut Nur bak cucunya sendiri. Arka terlihat mengulum senyum.**“Kong, makan ya, nih Nur Masakin special nasi ayam Hainan buat Akong,” kata Nur sambil menunjukkan piring di tangannya. Mengaduk nasi yang sengaja dibuat lembik ini dengan sendok, aroma kaldu ayamnya menggugah selera. Nur dengan sabar menyuapi sesendok demi sesendok ke mulut Akong tua. Sesekali Nur mengelap mulut Akong yang belepotan. “Gapapa Kong, ngiler terus, abisin aja ilernya eh, tissue nya. Nur gabakal ngomel ngomel lagi deh," ucap Nur sembari mengelap pakai tissue. “He’eh,” Akong tertawa senang, matanya yang sipit seperti menghilang kalau dia tertawa. Tangan Akong mengulur, seperti mau memegang kepala Nur. Gadis manis itu menunduk sedikit biar Akong bisa memegangnya. Akhir akhir ini atau tepatnya setelah Akong meninggalkan rumah sakit, dia senang mengelus Rambut di kepala Nur.Terkadang Akong menatap seperti melamun, Entahlah apa maksudnya, Nur tak ambil pusing, yang penting kerja. “Uuh...uuh” “Apa, Kong?” Akong menunjuk nunjuk perutnya. “Mau pup, ya?” “Ho’oh.” “Gimana sih Kong, barusan diisi udah mau dikeluarin? Nggak enak ya nasi Hainan masakan Nur? Yaudah besok Nur Masakin kangkung pedes aja!” Nur mulai mengomel, sambil mendorong kursi roda Akong ke toilet. “Haaaaa?” seperti biasa Akong Cuma mangap kalau diomelin. **Nur menimang-nimang kemeja warna biru langit yang ia beli hari Minggu kemarin. Maksudnya diberikan buat Arka sebagai ganti kemejanya yang pernah gosong dulu. Tapi Nur ragu, "ini kemeja harganya cuma puluhan ribu, gada apa apanya dibandingin dengan kemeja Arka yang harganya ratusan ribu, takutnya dia gak mau makai atau malah dibuang?" Pikir Nur. Hhh, Nur membuang nafas, "kasih nggak ya?" Tapi sudah terlanjur dibeli. "Kasih aja lah, udah biarin aja mau dibuat lap juga kagak apa," dengan mantap Nur membawa kemeja baru itu ke kamar Arka. Tok ...tok ... Membuka kamar Arka setelah dia mengijinkan. Arka sedang duduk di kursi kerjanya. Matanya menatap layar laptop dengan serius, sepertinya dia lagi sibuk. Menoleh pada Nur pun tidak. “Nyo, i_ini aku beliin kemeja buat kamu, nggak mahal sih, kayak bajumu yang lain tapi, moga aja kamu mau makai," Nur berkata pelan dan menaruh kemeja itu diatas tempat tidur Arka. Tak ada respon. Arka tetep Sibuk dengan laptopnya. "Sebenarnya dia tau gak sih ada manusia lain disini? pelan-pelan nur mengambil lagi kemeja itu dan membawanya lagi keluar. "Palingan juga dia gamau," begitu pikir Nur. "Biar kusimpan aja,ntar kalau aku punya cowok aku kasih dia aja! Kesel aku dicuekin Arka." Nur pun ngacir keluar. Setelah Nur keluar kamar Arka melihat ke ranjang. "Kemejanya dibawa lagi? Dasar dodol!. Arka menggelengkan kepalanya. "Nur ... Nur ... Lugu banget sih elu?" Tersenyum. **“Nurrrr!!” Pagi pagi Arka sudah berteriak di pintu kamar Nur. “Bentar!” jawab Nur sambil merapikan baju nurse yang barusan selesai dipakainya. Arka sudah berdiri di depan pintu kamar, dia bertelanjang dada tapi, bawahnya sudah memakai trouser berwarna