Share

3

Author: Devi Citra
last update Last Updated: 2025-05-24 10:11:42

Ayunda menatap dirinya di cermin sembari tersenyum.

"Tuhan, tolong kuatkan hatiku. Bantu aku agar aku tetap bisa tersenyum, apa pun yang terjadi sekarang atau nanti," ucap Ayunda bermonolog sendiri.

Ini adalah hari yang bahagia untuk David dan keluarganya, tapi tidak untuk Ayunda.

Meskipun bibirnya berkata aku tidak apa-apa, aku ikhlas, tapi tidak ada yang tahu hati seseorang.

Mulai hari ini, Ayunda harus belajar berbagi dan ikhlas.

---

Semua rombongan keluarga David sudah berkumpul. Mereka sudah siap untuk berangkat ke rumah mempelai wanita.

Ya, atas permintaan David, acara pernikahan hanya dihadiri kerabat kedua belah pihak saja.

Sedangkan Leo, kakak Ayunda, tidak ikut karena istrinya baru saja melahirkan seminggu yang lalu.

Namun, Leo menyuruh asisten sekaligus sahabatnya yang bernama Akmal untuk datang menemani adiknya.

---

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka sampai di kediaman orang tua Bella.

Mereka disambut dengan ramah.

Saat proses ijab kabul berlangsung, Ayunda duduk dengan tenang. Kedua tangannya saling bertautan di atas pangkuannya, berusaha menguatkan hati, berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Setelah prosesi ijab kabul selesai, kedua mempelai duduk di pelaminan untuk menyalami kerabat yang datang mengucapkan selamat dan mengabadikan momen.

Di saat kedua mempelai di atas pelaminan sedang menunjukkan senyum terbaiknya, di sinilah Ayunda duduk seorang diri sambil memandang ke arah suaminya yang sedang bersanding dengan madunya.

"Tidak usah pura-pura tegar. Jika kau ingin menangis, menangislah. Aku siap untuk dijadikan tempatmu bersandar," ucap seorang laki-laki yang sudah duduk di samping Ayunda.

"Aku masih punya suami untuk dijadikan tempat bersandar," jawab Ayunda datar.

"Suami yang mulai saat ini menduakanmu," ucap Akmal.

Ya, laki-laki itu adalah Akmal, asisten dan sahabat Leo, kakak Ayunda.

"Kau tidak perlu ikut campur rumah tanggaku," balas Ayunda.

"Kenapa? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Akmal.

"Kita sudah berlalu. Aku harap kau tidak mengungkitnya lagi," ucap Ayunda sambil pergi meninggalkan Akmal.

---

Sedangkan di rumah Leo, kini Lisa tengah menangis.

"Mas, kenapa Ayu mau dimadu? Sungguh aku tidak kuat, Mas," kata Lisa.

"Sudah, Yang. Kenapa malah kamu yang nangis sih? Ayu sudah mengambil keputusan itu, berarti Ayu sudah siap lahir batin," kata Leo.

"Tapi aku tidak tega, Mas. Hati tidak ada yang tahu, Mas, meskipun bibir berkata tidak apa-apa," ucap Lisa dengan terisak.

"Ya sudah, mending kamu tenang dulu ya. Kasihan baby kita. Kalau kamu banyak pikiran, nanti ASI-nya nggak keluar. Lagian, Mas sudah nyuruh Akmal buat ngawasin Ayu," jawab Leo menenangkan istrinya.

---

Kini Ayunda berpamitan untuk pulang terlebih dahulu.

"Mas, aku pulang duluan ya," pamit Ayunda kepada David.

"Nanti saja, Yang. Bareng sama rombongan," jawab David mencoba mencegah istri pertamanya agar tidak pulang lebih dulu.

"Biarin aja sih, Dav, kalau Ayu mau pulang duluan," ucap Bu Ratih yang tiba-tiba sudah ada di belakang Ayu.

