Para bodyguard itu menatap Dylan dengan tatapan menghina.Menurut mereka, Dylan hanya seorang pria miskin yang hanya ingin viral dengan mencoba mengusir tuan wanitanya itu."Kesalahan kalian adalah menantang Nona Evelyn, kalian tidak berhak untuk itu.""Kalian berdua bahkan berbeda level dengan tuan kami ini." tambah bodyguard itu dengan menampilkan wajah sangar."Terserah saja apa katamu." kata Dylan dengan wajah cuek, dia juga tidak ingin menjelaskan lebih lanjut kepada bodyguard yang bodoh itu.Tiba-tiba saja...."Serang...!" kata bodyguard itu kepada teman-temannya.Mereka bertiga maju bersama sambil melepaskan tinjuan ke arah Dylan dengan cepat.Akan tetapi sebelum pukulan itu berhasil mencapai ke wajah Dylan,Settt...Dylan menghindar satu langkah ke kiri danPlak...Plak...Plak...Tamparan Dylan mendarat keras di pipi para bodyguard itu."AAkkhh......" teriakan kesakitan hanya bisa terdengar dari para bodyguard itu.Mereka tampak jatuh di lantai setelah terkena tamparan ringan
Dylan menatap dengan sedikit heran pada wanita di depannya ini.Dia tidak hanya bodoh, tetapi juga berencana mengambil keuntungan dari yang tampak lebih lemah.Jika demikian maka Dylan pun tidak akan segan untuk memberinya pelajaran.Dylan pun sedikit melirik ke arah Suzi seolah meminta pendapat tentang hal ini."Orang seperti ini perlu dikasih pelajaran, suamiku." kata Suzy dengan sedikit pelan seolah memahami arti dari lirikan suaminya itu hingga membuatnya hanya Dylan yang dapat mendengar suaranya.Melihat istrinya yang memberikan motivasi, membuat Dylan tampak lebih bersemangat.Dia segera mengeluarkan ponsel jadul dari sakunya."Handphone-mu saja masih kuno, dengan itu saja kamu berani mengancam untuk mengeluarkanku dari perusahaan Medsos Friendly?""Sungguh lelucon yang tak masuk akal." kata Nona Evelyn mencibir Dylan dengan wajah sombongnya.Akan tetapi Dylan hanya cuek dengan itu.Dia segera menelpon ke seorang Jennifer Dunn, putri dari Tuan Jhonny Dunn yang saat ini menjadi s
Di suatu petang, sebuah mobil berwarna hitam tampak berjalan pelan di pinggir hutan seolah pengendara mobil itu ingin memastikan bahwa tidak ada orang sama sekali di tempat itu."Apakah di sini tidak ada orang yang menyaksikan kita?" tanya pria sopir mobil itu kepada pria di sampingnya."Sepertinya tidak ada orang sama sekali di tempat ini." kata pria di sebelahnya menjawab singkat."Bagaimana jika kita membuang mayat pria itu di tempat ini saja?""Tempat ini bahkan tampak begitu sunyi.""Aku cukup yakin bahwa tidak akan ada orang yang menemukan mayat pria itu jika kita membuangnya di sini." tanya pria yang menjadi sopir mobil hitam itu kembali dengan nada seolah sedang mengkonfirmasi."Baiklah.""Sepertinya itu adalah ide yang bagus." jawab pria di sampingnya itu dengan singkat.Beberapa detik kemudian mobil berwarna hitam itu tampak terhenti dengan cepat.Chiittt....Kedua pria itu pun segera membuka pintu belakang mobilnya dengan cepat.Mereka berdua segera mengeluarkan seorang pri
Dengan susah payah pria tua itu membawa lelaki yang ditemukannya pulang ke rumah.Meskipun badannya sudah tidak terlalu kuat karena usianya yang sudah menginjak 50 tahun namun semangat dari Pak Adam untuk membawa pria itu pulang bahkan terlihat begitu besar.Setelah melewati beberapa jalan licin dan hampir jatuh beberapa kali, mereka berdua pun terlihat telah sampai di sebuah rumah sederhana di pinggiran desa yang terletak di tepi hutan belantara itu.Tokk.. tokkk .. tokk...Pak Adam mengetuk pintu rumahnya dengan cepat."Bu....""Cepat buka pintunya bu..." kata Pak Adam dengan nada sedikit ngos-ngosan.Beberapa saat kemudian, pintu rumah sederhana itu pun segera terbuka.Terlihat seorang wanita tua keluar dari rumah itu dengan wajah sedikit terkejut setelah melihat suaminya pulang membawa seorang lelaki yang dalam keadaan tidak sadar."Siapa ini Pak?""Apakah dia pingsan atau sudah mati?""Kenapa kamu malah membawanya ke rumah?" tanya Bu Adam dengan wajah sedikit bingung."Tanyanya n
