Share

4. Dirimu

Laki laki yang membukakan pintu untuk Esme adalah mantan anggota CIA yang tidak lain lagi adalah mantan kekasih Esme sendiri. Esme sempat mencubit dirinya sendiri dibagian paha dengan harapan jika orang di depannya hanyalah khayalan semata tetapi nyatanya semuanya nyata. Esme begitu kaget melihat kondisinya yang seperti ini, sangat jauh berbeda Ketika mereka masih Bersama dan bekerja menjadi anggota CIA.

“Esme !” ucap Fontainez terkaget dengan kehadiran Esme

“Apa kau sudah mendapatkannya ?” tanya Esme tidak ingin mengulur waktu dan main nyelonong masuk ke dalam rumah kecil itu

“Sudah, saudaraku sudah mencari informasi yang bisa didapat.” Ucap Fontainez sambil menutup pintu

‘Ouh ternyata yang seorang IT adalah saudaranya.’ Batin Esme

Fontainez mempersilahkan Esme masuk ke dalam rumah yang lebih bisa diartikan sebagai tempat persembunyiaa nya. Entah ini bisa dibilang tempat persembunyian atau ... Ah tidak peduli juga, yang penting tempat ini begitu gelap dan sangat menyeramkan ucap Esme dalam benaknya. Tetapi hal itu tentu tidak membawa kesan menakutkan pada diri Esme.

“Semua datanya ada di dalam USB ini,” ucap saudara Fontainez yang tiba tiba muncul ke ruang tengah

“Terimakasih,” ucap Esme sambil mengambil usb yang diberikan oleh saudara Fontainez

Tetapi Ketika Esme ingin mengambilnya, saudara Fontainez terlebih dulu mengambil kembali seperti meminta atau menagih sesuatu. Esme memutar kedua bola matanya dan mengeluarkan dompetnya dan memberikan 50$ kepada saudara Fontainez.

“Kau adalah orang pertama yang langsung berani memberikanku 50$ hanya untuk mencari informasi sepele itu.” Ucap Saudara Fontainez tersenyum lebar

“Kalau isinya hanyalah sampah, kembalikan 40$.” Ucap Esme sedikit bercanda gurou

“Akan kupastikan hasilnya bukan sampah, Nona Esme.” Ucap Saudara Fontainez dengan sedikit penekatan di panggilannya

Esme sedikit terkejut Ketika menyadari bahwa Saudara Fontainez sudah mengetahui nama aslinya bukan nama samarannya. Aria melirik ke sekeliling ruangan ini dan menemukan sebuah topi dengan ukiran nama JB, Esme mengira mungkin saja itu adalah singkatan nama saudaranya Fontainez.

“Kita lihat nanti saja, JB.” Ucap Esme dengan sedikit penekanan di panggilan Namanya balik

Dan yeah benar saja dugaan Esme, saudaranya Fontainez langsung terkejut bukan main Ketika dirinya memanggil namanya dengan benar dan tepat. Esme memberikan senyum kemenangan lalu berjalan kearah pintu keluar. Tetapi sebelum ia sampai ke depan pintu keluar, Esme ditahan oleh Fontainez dari belakang.

“Apa kabarmu ?” tanya Fontainez yang ingin bertanya kabar Esme sedari tadi

“Kau dapat lihat dengan jelas kalau aku sangat baik baik saja.” Ucap Esme tidak peduli bahkan berbicara tanpa berkontak mata

“Aku menyesal Esme, tolong maafkan aku.” Ucap Fontainez lirih

“Aku sudah tidak mengingat kejadian itu dan perlu kau ingat—kau tidak perlu menyesal padaku karena aku sudah tidak mengenalmu sejak hari itu.” Jelas Esme dan segera keluar dari rumah itu lalu pergi.

Setelah mobil Esme sudah menghilang dari pandangan mereka. JB berjalan menghampiri Saudara satu satunya dan menepuk pelan pundaknya. 

