Share

Menangislah Aruna

Author: Mayzaya Senja
last update Last Updated: 2025-09-30 20:33:09

Saat tangan Dirga mulai menyentuh intinya. Aruna menahan tangan tersebut.

"Kata dokter saya masih belum boleh melakukan hubungan selama 48 jam tuan." ujar Aruna takut takut. Apa yang Aruna takutkan terjadi, wajah Dirga berubah menjadi muram.

"Oiya, saya lupa. Maya juga seperti itu saat pertama kali memakai alat kontrasepsi."

Aruna segera ingin bangkit dari pangkuan Dirga. Mereka tak bisa melakukan apa apa disini. Sudah pasti kan ia akan segera di pulangkan. Namun Dirga menahannya. "Mau kemana kau?."

"Saya akan bersiap siap pulang." jawab Aruna polos.

"Kata siapa kau akan pulang?." Dirga menatap Aruna yang nampak salah tingkah. Sungguh menggemaskan di mata Dirga. Aruna memang berbeda dari Maya. Sedari dulu Maya adalah wanita mandiri dan tegas. Ia tak pernah menunjukkan sisi manjanya pada Dirga. Maya malah terkadang lebih mendominasi dalam hubungan mereka. Contohnya saja, Dirga sebenarnya ingin Maya fokus di rumah mengurus dirinya dan Malaya. Namun Maya tak mau, dan Masih ingin berkarier mengejar ambisinya. Padahal mereka tak kekurangan uang sama sekali.

"Ehm... kita tidak bisa melakukan apa apa tuan. Bukankah lebih baik kita pulang saja."

Dirga menggeleng. "Kau salah Aruna. Tentu masih ada yang bisa kita lakukan."

Aruna menatap tak mengerti. Ia menurut saja saat Dirga kembali melancarkan serangannya. Menyentuh titik rangsangnya dan kembali mengobrak abrik dirinya.

"Sekarang, hisap milik saya." perintah Dirga. Bagai kerbau dicucuk hidungnya, Aruna menuruti perintah Dirga. Ia mulai beraksi. Kemarin Dirga sudah mengajarinya bagaimana caranya agar Dirga merasa nikmat. Aruna cepat belajar, dan kali ini dia sudah lihai melakukan semuanya. Membuat Dirga benar benar melayang. Ia membayangkan Maya yang melakukan semua ini, Selama ini ia sering meminta Maya melakukan semua ini. Namun Maya selalu menolak dan berkata jijik. Siapa sangka kenikmatan ini bisa ia dapatkan dari babysitter anaknya.

"Sekarang gunakan tanganmu Aruna. Keluarkan milik saya. Rasanya sudah di puncak." perintah Dirga. Aruna lekas melakukannya memijat pelan, memutar ke atas ke bawah sembari mencium bibir Dirga. Ia melakukan itu hingga Dirga mengerang dan menggumamkan nama Maya saat cairan putih kental keluar dari miliknya.

Hati Aruna terasa pedih saat Dirga menyebut Maya. Padahal ia yang memberikan kepuasan namun Dirga membayangkan istrinya.

Sudahlah Aruna. Apa sih yang kau harapkan. Uang 50 juta sudah di tanganmu. Bersabarlah, kumpulkan sebanyak banyaknya. Agar kau bisa berlari sangat jauh dari pria bajingan ini. Bathin Aruna menguatkan hatinya.

"Terimakasih ya Aruna. Kau memang selalu bisa membuatku puas." bisik Dirga lembut.

Aruna mengulas senyum dan mengangguk saja. Pria ini memang terlihat baik namun penuh dengan muslihat dan kelicikan.

"Sekarang mandilah Aruna. Kita akan makan siang di kamar. Kemudian saya akan mengajakmu ke suatu tempat." ucap Dirga masih dengan kelembutannya. Bahkan ia sembari mencium kening Aruna. Membuat Aruna merasa dicintai saja. Padahal semuanya omong kosong belaka.

"Kemana tuan?." tanya Aruna.

"Kau ikut saja. Tempatnya sangat indah di kota ini. Mumpung kita kesini. Tak ada salahnya berjalan jalan."

"Bagaimana dengan non Malaya tuan?." Aruna khawatir dengan anak yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya.

"Kau tenang saja. Andra yang akan mengurusnya. Sekarang segeralah mandi, dan ganti pakaianmu." perintah Dirga.

"Baik Tuan." Seperti biasa Aruna akan patuh dan mengikuti perintah tuannya.

Aruna selesai mandi, ia keluar memakai jubah mandi yang sudah disediakan oleh pihak hotel. Aruna dulunya sering di ajak menginap oleh orang tuanya di hotel saat mereka masih jaya. Jadi Aruna tidak kebingungan menggunakan fasilitas yang ada di hotel. Setelah Aruna selesai mandi Dirga segera masuk ke dalam kamar mandi.

