Home / Romansa / BABU MILYARDER / Menjadi Nurse Akong genit

Share

Menjadi Nurse Akong genit

last update Last Updated: 2022-09-30 19:46:52

BABU MILYARDER 3

Bab 3

#Pembalasan_mantan_TKW_

Menjadi Nurse Akong genit

“Mah, mamah!” berteriak.

Seorang Tante paruh baya yang cantik terlihat berjalan menghampiri Nur dan Arka.

“Mah, ni nurse-nya.” Arka menunjuk Nur, kemudian dia berjalan masuk meninggalkan Nur dan Tante cantik yang dipanggilnya Mama ini.  Tante ini melihat Nur dari bawah sampai atas.

Nur tersenyum padanya, "mau disuruh apa sebenarnya aku ini dibawa kemari?"

"Jadi kamu nurse?”tanya Tante itu.

“I_iya saya Nur, Bu, ehee,” jawab Nur meringis, karena menurut Nur, Arka dan Tante ini tidak bisa bilang Nur, bisanya nurse, seperti ada huruf S di belakangnya. "Padahal namaku cuma Nur."

“Iya ... iya ...." Jawab Tante itu.

“kamu mau kerja sini, jadi nurse buat Papi saya,”katanya lagi.

Wah, kerja?? Seketika wajah Nur sumringah mendengar kata 'kerja' Itu artinya Nur nggak nganggur lagi. Bersyukur.

"Tapi ngomong ngomong kerja apa ya disini jadi nurse, apa itu? Padahal sudah dibilang dari tadi namaku itu NUR bukan Nurse!"

“Barang barangmu, mana?” Tanya Tante cantik itu.

“M_masih di kosan,Bu.”

Tante cantik itu menghela nafas. Terdengar langkah kaki mendekat, Nur menoleh, ternyata babang ganteng Arka yang datang. Dia sudah berganti kemeja dan celana. Nur tak berkedip menatapnya, "ck udah kaya, ganteng, mobilnya bagus, nyaris sempurna!" Nur meleleh.

“Nyo, kamu dapat dimana ni anak? Kok nggak bawa baju?” Tante cantik itu mengeryitkan dahinya, heran

“Ceritanya panjang ma, udah terima aja dia kerja,”jawab Arka.

Arka melihat Nur sekilas, Nur memberi senyum semanis gula padanya. Tak sadar, mata Nur berkedip-kedip sendiri.

“Apa lu! Kelilipan?!” Arka membentak, Nur seketika gelagapan. "Hiih! galak banget sih cowok ini, sebel!"

“Arka berangkat dulu, Ma.” Arka pamit pada mamanya.

Tante cantik itu mengangguk. Dia memandang Arka, anaknya sampai menghilang.

“Ikut saya!”

Tante cantik itu berjalan masuk ke dalam rumah, Nur mengikuti.

“Ini kamarmu, sekarang kamu mandi, habis itu temui saya.Akan saya jelaskan pekerjaanmu."

Tante cantik itu berlalu. Nur masih mematung di depan pintu kamar ini. "Biarnlah kuterima saja pekerjaan ini, lagian aku disini diberi tempat tinggal, tak perlu mikir bayar kos-kosan". Tersenyum.

“Mbak, ini dikasih nyonya Lily.”

Seorang ibu tua yang menurut Nur pikir ART, membawa setumpuk pakaian bekas. Waah Nur menerimanya dengan senang hati, belum kerja sudah diberi baju setumpuk!

“Makasih ya,Bu,” kata Nur bersemangat.

Menaruh tumpukan baju bekas itu di kasur lalu Nur bergegas menuju kamar mandi.

“Nyonya, saya sudah siap bekerja,”

Nur menghadap nyonya Lily di ruang kerjanya. Dia menatap Nur yang sudah memakai baju nurse pemberiannya.

“Nur, kamu kerja jadi nurse untuk Papi saya, umurnya delapan puluh tujuh tahun, dia sudah tidak bisa berjalan, kamu harus memandikannya,mengganti bajunya, ganti pampersnya, nyuapin makannya, Bla bla bla ... mengerti?”

“I_iya nyonya,”mengangguk.

