Share

Hukuman Untuk Aruna

Author: Mayzaya Senja
last update Last Updated: 2025-09-29 12:50:06

Paginya. Aruna baru selesai memandikan Malaya, sedangkan ia sendiri sudah selesai mandi dan berdandan tipis saja. Ia mengenakan seragam babysitter. Ia menyiapkan pakaian ganti di tasnya. Karena Ia akan mendatangi dokter kandungan dan memasang alat kontrasepsi. Jujur saja Aruna tak bisa tidur membayangkan prosesnya. Ia telah menonton video ilustrasi pemasangan KB spiral. Baru melihat saja ia sudah merasa ngilu. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus memberanikan diri.

Setelah selesai, Aruna mengajak Malaya untuk turun. Ketika berpapasan dengan mbok Nah, Aruna merasa tatapan wanita itu sangat tajam padanya. Apakah mbok Nah mengetahui semuanya. Bathin Aruna takut. Namun Aruna mencoba mengabaikannya. Meksipun tahu, Ia yakin mbok Nah tidak akan berani membocorkan semuanya.

Dirga sudah duduk di meja makan. Senyumnya terulas melihat Malaya yang sudah nampak cantik. Malaya meskipun baru berusia 2 tahun, ia sudah bersekolah di sekolah khusus anak anak sebayanya. Dan biasanya Aruna menunggui Malaya di sekolahan hingga Malaya pulang. Biasanya mereka di antarkan pak Andi supir di rumah ini. Namun hari ini pengecualian, mereka akan diantarkan Andra.

"Halo anak papi sayang. Cantik sekali hari ini. Cium papi dong." Dirga nampak sangat lembut pada Malaya.

"Telimakacih papi. Cini May cium." jawab Malaya dengan suara cadelnya. Ia mendekat ke wajah papinya, dan mencium pipi pria tersebut.

"Mmmuaachhh!!!." suaranya dibuat senyaring mungkin. Aruna yang melihatnya sampai tersenyum sendiri.

Seperti biasanya, Aruna akan duduk di sebelah Malaya. Ia membantu Malaya untuk menyantap sarapannya. Sedangkan dia sendiri?. Ia akan sarapan di belakang setelah Malaya sarapan. Biasanya memang masih tersisa jeda waktu sebelum Malaya berangkat sekolah. Waktu itu digunakan Aruna untuk sarapan. Dan ketika Aruna sarapan, Malaya akan menunggu dengan manis di tempatnya. Bermain sebentar dengan boneka kesayangannya.

"Ting!." suara pesan di ponsel Aruna berdenting. Ponsel dengan logo apel digigit. Ponsel ini ia beli sebelum papanya bangkrut. Hanya ponsel ini yang bisa ia pertahankan.

Aruna membuka pesan tersebut. Tertera nama Tuan Dirga disana. Aruna melirik Dirga yang nampak tenang menyantap sarapannya.

(Kau cantik sekali Aruna. Rasanya saya ingin sekali menerkammu saat ini. Tapi ya sayangnya tidak bisa. Ingat Ya. Jangan banyak berinteraksi dengan Andra.)

Aruna merasa jijik membaca chat mesum yang dikirimkan oleh tuan majikannya. Gayanya saja sok cool, aslinya dia adalah maniak seks. Apakah selama ini ia tak cukup dengan Nyonya Maya saja.

Aruna tidak membalas chat tersebut, karena Malaya sudah selesai makannya. Ia juga ingin segera ke belakang untuk menyantap sarapan.

Dirga menatap layar ponselnya, kening berkerut karena tawanan kecilnya tak membalas pesannya. Segera ia mengetik lagi pesan untuk Aruna. Ia tak suka Aruna mengabaikannya.

Aruna merasakan ponselnya bergetar. Namun diabaikannya, saat ini ia sedang menikmati sarapan bersama Gina sesama pekerja disini. Gina bekerja di bagian Laundry berdua dengan Bu Tini. Pelayan disini ada 8 orang. 2 di bagian londry, 2 untuk bagian membersihkan rumah, 2 untuk khusus bagian dapur, pak Andy sebagai supir dan Aruna sendiri sebagai Babysitter. Beberapa kali mbok Nah mondar mandir dan menatap Aruna dengan sinis. Kebetulan memang mbok Nah bekerja di bagian dapur. Dan semua pekerja akan makan di meja makan yang ada di dapur bersih.

