Share

4

Penulis: Devi Citra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-24 10:13:28

Kini David membawa pulang Bella ke rumahnya, yang selama ini ia tinggali bersama Ayunda dan ibunya.

"Ini kamar kamu," ucap David, menunjukan kamar yang akan ditempati istri keduanya itu.

"Terima kasih," jawab Bella dengan senyum merekahnya.

Setelah mengatakan itu, David langsung pergi meninggalkan Bella tanpa pamit menuju ke arah pintu kamar yang tidak jauh dari kamar Bella.

Ya, itu kamarnya bersama Ayunda.

Sampai di depan pintu kamarnya, David mengetuk pintu terus-menerus, berharap segera dibukakan oleh Ayunda.

Sementara di dalam sana, Ayunda tengah meringkuk di dalam selimut dengan lelehan air mata tiada henti. Ayunda juga mendengar suara David yang memanggilnya dan panggilan telepon yang berdering.

Ayunda sengaja tidak membukakan pintu untuk suaminya karena sudah diwanti-wanti oleh mertuanya.

Kamu tahu kan, David tidak hanya milikmu, tapi juga milik Bella. Jadi kamu harus mulai berbagi malam ini. Dan jangan lupakan ini malam David bersama Bella, jadi kamu tidak boleh menguasainya.

Isi pesan yang dikirimkan Bu Ratih kepada Ayunda.

"Aku sakit, Mas," gumam Ayunda sambil menutupi kepalanya dengan selimut yang digunakan.

Sementara di luar kamar, David masih berusaha memanggil Ayunda.

"Sayang, buka pintunya," ucap David sambil mengetuk pintu.

"Kamu kan bisa tidur sama Bella, Dav. Lagian ini kan malam kamu bersama Bella," kata Bu Ratih menegur David.

"Tapi, Mah..." bantah David.

"Tidak ada tapi-tapian, Dav. Sekarang cepat masuk kamar Bella," titah Bu Ratih.

Dengan terpaksa, David melangkah menuju kamar Bella.

---

Pagi telah menyapa, matahari mulai menampakkan sinarnya.

Pagi ini, Ayunda sudah berada di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

Meskipun ada asisten rumah tangga, tetapi jika Ayunda tidak sibuk, ia selalu menyiapkan keperluan untuk suaminya sendiri.

Setelah selesai urusan dapur, Ayunda kembali ke kamarnya mengambil pakaian David, lalu kembali ke dapur untuk menyuruh bibi agar mengantarkannya ke kamar madunya.

"Bi, tolong ini antarkan ke kamar Bella, ya," kata Ayunda, menyerahkan keperluan David.

"Iya, Mbak," jawab sang bibi lalu melangkah ke kamar Bella.

Sungguh, bibi prihatin dengan nasib majikan mudanya itu. Sebagai sesama perempuan, bibi yang melihat saja sakit, apalagi Ayunda yang merasakannya. Meskipun Ayunda selalu tersenyum di depan semua orang.

Sedangkan Ayunda kembali ke kamarnya untuk bersiap, karena pagi ini ia harus datang ke kafenya.

---

Setelah selesai bersiap, Ayunda turun ke bawah untuk menghampiri suaminya yang tengah sarapan. Ternyata di sana sudah ada Bella dan mertuanya.

"Sayang, kamu tidak sarapan?" tanya David.

"Aku buru-buru, Mas. Nanti sarapan di kafe saja," jawab Ayunda sambil menyalami suaminya.

"Aku berangkat dulu ya, Mas," pamit Ayunda kepada suaminya dengan senyum yang terpancar.

"Mari, Mah... Bella," lanjut Ayunda berpamitan basa-basi.

"Hati-hati, Sayang," ucap David sambil mengecup kening Ayunda.

"Ck, sok sibuk sekali dia ini. Bagaimana bisa hamil kalau dia hanya mementingkan pekerjaannya?" ucapan sinis Bu Ratih terdengar ketika Ayunda melangkahkan kaki.

Tetapi Ayunda terus melangkahkan kakinya. Dia tidak ingin berdebat.

"Mah, sudahlah. Lagian David yang mengizinkannya agar Ayu tidak bosan di rumah terus," kata David.

"Kau itu selalu membelanya," ketus Bu Ratih.

---

Kini Ayunda sedang berada di sebuah danau. Ternyata Ayunda tidak ke kafe, melainkan pergi untuk menghindari madunya.

Bagaimanapun, Ayunda sakit melihatnya. Apalagi tadi, tempat duduk yang biasa ia duduki ketika makan bersama sudah diduduki oleh madunya itu. Itu yang membuatnya tidak berselera lagi untuk sarapan. Oleh karena itu, Ayunda beralasan berangkat ke kafe.

Itu baru tempat duduk. Bagaimana kalau hati suaminya juga sudah dimiliki oleh istri keduanya itu?

Bahkan tadi, David tidak menanyakan keadaannya sama sekali. Biasanya David akan menanyakan apakah Ayunda baik-baik saja, tapi tadi tidak.