Aruna melihat pakaian yang Dirga siapkan untuknya. Atasan blouse cantik berwarna nude dan rok celana mini berwarna hitam. Aruna tahu jika pakaian yang dibelikan adalah merk terkenal dari luar negeri. Harganya lumayan. Dulu, Aruna sesekali di ajak berbelanja mamanya di outlet branded tersebut. Saat orang tuannya masih hidup, meski mereka memiliki harta namun Aruna tidak di ajarkan untuk bermewah mewah. Semuanya masih dalam batas wajar dan tidak berlebihan. Papanya juga terlalu baik dan percaya pada orang lain hingga dengan mudahnya ditipu habis habisan. Tiba tiba airmata Aruna menetes saat mengingat papanya yang baru saja pergi.

" Kau kenapa, Aruna?. "

Suara Dirga mengagetkan Aruna. Ia segera menghapus airmatanya. Dirga berjalan mendekati Aruna, dan tanpa Aruna sangka Dirga memeluknya erat. Mengusap punggungnya seolah menenangkan .

"Kau rindu papa mamamu ya?." tanya Dirga.

"Darimana tuan tahu?." suara Aruna tercekat menahan tangisan.

"Menangislah Aruna. Luapkan semuanya. Saya sudah mencari tahu semua tentang mu. Dan saya turut bersedih dengan semua yang kamu alami." ucap Dirga terdengar sangat tulus.

Seketika tangis Aruna meledak. Ia menangis dalam dekapan Dirga. Saat ini mereka berdua masih memakai jubah mandi. Dirga membiarkan Aruna menumpahkan kesedihannya. Saat mendengar semua cerita hidup Aruna ia merasa simpati dan menyesal telah merenggut keperawanan Aruna. Dirga sendiri tidak menyangka, Aruna masih perawan karena ia adalah sahabat Niken. Ia tahu keponakan istrinya itu terbiasa dengan pergaulan bebas. Dirga berjanji ia akan memperlakukan Aruna dengan baik selama Aruna masih bersamanya.

"Maafkan saya tuan. Karena menangis seperti ini." ucap Aruna di antara sedu sedannya.

Dirga mencium kening Aruna. "Tidak apa apa Aruna. Saya senang bisa menjadi sandaran saat kau sedih. Ingat lah Aruna. Saat ini ada saya yang akan menjadi pelindungmu." bisik Dirga manis sekali seakan akan bisa membuat seorang Aruna lupa jika pria ini sudah memiliki istri dan anak.

"Terimakasih tuan." Hanya itu yang bisa Aruna katakan. Jujur saja pelukan Dirga mampu sedikit menghibur duka di hatinya.

"Sekarang ayo bersiap siap." ucap Dirga melerai pelukan. Aruna pun menuruti Dirga, ia mengenakan pakaian yang Dirga berikan.

****************

Dirga nampak semakin tampan dengan tampilan casualnya. Ia mengenakan celana pendek dan atasan kaos berwarna nude senada dengan Aruna.

Saat akan keluar kamar hotel, Dirga mengenakan masker dan topi terlebih dahulu. Ia mengantisipasi agar tidak ada yang mengenalinya. Meskipun berada di Luar kota, Dirga harus tetap waspada. Jangan sampai ada yang menyadari jika ia adalah Dirgantara Utama.

Aruna bisa memaklumi semua tingkah Dirga. Tentu saja Dirga harus benar benar menyimpan rapat semua ini. Demi menjaga nama baiknya dan rumah tangganya bersama Maya. Aruna menyadari jika Dirga sangat mencintai Maya. Aruna juga tahu jika ia hanyalah pelampiasan gairah Dirga saja. Mungkin ada beberapa hal yang bisa Dirga dapatkan dari dirinya namun tak ia dapatkan dari Maya. Biarlah hubungan mereka saat ini atas dasar saling memanfaatkan saja. Dan yang terpenting, Aruna harus bisa membangun benteng dalam hatinya, agar ia tak jatuh cinta pada majikannya.

****************

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Menangislah Aruna

    Saat tangan Dirga mulai menyentuh intinya. Aruna menahan tangan tersebut. "Kata dokter saya masih belum boleh melakukan hubungan selama 48 jam tuan." ujar Aruna takut takut. Apa yang Aruna takutkan terjadi, wajah Dirga berubah menjadi muram. "Oiya, saya lupa. Maya juga seperti itu saat pertama kali memakai alat kontrasepsi." Aruna segera ingin bangkit dari pangkuan Dirga. Mereka tak bisa melakukan apa apa disini. Sudah pasti kan ia akan segera di pulangkan. Namun Dirga menahannya. "Mau kemana kau?." "Saya akan bersiap siap pulang." jawab Aruna polos. "Kata siapa kau akan pulang?." Dirga menatap Aruna yang nampak salah tingkah. Sungguh menggemaskan di mata Dirga. Aruna memang berbeda dari Maya. Sedari dulu Maya adalah wanita mandiri dan tegas. Ia tak pernah menunjukkan sisi manjanya pada Dirga. Maya malah terkadang lebih mendominasi dalam hubungan mereka. Contohnya saja, Dirga sebenarnya ingin Maya fokus di rumah mengurus dirinya dan Malaya. Namun Maya tak mau, dan Masih

