Laki laki yang membukakan pintu untuk Esme adalah mantan anggota CIA yang tidak lain lagi adalah mantan kekasih Esme sendiri. Esme sempat mencubit dirinya sendiri dibagian paha dengan harapan jika orang di depannya hanyalah khayalan semata tetapi nyatanya semuanya nyata. Esme begitu kaget melihat kondisinya yang seperti ini, sangat jauh berbeda Ketika mereka masih Bersama dan bekerja menjadi anggota CIA.
“Esme !” ucap Fontainez terkaget dengan kehadiran Esme
“Apa kau sudah mendapatkannya ?” tanya Esme tidak ingin mengulur waktu dan main nyelonong masuk ke dalam rumah kecil itu
“Sudah, saudaraku sudah mencari informasi yang bisa didapat.” Ucap Fontainez sambil menutup pintu
‘Ouh ternyata yang seorang IT adalah saudaranya.’ Batin Esme
Fontainez mempersilahkan Esme masuk ke dalam rumah yang lebih bisa diartikan sebagai tempat persembunyiaa nya. Entah ini bisa dibilang tempat persembunyian atau ... Ah tidak peduli juga, yang penting tempat ini begitu gelap dan sangat menyeramkan ucap Esme dalam benaknya. Tetapi hal itu tentu tidak membawa kesan menakutkan pada diri Esme.
“Semua datanya ada di dalam USB ini,” ucap saudara Fontainez yang tiba tiba muncul ke ruang tengah
“Terimakasih,” ucap Esme sambil mengambil usb yang diberikan oleh saudara Fontainez
Tetapi Ketika Esme ingin mengambilnya, saudara Fontainez terlebih dulu mengambil kembali seperti meminta atau menagih sesuatu. Esme memutar kedua bola matanya dan mengeluarkan dompetnya dan memberikan 50$ kepada saudara Fontainez.
“Kau adalah orang pertama yang langsung berani memberikanku 50$ hanya untuk mencari informasi sepele itu.” Ucap Saudara Fontainez tersenyum lebar
“Kalau isinya hanyalah sampah, kembalikan 40$.” Ucap Esme sedikit bercanda gurou
“Akan kupastikan hasilnya bukan sampah, Nona Esme.” Ucap Saudara Fontainez dengan sedikit penekatan di panggilannya
Esme sedikit terkejut Ketika menyadari bahwa Saudara Fontainez sudah mengetahui nama aslinya bukan nama samarannya. Aria melirik ke sekeliling ruangan ini dan menemukan sebuah topi dengan ukiran nama JB, Esme mengira mungkin saja itu adalah singkatan nama saudaranya Fontainez.
“Kita lihat nanti saja, JB.” Ucap Esme dengan sedikit penekanan di panggilan Namanya balik
Dan yeah benar saja dugaan Esme, saudaranya Fontainez langsung terkejut bukan main Ketika dirinya memanggil namanya dengan benar dan tepat. Esme memberikan senyum kemenangan lalu berjalan kearah pintu keluar. Tetapi sebelum ia sampai ke depan pintu keluar, Esme ditahan oleh Fontainez dari belakang.
“Apa kabarmu ?” tanya Fontainez yang ingin bertanya kabar Esme sedari tadi
“Kau dapat lihat dengan jelas kalau aku sangat baik baik saja.” Ucap Esme tidak peduli bahkan berbicara tanpa berkontak mata
“Aku menyesal Esme, tolong maafkan aku.” Ucap Fontainez lirih
“Aku sudah tidak mengingat kejadian itu dan perlu kau ingat—kau tidak perlu menyesal padaku karena aku sudah tidak mengenalmu sejak hari itu.” Jelas Esme dan segera keluar dari rumah itu lalu pergi.
Setelah mobil Esme sudah menghilang dari pandangan mereka. JB berjalan menghampiri Saudara satu satunya dan menepuk pelan pundaknya.
