Share

5

Penulis: Devi Citra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-24 10:14:15

Acara telah selesai. Ayunda duduk sendiri di ruang keluarga milik kakaknya. Lisa dan Leo sedang menenangkan baby Leona yang sedang menangis di dalam kamar.

"Apa kau bahagia?" tanya Akmal yang sudah duduk di samping Ayunda. Hal itu membuat Ayunda sedikit terkejut.

Ayunda pikir lelaki itu sudah pulang.

"Kenapa kau selalu saja menanyakan kebahagiaanku?" kata Ayunda.

"Aku hanya memastikannya, Bee," ucap Akmal.

"Tentu saja aku bahagia," jawab Ayunda.

"Kenapa David tidak ikut, Bee?" tanya Akmal lagi.

"Sibuk," jawab Ayunda singkat.

"Sibuk bersama istri keduanya," sindir Akmal.

"Itu bukan urusanmu. Dan satu lagi, jangan panggil aku seperti itu lagi karena kita sudah lama berlalu, dan itu akan membuat orang salah paham," ucap Ayunda.

Bee adalah panggilan sayang Akmal kepada Ayunda. Begitupun sebaliknya.

"Aku tidak melupakanmu, Bee," kata Akmal.

"Terserah," jawab Ayunda.

"Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Akmal.

"Tidak," jawab Ayunda singkat.

"Jika kau tidak bisa bertahan dengan David, aku siap menerimamu, Bee," ucap Akmal.

"Apa kau mendoakan rumah tanggaku berakhir?" tanya Ayunda dengan ketus.

"Aku tidak bilang begitu," jawab Akmal.

"Kau...," ucapan Ayunda terhenti karena kehadiran Leo.

"Kau masih di sini rupanya, Mal," tanya Leo kepada Akmal.

"Belum. Aku masih ingin berbincang dengan adikmu," jawab Akmal.

"Sejak kapan kalian akrab? Bukankah dari dulu kalian jarang mengobrol?" kata Leo penasaran.

Yah, karena memang Leo tidak pernah tahu hubungan keduanya.

"Sudah lama."

"Belum lama."

Jawaban Ayunda dan Akmal berbarengan, tapi tidak sama. Itu membuat Leo mengernyitkan dahi, heran.

"Apa ada yang kalian sembunyikan dariku?" terka Leo, mengintimidasi keduanya.

"Ingat, kau sudah bersuami. Meskipun suamimu mempunyai istri lain, tapi itu juga atas persetujuanmu. Dan kau jangan coba-coba berselingkuh. Jika kau sudah lelah, maka lepaskanlah," ucap Leo memperingati adiknya.

"Dan kau, Akmal, kau sahabat dan orang yang saat ini aku percaya. Kuharap kau tidak merusak rumah tangganya," sambung Leo memperingatkan Akmal.

"Kami tidak ada apa-apa, Kak. Oh iya, sudah malam, aku mau pulang, Kak," ucap Ayunda, mengalihkan pembicaraan.

"Iya... Akmal, tolong antarkan Ayu. Aku percaya padamu," kata Leo sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

"Hemm," gumam Akmal.

---

Tidak terasa, kini sudah tiga bulan David dan Bella menikah. Ayunda dapat melewati semuanya dengan baik, meskipun ada beberapa hal yang melukai hatinya.

Tetapi hari ini adalah hari yang sangat tidak adil untuk Ayunda, karena kini Bella tengah hamil. Padahal mereka baru menikah tiga bulan, sedangkan dirinya sudah menikah lima tahun lamanya tapi belum juga bisa hamil.

"Selamat yaa," ucap Ayunda kepada madunya.

"Terima kasih, Mbak. Semoga Mbak juga secepatnya dikasih kepercayaan," jawab Bella sambil mengelus perutnya.

Entah itu doa atau sindiran, sungguh Ayunda yang mendengarnya sangat sensitif dan membuatnya teriris.

"Aamiin." Hanya itu yang mampu Ayunda ucapkan.

"Pilihan Mamah memang tidak salah. Jadi Mamah kau beruntung karena sebentar lagi akan punya anak dan Mamah akan segera punya cucu," ucap Bu Ratih sambil memeluk menantu pilihannya itu.