Suara gerimis hujan malam menjadi musik yang menemani makan malam keluarga ini. Walau hanya makan nasi putih dengan ikan asin, namun itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi perut."Makannya yang banyak, Nak." kata Pak Adam sambil menambahkan nasi ke piring pria itu."Iya, Pak." jawabnya singkat sambil tersenyum sedikit menahan malu.Sambil makan, pria itu menatap dua orang tua itu dalam diam. Faktanya, dia sudah mengingat apa yang dialaminya sampai bisa menetap di rumah ini. Dan dia juga harus membalas dendam kepada orang yang telah membuatnya mengalami penderitaan sebanyak ini.Nama aslinya adalah Dylan Abraham, pria yang merupakan pangeran sekaligus pemimpin dari Keluarga Tersembunyi Abraham yang merupakan salah satu dari lima keluarga teratas di Negara Moonland ini.Karena persaingan curang untuk menjadi pemimpin keluarga Abraham tersebut, dia pun akhirnya dikhianati dan hendak dibunuh namun akhirnya diselamatkan oleh keluarga Pak Adam.Dylan pun mempunyai identitas lain yang dira
Satu minggu kemudian berlalu dengan begitu cepat.Setelah Dylan menyiapkan perbekalan untuk merantau, dia pun berpamitan kepada bapak dan ibu angkatnya."Pak, bu aku mau berangkat dulu, bapak dan ibu harus baik-baik di rumah ya.""Aku akan mengirim uang setiap bulannya." kata Dylan sambil berpamitan."Iya nak hati-hati di jalan." kata Bu Adam sambil menetaskan air mata.Tampak kedua orang tua itu bersedih mengantar Dylan berangkat merantau.Dylan berangkat dengan menggunakan bus kelas ekonomi selama sekitar 4 jam perjalanan.Di pintu keluar terminal, tampak Azen sudah menunggu Dylan.Mereka lalu naik taksi menuju tempat Azen, yaitu kos atau mess untuk karyawan security.Azen adalah seorang karyawan security atau satpam di sebuah perusahaan yang bernama Sunrise.Setelah istirahat, Azen pun menyampaikan kepada Dylan tentang pekerjaannya."Aku sudah mendaftarkanmu sebagai seorang security di tempatku bekerja.""Besok kamu bisa berangkat menghadap ke kepala security, Pak Albert dan langsu
Pria yang bernama Jack dari Geng Kapak Naga itu terlihat mengayunkan pukulannya dengan cepat.Wusshhh...Namun Dylan dapat menghindari pukulan tersebut dengan mudah, dan...Plakkkkkkk....Dylan menampar balik wajah Jack hingga membuat pria itu terpental 3 meter dan terjatuh dengan keras.Brukkkkkk..."Akkkhhhhhhh..." teriak pria itu sambil menahan rasa sakit di wajahnya.Cap 5 cari berwarna merah pun kini berada di wajah pria sombong itu."Kurang ajar kau." teriak Jack kembali sambil memegang pipinya yang sakit."Habisi dia..!" seru Jack kepada teman-temannya.Sembilan orang maju secara bersamaan menerkam ke arah Dylan.Melihat hal itu pun membuat seorang Dylan juga melompat ke arah mereka dengan lebih cepat.Plakkk...Plakkk...Plakkk...Dylan menampar semua orang sekaligus hingga membuat mereka tersungkur ke tanah.Keberanian dan kesombongan yang mereka tunjukkan beberapa waktu yang lalu itu ini berubah menjadi rasa kaget bercampur marah melihat Dylan yang tetap berdiri dengan santa
Azen tampak menatap sahabat dari desanya itu dengan tatapan antusias."Aku diajarin dong ilmu bela diri seperti kamu, biar aku bisa mengalahkan banyak lawan seperti tadi." pinta Azen sambil tersenyum."Baiklah, besok aku akan mengajarimu beberapa ilmu bela diri biar kamu tambah jago dalam bertarung." jawab Dylan dengan santai.Setelah menyelesaikan makan sorenya, mereka berdua pun segera pulang kembali ke mes security.Menjelang malam, Azen mengajak Akira keliling kota Valley untuk mengenali lingkungan di sekitar sana."Bagaimana jika kita jalan-jalan sebentar mengelilingi kota Valley ini, Dylan?" tanya Azen dengan nada mengajak."Sebagai seorang yang baru datang ke kota ini maka menurutku ada baiknya jika aku mengajakmu untuk mengenali beberapa tempat penting di kota ini." tambahnya."Sepertinya itu adalah ide yang bagus Azen." jawab Dylan sambil menganggukkan kepalanya menandakan setuju.Hanya dalam beberapa saat kemudian mereka pun bergegas ke pusat kota dengan menggunakan ojek onl