“She’s baddass bro.” ucap JB yang terkesan dengan Esme
“She is.” Ucap Fontainez
Esme mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh untuk menuju apartemennya. Esme masih tidak menyangka ia akan bertemu kembali dengan mantannya dengan kondisi seperti itu. Bisa dibilang, jika Esme sudah jatuh hati pada seseorang maka ia akan merasa buta pada dunia. Tetapi jika orang tersebut merusak hati serta kepercayaan Esme, maka jangan harap lebih untuk kedepannya. Untuk sekarang ini Esme begitu bosan untuk memikiran soal percintaan oleh karena itu Fontainez adalah mantan terakhirnya dan setelah itu Esme belum pernah menjalin hubungan lagi dengan siapapun.
Ketika sudah sampai di apartemennya, Aria segera masuk ke dalam kamarnya dan mendapati teman temannya yang sudah menetap di atas Kasur empuknya. Aria seperti melihat ikan teri yang sedang di keringkan karena bentukkannya sangat sangat mirip dengan kondisi temannya sekarang. Esme mencarikan sebuah selimut dari dalam lemari pakaiannya dan menyelimuti ketiga temannya yang sudah terlelap dalam mimpi mereka masing masing. Mau tidak mau Aria bekerja di ruang tamu dan duduk di sofa tengah.
Ketika sudah dinyalakan laptop miliknya dan memasukkan USB yang diberikan oleh JB, ternyata benar saja kata JB. Semua data dan juga informasi yang didapat oleh saudaranya Fontainez sangat sangat penting dan jauh lebih berguna daripada informasi yang ia dapat dari kantor CIA langsung. Esme cukup terkesan dengan keahlian yang dimiliki JB sampai bisa menembus keahlian seorang IT di badan CIA.
Ketika sudah membaca semua informasi yang didapat, Esme langsung menghubungkan laptopnya dengan printer lalu mencetak semua halaman informasi dari ketua mafia yang akan Esme ikuti. Setelah itu Esme langsung menelpon Ray di jam dua malam.
“Apa kau sudah buta ?” tanya Ray dengan nada kesalnya tanpa menyapa sedikitpun
“Tidak, seluruh organ dalam badanku sehat secara jasmani dan juga rohani.” Ucap Esme dapat mengerti dengan apa yang sedang Ray lakukan
“Cepat katakan!” ucap Ray dengan nada tinggi karena kesal aktivitasnya harus terganggu
“Seru juga menggagu atasan disela kenikmatan duniawi ya.” Balas Esme mengejek
“Cepat katakan atau besok kau undur diri.” Balas Ray dengan kekesalannya yang sudah memuncak
“Menggunakan kekuasaan dengan semena mena sudah masuk jalur hukum Tuan Carter.” Ucap Esme tertawa lepas karena jarang jarang Esme menelpon Ray disaat atasannya sedang asik berduaan dengan istrinya. “Baiklah, aku akan langsung bilang to the point saja. Besok aku dan TJ sudah bisa menjalankan project ini.” Ucap Esme
“Kau memang tidak pernah mengecewakanku, Ms. Fatale.” Ucap Ray yang sempat takjub dengan kinerja Esme
“Kalau begitu, ingin aku bacakan informasinya ? mungkin memakan waktu dua jam.” Ucap Esme menggoda Ray
“Kita lanjut besok.” Ucap Ray dan langsung menutup sambungan telepon.
Esme tertawa kecil Ketika melihat atasanya yang begitu kesal Ketika diganggu waktunya saat sedang berduaan dengan istrinya tengah malam seperti ini. Esme kembali focus kepada kertas yang ada didepannya, terpajang foto ketua mafia yang akan Esme kejar setelah ini. Dari tampangnya begitu galak dan juga menakutkan tetapi bagi Esme hanya tampilan luar saja.