Ini baru sehari Ayunda menjalaninya. Bagaimana dengan ke depannya? Hanya takdir yang menentukan.

"Semoga aku bisa melewati setiap ujian dan cobaan ini. Tuhan, kuatkan hatiku untuk melaluinya. Aku pasti bisa," ucap Ayunda menyemangati dirinya sendiri dengan mencoba tersenyum.

---

Hari ini, di rumah Leo sedang diadakan acara aqiqah anaknya, dan Ayunda pun datang ke rumah sang kakak.

Sebelum berangkat ke rumah sang kakak, Ayunda mengabari suaminya terlebih dahulu lewat pesan.

[Mas, hari ini aku mau ke rumah kakak. Apa kamu bisa datang?]

Isi pesan yang dikirimkan Ayunda kepada suaminya.

[Maaf, Sayang. Mas tidak bisa datang. Tolong sampaikan salam mas sama Leo ya.]

Balasan dari David.

[Oke, Mas. Tidak apa-apa.]

Balas Ayunda lagi.

Setelah memberitahu suaminya, Ayunda bergegas keluar dari kafenya menuju rumah kakaknya dengan memesan mobil online.

---

Sesampainya di rumah sang kakak, Ayunda langsung menghampiri Leo.

"Hai, Kak. Apa kabar?" sapa Ayunda sambil memeluk sang kakak.

"Kakak baik. Harusnya kakak yang menanyakannya padamu. Apa kamu baik-baik saja?" ucap Leo.

"Seperti yang kakak lihat, aku baik-baik saja. Tidak kurang suatu apa pun," jawab Ayunda dengan menampilkan senyum manisnya.

"Oh iya, di mana Lisa sama baby Leona?" tanya Ayunda mengalihkan pembicaraan.

"Ada di dalam, lagi bersiap," jawab Leo.

"Ya sudah, aku mau menemui Lisa dan baby dulu, Kak," ucap Ayunda sambil melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Leo.

Sesampainya di kamar baby Leona, Ayunda menyapa kakak iparnya itu.

"Hai, Lis," sapanya.

"Hei, kau sudah datang. Sama siapa?" tanya Lisa.

"Sama om-om," jawab Ayunda, menghampiri baby Leona dan menciuminya dengan gemas.

"Om-om siapa?" tanya Lisa bingung.

"Om-om sopir online, haha!" jawab Ayunda sambil tertawa.

"Yaelah... aku udah serius juga. Emang David ke mana?" tanyanya lagi.

"Kerja," jawab Ayunda singkat.

"Ya sudah, yuk keluar," ajak Lisa sambil mengambil baby Leona untuk digendongnya.

"Sini, Baby. Gendong Bunda saja," ucap Ayunda, menyebut dirinya Bunda, bukan Aunty. Dan Lisa maupun Leo tidak masalah akan hal itu.

---

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    40

    Menemukan KedamaianSeiring berjalannya waktu, kehidupan Ayunda dan Akmal semakin berkembang. Setelah menikah, mereka fokus membangun keluarga kecil mereka yang bahagia. Yuda tumbuh menjadi anak yang ceria dan sehat, sementara Aluna semakin pintar dan aktif, membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka berdua. Namun, meskipun segala sesuatunya berjalan dengan baik, mereka sadar bahwa hidup ini tidak pernah benar-benar sempurna tanpa adanya perjuangan yang terus-menerus.Ayunda kini telah melupakan semua luka yang pernah ditinggalkan oleh masa lalunya, meskipun sesekali kenangan tentang David dan perceraiannya datang menghampiri. Ia merasa lega karena akhirnya bisa memaafkan dirinya sendiri, dan lebih dari itu, ia merasa bahagia dengan kehidupan barunya bersama Akmal dan anak-anak mereka. Semua yang telah terjadi, baik yang menyakitkan maupun yang membahagiakan, telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat.Akmal, yang dulu selalu terkesan dengan keteguhan hati Ayunda, semakin meny

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    39

    Sore itu, Akmal dan Ayunda duduk di ruang keluarga mereka yang nyaman. Yuda dan Aluna bermain puzzle di lantai, tertawa bersama saat salah satu potongan tidak cocok. Ayunda menyandarkan tubuhnya di bahu Akmal, menikmati suasana damai."Mas, pernah nggak terpikir kalau hidup kita akhirnya bisa setenang ini?" tanya Ayunda sambil memandang anak-anak mereka.Akmal tersenyum kecil, mengusap lembut rambut istrinya. "Dulu aku nggak pernah membayangkan. Tapi aku selalu berharap. Dan ternyata, doa-doa kita akhirnya terkabul."Mereka terdiam sejenak, menikmati kehangatan suasana. Di luar, hujan mulai turun, menambah kesan tenang pada sore itu.Hari-hari mereka selalu diisi dengan rutinitas sederhana namun penuh makna. Setiap pagi, Ayunda bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Akmal biasanya membantu menyiapkan Yuda ke sekolah, sementara Aluna masih asyik terlelap.“Ayah, hari ini aku mau bawa gambar dinosaurusku ke sekolah. Guruku suka banget sama dinosaurus!” seru Yuda dengan antusias.“B