"Na, Kau lihat tidak sikap mbok Nah?. Dia kenapa sih?. Dari tadi menatap kita sinis sekali. Apakah kita makan terlalu banyak?." bisik Gina. Ia takut kedengaran Mbok Nah.

Aruna menggeleng. "Aku juga tidak tahu Gin. Mungkin mood mbok Nah sedang buruk."

"Huh! Kenapa sih?!. Padahal kita sama sama bekerja disini. Tidak seharusnya mbok Nah bersikap begitu." keluh Gina masih dengan berbisik.

"Sudah biarkan saja Gin. Ayo kita habiskan makanannya." Aruna tak mau memperpanjang membahas ini.

***************

(Beraninya kau mengabaikan pesan dari saya. Kau harus menerima hukuman, Aruna!.)

Wajah Aruna pias membaca pesan dari Dirga. Memang sedari tadi ia tak melihat ponselnya. Dengan cepat Aruna membalas pesan tersebut. Andra menatap dari kaca spion. Ia melihat wanita simpanan tuannya saat ini terlihat panik.

Semalam Pak Dirga meneleponnya untuk memberikan tugas mengantarkan Aruna. Andra yang loyal hanya mengiyakan tanpa bertanya. Sebenarnya ia penasaran apa yang sebenarnya terjadi dengan Aruna dan pak Dirga.

(Maaf tuan. Tadi saya sedang makan, kemudian langsung bersiap siap berangkat. Iya tuan saya akan mengingat pesan anda.) balas Aruna. Tak butuh waktu lama balasan pesan datang. Jantung Aruna serasa ingin keluar dari tempatnya.

(Baiklah. Kali ini saya maklum. Tapi kamu harus menyiapkan diri. Hukuman akan tetap kamu terima.)

(Iya tuan.) balas Aruna. Aruna menyandarkan kepalanya lemas. Untung saja Malaya sudah ia antarkan ke sekolah, setidaknya ia memiliki waktu untuk menenangkan dirinya sendiri saat ini.

***************

Aruna berjalan lebih cepat. Langkah kaki Andra sangat lebar dan cepat. Kakinya yang mungil harus susah payah menyesuaikan. Sesampainya di ruang Praktek dokter. Andra segera menemui perawat yang berjaga di depan. Tanpa babibu, Aruna di persilahkan masuk.

"Nona silahkan masuk. Saya akan menunggu disini." ucap Andra sembari menunjuk bangku panjang yang ada disana.

Nona? Andra memanggilnya nona?. Padahal ia hanyalah babysitter. Sementara Andra sendiri hanya menuruti perintah pak Dirga untuk memanggil Aruna dengan sebutan Nona.

Aruna masuk ke ruangan dokter. Dokter yang akan menangani Aruna adalah seorang wanita.

"Silahkan duduk." sapa dokter tersebut ramah.

"Terimakasih." Aruna pun duduk di depan dokter tersebut. Wajahnya nampak tegang. Sweater yang ia gunakan tidak mengurangi rasa dingin yang tiba tiba menyergap. Oiya, tadi Aruna sempat mampir di sebuah minimarket membeli minuman sekaligus berganti pakaian.

Dokter tersebut mulai menjelaskan bagaimana prosedur pemasangan alat dan apa tidak boleh dilakukan dahulu saat alat baru terpasang.

(Apa kalian sudah di dokter kandungan?.) Andra mendapatkan pesan dari Dirga.

(Sudah pak, nona Aruna baru saja masuk.). balas Andra cepat.

(Bagus!. Setelah dari sana, kau bawa Aruna ke Bills Hotel. Lalu setelah itu kau jemput Malaya. Bawa dia ke playground.)

(Baik pak.) Lagi lagi tanpa banyak tanya, Andra mengiyakan perintah bos nya. Baginya bekerja adalah mengikuti semua perintah yang bos nya berikan. Biarlah apapun yang dilakulan oleh pak Dirga menjadi urusannya sendiri.

*****************

Hampir satu jam Andra menunggu hingga akhirnya Aruna keluar. Andra dapat melihat mata gadis itu merah seperti habis menangis.