“Papi saya punya penyakit bla ... bla ... bla ... dia tidak boleh makan makanan bla ... bla ... bla ... Dan dia ada obat dan vitamin yang harus diminum setiap hari, kamu harus menghafalnya, mengerti?"

“Mengerti nyonya,” jawab Nur.

Nur mengambil nafas dan mengeluarkannya, "banyak banget peraturannya." Membatin.

“Bi ijaah!”

Perempuan ART yang dipanggil bi Ijah datang dengan cepat.

“Bawa Akong ke sini!”perintahnya.

“Baik, Nyonya,”mengangguk.

Tak lama, Bik Ijah masuk dengan mendorong kursi roda, seorang lelaki jompo duduk di sana. Wajahnya kuyu dan sayu. Pandangan matanya kosong, sepertinya dia tidak bahagia. Mulutnya terbuka alias melongo. Giginya sudah habis. Nur menatapnya, "jadi aku harus merawat Akong ini?"

“Ini, papi saya.”

Nyonya Lily berjalan mendekati lelaki tua di kursi roda itu.

“Papi, apa kabar?” sapanya.

"Duuh, dasar orang kaya, padahal serumah tapi masih menanyakan kabar, apa gak pernah ketemu gitu?" Batin Nur kepo.

“Papi, ini Nur, dia nurse baru yang akan merawat Papi. Papi jangan banyak rewel lagi ya, nanti nurse ini pergi lagi. Mengerti, Pi?”

Akong itu melihat Nur, matanya yang sipit memicing, mungkin berusaha melihat jelas wajah Nur.  Nur tersenyum ke arahnya.

“Haaaa,” terdengar suara dari mulut Akong yang menganga itu dan ... Cesss, air liurnya menetes!

"Ihhh, baru lihat aku sudah menetes air liurnya? Apakah aku secantik itu? Tersanjung diriku,"

Bi Ijah dengan sigap mengelap air liur itu dengan tissue sampai bersih.

“Dia memang sering begitu, karena usianya sudah tua, dan giginya sudah habis. Makanya Papi sudah tidak bisa mengontrol air liurnya lagi, sering menetes” jelas nyonya Lily

"Oh, ... Kirain si Akong terpesona denganku sampai meneteskan air liurnya hehe,"

“Udah, sekarang kamu ajak Akong keluar. Ini jam nya jalan-jalan.”

“Baik, Nyonya.”

Segera Nur mendorong kursi roda Akong keluar.

 

Nur mendorong kursi roda Akong sampai ke taman kompleks perumahan mewah ini. Mencari bangku kosong di tempat yang teduh, Nur lalu duduk dibangku dengan Akong disebelahnya.

"Mau apa ya?" Pikir Nur, "ajak kenalan aja lah,"

“Kong, aku Nur dari desa jabrak. Umurku dua puluh empat, aku Janda, Kong,”

Nur asal ngomong saja, "paling juga si akong nggak tahu, atau malah sudah budeg." Pikirnya.

Terlihat Akong itu manggut-manggut, bibirnya membentuk senyuman.

“Ho'oh,” katanya

"Eh busyet! jangan jangan si akong mudeng? Padahal tadi aku bilang aku Janda?" Nur matanya membulat.

Si Akong mengangkat tangannya, menyuruh Nur mendekat, Nur menurut. Sepertinya dia mau ngomong sesuatu. Nur mendekatkan telinga dekat ke wajah Akong.

“A-kong ma-u disa-yang,” ucapnya terbata-bata.

"Ha? Nggak salah denger gua?" Mendelik.

“Maksudnya kong?”Kembali Nur mendekatkan telinga di wajahnya

“Ci-um” katanya sambil tertawa.

"JABANG BAYIK!!!" Nur berteriak keras.

"Sudah uzur, bau tanah, masih kegenitan minta cium?? Gua bejek juga nih si Akong!" Geram.

Akong diatas, aku dibawah

“Akong kalau aneh-aneh, aku tinggal disini lho! Biar diculik begal mau?”

Nur menakuti si Akong biar gak genit. "Enak aja minta cium mentang-mentang aku Janda!"

“Hu_huu”

Si Akong menggeleng sambil mengibaskan tangannya. Merajuk.