Sedangkan Ayunda hanya tersenyum miris mendengar sindiran dari mertuanya itu.

"Mas, aku ke kamar duluan ya," pamit Ayunda kepada suaminya.

Dan David hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab ucapan Ayunda.

Kini David tengah menatap istri keduanya itu dengan senyum yang terpancar.

Sungguh, Ayunda yang melihat itu sangat sakit. Baru hamil saja David sudah berubah, apalagi jika anak itu lahir. Apa Ayunda akan tetap bisa mempertahankan rumah tangganya?

Sambil menaiki anak tangga, Ayunda mengusap air matanya yang menetes.

---

Malam semakin larut, dan Ayunda masih belum memejamkan matanya.

Karena malam ini jadwal David tidur bersamanya, jadi Ayunda menunggu David datang.

Tapi hingga larut malam David belum juga ke kamar Ayunda. Kalaupun David bersama Bella, kenapa tidak memberitahunya agar Ayunda tidak menunggu?

Sungguh, Ayunda tidak bisa menahan air matanya.

Kini Ayunda menangis sambil meringkuk di atas ranjang.

"Apa aku tidak pantas menjadi seorang ibu? Apa salahku hingga saat ini belum dikasih kepercayaan?" gumam Ayunda dalam tangisnya.

Rasanya Ayunda ingin menyalahkan takdirnya yang tidak adil padanya.

Bahkan orang yang belum menikah dengan mudah mempunyai seorang buah hati.

Tapi dirinya sudah lima tahun lamanya belum ada tanda-tanda.

---

Keesokan harinya Ayunda kembali beraktivitas seperti biasa. Ayunda selalu menebar senyum terbaiknya di depan semua orang.

Seperti pagi ini, Ayunda menyapa semua orang yang ada di meja makan.

"Pagi, Mas... Mah... Bella," sapa Ayunda kepada semuanya.

"Pagi, Mbak," jawab Bella.

"Pagi, Sayang," jawab David santai tanpa merasa bersalah kepada Ayunda bahwa semalam David telah membuat Ayunda menunggu.

Karena biasanya jika David merasa bersalah kepada Ayunda, pasti akan selalu meminta maaf. Tapi sekarang... ah, sudahlah.

Sedang Bu Ratih, mertua Ayunda, hanya diam. Tidak menjawab sapaan Ayunda.

"Mas, perut aku nggak enak banget. Pengen mual, kepala aku juga pusing," ucap Bella dengan manja kepada David.

"Yasudah, kamu ke kamar saja dulu. Kamu mau makan apa? Nanti biar Mas bawakan ke kamar," ucap David sambil mengusap perut Bella dengan lembut.

Dan hal itu tidak lepas dari pandangan Ayunda.

Suaminya yang dulu selalu perhatian kepadanya, kini seakan menjauh. Perhatian, kasih sayang, dan kata-kata yang menenangkan kini sudah tidak ia dapatkan.

Justru kini Ayunda melihat perhatian, kasih sayang, dan kata lembut David hanya untuk istri keduanya.

Ayunda seperti tidak dianggap. Bukankah Ayunda masih istrinya? Tapi kenapa tidak diperlakukan demikian lagi? Apa karena dia belum hamil?

Ingin rasanya Ayunda menangis saat itu juga, tapi Ayunda tidak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang.

Ayunda tidak ingin dikasihani. Ayunda akan menjadi wanita yang tegar, meskipun dalam kesendiriannya Ayunda selalu menangis.

"Sayang, sepertinya aku tidak bisa menemani kamu ke acara kamu. Kamu tidak apa-apa kan berangkat sendiri? Nanti biar sama supir," ucap David setelah mengantarkan istri keduanya ke kamar.

Padahal acara pembukaan kafe baru Ayunda sudah direncanakan jauh-jauh hari agar David bisa datang ke acara tersebut.

Tapi kini David membatalkannya, dikarenakan Bella tengah sakit. Dan Ayunda harus mengalah.

Bolehkah Ayunda iri, marah?