"Nona anda baik baik saja?." Andra memastikan.

"Iya, saya tidak apa apa." jawab Aruna lemas. Kali ini Andra menyesuaikan langkah kaki kecil Aruna karena ia melihat wanita itu nampak sedikit sulit berjalan dan rasanya tak nyaman.

Mobil melaju membawa Aruna dan Andra meninggalkan pelataran parkir rumah sakit. Tadi mereka sempat mengambil obat dulu sebelum pulang.

"Kita mau kemana?." tanya Aruna. Karena ia melihat Andra memasuki pintu tol yang mengarah keluar kota.

"Saya akan membawa nona bertemu pak Dirga di Bills Hotel di luar kota." jawab Andra.

"Keluar kota?. Lalu bagaimana dengan Non Malaya?." Aruna nampak bingung dan takut membayangkan hukuman yang akan ia terima.

"non Malaya, saya yang akan mengurusnya. Nona tenang saja." jawab Andra.

Aruna hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Entah hukuman seperti apa yang akan menantinya.

****************

Aruna menatap takut Dirga yang ternyata sudah berada di kamar hotel. Begitu sampai di Lobby ia dan Andra langsung disambut pelayan hotel. Aruna langsung diminta untuk ikut pelayan hotel tersebut. Sementara Andra langsung bergegas kembali untuk mengurus Malaya.

"Kemarilah Aruna. Kenapa kau seperti melihat setan?." Ucap Dirga. Wajahnya nampak dingin.

Aruna segera mendekat. Dirga menarik tangan Aruna hingga Aruna terduduk di paha pria tersebut. Tanpa banyak kata Dirga segera memagut bibir Aruna. Sesekali digigitnya bibir Aruna membuat Aruna mendesis perih.

Tangan Dirga pun tak tinggal diam, ia mulai mencari dua gundukan kenyal berukurn jumbo milik Aruna. Tangannya menyusup kedalam sweater yang Aruna kenakan. Dan Aruna?. Tentu saja ia sudah tak berdaya saat titik rangsangnya di sentuh. Lenyap sudah rasa takut berganti dengan desahan kenikmatan.

Dasar Aruna!

*******************

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Menangislah Aruna

    Saat tangan Dirga mulai menyentuh intinya. Aruna menahan tangan tersebut. "Kata dokter saya masih belum boleh melakukan hubungan selama 48 jam tuan." ujar Aruna takut takut. Apa yang Aruna takutkan terjadi, wajah Dirga berubah menjadi muram. "Oiya, saya lupa. Maya juga seperti itu saat pertama kali memakai alat kontrasepsi." Aruna segera ingin bangkit dari pangkuan Dirga. Mereka tak bisa melakukan apa apa disini. Sudah pasti kan ia akan segera di pulangkan. Namun Dirga menahannya. "Mau kemana kau?." "Saya akan bersiap siap pulang." jawab Aruna polos. "Kata siapa kau akan pulang?." Dirga menatap Aruna yang nampak salah tingkah. Sungguh menggemaskan di mata Dirga. Aruna memang berbeda dari Maya. Sedari dulu Maya adalah wanita mandiri dan tegas. Ia tak pernah menunjukkan sisi manjanya pada Dirga. Maya malah terkadang lebih mendominasi dalam hubungan mereka. Contohnya saja, Dirga sebenarnya ingin Maya fokus di rumah mengurus dirinya dan Malaya. Namun Maya tak mau, dan Masih

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Hukuman Untuk Aruna

    Paginya. Aruna baru selesai memandikan Malaya, sedangkan ia sendiri sudah selesai mandi dan berdandan tipis saja. Ia mengenakan seragam babysitter. Ia menyiapkan pakaian ganti di tasnya. Karena Ia akan mendatangi dokter kandungan dan memasang alat kontrasepsi. Jujur saja Aruna tak bisa tidur membayangkan prosesnya. Ia telah menonton video ilustrasi pemasangan KB spiral. Baru melihat saja ia sudah merasa ngilu. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus memberanikan diri. Setelah selesai, Aruna mengajak Malaya untuk turun. Ketika berpapasan dengan mbok Nah, Aruna merasa tatapan wanita itu sangat tajam padanya. Apakah mbok Nah mengetahui semuanya. Bathin Aruna takut. Namun Aruna mencoba mengabaikannya. Meksipun tahu, Ia yakin mbok Nah tidak akan berani membocorkan semuanya. Dirga sudah duduk di meja makan. Senyumnya terulas melihat Malaya yang sudah nampak cantik. Malaya meskipun baru berusia 2 tahun, ia sudah bersekolah di sekolah khusus anak anak sebayanya. Dan biasanya Aruna menunggui Mal