“Makanya, kalau gak mau ditinggal jangan aneh-aneh mintanya, Kong,” ucap Nur sedikit kesal.

“Ayo pulang, Kong.”

Mendorong kursi roda Akong keluar dari taman untuk pulang. Bentar lagi, jamnya akong makan siang dan istirahat.

Melihat di taman ada beberapa nurse juga yang sedang mengajak jalan-jalan majikan jomponya, Nur tersenyum pada mereka. "Enak kerja begini ternyata, bisa keluar jalan-jalan, ketemu temen, mainan HP hehehe."

Sore ini Nur diajari Bik Ijah cara mengganti baju dan pampers Akong. Bik ijah tampak cekatan mengerjakannya. Kelihatannya Akong juga gak banyak tingkah ketika diganti pampersnya. Begitu gampangnya, "besok juga aku sudah bisa," pikirku.

“Nah, Nur, udah tau ya caranya, Besok kamu yang mengerjakan”

Bik ijah berkata sambil keluar kamar, ditangannya membawa pampers bekas pipis Akong, hii pesing.

"Hehe si Akong sudah tidur," Nur juga sudah menguap berkali-kali, "sebaiknya aku segera kembali ke kamarku untuk beristirahat."

"Segarnya habis mandi air anget, bener-bener dimanja aku di sini. Kamar mandi pembantu aja ada air panasnya, hmm nggak diluar nggak di sini kalau dapet majikan baik, pembantu betah hihi." Nur kegirangan.

Merebahkan badan di kasur empuk, Nur menarik selimut dan bersiap pergi ke dunia mimpi, sejenak melupakan nasibnya yang buruk, "Bismillah" Nur memejamkan mata.

Tok ... Tok ... Tok

"Siapa malem-malem ngetuk kamarku? Gak perasaan banget sih sama pembantu, ini kan waktunya pembantu istirahat? Dasar majikan gada akhla!" Nur mengerutu.

 Memasang wajah masam, Nur membuka pintu.

“Arka? Ngapain malem-malem ke sini? Kan tadi siang udah ketemu, mosok udah kangen lagi?” goda Nur pada cowok cakep itu.

“Eh, ikan teri! Ngapain lu tidur sini?”berkacak pinggang.

“lhah kan emang kamar aku sini?” jawab Nur tak berdosa.

Arka menatap Nur, matanya membulat, "uuh lucuk banget ..." Nur menatapnya berlama-lama.

“Elu ke kamar Akong, sekarang! Elu tidur sama Akong!”

Arka menyeret tangan Nur kasar, sampai terasa sakit dicengkeramnya. Nur meringis.

“Eeh, Ntar dulu, maksudnya gimana tidur sama Akong?!”

Nur mengibaskan tangannya hingga terlepas dari cengkeraman Arka.

“Elu tidur sama Akong, elu dibawah, Akong diatas!” mata Arka yang sipit melebar.

“Maksud loh, Akong di atasku gitu?”nggak jelas.

“Iya, Ayo, tu Akong udah nungguin elu!”

 Arka kembali mau menarik tangan Nur, gadis manis itu menghindar. "Enak aja Akong di atas aku di bawah, emangnya aku cewek apaan?"

“Aku gak mau! Akong di atas aku di bawah, no!” Kata Nur mantap.

“Terus maksud loh, elu di atas Akong di bawah gitu? Eh, ikan teri, yang pembokat itu elu! Elu yang tidur bawah, dodol!”

Arka kembali menarik tangan Nur, berdua mereka ribut di tengah malam. Arka menyeret Nur ke kamar Akong, Akong sedang terjaga.

“Tuh, lihat Akong bangun nyariin elu!” tunjuk Arka.

Arka mengambil kasur lipat diatas lemari kemudian melemparnya ke lantai.

“Elu tidur bawah, Akong tidur atas ngerti?!” mendelik.

"Ooh ... Ternyata maksudnya babang ganteng atas bawah itu begitu? Wallah tak kirain ...."

“Kong, tidur lagi ya, tu si Nur udah dateng."

Arka membetulkan selimut akongnya kemudian berjalan keluar tapi, pas sampai didepan Nur dia berbisik,

“Dodol!”

Huh! Nur mendengus, "dasar majikan sok pintar!"

