Sudah lewat beberapa hari sejak diskusi kasus bersama dengan Ray dan juga TJ. Dan sejauh ini Esme dan TJ masih belom menemukan informasi terbaru dari kantor CIA di seluruh dunia mengenai keberadaan Four, ketua geng mafia Mavros. Sebelumnya Esme tidak pernah mendapat kasus yang harus ditunda berhari hari seperti ini, tetapi kasus ini cukup menantang Esme.
Dentuman music yang begitu keras mengelilingi seluruh ruangan membuat orang yang ada di dalamnya ikut menari, mana lagi kalau bukan sebuah Club. Esme cukup sering untuk datang ke klub Bersama dengan empat sekawannya, Poison Angel. Mungkin satu club ini sudah sangat mengenal dengan siapa saja member dari Poison Angel karena terlalu seringnya mereka datang ke club.
“Hey Amber, mungkin malam ini ada yang menarik perhatianmu di ujung sana” ucap Sabrina sambil munjukkan Amber sosok laki laki yang disebut oleh Sabrina
“Duh! too young, tidak menarik!” ucap Amber sambil meminum gelas vodka yang entah sudah gelas keberapa
“Tapi dia cukup tampan, nice shot right!” balas Sabrina yang sudah mulai mabuk sejak awal
“Ambil saja kalau kau tertarik! Pria itu bukan seleraku sama sekali.” Kekeh Amber menepis tangan Sabrina yang terus bergelanyutan di pundaknya
Dari empat pertemanan kami hanya Amber dan Sabrina yang sangat suka sekali minum sampai mabuk, mereka yang memiliki jiwa bebas dan tidak bisa dikekang serta biasanya mereka berdualah yangs sering bertengkar. Sedangkan Candace lebih bersifat kalem dan lembut, Dan Esme yang sudah seperti bodyguard dari ketiga temannya.
“Esme, ada apa ? Kau terlihat Lelah,” ucap Candace yang perhatian
“Entahlah, seharusnya sekarang aku tidak berada disini melainkan bekerja. karena aku dapat kasus baru tapi kasus kali ini cukup rumit.” Jelas Esme cuek sambil meminum gelas Wine
“Apa tentang mencari informasi tentang seseorang ?” tanya Candace menebak nebak
“Kau memang mempunyai jiwa cenayang! Bagaimana kau bisa langsung tau ?” balas Esme sambil geleng geleng kepala tidak percaya dengan hasil tebakan Candace
“Aku akan mengambil itu sebagai pujian Hahaha ... Anyway aku mempunyai seorang kenalan, mungkin ia bisa membantumu.” Ucap Candace sedikit bergeser duduknya mendekati Esme
“Too Risk, no thanks.” Balas Esme menolak dan mengikuti alunan lagu disco
“It’s not, percayalah kepadaku. Siapa tau memang ini jadi jalan untuk kasusmu itu, bukan ?” tawar Candace
“Alright Fine, berikan aku nomornya nanti akan aku hubungi.” Balas Esme sambil mengeluarkan handphone dari kantong jaket jeansnya
Candace langsung mengambil handphone yang ada di tasnya dan langsung mengirim kontak person. Ketika Esme meneliti kembali ternyata orang yang dimaksud Candace adalah pacarnya sendiri.
“Bilang saja pacarmu kenapa harus bilang kenalan,” ucap Esme sambil mengetik sebuah pesan kepada orang rekomendasi Candace
“He’s not. Dia hanya salah satu simpenanku saja,” jelas Candace santai
Dari member Poison Angel, Amber, Sabrina dan juga Candace. Yang paling mengoleksi simpenan hanyalah Candace sedangkan Amber dan Sabrina lebih memilih laki laki one night stand. Dan hanya Esme sendiri yang tidak tertarik dengan simpanan apalagi One night stand. Dan hanya dialah yang masih mendapat gelar Angel dari semua temannya yang sudah Poison.