"Iya, Mas, tidak apa-apa. Aku berangkat naik taksi saja. Mas temani Bella saja yang lebih butuh Mas," ucap Ayunda menahan kecewa.

"Terima kasih, Sayang. Kamu memang selalu pengertian," kata David sambil mencium kening Ayunda. Lalu setelahnya naik ke atas lagi untuk menemani Bella.

Apakah Ayunda harus selalu jadi wanita yang pengertian tanpa ada yang mengerti dirinya dan perasaannya?

"Kau harusnya sadar diri, karena saat ini Bella lebih butuh perhatian dari David. Lagian, biasanya juga kau selalu bisa sendiri," kata Bu Ratih. Lalu setelah mengatakan itu langsung pergi begitu saja tanpa mempedulikan perasaan Ayunda yang notabene-nya sesama istri David.

---

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ira Zamzuri
siayunya terlalu goblok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    40

    Menemukan KedamaianSeiring berjalannya waktu, kehidupan Ayunda dan Akmal semakin berkembang. Setelah menikah, mereka fokus membangun keluarga kecil mereka yang bahagia. Yuda tumbuh menjadi anak yang ceria dan sehat, sementara Aluna semakin pintar dan aktif, membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka berdua. Namun, meskipun segala sesuatunya berjalan dengan baik, mereka sadar bahwa hidup ini tidak pernah benar-benar sempurna tanpa adanya perjuangan yang terus-menerus.Ayunda kini telah melupakan semua luka yang pernah ditinggalkan oleh masa lalunya, meskipun sesekali kenangan tentang David dan perceraiannya datang menghampiri. Ia merasa lega karena akhirnya bisa memaafkan dirinya sendiri, dan lebih dari itu, ia merasa bahagia dengan kehidupan barunya bersama Akmal dan anak-anak mereka. Semua yang telah terjadi, baik yang menyakitkan maupun yang membahagiakan, telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat.Akmal, yang dulu selalu terkesan dengan keteguhan hati Ayunda, semakin meny

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    39

    Sore itu, Akmal dan Ayunda duduk di ruang keluarga mereka yang nyaman. Yuda dan Aluna bermain puzzle di lantai, tertawa bersama saat salah satu potongan tidak cocok. Ayunda menyandarkan tubuhnya di bahu Akmal, menikmati suasana damai."Mas, pernah nggak terpikir kalau hidup kita akhirnya bisa setenang ini?" tanya Ayunda sambil memandang anak-anak mereka.Akmal tersenyum kecil, mengusap lembut rambut istrinya. "Dulu aku nggak pernah membayangkan. Tapi aku selalu berharap. Dan ternyata, doa-doa kita akhirnya terkabul."Mereka terdiam sejenak, menikmati kehangatan suasana. Di luar, hujan mulai turun, menambah kesan tenang pada sore itu.Hari-hari mereka selalu diisi dengan rutinitas sederhana namun penuh makna. Setiap pagi, Ayunda bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Akmal biasanya membantu menyiapkan Yuda ke sekolah, sementara Aluna masih asyik terlelap.“Ayah, hari ini aku mau bawa gambar dinosaurusku ke sekolah. Guruku suka banget sama dinosaurus!” seru Yuda dengan antusias.“B

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    38

    Masa Depan yang Penuh HarapanWaktu terus berlalu, dan keluarga kecil Akmal serta Ayunda semakin harmonis. Kehadiran Yuda, si kecil yang kini mulai aktif berbicara dan belajar banyak hal, menjadi pusat kebahagiaan mereka. Ayunda yang sedang hamil anak kedua tetap terlihat anggun dan sibuk dengan bisnisnya yang semakin berkembang. Sementara itu, Akmal semakin sukses dalam pekerjaannya sebagai konsultan keuangan, dan keuletannya membantu keluarga mereka hidup lebih nyaman.Setiap pagi, Ayunda dan Akmal memiliki kebiasaan sarapan bersama di meja makan. Yuda, meski masih kecil, selalu ingin ikut membantu. Misalnya, ia sering membawa piring kecil ke meja atau mencoba menuang susu ke gelasnya sendiri.“Mas, lihat deh. Anak kita sudah pintar banget,” ujar Ayunda sambil tersenyum melihat Yuda yang bersemangat.“Pintar kayak siapa dulu?” jawab Akmal menggoda.Mereka tertawa bersama, menikmati kehangatan pagi sebelum memulai aktivitas masing-masing. Ayunda sering bekerja dari rumah sambil menga