Bersambung

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Muda Wamah
mantan TKW kok GK ngerti nurse ya hehehe.terus kok kayak org Bru dtg dr kampong.lugu banget
goodnovel comment avatar
Ukhty Lia
ada komedinya,lucu..
goodnovel comment avatar
Mochammad nur Alfian
Cukup pusing alurnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • BABU MILYARDER    End episode/ Menjadi Istri Sultan 2

    BABU MILYARDER 81Sekuel 2 bab 81SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Akhirnya aku jadi istri Sultan 2End episode "Itu mau ditaruh mana, Mbak?" Tanya Pak Darman saat Nur bersama Emak dan Bapaknya duduk duduk di ruang tamu. "Apanya?" Tanya Nur nggak ngerti. "Itu!" Pak Darman menunjuk keluar pada sebuah truk engkel yang parkir di depan rumah. Nur pun berdiri untuk melihat. Sebuah truk engkel dengan bak berwarna kuning terlihat berhenti di luar halaman rumah orang tuanya. "Apa sih, Pak? Nggak ngerti saya," ucap Nur lagi sambil berjalan keluar diikuti oleh Emak dan Bapaknya.Dua orang tukang menurunkan barang dari truk, Nur melihatnya bengong. "Lho, aku nggak beli semua ini kok!" Nur panik, merasa nggak membeli barang segitu banyak. Emak dan Bapaknya juga takjub melihat satu truk penuh perabot."Sinyo yang beli, Mbak Nur ..." Ucap Pak Darman. "Sinyo?" Mata Nur melebar. Belum selesai kekagetannya Nur melihat Sinyo keluar menggandeng luna."Waah Mantuku ... Matur nuwun sudah borong mebel!" Te

  • BABU MILYARDER    Jadi Istri Sultan 1

    BABU MILYARDER 80Sekuel 2 bab 80SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Akhirnya aku jadi istri Sultan 1"Bapak, Emak!" Nur berteriak dan berlari keluar menyambut kedua orang tuanya. Rasa haru menyelimuti benak perempuan hitam manis itu. Setelah sekian lama tidak bersua dengan kedua orang yang sangat dia sayangi. "Nur! MasaAllah!" Emak melempar rantang dari tangannya dan berlari juga menyambut anak gadis satu satunya. Adegan slow motion dimulai ....Nur dan Emaknya berpelukan dengan berderai air mata. Bapak Nur ikut nimbrung dengan memeluk dua perempuan di depannya. Huhuhu suara isakan tangis terdengar. Tangis bahagia dari tiga orang yang melepas rindu. Arka menatap sambil menggendong Luna. Lelaki itu sempat sempatnya merekam kejadian langka istrinya yang bertangisan haru seperti drama kumenangis dari ikan terbang. "Ayo masuk!" Ajak Pak Satiman sambil merangkul istri dan anaknya. Sampai di depan pintu, Emak dan Bapaknya Nur kaget melihat lelaki tampan, berkulit putih dan tinggi berdiri sam

  • BABU MILYARDER    Romantisme Pantai di Malam hari

    Romantisme Pantai di Malam hari Selepas maghrib Nur keluar berdua dengan Arka, Nur sudah berjanji akan mengganti baju-baju Arka yang sudah dia sumbangkan ke acara charity sale dulu. Arka mengomel sepanjang jalan, berisik."Lihat nih, gua nggak punya baju!" Katanya sembari menunjuk kaus oblong putih yang melekat di tubuhnya. Nur hanya melirik. Pingin tertawa tapi, takut dibejek Arka. Glek, Nur menelan ludah, Arka mengajaknya memasuki gerai pakaian pria dengan merk terkenal, "wah nol nya bisa banyak nih ntar di kasir," Nur membatin. Dengan lemas dan lesu, Nur menyeret kakinya mengikuti Arka memilih-milih celana, kemeja, kaos, jeans celana dalam dan sebagainya. Uh! Nur jadi keringetan.“Semuanya dua puluh juta tiga ratus ribu rupiah, Bu” kata kasir sembari tersenyum manis. “Hah? Berapa?” Nur menutup dompetnya lagi. "Nggak salah Cuma beli gombalan habis segitu?""Itu kan cuma satu bag saja, kenapa begitu mahal? Dua puluh juta kalau aku sudah dapat satu lemari." Nur lemes.“Bayar!”“E_

