Share

Bab 6

Berada di sekitar sang majikan membuat radar Ayla sadar jika dia harus diam, dan menurut apa saja yang pria ini minta. 

Setelah sarapan keduanya menuju kantor notaris untuk mengurus perjanjian pra nikah, menikah selama satu tahun. Satu tahun tidak lama, bukan? Setelah itu Ayla akan terbebas dan kekangan pria ini dan hidup entah di negri antah brantah. 

Keduanya menghela napas bersamaan. Terpaksa menjalani semua ini, terjebak pada suatu kejadian naas yang sama sekali tidak diinginkan keduanya. 

Ayla melirik lewat bulu mata lentiknya pada pria tampan di sampingnya, topi hitam yang menghias kepala Auden membuat laki-laki itu kian menawan. 

Lirikannya menurun ke jakun pria itu yang naik turun, tangan kekar berurat memutar kemudi, begitu jantan. Kembali naik ke jambang tipis yang menghiasi wajahnya, hidung mancung, mata tajam seperti elang, bibir merah alami, dia cocok jadi model sempak. 

"Jangan terpesona denganku, kita hanya menikah di atas kertas. Ingat! Kamu hanya pembantu," peringat Auden tanpa menoleh ke arahnya. Pria itu seolah tahu jika Ayla tengah mengangumi dirinya. Terhenyak sang gadis malang menoleh ke samping, melihat jalanan yang lengang. 

Dia berharap sekarang mendung dan turun hujan deras seperti perasaannya kelabu karena terjebak dengan seorang pria kejam yang sialnya tampan. 

Auden memutar musik untuk menghilangkan kecanggungan di antara keduanya. Setelah ini dia akan berperan jadi istri dan pembantu di saat bersamaan. 

Setelah anaknya lahir, dan pernikahan satu tahun ini berakhir Ayla akan menghilang. Mungkin bertahan satu tahun sambil menabung dan memulai hidup baru bersama anaknya. 

Dadanya membuncah bahagia saat memikirkan anak, walau hamil tanpa rencana tapi ada perasaan sayang yang muncul tiba-tiba. Tidak akan ada yang menginginkan anak ini, tapi Ayla akan menyanyangi sepenuh hati. 

Menjadi ayah. Pria itu menelan ludah kasar, status menjadi ayah terasa sangat menakutkan padanya. 

bertahun-tahun menikah bersama Sandra tidak ada tanda-tanda sang istri hamil. Keduanya memang tak pernah membicarakan atau mencoba program hamil, karena Auden tahu punya anak akan berakibat pada karier sang istri. Jika Sandra ingin punya anak dia akan mendukung, bahkan tanpa anak juga dia akan mendukung. 

"Kamu punya kekasih?" Ayla hanya menoleh pada pria di sampingnya. 

"T-tidak." 

"Punya mantan?" 

"A-ada." 

"Siapa namanya?" tanya Auden lagi. Ayla mencoba memikirkan mantan pacarnya, sebenarnya dia tak benar-benar punya mantan. Dari jaman sekolah dia memang pemalu, dan tak punya banyak teman. Ada beberapa teman sekolah laki-laki yang terang-terangan menyukai dirinya tapi Ayla tidak merespons. 

"Ivo." Ivo adalah teman sekolah yang sedikit dekat dengannya karena cowok itu kemayu, dan tidak tukang bully seperti temannya yang lain. Banyak yang bilang jika Ivo punya perasaan lebih padanya, tapi Ayla tak pernah menganggap seperti itu, tapi cowok itu mengenalkan pada semua orang jika mereka sepasang kekasih dulunya. 

"Kerja di mana sekarang?" Gadis itu hanya menggeleng kaku, dia tak mengerti apa yang pria ini mau. Kenapa dia bertanya tentang mantan pacar? Apa gadis pemalu seperti dia terlihat punya banyak mantan pacar? 

"T-tak tahu." Ayla tidak bohong, setelah tamat sekolah dia langsung mencari kerja. Tak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan, dia akhirnya bekerja dengan Moer Belatrix yang menjadikan dirinya anak angkat. Dia dianggap keluarga oleh sang majikan besar, saat Sandra menikah Ayla ikut bersama Sandra. 

"Aku akan menemukan mantan pacarmu, setelah itu coba dekati dia. Jika suatu hari Sandra tahu kamu hamil, beri alasan jika dia anak mantan pacarmu." Bibir mungilnya menganga, mata bulatnya bersinar tak percaya dengan perintah pria itu. 

Gadis bodoh seperti dirinya harus diberitahu dengan jelas, agar semua rencananya tersusun dengan sempurna. Apa pun yang terjadi, Sandra tidak boleh tahu yang sebenarnya. Auden bisa gila jika sang istri murka. 

Ayla terdiam sambil memainkan jari-jari mungilnya yang lentik. Jadi, Ivo temannya semasa sekolah yang kemayu itu akan jadi kambing hitam atas kebengisan pria kejam di sampingnya. Ya Tuhan, apa orang kaya memang suka berbuat seenaknya? Menindas orang tak berkuasa seperti mereka? 

"T-tapi saya tidak tahu di mana dia." Ayla hanya menunduk tak berani menatap lawan bicara. 