“Esme!! Mau sampai kapan kau melajang ?? Kau harus coba dunia bar-- Uuuhek” ucap Sabrina terpotong karena tiba tiba langsung muntah di sofa.
“Sial ! Aku akan membanting gelas Vodka yang akan dia minum kedepannya.” Ucap Esme kesal karena kedua temannya yang sadar kalau mereka begitu ceroboh saat mabok.
“Kau bawalah Amber, aku tidak kuat menopang keduanya.” Ucap Candace yang sudah menopang Sabrina agar tidak terhuyung saat berjalan.
Esme dan Candace berencana ingin membawa Amber dan juga Sabrina langsung ke apartemen Esme tetapi saat dalam perjalanan Esme mendapat balasan pesan dari simpananya Candace.
“Hei, kalian aku drop di apartemen dulu ya. Simpenanmu baru saja menghubungiku dan bisa membantuku.” Ucap Esme menaruh kembali handphonenya dan menambah kecepatan mobilnya
“Tapi kau harus menopang Am—” ucap Candace yang belom selesai tapi sudah dimengerti oleh Esme
“Iya aku paham,” balas Esme
Perjalanan dari club menuju apartemen Esme tidaklah begitu jauh kurang lebih memakan waktu sepuluh menitan. Ketika sudah sampai di depan lobby Apartemen, Esme langsung memakirkan mobilnya di depan lobby dan menopang Amber menuju apartemennya. Ketika sudah sampai lantai 25, Esme langsung membuka pintu dan menaruh Amber ke sofa dan meninggalkan Candace sendiri dengan kedua temannya yang mabok.
“Esme! Jangan beritahukan aku dimana ya kalau dia bertanya.” Ucap Candace di pintu apartemen sebelum Esme pergi
“Tenang saja, aku tidak ingin berlama lama juga.” Balas Esme langsung menekan tombol lift dan pintu langsung tertutup.
Ketika sudah sampai lobby, Esme segera berlari dan segera masuk ke dalam mobilnya lalu segera melaju dengan kecepatan cukup kencang. Sebelumnya di lift Esme sudah terlebih dulu memberikan nama dan informasi untuk laki laki ini agar ia dapat mencarinya lebih dulu sebelum Esme sampai di tempatnya. Dan tak seperti dugaannya, orang ini telah mendapat informasi tentang orang yang Esme cari.
Butuh waktu 20 menit baru bisa sampai ke tempat lokasi yang Esme tuju, tempatnya begitu sepi dan gelap dan hanya ada satu rumah di tempat itu. Esme segera mengetuk pintu dan Ketika Esme melihat sosok yang membukakan pintu, Esme langsung membelakkan matanya kaget.
TO BE CONTINUED ----
____________________Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini. Jangan lupa untuk masukkan Novel Bet On Me ke dalam Libary kalian dengan klik tanda + ya. Dan jangan lupa juga untuk meninggalkan komentar untuk memberi semangat kepada Author juga Hehehe. Jika kalian berkenan, boleh di request a friend di F* author @Heiikez. Terimakasih
Laki laki yang membukakan pintu untuk Esme adalah mantan anggota CIA yang tidak lain lagi adalah mantan kekasih Esme sendiri. Esme sempat mencubit dirinya sendiri dibagian paha dengan harapan jika orang di depannya hanyalah khayalan semata tetapi nyatanya semuanya nyata. Esme begitu kaget melihat kondisinya yang seperti ini, sangat jauh berbeda Ketika mereka masih Bersama dan bekerja menjadi anggota CIA. “Esme !” ucap Fontainez terkaget dengan kehadiran Esme “Apa kau sudah mendapatkannya ?” tanya Esme tidak ingin mengulur waktu dan main nyelonong masuk ke dalam rumah kecil itu “Sudah, saudaraku sudah mencari informasi yang bisa didapat.” Ucap Fontainez sambil menutup pintu ‘Ouh ternyata yang seorang IT adalah saudaranya.’ Batin Esme Fontainez mempersilahkan Esme masuk ke dalam rumah yang lebih bisa diartikan sebagai tempat persembunyiaa nya. Entah ini bisa dibilang temp