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Terikat Namun Tak Terlihat

    "Besok kau ke dokter kandungan." ucap Dirga tanpa membuka matanya. Aruna terkejut menoleh ke samping. Menatap pria yang sangat tampan di sampingnya. Pria yang telah merenggut kesuciannya. "Untuk apa?." tanya Aruna polos. Dirga membuka mata dan menatap Aruna. Baru ia sadari Aruna secantik ini. Apalagi jika ingat desahan manja Aruna saat berada di bawah kungkungannya. "Kau pasang alat kontrasepsi. Saya ingin mengeluarkan di dalam agar lebih nikmat." ucap Dirga. Aruna mengangguk patuh. Menolak juga tak ada bedanya. Dirga yang memegang kendali penuh. "Bagus Aruna. Saya suka dengan kau yang patuh seperti ini." Dirga membelai rambut Aruna. "Tentang imbalan yang tuan janjikan, bisakah aku meminta?." tanya Aruna. "Ya silahkan saja. Katakan, kau mau minta uang berapa banyak." tawar Dirga. "Aku ingin tuan mendaftarkanku kuliah online. Karena aku ingin mendapatkan gelar sarjana. Jadi sewaktu waktu tuan bosan padaku, aku memiliki bekal untuk kehidupanku sendiri." Dirga lan

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Awal Mula Perselingkuhan

    "Tu.. an.. hen..ti..kan.." Aruna berkata dengan terbata bata. Nafasnya tersengal. Hatinuya menolak semua ini. Namun reaksi tubuhnya sendiri sungguh menyebalkan. Tubuhnya malah menggelinjang dan mulutnya mendesah. "Aku ingin kau. Ingat! malam itu aku menolongmu. Dan kau sudah berjanji padaku!." Ucap Dirga mengintimidasi Aruna. "Tapi tuan... tolong jangan lakukan ini. Akh! " Aruna masih berusaha mengumpulkan akal sehatnya. Ini pengalaman pertama untuknya, selama ini ia menjaga batas dalam berpacaran. Namun dengan Dirga ia seolah tak bisa menolak. Bahkan saat ini tubuhnya menginginkan lebih. Saat menolakpun ia malah mendesah. Dirga tak memperdulikan protes Aruna. Apalagi setelah mendengar desahan gadis itu. Ia justru kembali membungkam Aruna dengan bibirnya. Tak berhenti sampai disitu, kini Lidah Dirga beralih ke dua puting Aruna yang berwarna merah muda. Ia mulai menjilat kemudian menyusu seperti bayi kepada Aruna. Tubuh Aruna menggelinjang hebat, rasanya nikmat sekali. Bukanny

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Babysitter Yang Menggoda

    Aruna melangkahkan kakinya menuju ke sebuah warteg. Perutnya sangat lapar ditambah tubuhnya terasa lemas. Hari ini ia pindah ke kosan baru. Ada Niken sahabatnha yang membantu, namun tidak lama karena mama Niken terus menelepon. Akhirnya setelah berjalan sekitar 10 menit dari kosan ia menemukan warteg terdekat. Ia segera memesan sepiring nasi beserta lauk dan sayur kemudian menyantapnya dengan cepat. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, sudah cukup malam. Lingkungan di sekitar kosan Aruna termasuk sepi, membuat Aruna ingin segera pulang. Setelah membayar makanannya, Aruna melangkahkan kakinya dengan cepat. Perasaanya tidak baik baik saja. Apalagi jalan yang ia lewati termasuk sepi karena jalan alternatif jika macet di jalan utama. Perasaan was was Aruna menjadi kenyataan, di depannya nampak dua orang pemuda yang nampak dalam kondisi mabuk berjalan ke arahnya. Aruna merasakan tubuhnya merinding dan ketakutan. Apalagi saat kedua orang pemuda itu semakin dekat dengannya. "Hai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status