hitam. "Wow! Pemandangan yang indah!" Sejenak Nur terkesima tapi, kemudian melengos, "jangan harap aku akan menyerahkan diriku padamu, Ferguso! meski kau pameri aku dengan tubuh sexy mu! aku ini Janda bermartabat!" “Paan sih lo?! Songong banget muka lu. Heh ikan teri mana kemaren kemeja yang Lo kasih? Bawa sini gua mau pakai!” pasang wajah jutek. "Hah? Beneran nih babang ganteng mau makai baju dariku?" Mata Nur berbinar-binar menatap Arka. "Aaahh seperti melayang anganku membayangkan memakaikan kemeja di tubuh babang ganteng, mengancingkan satu persatu kancing sekbari meraba dada babang ganteng Arka, ooh so romantis ...." Nur mulai berkhayal. “Nur! Lu hobby ya ketawa sendiri kayak orang gila?! Mana cepetan bajunya bawa sini, bisa ketularan gila gue deket deket elu!” bentak Arka mengagetkan. Astaga! Penyakit halu Nur kumat lagi, mana didepan Arka lagi, malu banget Nur. "Sialan!" Umpat Nur dalam hati. Segera ia mengambil kemeja dan diberikan pada Arka. Setelahnya, Arka ngeloyor pergi. Nur mengintip Arka dari pintu dapur yang terbuka sedikit. Melihat Arka berjalan ke garasi memakai kemeja hadiah darinya, Nur sangat gembira. "Kan bagus?Cocok banget sama kulitnya yang putih," Nur terpesona melihatnya. Tiba tiba Nur seperti melihat adegan dirinya di sana memanggil Arka. “Sayang ... ini tasnya," Ucap Nur sambil menyerahkan tas kerja milik Arka. “iya, makasih, sayang” Membetulkan dasi di leher Arka, kemudian Arka mencium kening Nur lembut. “NURRR, NGAPAIN DISITU??!” “Wuaaaaaaa emakkkk!!” Nur menjerit kaget. Ternyata bik ijah membuka pintu dari luar, Nur yang sedang bersandar di pintu sambil berhalu jadi jatuh tengkurap keluar. Di sana Arka juga sedang menoleh, lelaki ganteng itu tertawa ngakak. Arka menempelkan jari telunjuk di jidatnya. Nur membaca mulut Arka yang seolah berkata, “Gi_La!"Dih!** Mendorong pelan kursi roda Akong masuk ke dalam ruang kerja nyonya Lily. Malam ini Akong bilang pada Nur mau bertemu dengan nyonya Lily. Mungkin Akong kangen, Nur pun menuruti untuk mengantar ke sini. Nyonya Lily biasa kerja di rumah sampai jam sembilan malam, bahkan bisa lebih. “Nyonya, Akong mau ketemu nyonya katanya," Nur berbicara dengan sopan. Nyonya Lily menutup layar laptopnya. Melihat Nur dan dan mengangguk, tangannya mengibas menyuruh Nur untuk keluar. Nur tahu, artinya Nyonya Lily hanya ingin berdua dengan Akong saja. Kebetulan Nur juga Lapar jadi dia segera berjalan ke dapur untuk mengambil makanan. “Akong sudah tidur, Nur?” Tanya Bik Ijah sambil mengambil tempat duduk di depan Nur. Kepala Nur menggeleng, ia terus mengunyah makanannya. “Akong lagi sama Nyonya,” jawab Nur kemudian. “tumben, Akong mau ketemu nyonya." Kedua alis Bik Ijah menaut. “Tauk, kangen kali” jawab Nur sekenanya. Wajarlah bapak sama anak kangen-kangenan, "emang aku dah lama gak pulang kampung, gak kangen emak," “Papi mau ngomong apa?” Nyonya Lily berjongkok di depan kursi roda Akong, Papinya. Akong menatap nyonya Lily dalam dalam, sepertinya ada sesuatu yang