TO BE CONTINUED ----
____________________Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini. Jangan lupa untuk masukkan Novel Bet On Me ke dalam Libary kalian dengan klik tanda + ya. Dan jangan lupa juga untuk meninggalkan komentar untuk memberi semangat kepada Author juga Hehehe. Jika kalian berkenan, boleh di request a friend di F* author @Heiikez. Terimakasih
Esme terbangun dari tidurnya karena tiba tiba handphone nya yang terus bergetar sedari tadi. Esme melirik sedikit jam yang ditampilkan layar handphonenya, lalu mematikan alarmnya. Kali ini Esme tidak tidur di Kasur kesayangannya melainkan di sebuah sofa yang sangat tidak nyaman untuk di tiduri. Esme berjalan sedikit menuju kamarnya dan mendapati ketiga temannya yang masih nyenyak sekali dalam tidurnya. Untung sekali sedari awal Esme memesan Kasur dengan ukuran king size sehingga masalah model seperti hari ini tidak membuatnya pusing. Setelahnya Esme pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena jam delapan nanti ia harus pergi bekerja. Esme meninggalkan ketiga temannya berada di apartemennya dan hanya meninggalkan secarik kertas kecil yang menginfokan kalau Esme tidak akan pulang untuk beberapa bulan kedepan. Ketiga teman Esme akan selalu mengerti Ketika Esme sudah mendapatkan project, jangan berharap Esme akan balik dalam waktu 1-3 hari melainkan ber
Esme langsung melajukan mobilnya dan segera keluar dari Gedung CIA. Esme berjalan ke arah pulang menuju apartemennya karena ia akan segera mengemas barang barangnya, karena malam ini ia akan segera pergi dan tidak tahu akan balik kapan. Esme selalu berharap untuk bisa menyelesaikan project dengan cepat dan tepat sehingga tidak perlu berlama lama, biasanya Esme memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga bulanan untuk menyelesaikan sebuah project. Saat berada di lampu merah, Esme menghentikan mobilnya sehingga sekarang posisi mobilnya berada di paling depan sebelum batas lampu merah. Ada cukup banyak orang yang akan menyebrang jalan dan salah satunya sempat menarik perhatian Esme. Yang mana dan tak lain adalah mantan kekasihnya dulu, Fontainez. Esme melepaskan kacamata hitamnya dan melihat dengan menyuluruh Fontainez yang sudah sangat berubah, Badannya tampak begitu kurus dan lemah. Esme menghela nafas Panjang jika mengingat kejadian malam i
Esme langsung terbangun Ketika merasakan sebuah goncangan yang cukup besar yang datang dari pesawat yang Esme tumpangi. Esme akui bahwa ia akan merasa sangat takut Ketika berada di pesawat, Sebagian orang akan mengira ia akan takut pada ketinggian tetapi sebenarnya bukan itu yang Esme takutkan. Esme memejamkan matanya dan memegang erat kedua sisi tempat menaruh tangannya. Pesawat terus bergoncang selama kurang lebih 20 menit, dan setelah itu pesawat kembali normal. Esme menghela nafas yang begitu Panjang setelah pesawat sudah berada di atas awan. Tidak ada yang mengetahui ketakutan Esme kecuali teman temannya. Bahkan Elanor dan Frederick pun tidak mengetahui kalau Esme takut berada di dalam pesawat terlebih terhadap goncangan yang cukup keras. Untung saja kursi penumpang yang diberikan oleh ticketing sangat jauh, sehingga TJ berada di kursi business class sedikit kebelakang sedangkan Esme lebih ke arah depan. “Fear of high ?” tanya salah
18 Jam perjalanan sudah ditempuh oleh Esme untuk sampai ke Macau. Esme meminum kopi yang sudah ia pesan sebelum pesawat landing. Esme juga sudah membereskan kembali beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sebelumnya. Esme begitu menyukai bau wangi kopi oleh karena itu Esme salah satu pecinta kopi. “Coffee addicted ?” tanya laki laki itu yang masih saja tidak bisa berhenti menganggu Esme ’19 jam penerbangan dan tidak ada sedikitpun laki laki ini tidak berhenti bertanya’ batin Esme ngelus dada “Seperti yang kau lihat,” ucap Esme kembali meminum secangkir kopinya “Ada tujuan apa ke Macau ?” tanya laki laki itu sedikit penasaran “Having fun.” balas Esme sangat singkat “Berapa lama akan liburan di Macau ?” tanya laki laki itu terus memancing ‘Lord, sekarang dia menginterogasiku.’ Batin Esme “Masih tidak tahu,