  • BABU MILYARDER    PoV Nyonya Lily/ Janji kepada Tuhan

    BABU MILYARDER 78Sekuel 2 Bab 78SEMALAM DENGAN SINYO ARKA PoV Nyonya LilyJanji kepada Tuhan Dengan menyewa jet pribadi aku dan koh Erick membawa Sinyo yang kritis ke Singapore. Aku sangat berharap Sinyo akan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik di sana.Sampai di Singapore, kerabat Papi sudah mengatur semuanya. Sinyo mendapatkan rumah sakit terbaik di negeri Singa ini. Aku dan kakakku Erick segera bertemu dengan dokter specialist cancer di sana. Setelah melalui pemeriksaaan dan observasi mereka memutuskan segera melakukan proses transplantasi sum-sum tulang belakang untuk Sinyo. Aku terdiam, karena menurut dokter yang menangani kemungkinan berhasil Sama gagal adalah fifty-fifty. Tapi aku tetap harus memilih. Sulit bagiku untuk membuat keputusan. Ini bukan hanya tentang hidup dan mati anakku saja tetapi juga hidupku. Berbicara kemungkinan, andai berhasil itu adalah mukjizat tapi, andai kemungkinan terburuk yang terjadi dan aku akan kehilangan Sinyo untuk selamanya ..

  • BABU MILYARDER    Cubit aku kalau ini Mimpi

    BABU MILYARDER 77Sekuel 2 Bab 77SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Cubit aku kalau ini mimpi"Kok aku jadi berdebar-debar?" Nur membuka lebar pintu rumahnya. Laki-laki itu menoleh.Ya Allah?!Mimpikah aku???Sebuah senyum yang teramat manis mengembang di bibirnya yang indah. Nur mengerjapkan matanya beberapa kali, bahkan menguceknya. "Tuhan mimpi kah aku? Arka berdiri di depanku, ataukah ini jelmaan saja?"“Nur, peluk gua!” Arka membuka kedua tangannya. Lelaki itu tampak segar dan sehat.Nur masih terpaku di tempatnya. Matanya menatap tak percaya. Nur masih merasa seperti mimpi. “Nur, songong! gua capek berdiri terus." Arka memiringkan kepalanya. Bibirnya terus tersenyum. Arka tahu Nur pasti tidak percaya akan bertemu dengannya lagi."Hah, songong?! Beneran dia!" "ARKAA!! AAAAAA!" Aku berlari menubruk dan memeluk tubuh Arka erat. “Wow ... wow pelan-pelan, jatoh guaa ahahaha." Arka tertawa ngakak. Bahagia.Nur tak peduli, dia tetap memeluk Arka erat dan erat, "aku bahagia banget." Nur

  • BABU MILYARDER    Tamu Istimewa

    BABU MILYARDER 76Sekuel 2 Bab 76Tamu istimewa“May I sit here?”Nur mendongak kaget, si sipit itu ...."Alamak, ngapain dia ke sini?"“off course.” Nur mengangguk.“But, sorry, I have to go now." Nur berdiri dengan memberi senyuman. " Bukannya tidak sopan tapi, aku sedang tidak ingin mengobrol atau berkenalan dengan orang asing." Nur menyambar tasnya dan bergegas pergi meninggalkan si bule yang gigit jari. Bola mata Nur berputar mencari teman temannya. "Itu dia mereka!" Nur menghampiri teman-temannya yang sedang asyik bercanda dan minum di lantai bawah. “Eh Nur, dah dapet oppa belum?”seru Denok saat melihat kedatangan Nur. Temannya yang lain tertawa. Mereka menggoda Nur.“Apaan sih?”Nur mengambil tempat duduk di antara mereka. Wajahnya cemberut.“Tuh dibatas tadi ada yang bagus, dah kenalan belum lo?” Aline matanya mengerling memberi isyarat supaya Nur menanggapi. Nur cuma mencebikkan bibir. Hahaha.Teman-temannya seketika tertawa. Mereka semua bergembira dalam pesta bersama p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status