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    37

    Setelah resmi menikah, Akmal dan Ayunda memulai babak baru dalam kehidupan mereka sebagai pasangan suami istri. Pernikahan yang sederhana namun penuh makna itu menjadi titik balik untuk keduanya. Kehidupan mereka kini lebih harmonis, meski ada beberapa hal yang harus mereka sesuaikan, terutama peran masing-masing dalam mengasuh Yuda dan membangun rumah tangga yang bahagia.Akmal yang kini bekerja sebagai konsultan keuangan memutuskan untuk lebih banyak bekerja dari rumah agar bisa membantu Ayunda merawat Yuda. Sementara itu, Ayunda yang memiliki usaha kecil-kecilan di bidang fashion memilih untuk memperluas bisnisnya melalui platform online.Suatu pagi, Ayunda sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Akmal, yang baru saja selesai mengerjakan laporan untuk kliennya, menghampiri Yuda yang sedang bermain di ruang tengah."Yuda, mau sarapan apa hari ini? Bubur ayam atau roti?" tanya Akmal sambil menggendong putranya."Roti, papah," jawab Yuda dengan senyum polosnya.Ayunda melirik ke ara

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    36

    Ayunda yang saat ini sedang bersantai bersama Lisa di ruang tengah di kejutkan dengan datangnya seseorang yang sudah tidak asing bagi Ayunda."Ayu, tolong mamah Ay!" seru Bu Ratih dari luar berlari menghampiri Ayunda. Yah seseorang itu adalah Bu Ratih, mantan mertua dari Ayunda."Mamah" ucap Ayunda terkejut sambil berdiri dari duduknya begitupun dengan Lisa."Tolong Ay, David di bawa polisi karena melakukan tabrak lari" ujar Bu Ratih sambil menangis."Tabrak lari! Apa mas David yang menabrak Bella?" Ayunda lebih terkejut lagi setelah mendengar sesuatu kebetulan yang sama."Iya Ay, tolong mamah Ayu!" ucap Bu Ratih lirih."Maaf mah, Ayunda tidak bisa melakukan apa-apa, mamah bisa minta kepada pihak keluarga Bella untuk meminta keringanan" Tutur Ayunda.''Mamah sudah memintanya tapi pihak keluarga Bella tidak mau, mereka tetap meminta dengan hukuman penjara seumur hidup. Lalu mamah harus bagaimana Ay, mamah tidak punya apa-apa lagi, hanya David yang mamah harapkan tapi dia harus mendekam

  • BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)    35

    "Tidak usah berterima kasih, ini memang sudah tugas kami untuk menjagamu" jawab Leo menghampiri adik dan istrinya."Ayo kita masuk, kita lihat kamar baby boy dulu" ajak Lisa kemudian.Semuanya berkumpul di ruang tengah, setelah menempatkan putra Ayunda di ranjang kecilnya yang sudah di hias sedemikian rupa."Siapa nama putra kamu Ayy?" tanya Lisa pada Ayunda."Yuda Pradana" jawab Ayunda."Nama yang bagus" ucap Leo yang diangguki oleh semuanya."Yuda. Ayu dan David?" tanya Akmal dengan menatap Ayunda."Maksud aku, bukan gitu mas" Ayunda menjawab dengan tidak enak hati."Aku tidak masalah, hanya sebuah nama" ucap Akmal sambil menepiskan senyumnya.Ting tongTing tongTerdengar suara bel di rumah Leo ketika mereka sedang berkumpul. Pintu di bukakan oleh bibi Yani, asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Leo."Siapa bi?" tanya Leo pada bibi ketika bibi Yani menghampirinya di ruang tengah."Itu katanya mau ketemu sama mbak Ayunda, namanya Bella" ucap Bibi Yani memberitahu."Baik bi,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status