“She’s baddass bro.” ucap JB yang terkesan dengan Esme

“She is.” Ucap Fontainez

Esme mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh untuk menuju apartemennya. Esme masih tidak menyangka ia akan bertemu kembali dengan mantannya dengan kondisi seperti itu. Bisa dibilang, jika Esme sudah jatuh hati pada seseorang maka ia akan merasa buta pada dunia. Tetapi jika orang tersebut merusak hati serta kepercayaan Esme, maka jangan harap lebih untuk kedepannya. Untuk sekarang ini Esme begitu bosan untuk memikiran soal percintaan oleh karena itu Fontainez adalah mantan terakhirnya dan setelah itu Esme belum pernah menjalin hubungan lagi dengan siapapun.

Ketika sudah sampai di apartemennya, Aria segera masuk ke dalam kamarnya dan mendapati teman temannya yang sudah menetap di atas Kasur empuknya. Aria seperti melihat ikan teri yang sedang di keringkan karena bentukkannya sangat sangat mirip dengan kondisi temannya sekarang. Esme mencarikan sebuah selimut dari dalam lemari pakaiannya dan menyelimuti ketiga temannya yang sudah terlelap dalam mimpi mereka masing masing. Mau tidak mau Aria bekerja di ruang tamu dan duduk di sofa tengah.

Ketika sudah dinyalakan laptop miliknya dan memasukkan USB yang diberikan oleh JB, ternyata benar saja kata JB. Semua data dan juga informasi yang didapat oleh saudaranya Fontainez sangat sangat penting dan jauh lebih berguna daripada informasi yang ia dapat dari kantor CIA langsung. Esme cukup terkesan dengan keahlian yang dimiliki JB sampai bisa menembus keahlian seorang IT di badan CIA.

Ketika sudah membaca semua informasi yang didapat, Esme langsung menghubungkan laptopnya dengan printer lalu mencetak semua halaman informasi dari ketua mafia yang akan Esme ikuti. Setelah itu Esme langsung menelpon Ray di jam dua malam.

“Apa kau sudah buta ?” tanya Ray dengan nada kesalnya tanpa menyapa sedikitpun

“Tidak, seluruh organ dalam badanku sehat secara jasmani dan juga rohani.” Ucap Esme dapat mengerti dengan apa yang sedang Ray lakukan

“Cepat katakan!” ucap Ray dengan nada tinggi karena kesal aktivitasnya harus terganggu

“Seru juga menggagu atasan disela kenikmatan duniawi ya.” Balas Esme mengejek

“Cepat katakan atau besok kau undur diri.” Balas Ray dengan kekesalannya yang sudah memuncak

“Menggunakan kekuasaan dengan semena mena sudah masuk jalur hukum Tuan Carter.” Ucap Esme tertawa lepas karena jarang jarang Esme menelpon Ray disaat atasannya sedang asik berduaan dengan istrinya. “Baiklah, aku akan langsung bilang to the point saja. Besok aku dan TJ sudah bisa menjalankan project ini.” Ucap Esme

“Kau memang tidak pernah mengecewakanku, Ms. Fatale.” Ucap Ray yang sempat takjub dengan kinerja Esme

“Kalau begitu, ingin aku bacakan informasinya ? mungkin memakan waktu dua jam.” Ucap Esme menggoda Ray

“Kita lanjut besok.” Ucap Ray dan langsung menutup sambungan telepon.

Esme tertawa kecil Ketika melihat atasanya yang begitu kesal Ketika diganggu waktunya saat sedang berduaan dengan istrinya tengah malam seperti ini. Esme kembali focus kepada kertas yang ada didepannya, terpajang foto ketua mafia yang akan Esme kejar setelah ini. Dari tampangnya begitu galak dan juga menakutkan tetapi bagi Esme hanya tampilan luar saja.

TO BE CONTINUED ----

____________________

Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini. Jangan lupa untuk masukkan Novel Bet On Me ke dalam Libary kalian dengan klik tanda + ya. Dan jangan lupa juga untuk meninggalkan komentar untuk memberi semangat kepada Author juga Hehehe. Jika kalian berkenan, boleh di request a friend di F* author @Heiikez. Terimakasih

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indria Maulina
Namanya esme apa aria sih?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status