penting yang ingin dia sampaikan. Nyonya Lily mendekatkan telinganya ke wajah Akong. “Pa_pi mau ka_win lagi," bisik Akong dengan terbata bata. Hah? Nyonya Lily berdiri sambil menutup mulutnya. Sedetik kemudian ... Hahahaha nyonya Lily tak dapat menahan tawa mendengar permintaan Papinya yang dia pikir lucu. “Lily!!!” Akong membentaknya. Seketika nyonya Lily menghentikan tawa. Ditatapnya Papinya, "serius nih papi minta kawin lagi?" Pikirnya. “Tapi Pi, papi mau kawin dengan siapa?” tanya nyonya Lily heran. Hening sejenak .... “NUR," Nama itu keluar dari bibir Akong! Nyonya Lily terperangah, rasanya tidak percaya! Bibir nyonya Lily terkatup kemudian menyebut nama , "Nur??"Akong mengangguk pasti membuat Nyonya Lily tak bisa berucap apa-apa. Biar pun Papinya sudah tua dan tidak bisa apa-apa tapi, dia adalah tuan besar di rumah ini. Bagaimana mungkin Nyonya Lily memperbolehkan Papinya menikah dengan pembantu? Tidak levelnya. Bagaimana ini akong minta kawin dengan Nur! Apakah Nur mau dengan aki-aki?BersambungBABU MILYARDER 9BAB 9POV AkongFlashback Akong koma“Nur, Makan dulu,”Kudengar setiap malam cucuku Arka membawa makanan untuk Nurse Nur yang setia menungguku ketika aku koma. Nur perempuan lugu yang masih polos, tingkahnya sedikit aneh tapi sejauh ini dia bekerja dengan baik.Aku tahu, cucuku Arka menaruh hati dengan Nurse Nur, kok bisa tahu? Ya karena sejak kecil cucuku itu ikut denganku akong nya, Arka terlahir dari blasteran anak bungsuku Lily dengan pria Italia bernama Augusto Valentino Rossi. Bukan pembalap lho ya, catet!Papanya Arka sudah meninggal karena kecelakaan pesawat di Eropa. Waktu Arka baru berusia lima tahun. Semenjak saat itu, Arka dan mamanya Lily tinggal bersamaku. Lily tidak menikah lagi setelah itu tapi, aku tahu dia menjalin hubungan tanpa status dengan beberapa laki laki. Sebenarnya aku kurang suka tapi, mau bagaimana lagi Lily sudah dewasa dan mengerti apa yang dilakukannya, tanggung jawab dan konsekuensinya.Kembali kepada cucuku Arka yang biasa dipanggil
BABU MILYARDER 10Bab 10#Pembalasan_mantan_TKW_Tidak sudiSeperti biasanya pagi ini Nur memandikan Akong. Ada yang berbeda hari ini Akong anteng. Tangannya tidak celamitan memegang megang tubuh Nur lagi. Males bertanya, Nur langsung mengerjakan tugasnya saja.“Ayo kong, jalan jalan ke taman, cari sinar matahari ” ajak Nur. Dari jauh, Nur sudah melihat temannya sesama Nurse yaitu Mince dan Desi.“Akong disini, ya? Aku mau ngobrol sama temanku di sana,”tunjuk Nur pada kedua teman yang melambaikan tangan padanya.Mengunci kursi roda akong di tempat aman dan terkena sinar matahari pagi, lalu Nur menghampiri kedua temannya. Mencari tempat duduk di bangku taman tak jauh dari Akong.“Nur, lo dah dapet apa dari Akong mu itu?” Mince bertanya pada Nur.“Nggak dapet apa-apa” jawab Nur acuh, sambil bermain ponsel.“Porotin Nur, dia royal Lho," bisik Desi.“Hahah.” Nur tertawa garing.“Gamau morotin aki-aki gue,” biarpun Nur janda tapi, dia punya prinsip, nggak sudi dipegang-pegang orang mes