Esme terbangun dari tidurnya karena tiba tiba handphone nya yang terus bergetar sedari tadi. Esme melirik sedikit jam yang ditampilkan layar handphonenya, lalu mematikan alarmnya. Kali ini Esme tidak tidur di Kasur kesayangannya melainkan di sebuah sofa yang sangat tidak nyaman untuk di tiduri. Esme berjalan sedikit menuju kamarnya dan mendapati ketiga temannya yang masih nyenyak sekali dalam tidurnya. Untung sekali sedari awal Esme memesan Kasur dengan ukuran king size sehingga masalah model seperti hari ini tidak membuatnya pusing. Setelahnya Esme pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena jam delapan nanti ia harus pergi bekerja. Esme meninggalkan ketiga temannya berada di apartemennya dan hanya meninggalkan secarik kertas kecil yang menginfokan kalau Esme tidak akan pulang untuk beberapa bulan kedepan. Ketiga teman Esme akan selalu mengerti Ketika Esme sudah mendapatkan project, jangan berharap Esme akan balik dalam waktu 1-3 hari melainkan ber
Esme langsung melajukan mobilnya dan segera keluar dari Gedung CIA. Esme berjalan ke arah pulang menuju apartemennya karena ia akan segera mengemas barang barangnya, karena malam ini ia akan segera pergi dan tidak tahu akan balik kapan. Esme selalu berharap untuk bisa menyelesaikan project dengan cepat dan tepat sehingga tidak perlu berlama lama, biasanya Esme memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga bulanan untuk menyelesaikan sebuah project. Saat berada di lampu merah, Esme menghentikan mobilnya sehingga sekarang posisi mobilnya berada di paling depan sebelum batas lampu merah. Ada cukup banyak orang yang akan menyebrang jalan dan salah satunya sempat menarik perhatian Esme. Yang mana dan tak lain adalah mantan kekasihnya dulu, Fontainez. Esme melepaskan kacamata hitamnya dan melihat dengan menyuluruh Fontainez yang sudah sangat berubah, Badannya tampak begitu kurus dan lemah. Esme menghela nafas Panjang jika mengingat kejadian malam i
Esme langsung terbangun Ketika merasakan sebuah goncangan yang cukup besar yang datang dari pesawat yang Esme tumpangi. Esme akui bahwa ia akan merasa sangat takut Ketika berada di pesawat, Sebagian orang akan mengira ia akan takut pada ketinggian tetapi sebenarnya bukan itu yang Esme takutkan. Esme memejamkan matanya dan memegang erat kedua sisi tempat menaruh tangannya. Pesawat terus bergoncang selama kurang lebih 20 menit, dan setelah itu pesawat kembali normal. Esme menghela nafas yang begitu Panjang setelah pesawat sudah berada di atas awan. Tidak ada yang mengetahui ketakutan Esme kecuali teman temannya. Bahkan Elanor dan Frederick pun tidak mengetahui kalau Esme takut berada di dalam pesawat terlebih terhadap goncangan yang cukup keras. Untung saja kursi penumpang yang diberikan oleh ticketing sangat jauh, sehingga TJ berada di kursi business class sedikit kebelakang sedangkan Esme lebih ke arah depan. “Fear of high ?” tanya salah
