Share

Ketemu lagi

BABU MILYARDER 2

Pembalasan Mantan TKW

Ketemu lagi

Tergopoh-gopoh Nur membawa ember dan kain mop ke dalam ruang showroom. Hari ini Nur kesiangan. Sudah sebulan Nur kerja disini, barukali ini Nur kesiangan. Gegara nonton Drakor favorit.

Nur menuangkan obat pel ke dalam ember berisi air, karena gugup uups! Nur menuangnya kebanyakan, "bisa licin ini lantainya, ah biarin ajalah, jam segini paling belum ada tamu." pikirnya. Menaruh ember pel sembarangan di depan pintu masuk, lalu Nur mulai mengepel dengan cepat.

 

GUBRAAAK!!

BRUUUK!

Nur melompat kaget, lalu menengok kebelakang, seseorang terjatuh karena menabrak ember pel! "Waduh gawat gimana nih?" Nur ketakutan.

Sambil membawa tongkat pel, Nur berlari mendekati pria yang jatuh terjerembab itu.

M_maaf Pak,” bibir Nur bergetar ketika berbicara, dia sangat ketakutan. Ini salahnya menaruh ember pel di depan pintu. Tapi kenapa orang itu juga tidak melihatnya?

Orang itu bangkit dan berusaha berdiri, bibirnya meringis menahan sakit.  Nur melihatnya dengan bingung, harus menolong bagaimana dia tidak tahu.

“Maaf,Pak, maaf, Pak," ucap Nur berkali-kali.

Nur mendekat, tangannya bergerak membersihkan kemeja lelaki itu yang basah. Mengusap dengan gerakan cepat, Nur sangat gugup.

"Hei..hei! apa apaan kamu?!”

Pria itu menepis tangan Nur dan mendorongnya, dia memalingkan wajahnya kearah Nur dengan kesal.

"Lho? Kayak kenal, Mas ganteng?"tunjuk Nur pada lelaki berpostur tinggi di depannya.

“Kamu?!” pria muda itu setengah berteriak kepada Nur, tangannya menunjuk ke muka Nur yang polos.

“Hihhh sial banget sih, gue setiap ketemu elu!” matanya melotot.

Bibir Nur melongoh

Ada apa ini? Orang orang kantor yang sudah berdatangan pada merubung Nur dan Arka. Ada pak direktur juga, Nur bertambah ketakutan.

Nur melihat sekeliling, Cuma dia saja yang pegawai rendahan di sini, "tenang....tenang...tenang," katanya pada diri sendiri.

“Pak Arka? Kenapa kok basah bajunya?”

 Pak direktur memegang bahu Arka, nama pemuda yang jatuh terpeleset tadi. Nur menatapnya, Arka balas menatap dengan tatapan kejam. Duh!

“Saya terpeleset Pak, gara gara ember sialan itu!” Arka menunjuk ember yang terguling dengan air tumpah dibelakangnya. Nur diam menunduk.

“Siapa yang menaruh ember sembarangan di situ?!”

Pak direktur bertanya dengan garang, semua hadirin terdiam. Arka melototin Nur.

“S_saya pak...”

Nur mengacungkan jari telunjuknya, mengaku. Dengan takut dan wajah menunduk. Semua perasaan berkecamuk di dadanya mengerucut menjadi satu rasa yaitu takut!

“Ceroboh kamu he! Bikin Malu saya saja! Pak Arka ini tamu saya, mulai hari ini, kamu saya pecat!!”

Suara pak direktur bagai Guntur di siang bolong, menggelar! "Kok dipecat sih gitu aja?" Nur syok.

“Maaf Pak direktur, jangan pecat saya. Saya tidak punya pekerjaan lain Pak, gimanaa saya makan pak?”

Huuuu huuuu huuuu Nur menangis menghiba, mohon belas kasihan Pak direktur.

“Tidak bisa! Bu Dita segera pecat dia dan berikan sisa gajinya. Suruh dia pergi dari sini!” Pak Direktur langsung memberi instruksi pada HRD.

“Baik, Pak,” jawab Bu Dita

Lemas sudah seluruh tubuh Nur, tulang serasa lepas tak kuat menahan bobotnya. "Huu huu malang nian nasibku, ....." Nur menangis sedih.

“Ayo Nur, ikut saya!” Bu Dita berjalan melewati Nur.

“Baik, Bu Dita,” menyahut pelan.

Sebelum pergi Nur menoleh Arka, cowok ganteng itu juga sedang melihatnya. Mata Nur melotot padanya, "aku benci sama kamu!" mata Nur memicing.

“Puas kamu?!”Nur mendekat.

Cowok bernama Arka itu memalingkan wajah, raut mukanya tetap dingin, tidak peduli.

**

Arka keluar dari ruangan direktur, sebentar saja dia di sana karena tak nyaman dengan bajunya yang basah terkena air bekas pel tadi. Dia hanya menjadwalkan pertemuan ulang saja dengan pak direktur.

