Share

34. Setelah Pemulihan

Penulis: PengkhayalMalam
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-03 21:07:00
Rael memulihkan diri dengan bantuan Mak Rida dan Halim. Setiap pagi, Mak Rida selalu menyiapkan ramuan herbal pahit yang katanya bisa mempercepat pemulihan. Sementara Halim memastikan Rael cukup beristirahat dan tidak memaksakan diri.

Namun, begitu tubuhnya mulai terasa lebih kuat, Rael kembali ke kebiasaannya—menyelinap ke perpustakaan istana yang sepi. Deretan rak kayu tua yang dipenuhi gulungan dan buku tebal menjadi saksi kesungguhannya.

Setiap hari, ia duduk di sudut yang sama, membuka lembar demi lembar buku strategi perang dan politik.

“Kalau kau terus memaksa membaca setiap hari seperti itu, luka di tubuhmu bisa kambuh,” tegur Halim suatu sore sambil membawa nampan berisi teh hangat.

Rael tersenyum tipis tanpa menoleh. “Tubuhku mungkin belum kuat, tapi pikiranku harus tetap tajam. Aku tak bisa terus bergantung pada orang lain, Halim.”

Halim meletakkan teh di atas meja, menghela napas panjang. “Kau bukan beban, Rael. Kau hanya perlu waktu.”

“Aku tahu,” jawab Rael pelan, ma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   35. Dewan Penasehat Kerajaan

    Keesokan paginya, Halim berangkat ke istana. Ia menyembunyikan laporan itu di dalam map kulit hitam, tampak biasa saja seperti dokumen lainnya. Saat sampai di ruang dewan penasihat, para anggota sudah menunggu dengan wajah tegang.“Ini hasil penyelidikan tambahan,” kata Halim tenang sambil meletakkan laporan di meja besar yang dikelilingi para penasihat senior.Mereka mulai membaca. Suasana hening, hanya suara lembaran kertas yang dibalik pelan. Beberapa wajah menunjukkan keterkejutan, sebagian lagi mengangguk pelan seolah menemukan potongan teka-teki yang selama ini hilang.“Analisis ini sangat tajam,” ujar salah satu penasihat, menatap Halim curiga sekaligus kagum. “Siapa yang menyusunnya?”Halim menatap lurus tanpa ragu. “Sumbernya tak penting. Yang penting, ini bisa membantu kita menemukan pelaku sebenarnya.”Para penasihat saling berpandangan, lalu salah satu dari mereka mengangguk. “Baik. Kita akan gunakan laporan ini sebagai dasar penyelidikan lanjutan.”Halim menunduk sedikit,

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   34. Setelah Pemulihan

    Rael memulihkan diri dengan bantuan Mak Rida dan Halim. Setiap pagi, Mak Rida selalu menyiapkan ramuan herbal pahit yang katanya bisa mempercepat pemulihan. Sementara Halim memastikan Rael cukup beristirahat dan tidak memaksakan diri. Namun, begitu tubuhnya mulai terasa lebih kuat, Rael kembali ke kebiasaannya—menyelinap ke perpustakaan istana yang sepi. Deretan rak kayu tua yang dipenuhi gulungan dan buku tebal menjadi saksi kesungguhannya. Setiap hari, ia duduk di sudut yang sama, membuka lembar demi lembar buku strategi perang dan politik. “Kalau kau terus memaksa membaca setiap hari seperti itu, luka di tubuhmu bisa kambuh,” tegur Halim suatu sore sambil membawa nampan berisi teh hangat. Rael tersenyum tipis tanpa menoleh. “Tubuhku mungkin belum kuat, tapi pikiranku harus tetap tajam. Aku tak bisa terus bergantung pada orang lain, Halim.” Halim meletakkan teh di atas meja, menghela napas panjang. “Kau bukan beban, Rael. Kau hanya perlu waktu.” “Aku tahu,” jawab Rael pelan, ma