"Tapi kamu pulang sama siapa, Yang?" ujar David mengkhawatirkan Ayunda.

"Ayunda biar pulang sama aku saja, Dav. Aku juga mau pulang, jadi biar sekalian," ucap Akmal yang ternyata mengikuti Ayunda.

"Akmal...," ucap David terkejut.

"Kenapa kaget, Dav? Aku ke sini menggantikan Leo, kakak dari istri kamu," kata Akmal dengan menekan kata istri.

"Oh, ya sudah. Tolong antarkan Ayunda sampai rumah dengan selamat," ucap David.

"Tentu saja. Tanpa kau suruh juga aku akan mengantarkannya sampai rumah. Tidak akan aku culik, kecuali Ayu yang mau ikut pulang ke rumahku," jawab Akmal ambigu.

"Ah, lupakan. Btw, selamat atas pernikahanmu," sambung Akmal lagi.

"Ya sudah, Mas. Aku pulang dulu ya," pamit Ayu kepada suaminya, memotong pembicaraan antara suaminya dan Akmal yang semakin panjang.

"Hati-hati, Sayang," jawab David sambil memeluk dan mencium kening istri pertamanya itu.

Lalu Ayunda beralih ke arah madunya.

"Selamat atas pernikahanmu," kata Ayunda.

"Makasih, Mbak," jawab Bella singkat.

---

Kini Ayunda sudah berada di dalam mobil bersama Akmal.

Keduanya sama-sama diam.

Sampai akhirnya Akmal membuka suara, memecah keheningan di dalam mobil.

"Kau akan pulang ke mana?" tanya Akmal.

"Tentu saja ke rumah suamiku," jawab Ayunda datar.

"Apa nantinya kau akan tinggal bersama madumu satu atap?" tanya Akmal lagi.

"Itu bukan urusanmu," jawab Ayunda ketus, padahal dalam hati dan pikirannya sedang berpikir keras. Apa dirinya sanggup tinggal satu atap bersama istri kedua suaminya itu? Apa dirinya sudah benar-benar siap melihat kasih sayang dan perhatian yang biasanya hanya untuknya harus dibagi?

Ah, Ayu belum memikirkan itu sebelumnya.

"Jika kau tak bahagia, aku siap menerimamu kembali, Ayy..." kata Akmal membuyarkan lamunan Ayunda.

Ya, Akmal adalah mantan kekasih Ayunda.

Mereka berpacaran saat Ayunda baru masuk kuliah. Selama kurang lebih tiga tahun mereka menjalin hubungan. Mereka putus karena kesalahpahaman yang sampai saat ini Ayunda tidak mau mendengarkan penjelasan Akmal.

Hingga akhirnya setelah lulus kuliah, Ayunda dipinang oleh David, yang ternyata sudah menyukai Ayunda dari lama secara diam-diam.

Dari dulu hingga kini tidak ada yang tahu bahwa Akmal dan Ayunda pernah menjalin kasih, bahkan Leo sekalipun tidak tahu. Hanya satu orang yang tahu hubungan mereka, dan orang itu pula yang menyebabkan kesalahpahaman antara Akmal dan Ayunda.

Hingga kini, sebenarnya Akmal masih mencintai Ayunda, meskipun dia sudah menjadi istri sahabatnya. Entahlah dengan Ayunda...

---

Setelah sampai di rumah, Ayunda langsung masuk ke kamarnya. Sedangkan Akmal langsung pergi meninggalkan Ayunda setelah mengantarkannya sampai gerbang.

Ayunda mengunci pintu kamarnya, lalu melepaskan pakaiannya sebelum melangkah ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Ayunda menangis dan menjerit sejadi-jadinya. Rasa sesak yang dari tadi ia tahan akhirnya tumpah juga.

Ayunda memukul dadanya, berharap rasa sesak itu reda.

Setegar apa pun wanita, tidak akan kuat melihat suaminya menikah lagi.