Arka memasuki mobilnya, "dimana Mbak cleaning service yang barusan di pecat tadi ya?" Pikirnya. Sebenarnya Arka merasa kasihan melihat Nur yang langsung dipecat tadi, dia tidak menyangka sama sekali dengan keputusan Pak direktur showroom, tapi kalau saat itu dia bilang jangan dipecat, kesannya malah membela si mbak tadi.

Huuft, Arka mengeluarkan nafasnya pelan. Dia menjalankan mobilnya dan berjalan pelan menyusuri jalan raya. Matanya jelalatan melihat trotoar, siapa tahu si Mbak cleaning service Belum jauh.

Mata Arka tertuju pada seorang perempuan yang berjalan tertunduk dengan sesekali menyeka matanya, mungkin menangis. "Bukannya itu si Mbak yang tadi?" Arka menoleh, melihat dari jendela mobil.

 Nur berjalan kaki menuju kostnya. Air matanya mengalir sepanjang jalan. "Kenapa hidupku susah begini? Dicerai suami tanpa pesangon, sekarang dipecat? Huhu ya Allah kapan hidupku senang dan banyak uang?"

Arka melihat sekilas ke arah Nur, dia tetap melajukan mobilnya, "peduli amat siapa dia?" Pikir Arka.

Dciiit (Suara mobil mengerem)

Tiba tiba Arka menghentikan mobilnya, pandangannya lurus kedepan, buk! dia memukul setang kemudinya. Sedetik kemudian dia memundurkan mobil dan berhenti tepat di samping Nur yang sedang sesenggukan.

Arka membuka jendela mobilnya, dan tiiiiiiin, dia membunyikan klakson memanggil Nur. "Huh! perbuatan bodoh apa yang kulakukan ini?" Pikir Arka kesal sendiri.

Nur menoleh, sebuah mobil Alphard hitam berhenti di bahu jalan, jendelanya terbuka,  dilihatnya lihat wajah ganteng Arka disana, "mau apa dia?" Gumam Nur, mengeluarkan HP dari kantong, Nur berlagak memencet-mencet ponsel jadul itu, "pura pura sibuk aja," pikirnya.

Tiiiiiiin!

kembali Arka membunyikan klakson mobilnya. "Budeg apa ya ni cewek?" Arka menggelengkan kepalanya, dia beranjak turun dari mobil, tak sabar dia rupanya dengan sikap jaim Nur.

"Hah? Ngapain dia turun?" Nur mempercepat langkah, dia takut ditangkap Arka, mengira karena masih kesal terjatuh tadi!  Setengah berlari nur menghindarinya, tiba-tiba yups! Hp Nur sudah berpindah tangan! Arka sudah berdiri di sampingnya dengan membawa ponsel Nur!

“Heii! kembaliin HP ku!" Berteriak lah Nur sambil berusaha merebutnya kembali.

Arka mengangkat tangannya tinggi tinggi, Nur mendongak, HP nya ada di sana. Berusaha meraih tapi, apa daya tubuhnya yang pendek itu tak mampu.

“Ikut aku!” kata Arka seperti memerintah. Dia berjalan cepat menuju mobilnya.

Nur mengikuti sambil mulutnya terus mengoceh meminta HP, "hartaku satu satunya." Begitu pikir Nur. Arka membuka pintu mobilnya.

"Masuk!” katanya galak.

“Balikin dulu hp-ku” kata Nur hampir menangis, "sebel sumpah!" Arka tidak peduli, ia mendorong Nur masuk ke mobil. Dengan terpaksa Nur menurut kemudian mengikutinya masuk mobil yang melaju entah kemana.

Nur melirik cowok disebelahnya, wajahnya dingin dan angkuh. "Huh, kapan HP ku dibalikin??" Nur sebal.

“Hallo Mah, masih butuh nurse gak?”

Nur mendengar Arka menelepon seseorang dan menyebut nama Nur, "kok dia tahu namaku ya?" Nur menoleh, Arka kebetulan sedang meliriknya.

“Apa?” katanya sambil melotot. Terpaksa Nur menunduk lagi, takut.

“Ok, Ma, ni Arka bawa nurse, tunggu ya, Arka pulang.”

Arka mematikan ponsel, kemudian melajukan mobilnya, kali ini sedikit lebih kencang.

“Turun!”titahnya. Nur hanya bisa menurut.

Mengikuti cowok bernama Arka itu memasuki rumah besar yang super mewah. "Ini rumahnya? Waah orang kaya ..." Nur berdecak kagum, mendongak melihat lantai dua rumah ini. Pilar besar-besar, warnanya putih, ada balkony, "persis seperti rumah di sinetron ikan terbang,"

Duk!

Brukk!

"Aduh!"

Nur segera berdiri sambil meringis. Rupanya dia jatuh karena tersandung anak tangga.

"Eeh, maaf," katanya. Lumayan sakit sih sebenarnya tapi, malu. Apa lagi jatuhnya tepat di sebelah babang ganteng Arka.

"Jalan pakai mata, Mbak!"

"Pakai kaki, Mas, hehehe,"

Bersambung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status