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    38

    Masa Depan yang Penuh HarapanWaktu terus berlalu, dan keluarga kecil Akmal serta Ayunda semakin harmonis. Kehadiran Yuda, si kecil yang kini mulai aktif berbicara dan belajar banyak hal, menjadi pusat kebahagiaan mereka. Ayunda yang sedang hamil anak kedua tetap terlihat anggun dan sibuk dengan bisnisnya yang semakin berkembang. Sementara itu, Akmal semakin sukses dalam pekerjaannya sebagai konsultan keuangan, dan keuletannya membantu keluarga mereka hidup lebih nyaman.Setiap pagi, Ayunda dan Akmal memiliki kebiasaan sarapan bersama di meja makan. Yuda, meski masih kecil, selalu ingin ikut membantu. Misalnya, ia sering membawa piring kecil ke meja atau mencoba menuang susu ke gelasnya sendiri.“Mas, lihat deh. Anak kita sudah pintar banget,” ujar Ayunda sambil tersenyum melihat Yuda yang bersemangat.“Pintar kayak siapa dulu?” jawab Akmal menggoda.Mereka tertawa bersama, menikmati kehangatan pagi sebelum memulai aktivitas masing-masing. Ayunda sering bekerja dari rumah sambil menga

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    37

    Setelah resmi menikah, Akmal dan Ayunda memulai babak baru dalam kehidupan mereka sebagai pasangan suami istri. Pernikahan yang sederhana namun penuh makna itu menjadi titik balik untuk keduanya. Kehidupan mereka kini lebih harmonis, meski ada beberapa hal yang harus mereka sesuaikan, terutama peran masing-masing dalam mengasuh Yuda dan membangun rumah tangga yang bahagia.Akmal yang kini bekerja sebagai konsultan keuangan memutuskan untuk lebih banyak bekerja dari rumah agar bisa membantu Ayunda merawat Yuda. Sementara itu, Ayunda yang memiliki usaha kecil-kecilan di bidang fashion memilih untuk memperluas bisnisnya melalui platform online.Suatu pagi, Ayunda sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Akmal, yang baru saja selesai mengerjakan laporan untuk kliennya, menghampiri Yuda yang sedang bermain di ruang tengah."Yuda, mau sarapan apa hari ini? Bubur ayam atau roti?" tanya Akmal sambil menggendong putranya."Roti, papah," jawab Yuda dengan senyum polosnya.Ayunda melirik ke ara

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    36

    Ayunda yang saat ini sedang bersantai bersama Lisa di ruang tengah di kejutkan dengan datangnya seseorang yang sudah tidak asing bagi Ayunda."Ayu, tolong mamah Ay!" seru Bu Ratih dari luar berlari menghampiri Ayunda. Yah seseorang itu adalah Bu Ratih, mantan mertua dari Ayunda."Mamah" ucap Ayunda terkejut sambil berdiri dari duduknya begitupun dengan Lisa."Tolong Ay, David di bawa polisi karena melakukan tabrak lari" ujar Bu Ratih sambil menangis."Tabrak lari! Apa mas David yang menabrak Bella?" Ayunda lebih terkejut lagi setelah mendengar sesuatu kebetulan yang sama."Iya Ay, tolong mamah Ayu!" ucap Bu Ratih lirih."Maaf mah, Ayunda tidak bisa melakukan apa-apa, mamah bisa minta kepada pihak keluarga Bella untuk meminta keringanan" Tutur Ayunda.''Mamah sudah memintanya tapi pihak keluarga Bella tidak mau, mereka tetap meminta dengan hukuman penjara seumur hidup. Lalu mamah harus bagaimana Ay, mamah tidak punya apa-apa lagi, hanya David yang mamah harapkan tapi dia harus mendekam

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    35

    "Tidak usah berterima kasih, ini memang sudah tugas kami untuk menjagamu" jawab Leo menghampiri adik dan istrinya."Ayo kita masuk, kita lihat kamar baby boy dulu" ajak Lisa kemudian.Semuanya berkumpul di ruang tengah, setelah menempatkan putra Ayunda di ranjang kecilnya yang sudah di hias sedemikian rupa."Siapa nama putra kamu Ayy?" tanya Lisa pada Ayunda."Yuda Pradana" jawab Ayunda."Nama yang bagus" ucap Leo yang diangguki oleh semuanya."Yuda. Ayu dan David?" tanya Akmal dengan menatap Ayunda."Maksud aku, bukan gitu mas" Ayunda menjawab dengan tidak enak hati."Aku tidak masalah, hanya sebuah nama" ucap Akmal sambil menepiskan senyumnya.Ting tongTing tongTerdengar suara bel di rumah Leo ketika mereka sedang berkumpul. Pintu di bukakan oleh bibi Yani, asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Leo."Siapa bi?" tanya Leo pada bibi ketika bibi Yani menghampirinya di ruang tengah."Itu katanya mau ketemu sama mbak Ayunda, namanya Bella" ucap Bibi Yani memberitahu."Baik bi,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status