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   33. Memulihkan Diri

    Tatapannya kemudian terpaku pada halaman buku yang masih terbuka. Nama keluarga Rael terpampang jelas. Halim menghela napas panjang.“Sepertinya dia sudah membaca terlalu banyak.”Mak Risa segera menyiapkan ramuan dan obat. Ia mengangkat kepala Rael dengan hati-hati dan menyentuh pipinya yang dingin.“Anak ini keras kepala… tapi aku bisa lihat matanya. Ia menyimpan beban jauh lebih besar dari yang ia akui,” gumam Mak Risa lirih.Halim mengangguk, wajahnya serius.“Kita harus mempercepat rencana itu.”Mak Risa menatap suaminya, cemas. “Kau yakin? Kerajaan sedang diawasi. Jika mereka tahu kita membantu…—”“Kita sudah terlibat sejak kita menolongnya,” jawab Halim mantap. “Dan jika anak ini benar, keluarga kerajaan mungkin menyembunyikan sesuatu yang besar.”Tangan Rael bergerak sedikit, napasnya bergetar. Mak Risa menatapnya lembut.“Kau tak sendiri lagi, Nak. Mulai sekarang, kami akan menjagamu.”Sore menjelang ketika Rael perlahan membuka mata. Pandangannya masih kabur, cahaya matahari

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   32. Bukan Orang Biasa

    Halim menghela napas panjang sambil menggeleng pelan. Ia tahu Rael bukan tipe yang diam dan patuh begitu saja.Mak Risa yang memperhatikan interaksi mereka hanya tersenyum samar. Sebelum ahirnya mereka berdua berangkat Bersama ke istana, jarak yang di tempuh tidak jauh dengan menggunakan kuda, di rumah mereka juga hanya ada satu pelayan yang kadang datang kadang pula tidak, mereka tak mau memiliki banyak pekerja karena hal itu merepotkan. “Kau sebaiknya berhati-hati, Halim,” ucapnya lembut, kemudian berhenti sejenak, sebelum akhirnya dilanjukan, “Anak itu… pikirannya jauh lebih cepat dari usia tubuhnya.” “Justru itu yang membuatku khawatir,” jawabnya yang tidak terlalu khawatir.Rael mengamati pintu yang tertutup. Kesempatan kini berada di tangannya. Dengan semangat yang kembali menyala, ia mulai mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.Baiklah, saatnya mencari tahu siapa sebenarnya keluarga yang menampungku… dan seberapa dalam kekuatan mereka bisa membawaku ke Kerajaan itu.Rael

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   31. Tahap Penyembuhan

    “Aku ingin ke Kerajaan.”Halim sontak menoleh, seolah baru saja mendengar sesuatu yang mustahil. Ia mengira Rael tidak akan tertarik dengan Raja yang terkenal kejam, namun ternyata dugaan itu jauh meleset.“Kau ingin ke Kerajaan?” ulang Halim, memastikan. “Lalu apa yang akan kau lakukan di sana?”“Mengacau,” jawab Rael serius tanpa berkedip. Namun beberapa detik kemudian ia tergelak kecil, seakan ia sendiri tahu betapa gila kedengarannya. “Ayolah, Paman. Kau tahu aku disiksa. Tentu saja aku akan mengadu.”“Tapi apa kau yakin Raja akan percaya?” Halim mengerutkan alis, ragu.“Jelas Raja tidak akan percaya padaku,” balas Rael lugas. “Tapi aku akan urus itu nanti.”“Sepertinya kau tidak yakin,” Halim menimpali, mencoba membaca wajah Rael.“Tentu saja,” Rael mengangguk pelan, jujur pada ketidakpastiannya sendiri. “Karena aku belum pernah melihat Raja dan belum memahami sistem kerajaan. Jika diibaratkan berperang tanpa tahu medan… itu hanya akan membunuhku.”Halim tertegun, lalu tertawa pu

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   30. Rasa Percaya Diri

    Pagi hari itu, Rael terbangun. Tubuhnya terasa lebih ringan dibanding sebelumnya, meski masih ada sedikit nyeri di beberapa bagian. Ia menatap langit-langit ruangan yang asing, lalu menggerakkan kepala perlahan untuk melihat sekeliling.Ruang itu sederhana—hanya sebuah dipan kayu, meja kecil dengan beberapa ramuan, dan jendela yang membiarkan sinar matahari masuk lembut. Dari aroma kayu dan suara ayam berkokok di luar, Rael tahu ia berada di rumah salah satu penduduk desa.“Syukurlah kau sadar…”Mak Risa muncul di ambang pintu sambil membawa mangkuk berisi air hangat. Senyum lega terpancar di wajahnya. “Bagaimana perasaanmu, Nak?”Rael mencoba duduk, meski sedikit goyah. “Lebih baik… dari semalam.”“Jangan memaksakan diri dulu,” ujar Mak Risa menahan bahunya pelan. “Kau masih perlu banyak istirahat.”Tak lama kemudian, Halim menyusul masuk. Wajahnya yang semalam penuh kecemasan kini tampak tenang. “Kau membuat kami khawatir, Rael. Kami menemukanku di hutan dalam keadaan pingsan.”“Apa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status