"Ck! Makanya jadi orang banyak uang, mudah untuk menemukan siapa saja." Auden berdecak sebal sambil meremehkan gadis bodoh di sampingnya. Saat mengangkat kepalanya, Ayla menemukan pria itu sedang smirk yang mencemooh tapi begitu tampan. Entah berapa kali dia terus mengangumi ketampanannya. Okay, mari lupakan barusan karena dia itu pria kejam. 

Mulai detik ini, dirinya akan menghabiskan hari-hari dengan pria tampa perasaan ini. Kenapa takdir begitu kejam menitipkan semua kesialan ini padanya? 

"Apa pun yang terjadi ke depan, jangan pernah buka mulut siapa ayah dari anak perutmu." Ucapan itu membuat Ayla refleks memegang perutnya, jika seluruh dunia tidak menginginkan anaknya sama sekali, dia yang akan melindunginya. 

"Ingat! Kamu hanya orang miskin yang sudah saya beli." Gadis itu menoleh sekilas, tanpa diberitahu dia sadar akan posisinya. Tahu betul dia itu siapa. Diperkosa sampai hamil, menjalani pernikahan paksa secara kontrak selama satu tahun, bahkan dijual orang tuanya. 

"Apa yang membuat orang miskin tetap miskin?" tanya Auden. Ayla tidak menjawab langsung, tapi antena telinganya mendengar. 

"Kemiskinan itu struktural. Artinya, tata sosial, ekonomi yang ada membuat kalian mau tidak mau hidup dalam kemiskinan. Orang miskin bisa bekerja keras, membanting tulang, dan menabung, namun ia tetap hidup dalam kemiskinan," papar pria itu lagi. 

"Kalian yang lahir dalam keluarga miskin akan sulit keluar dari kemiskinan, kamu seolah tak punya pilihan lain selain menjalani keadaan yang sudah diberikan." 

Rasanya dia ingin berteriak cukup, tapi Ayla hanya bisa memendam semuanya dalam hati. Ya, semoga dia bisa memutus tali kemiskinan itu. 

"Orang miskin melihat uang hanya sebagai kertas bergambar yang punya nominal, sekali belanja habis. Seperti yang dilakukan orang tuamu. Orang kaya melihat uang sebagai investasi untuk mendapatkan uang berkali lipat." 

Ayla tak ingin mendengar apa pun, biarkan saja pria itu mengoceh tak jelas. 

"Kita sudah sampai." Ayla memanjangkan lehernya melihat gedung di depannya, hanya ruko berjejeran dengan beberapa kantor. 

"Kamu hanya perlu tanda tangan, tidak perlu untuk membacanya. Semua kebutuhan anak di perutmu akan ditanggung, kamu bekerja untuk diri sendiri." 

Auden keluar membanting pintu mobil sekuat mungkin membuat Ayla mengelus dadanya, menanti kesialan apalagi yang akan menimpa dirinya. 

"Hanya satu tahun," gumam Ayla sambil menguatkan dirinya. Dia bisa melewati ini semua, ya bisa. 

Mengintip sebentar melihat sangat majikan yang sedang berbicara di balik pintu kaca hitam tersebut. 

Ayla menanti dengan was-was, ini bukan hal sulit untuknya. Dia bisa melewati ini semua. 

Saat Auden mengeluarkan kepalanya dari balik pintu tersebut, Ayla keluar dari mobil. Terpaksa menjalani semua ini karena dia hanya gadis miskin yang tak punya apa-apa. 

Saat mendorong pintu hitam tersebut, hawa dingin menyambutnya. Tapi perasaan takut itu menyelimuti dirinya, rasanya dia ingin belari sejauh mungkin tapi kaki Ayla seolah dirantai. 

Tak punya pilihan kembali membuat Ayla berkali-kali mengutuk hidupnya yang terus sial. 

"Langsung tandatangani saja," ucap Auden tanpa perasaan sambil menyodorkan dokumen penting itu, sang notaris terdiam sambil menatap keduanya. 

Dengan tangan bergetar tangan Ayla bergerak, matanya terhenti pada tulisan bold sebagai tanda isi perjanjian pra nikah keduanya. 

PIHAK PERTAMA AUDEN PRANA LAURENS AKAN MENCERAIKAN PIHAK KEDUA AYLA RANJANA TEPAT DI PERNIKAHAN SATU TAHUN. 

SURAT INI DIBUAT DALAM KEADAAN SADAR——.

Ayla tak sanggup untuk membaca selanjutnya, entah bagaimana nasibnya. Menutup mata, ia torehkan tinta hitam di atas materai. 

Pernikahan satu tahun terpaksa ini akan membawa jalan cerita hidupnya kian suram. 

"Kamu akan memilih baju pengantinmu sendiri, tapi jangan pernah bermimpi untuk menjadi ratu!" tandas Auden langsung merampas dokumen tersebut dan membanting pintu kaca tersebut sekuat mungkin. 

Meninggalkan Ayla dengan tubuh gemetar, dan hati yang berguncang hebat. Tanpa sadar pandangannya kabur, pipi kemerahan itu dialiri cairan bening yang cukup mengatakan jika dia tidak baik-baik saja. 

Ayla hancur!

___

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status