BABU MILYARDER 11#Pembalasan mantan TKW Bab 11Perjanjian PranikahDengan mengendap-endap, Nur membuka pintu belakang. Masih dengan sesenggukan dan dada yang berdebar-debar, Nur berjalan keluar, " kebih baik aku jadi gelandangan di jalanan, dari padak dikawinkan sama aki aki ganjen dan ngileran!" Gumam Nur. (Sok banget sih Nur? Jadi gelandangan beneran nangiss ntar)Setelah berhasil keluar rumah, sekarang masih ada satu rintanganblagi yang lebih berat, yaitu melewati pos satpam. Nur berjongkok di balik pot bunga yang besar sambil mikir gimana mengelabui satpam. Berjalan melipir untuk sampai ke pos satpam, Nur melihat satpam sedang tidur, kebetulan banget. "Dasar satpam, disuruh jaga malam malah tidur, gimana kalau ada maling?"Gegas Nur berlari ke pintu gerbang, "lho?? Kok nggak bisa buka?" Ternyata, itu adalah gerbang otomatis bukanya pakai remote . Merasa sial, Nur balik lagi ke pos satpam untuk menyalakan remote. "Duuh mana remote nya dikelonin satpam lagi dimeja!" terpaksa Nu
BABU MILYARDER 12#Pembalasan_mantan_TKW_Bab 12Menikah (lagi)Tiga puluh menit sebelumnya ....Kalau hari Sabtu Arka bangun agak siang. Karena libur ngantor. Dia langsung menuju dapur pembantu mencari Nur, untuk minta dibuatkan minuman Milo kesukaannya. Tetapi Arka tidak menemukan Nur didapur, cuma ada Bik Ijah saja yang sedang duduk termenung di kursi.Melihat kedatangan Arka, Bik Ijah langsung berdiri, berjalan menuju washbak dan menyibukkan diri dengan mencuci piring. Arka mengambil gelas dan membuat sendiri minumannya . Setelah selesai lelaki ganteng yang mengenakan kaus oblong putih dan celana pendek itu berdiri di samping Bik Ijah, karena Bik Ijah diam saja, Arka malah merasa ada yang aneh. Apa lagi dia sama sekali tidak melihat sosok Nur di sini.“Nur mana, blBik?” Arka bertanya pada perempuan yang pagi ini lebih pendiam. Biasanya, bik ijah akan menanyakan apa keperluan Arka bila dia muncul di dapur pembantu. Bik Ijah ini sudah lama ikut di keluarga Arka sehingga Arka sudah
BABU MILYARDER 13Bab 13#Pembalasan_mantan_TKW_Mendadak kaya rayaSeminggu setelah Nur resmi menjadi istri Akong, Nyonya Lily memanggilnya. “Iya Nyonya, ada apa?”tanya Nur sopan.Di lihatnya Nyonya Lily sedang memindahkan beberapa pakaian dan barang-barang ke dalam sebuah koper besar.“Nur, bantuin saya berkemas dong. Saya mau ke Eropa besok, dua Minggu lamanya,”kata Nyonya Lily.“Baik, Nyonya," Nur mengangguk.Dengan sigap Nur melipat pakaian nyonya Lily lalu memasukkan dan mengaturnya di dalam koper dengan rapi. Setelah beres, Nyonya Lily mengajak Nur ke ruang kerjanya.“Nur, ini buku tabunganmu." Nyonya Lily memberikan sebuah buku kecil berwarna biru. "Saya sudah memasukkan uang sebesar lima belas milyar untukmu, dan setiap bulan saya juga tetap akan mentransfer gajimu sebagai nurse,”kata perempuan cantik di depan Nur.Nur menerima buku tabungan dengan hati berdebar, "benar kah ini?" Gadis pembantu itu nyaris tak percaya. “Selama saya pergi tolong kamu urus Papi saya dengan ba
