Share

BAB 2

Satu tahun yang lalu, Darto bisa membeli sebuah rumah, harga cukup miring, lebih rendah dari pasaran, rumah itu sudah lama tidak ditempati pemilik karena pindah ke luar kota,

Di usianya yang terbilang cukup matang yaitu 29 tahun, Darto belum juga menikah, dia ingin membahagiakan ibunya dulu, ibunyalah yang memotifasi Darto untuk membeli rumah, siapa tahu apabila jodohnya datang, sudah tersedia rumah, begitu kira-kira pemikiran ibunya Darto.

Rumah itu tidak besar, luas tanah hanya 10x20, dengan bangunan berlantai dua, dengan sisa tanah di depan untuk taman kira-kira 3 meter dari teras rumah ke pagar, gaya minimalis tapi cukup kalo untuk berkeluarga, ada kamar 2 di bawah, 2 di atas, dengan masing-masing memiliki kamar mandi, sedangkan bagian belakang ada kamar kecil untuk ART, dan satu kamar mandi luar untuk tamu dan ART yang bersebelahan dengan kamar ART dan dapur, masih ada sedikit lahan dibelakang yang dulu oleh pemiliknya dibuat tanaman Toga (tanaman obat keluarga) dan sayuran, tentu saja sekarang terbengkalai dan semrawut, di belakang sendiri terpisah dari bangunan induk ada bangungan kecil, tepatnya sebuah gudang, untuk menempatkan benda-benda yang sudah tidak diperlukan

dari hasil usahanya yang mulai bekembang, Darto mempunyai tabungan yang cukup untuk membeli rumah tersebut, dan sedikit renovasi akhirnya dia bisa menempati rumah itu, 

Dengan sifatnya yang Introvet, Darto memilih tinggal sendiri di rumah itu, lokasinya dekat dengan tempat usahanya, masuk gang hanya 500m dari jalan raya di mana lokasi tempat usahanya berada.

Darto membuka bengkel dan spare part mobil, sesuai dengan keahlianya yang lulusan STM  jurusan Otomotif di kotanya.

*(STM = Sekolah Tinggi Menengah, yang sekarang berganti nama menjadi SMK = Sekolah Menengah Kejuruan)

Setelah rumah siap ditempati, Darto memindahkan barang-barang pribadinya dari rumah orang tuanya, hampir satu Pic Up penuh, dia menyewa jasa expedisi pindahan. sehingga tidak perlu report-repot mengangkut sendiri

Setelah orang-orang ekxpedisi memasukkan barang-barang ke dalam rumah, merekapun pamit.

Tinggalah Darto sendiri di ruang tamu itu, dengan barang-barang yang masih teronggok di ruangan itu, dia menghela nafas lega, walau belum sempat menata barang-barang itu sebagaimana mestinya. dia akan melakukan pelan-pelan.

Darto melangkah ke arah sofa baru yang baru dibelinya kemaren, lalu ia menghempaskan tubuhnya kelelahan, aktivitas renovasi sampai dengan pindahan sangat melelahkan, saat itu ia ingin beristirahat sebentar sebelum meneruskan menata barang-barang pindahan tersebut.

Darto mencoba memejamkan mata, Darto terkejut saat di hadapannya berdiri seorang gadis sangat cantik, wajahnya imut, dengan mata belok dengan bulu alis yang lentik, rambut sedikit pirang, bibirnya tipis menggoda, alisnya bagai semut beriring tipis tapi rapi, 

gadis itu menatapnya, mengerjap-ngerjapkan matanya sambil tersenyum, cantik sekali.

'gadis ini begitu cantik' dalam hati darto 

"hai..." sapa darto

Darto yang biasanya pendiam, dan sulit membuka percakapan dengan lawan jenis, entah mengapa saat ini mulutnya begitu lancar, ada dorongan kuat dalam dirinya untuk menyapa gadis ini

"Siapa namamu?"

"Boleh kita kenalan?"

"Namaku Darto" kamu siapa?"

Gadis itu tidak menjawab atau menanggapi kata-kata Darto, dia hanya tersenyum dengan manis, 

'Apa gadis ini bisu?’ batin Darto

Darto berusaha mendekati gadis itu, berusaha meraih tangannya untuk bersalaman, menunjukkan keseriusannya mengajak kenalan pada gadis itu, gadis itu berlari menjauh, darto berusaha mencegah gadis itu pergi, dia mengejar gadis itu,

“Hai tunggu” seru Darto, gadis itu terus berlari kencang, Darto mempercepat larinya, dan dengan sedikit melompat agar bisa mencapai tubuh gadis yang dikejarnya akhirnya

GRABBB

Darto berhasil menangkap tubuh gadis tapi kedua tubuh itu terhempas ke tanah degan bergulingan, posisinya di bawah dengan tangan mendekap erat gadis itu yang berada diatasnya, di belainya rambut gadis itu, terasa lembut, kemudian ditatapnya mata gadis itu, yang kini wajahnya saling berhadapan

‘gadis ini benar-benar cantik, seperti bidadari’ batin darto

Tak terasa bibinya semakin mendekat bibir gadis itu, ada dorongan hasrat kelelakiannya yang menggelegak, jiwa primitifnya muncul tanpa bisa dikendalikan, bibirnya sudah semakin dekat, semakin dekat, dan...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status