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Hukuman Untuk Aruna

    Paginya. Aruna baru selesai memandikan Malaya, sedangkan ia sendiri sudah selesai mandi dan berdandan tipis saja. Ia mengenakan seragam babysitter. Ia menyiapkan pakaian ganti di tasnya. Karena Ia akan mendatangi dokter kandungan dan memasang alat kontrasepsi. Jujur saja Aruna tak bisa tidur membayangkan prosesnya. Ia telah menonton video ilustrasi pemasangan KB spiral. Baru melihat saja ia sudah merasa ngilu. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus memberanikan diri. Setelah selesai, Aruna mengajak Malaya untuk turun. Ketika berpapasan dengan mbok Nah, Aruna merasa tatapan wanita itu sangat tajam padanya. Apakah mbok Nah mengetahui semuanya. Bathin Aruna takut. Namun Aruna mencoba mengabaikannya. Meksipun tahu, Ia yakin mbok Nah tidak akan berani membocorkan semuanya. Dirga sudah duduk di meja makan. Senyumnya terulas melihat Malaya yang sudah nampak cantik. Malaya meskipun baru berusia 2 tahun, ia sudah bersekolah di sekolah khusus anak anak sebayanya. Dan biasanya Aruna menunggui Mal

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Terikat Namun Tak Terlihat

    "Besok kau ke dokter kandungan." ucap Dirga tanpa membuka matanya. Aruna terkejut menoleh ke samping. Menatap pria yang sangat tampan di sampingnya. Pria yang telah merenggut kesuciannya. "Untuk apa?." tanya Aruna polos. Dirga membuka mata dan menatap Aruna. Baru ia sadari Aruna secantik ini. Apalagi jika ingat desahan manja Aruna saat berada di bawah kungkungannya. "Kau pasang alat kontrasepsi. Saya ingin mengeluarkan di dalam agar lebih nikmat." ucap Dirga. Aruna mengangguk patuh. Menolak juga tak ada bedanya. Dirga yang memegang kendali penuh. "Bagus Aruna. Saya suka dengan kau yang patuh seperti ini." Dirga membelai rambut Aruna. "Tentang imbalan yang tuan janjikan, bisakah aku meminta?." tanya Aruna. "Ya silahkan saja. Katakan, kau mau minta uang berapa banyak." tawar Dirga. "Aku ingin tuan mendaftarkanku kuliah online. Karena aku ingin mendapatkan gelar sarjana. Jadi sewaktu waktu tuan bosan padaku, aku memiliki bekal untuk kehidupanku sendiri." Dirga lan

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Awal Mula Perselingkuhan

    "Tu.. an.. hen..ti..kan.." Aruna berkata dengan terbata bata. Nafasnya tersengal. Hatinuya menolak semua ini. Namun reaksi tubuhnya sendiri sungguh menyebalkan. Tubuhnya malah menggelinjang dan mulutnya mendesah. "Aku ingin kau. Ingat! malam itu aku menolongmu. Dan kau sudah berjanji padaku!." Ucap Dirga mengintimidasi Aruna. "Tapi tuan... tolong jangan lakukan ini. Akh! " Aruna masih berusaha mengumpulkan akal sehatnya. Ini pengalaman pertama untuknya, selama ini ia menjaga batas dalam berpacaran. Namun dengan Dirga ia seolah tak bisa menolak. Bahkan saat ini tubuhnya menginginkan lebih. Saat menolakpun ia malah mendesah. Dirga tak memperdulikan protes Aruna. Apalagi setelah mendengar desahan gadis itu. Ia justru kembali membungkam Aruna dengan bibirnya. Tak berhenti sampai disitu, kini Lidah Dirga beralih ke dua puting Aruna yang berwarna merah muda. Ia mulai menjilat kemudian menyusu seperti bayi kepada Aruna. Tubuh Aruna menggelinjang hebat, rasanya nikmat sekali. Bukanny

  • BABYSITTER PEMUAS GAIRAH TUAN MAJIKAN   Babysitter Yang Menggoda

    Aruna melangkahkan kakinya menuju ke sebuah warteg. Perutnya sangat lapar ditambah tubuhnya terasa lemas. Hari ini ia pindah ke kosan baru. Ada Niken sahabatnha yang membantu, namun tidak lama karena mama Niken terus menelepon. Akhirnya setelah berjalan sekitar 10 menit dari kosan ia menemukan warteg terdekat. Ia segera memesan sepiring nasi beserta lauk dan sayur kemudian menyantapnya dengan cepat. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, sudah cukup malam. Lingkungan di sekitar kosan Aruna termasuk sepi, membuat Aruna ingin segera pulang. Setelah membayar makanannya, Aruna melangkahkan kakinya dengan cepat. Perasaanya tidak baik baik saja. Apalagi jalan yang ia lewati termasuk sepi karena jalan alternatif jika macet di jalan utama. Perasaan was was Aruna menjadi kenyataan, di depannya nampak dua orang pemuda yang nampak dalam kondisi mabuk berjalan ke arahnya. Aruna merasakan tubuhnya merinding dan ketakutan. Apalagi saat kedua orang pemuda itu semakin dekat dengannya. "Hai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status