BABU MILYARDER 14Bab 14#Pembalasan_mantan_TKW_Panggil “Ama” Arka membaca pesan text di ponselnya. Pesawat Mama sudah terbang rupanya. Arka menyetir mobilnya pulang, dia mau mengambil pakaian dan beberapa barangnya yang masih ada di kamarnya. Tapi sesungguhnya dia juga ingin melihat keadaan Nur. Sudah beberapa hari setelah pernikahan Nur dan Akong, Arka memang menyingkir.Sepi sekali rumah? Arka langsung masuk ke kamarnya untuk mengambil barang yang dia butuhkan kemudian berjalan ke kamar Akong, ternyata kosong juga. "Pada kemana mereka?" Arka menyeret kakinya ke dapur pembantu. Hanya ada Bik Ijah yang sedang sibuk memasak.“Eh, Sinyo, kapan datang? Bibik sampai nggak tahu,” ujar Bik Ijah ramah.“Barusan Bik, kok sepi Akong kemana?” tanya Arka sambil duduk di kursi makan. sebenarnya dalam hati Arka pingin bertanya Nur kemana? Tapi dia gengsi.“Ooh, Nur ngajak akong jalan jalan naik mobil, tadi," Bik Ijah melirik anak majikannya itu.“Kemana Bik?”Arka mengambil sebuah apel merah di
BABU MILYARDER 15Bab 15#Pembalasan_mantan_TKW_Ciuman maut Akong memegang tangan Nur kemudian menarik tangan Arka dan menyuruh kami bersalaman. "Yaelah jadi minder aku, tangan ini digenggam erat Arka berasa lihat juadah bersanding dengan jenang," item putih.Akong berbicara sama Arka masih dalam bahasa kanton, aku nggak ngerti artinya. Arka melihatku sebentar, kemudian melihat Akong. Menghela nafas panjang lalu menganggukkan kepalanya. "Kira kira mereka ngomong apa ya? Coba pakaibasa jawa kan ngerti aku," batin Nur. Meski pernah tinggal di HK tapi Nur gak bisa bahasa Sono, maklum di sana Nur pake bahasa Tarzan, yang penting Majikan mudeng. Sebenarnya Akong menyuruh Arka untuk membantu rencana balas dendam Nur adalah akal akalannya Akong saja untuk mendekatkan Nur dengan Arka. Selama nyonya Lily tidak berada di rumah. Wah Akong so sweet ....**“Kong, lihat tivi sini, ya?” Nur mengajak Akong Duduk di ruang keluarga menonton televisi. Selanjutnya pembantu itu asyik bermain HP. T
BABU MILYARDER 16Bab 16#Pembalasan_mantan_TKW_Balas dendam ala MafiaHari ini pembalasan dendam Nur akan dilaksanakan! Semua rencana sudah matang, Nur yang jadi pemimpinnya. Arka menjadi wakil ketua alias kaki tangan Nur, dan Akong adalah penanggung jawab! Nur memberi nama misinya ini dengan judul 'Balas dendam ala mafia' Yaelah kek bikin sinetron aja Nur;Hari masih pagi tapi, Nur sudah heboh berdandan ala Mafia Hongkong. Memakai setelan blazer hitam dan celana panjang hitam (baju kantor bekas Nyonya Lily yang diberikan padanya), dalaman hem putih dan sepatu boot warna item--pinjem punya Mince-- Nur memakai jilbab Saudia item dan kacamata hitam berkaca film. "Hmmm aku harus berpenampilan kaya! Biar mantan Mertua dan mantan Suamiku bertekuk lutut!" Nur berbicara sendiri di depan cermin. Keluar dari kamar, Nur memasang raut muka dingin dan angkuh seperti Boss mafia lalu memasuki kamar Akong untuk minta doa restu.“Kong, gimana penampilan Nur, Udah oke belum?" Tanyanya sambil