18 Jam perjalanan sudah ditempuh oleh Esme untuk sampai ke Macau. Esme meminum kopi yang sudah ia pesan sebelum pesawat landing. Esme juga sudah membereskan kembali beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sebelumnya. Esme begitu menyukai bau wangi kopi oleh karena itu Esme salah satu pecinta kopi. “Coffee addicted ?” tanya laki laki itu yang masih saja tidak bisa berhenti menganggu Esme ’19 jam penerbangan dan tidak ada sedikitpun laki laki ini tidak berhenti bertanya’ batin Esme ngelus dada “Seperti yang kau lihat,” ucap Esme kembali meminum secangkir kopinya “Ada tujuan apa ke Macau ?” tanya laki laki itu sedikit penasaran “Having fun.” balas Esme sangat singkat “Berapa lama akan liburan di Macau ?” tanya laki laki itu terus memancing ‘Lord, sekarang dia menginterogasiku.’ Batin Esme “Masih tidak tahu,
Esme dan TJ diantar ke sebuah hotel bintang lima yang ada di kota Macau. Dan pas kebetulan Esme mendapat kamar yang cukup besar untuk dirinya sendiri, sama hal nya dengan TJ yang juga mendapat model kamar yang sama seperti Esme hanya berbeda beberapa lantai saja. Esme segera masuk ke kamarnya dan begitu pula dengan TJ yang berada tiga lantai diatas Esme. Ketika sudah sampai di depan ruang kamar Esme, Esme segera masuk menggunakan kartu access lalu mengunci pintunya. Seperti biasanya Esme akan mengecek ke seluruh ruangan jika terdapat penyudup suara atau kamera tersembunyi di dalam ruangan Esme. Ketika sudah mengecek ke seluruh ruangan Esme tidak mendapat kamera atau penyudup suara apapun dari kamar ini, dan disitulah Esme baru merebahkan tubuhnya di atas Kasur ukuran Queen size. Malam ini Esme harus datang ke sebuah club malam, tempat dimana ia akan bertemu dengan salah seorang lain yang sama sama menjadi incerannya. Dari informasi yang
Esme diantar untuk menuju ke sebuah ruangan VVIP yang letaknya begitu privasi dari di lantai dasar. Dan Esme tidak melihat banyak orang yang berlalu lalang di lantai VVIP ini, hanya wanita wanita yang memang bekerja di The Box Club saja. Mereka pun sudah didandan sedemikian rupa sampai harus mengenakan pakaian yang begitu terbuka seperti itu, Mungkin salah satu tempat yang akan Esme akan masuki adalah salah satu tempat yang sudah pernah ada orang yang berhubungan badan disitu. Charles mempersilahkan Esme untuk masuk terlebih dahulu ke sebuah ruangan yang begitu gelap, redup dan dingin. Entah ruangan ini bisa dibilang sebuah ruangan atau untuk bersantai atau lebih ke kamar tempat untuk berhubungan badan, karena sekilas Esme dapat melihat beberapa alat yang memang sering digunakan ketika sedang bermain. Di dalam hati Esme, ia sedikit takut jika Charles berani mengambil sesuatu yang sudah Esme jaga jaga. Walaupun Esme bisa saja menghajarnya sampai mati tetapi tet
Ketika sudah sampai di ruang kamar Hotel, Esme langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Esme menghabiskan banyak waktu berada di dalam kamar mandi dengan berendam dirinya di dalam bathup hotel bintang lima, sampai tiba tiba kegiatannya harus terhenti akibat bunyi bel pintu kamarnya yang berbunyi. Mau tidak mau, Esme harus keluar dari dalam bathup untuk membuka pintu dan mengetahui orang yang sudah menekan bel pintu kamarnya. Dan ketika sudah dibuka ternyata yang muncul di depan Esme sudah ada TJ yang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Kenapa lama sekali ?" tanya TJ yang langsung nyelonong masuk begitu saja ke dalam ruangan Esme Esme langsung menutup pintu dan langsung duduk di sebuah sofa yang sedikit berjauhan dengan TJ yang sudah lebih dulu duduk disana. "Ada apa datang kemari ?" tanya Esme langsung tanpa basa basi lagi "Bagaimana bisa kau mel