Sehebat apa pun Ayunda dalam menyembunyikan rasa sakitnya, tetap saja Ayunda mempunyai hati yang rapuh.

Ayunda tidak menyangka, bahwa laki-laki yang dipilihnya akan membuatnya terluka juga.

Laki-laki yang selama ini membuatnya tersenyum, ternyata laki-laki itu juga yang membuatnya menangis.

---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    40

    Menemukan KedamaianSeiring berjalannya waktu, kehidupan Ayunda dan Akmal semakin berkembang. Setelah menikah, mereka fokus membangun keluarga kecil mereka yang bahagia. Yuda tumbuh menjadi anak yang ceria dan sehat, sementara Aluna semakin pintar dan aktif, membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka berdua. Namun, meskipun segala sesuatunya berjalan dengan baik, mereka sadar bahwa hidup ini tidak pernah benar-benar sempurna tanpa adanya perjuangan yang terus-menerus.Ayunda kini telah melupakan semua luka yang pernah ditinggalkan oleh masa lalunya, meskipun sesekali kenangan tentang David dan perceraiannya datang menghampiri. Ia merasa lega karena akhirnya bisa memaafkan dirinya sendiri, dan lebih dari itu, ia merasa bahagia dengan kehidupan barunya bersama Akmal dan anak-anak mereka. Semua yang telah terjadi, baik yang menyakitkan maupun yang membahagiakan, telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat.Akmal, yang dulu selalu terkesan dengan keteguhan hati Ayunda, semakin meny

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    39

    Sore itu, Akmal dan Ayunda duduk di ruang keluarga mereka yang nyaman. Yuda dan Aluna bermain puzzle di lantai, tertawa bersama saat salah satu potongan tidak cocok. Ayunda menyandarkan tubuhnya di bahu Akmal, menikmati suasana damai."Mas, pernah nggak terpikir kalau hidup kita akhirnya bisa setenang ini?" tanya Ayunda sambil memandang anak-anak mereka.Akmal tersenyum kecil, mengusap lembut rambut istrinya. "Dulu aku nggak pernah membayangkan. Tapi aku selalu berharap. Dan ternyata, doa-doa kita akhirnya terkabul."Mereka terdiam sejenak, menikmati kehangatan suasana. Di luar, hujan mulai turun, menambah kesan tenang pada sore itu.Hari-hari mereka selalu diisi dengan rutinitas sederhana namun penuh makna. Setiap pagi, Ayunda bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Akmal biasanya membantu menyiapkan Yuda ke sekolah, sementara Aluna masih asyik terlelap.“Ayah, hari ini aku mau bawa gambar dinosaurusku ke sekolah. Guruku suka banget sama dinosaurus!” seru Yuda dengan antusias.“B

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    38

    Masa Depan yang Penuh HarapanWaktu terus berlalu, dan keluarga kecil Akmal serta Ayunda semakin harmonis. Kehadiran Yuda, si kecil yang kini mulai aktif berbicara dan belajar banyak hal, menjadi pusat kebahagiaan mereka. Ayunda yang sedang hamil anak kedua tetap terlihat anggun dan sibuk dengan bisnisnya yang semakin berkembang. Sementara itu, Akmal semakin sukses dalam pekerjaannya sebagai konsultan keuangan, dan keuletannya membantu keluarga mereka hidup lebih nyaman.Setiap pagi, Ayunda dan Akmal memiliki kebiasaan sarapan bersama di meja makan. Yuda, meski masih kecil, selalu ingin ikut membantu. Misalnya, ia sering membawa piring kecil ke meja atau mencoba menuang susu ke gelasnya sendiri.“Mas, lihat deh. Anak kita sudah pintar banget,” ujar Ayunda sambil tersenyum melihat Yuda yang bersemangat.“Pintar kayak siapa dulu?” jawab Akmal menggoda.Mereka tertawa bersama, menikmati kehangatan pagi sebelum memulai aktivitas masing-masing. Ayunda sering bekerja dari rumah sambil menga