Esme dan TJ diantar ke sebuah hotel bintang lima yang ada di kota Macau. Dan pas kebetulan Esme mendapat kamar yang cukup besar untuk dirinya sendiri, sama hal nya dengan TJ yang juga mendapat model kamar yang sama seperti Esme hanya berbeda beberapa lantai saja. Esme segera masuk ke kamarnya dan begitu pula dengan TJ yang berada tiga lantai diatas Esme. Ketika sudah sampai di depan ruang kamar Esme, Esme segera masuk menggunakan kartu access lalu mengunci pintunya. Seperti biasanya Esme akan mengecek ke seluruh ruangan jika terdapat penyudup suara atau kamera tersembunyi di dalam ruangan Esme. Ketika sudah mengecek ke seluruh ruangan Esme tidak mendapat kamera atau penyudup suara apapun dari kamar ini, dan disitulah Esme baru merebahkan tubuhnya di atas Kasur ukuran Queen size. Malam ini Esme harus datang ke sebuah club malam, tempat dimana ia akan bertemu dengan salah seorang lain yang sama sama menjadi incerannya. Dari informasi yang
Esme diantar untuk menuju ke sebuah ruangan VVIP yang letaknya begitu privasi dari di lantai dasar. Dan Esme tidak melihat banyak orang yang berlalu lalang di lantai VVIP ini, hanya wanita wanita yang memang bekerja di The Box Club saja. Mereka pun sudah didandan sedemikian rupa sampai harus mengenakan pakaian yang begitu terbuka seperti itu, Mungkin salah satu tempat yang akan Esme akan masuki adalah salah satu tempat yang sudah pernah ada orang yang berhubungan badan disitu. Charles mempersilahkan Esme untuk masuk terlebih dahulu ke sebuah ruangan yang begitu gelap, redup dan dingin. Entah ruangan ini bisa dibilang sebuah ruangan atau untuk bersantai atau lebih ke kamar tempat untuk berhubungan badan, karena sekilas Esme dapat melihat beberapa alat yang memang sering digunakan ketika sedang bermain. Di dalam hati Esme, ia sedikit takut jika Charles berani mengambil sesuatu yang sudah Esme jaga jaga. Walaupun Esme bisa saja menghajarnya sampai mati tetapi tet
Ketika sudah sampai di ruang kamar Hotel, Esme langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Esme menghabiskan banyak waktu berada di dalam kamar mandi dengan berendam dirinya di dalam bathup hotel bintang lima, sampai tiba tiba kegiatannya harus terhenti akibat bunyi bel pintu kamarnya yang berbunyi. Mau tidak mau, Esme harus keluar dari dalam bathup untuk membuka pintu dan mengetahui orang yang sudah menekan bel pintu kamarnya. Dan ketika sudah dibuka ternyata yang muncul di depan Esme sudah ada TJ yang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Kenapa lama sekali ?" tanya TJ yang langsung nyelonong masuk begitu saja ke dalam ruangan Esme Esme langsung menutup pintu dan langsung duduk di sebuah sofa yang sedikit berjauhan dengan TJ yang sudah lebih dulu duduk disana. "Ada apa datang kemari ?" tanya Esme langsung tanpa basa basi lagi "Bagaimana bisa kau mel
Esme langsung dibawa pergi oleh Charles entah kemana pagi pagi seperti ini, awalnya Esme mengira kalau orang bermain judi adalah di malam hari tetapi tidak disangka mereka berjudi di pagi hari. Esme yang sama sekali tidak bertanya atau berencana ingin mencari tau ia akan dibawa kemana setelah ini, Esme hanya diam saja di kursi penumpang disaat Charles begitu focus dengan jalanan yang ada di depannya. "Kenapa ya ? kau itu begitu berbeda dengan wanita yang akan selalu aku bawa ketika ingin ke Sixth Sense." ucap Charles memulai obrolan "Apa maksudmu aku berbeda ?" tanya Esme bingung "Aku tidak akan pernah melakukan hal ini sebelumnya kepada perempuan one night standku." ucap Charles 'Yak dia menganggapku wanita one night stand. Tidak salah juga sih perkataannya,' batin Esme merasa janggal ketika dirinya dianggap wanita one night stand "Kalau begitu, aku dengan rasa yang sa