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    37

    Setelah resmi menikah, Akmal dan Ayunda memulai babak baru dalam kehidupan mereka sebagai pasangan suami istri. Pernikahan yang sederhana namun penuh makna itu menjadi titik balik untuk keduanya. Kehidupan mereka kini lebih harmonis, meski ada beberapa hal yang harus mereka sesuaikan, terutama peran masing-masing dalam mengasuh Yuda dan membangun rumah tangga yang bahagia.Akmal yang kini bekerja sebagai konsultan keuangan memutuskan untuk lebih banyak bekerja dari rumah agar bisa membantu Ayunda merawat Yuda. Sementara itu, Ayunda yang memiliki usaha kecil-kecilan di bidang fashion memilih untuk memperluas bisnisnya melalui platform online.Suatu pagi, Ayunda sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Akmal, yang baru saja selesai mengerjakan laporan untuk kliennya, menghampiri Yuda yang sedang bermain di ruang tengah."Yuda, mau sarapan apa hari ini? Bubur ayam atau roti?" tanya Akmal sambil menggendong putranya."Roti, papah," jawab Yuda dengan senyum polosnya.Ayunda melirik ke ara

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    36

    Ayunda yang saat ini sedang bersantai bersama Lisa di ruang tengah di kejutkan dengan datangnya seseorang yang sudah tidak asing bagi Ayunda."Ayu, tolong mamah Ay!" seru Bu Ratih dari luar berlari menghampiri Ayunda. Yah seseorang itu adalah Bu Ratih, mantan mertua dari Ayunda."Mamah" ucap Ayunda terkejut sambil berdiri dari duduknya begitupun dengan Lisa."Tolong Ay, David di bawa polisi karena melakukan tabrak lari" ujar Bu Ratih sambil menangis."Tabrak lari! Apa mas David yang menabrak Bella?" Ayunda lebih terkejut lagi setelah mendengar sesuatu kebetulan yang sama."Iya Ay, tolong mamah Ayu!" ucap Bu Ratih lirih."Maaf mah, Ayunda tidak bisa melakukan apa-apa, mamah bisa minta kepada pihak keluarga Bella untuk meminta keringanan" Tutur Ayunda.''Mamah sudah memintanya tapi pihak keluarga Bella tidak mau, mereka tetap meminta dengan hukuman penjara seumur hidup. Lalu mamah harus bagaimana Ay, mamah tidak punya apa-apa lagi, hanya David yang mamah harapkan tapi dia harus mendekam

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    35

    "Tidak usah berterima kasih, ini memang sudah tugas kami untuk menjagamu" jawab Leo menghampiri adik dan istrinya."Ayo kita masuk, kita lihat kamar baby boy dulu" ajak Lisa kemudian.Semuanya berkumpul di ruang tengah, setelah menempatkan putra Ayunda di ranjang kecilnya yang sudah di hias sedemikian rupa."Siapa nama putra kamu Ayy?" tanya Lisa pada Ayunda."Yuda Pradana" jawab Ayunda."Nama yang bagus" ucap Leo yang diangguki oleh semuanya."Yuda. Ayu dan David?" tanya Akmal dengan menatap Ayunda."Maksud aku, bukan gitu mas" Ayunda menjawab dengan tidak enak hati."Aku tidak masalah, hanya sebuah nama" ucap Akmal sambil menepiskan senyumnya.Ting tongTing tongTerdengar suara bel di rumah Leo ketika mereka sedang berkumpul. Pintu di bukakan oleh bibi Yani, asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Leo."Siapa bi?" tanya Leo pada bibi ketika bibi Yani menghampirinya di ruang tengah."Itu katanya mau ketemu sama mbak Ayunda, namanya Bella" ucap Bibi Yani memberitahu."Baik bi,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status