Share

7. Permainan Lily

Author: Silentara
last update Huling Na-update: 2024-01-17 18:59:13

"Bagaimana keadaan Lily?" tanya Edhie kepada Jovan yang saat ini berjalan di sisinya.

"Sangat baik, Bos."

Derap langkah sepatu saling bersahutan, menimbulkan suara gema ketika memasuki mansion yang tampak sunyi itu. Edhie melonggarkan sedikit kerah bajunya, untuk meraup oksigen secara bebas.

Seharian tadi, dirinya disibukkan dengan menghadiri pertemuan yang diadakan para petinggi yang mengharuskan ia untuk mengenakan pakaian formal.

Hela napas terdengar ketika Edhie sampai di ruangan kerjanya. Ia kemudian duduk di kursi berlengan kayu lalu menyandarkan punggungnya di bantalan empuk sandaran kursi. Kepalanya menengadah dengan mata terpejam.

"Sepertinya bocah itu sedang menikmati masa kuliahnya."

Jovan yang berdiri berseberangan dengan sang tuan tidak memberikan tanggapan.

"Apa dia membenciku?" tanya Edhie dengan mata yang sudah terbuka, menatap ke arah Jovan.

"Nona…" Jovan menunduk, menenggelamkan wajahnya.

Namun, ia tidak bisa menutupi getar di bahunya ketika mengingat perkataan sang Nona tadi pagi.

Hal tersebut membuat Edhie menautkan kedua alisnya dan membenarkan posisi duduknya menjadi tegak.

Jovan berdehem sebentar, lalu berkata dengan menatap Edhie, "Nona masih bertekad untuk menikahi Anda, Bos," lanjutnya dengan bersusah payah agar tidak menyemburkan tawanya.

"Setelah sekian tahun?" Edhie membelalak tak percaya.

"Sampai sekarang dia masih menggunakan pernikahan sebagai bahan candaan. Ya, Tuhan… Lily!" Edhie mengurut pelipisnya yang semakin pening.

"Kembalilah! Jangan pernah katakan pada Lily kalau aku sering menanyakan kabarnya!"

"Baik, Bos!" jawab Jovan seraya menunduk. Pria itu kemudian berbalik meninggalkan ruangan Edhie.

***

"Bagaimana?" tanya Lily yang menyambut kedatangan Jovan.

"Bos sama sekali tidak menanyakan keadaan Anda, Nona," bohong Jovan tanpa berani menatap Lily.

Merasa mendapat jawaban tidak memuaskan, gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada. Bibirnya berdecak kesal.

"Edhie benar-benar keterlaluan! Apa susahnya menanyakan kabarku?! Jangan-jangan apa yang dikatakan Elliot benar bahwa selama ini aku hanya dijadikan sebagai sandra," gerutunya.

Pria yang lebih tinggi dari Lily itu menaikkan sebelah alisnya. "Maksud, Nona?"

Lily tak acuh, ia memilih mengibaskan tangannya kemudian berlalu, meninggalkan Jovan yang masih berdiam di tempat.

"Nona Lily! Apa maksud perkataan Anda baru saja?" desak Jovan menyusul Lily yang melangkah ke arah dapur.

"Tidak penting, Paman. Elliot hanya khawatir berlebihan."

"Tuan Elliot berkata seperti itu?"

Lily mengangguk seraya meminum secangkir air mineral untuk membasahi kerongkongannya yang mendadak kering.

"Lily! Kau di rumah?" terdengar teriakan dari balik pintu utama.

"Panjang umur! Beruntung kau Elliot, di lantai ini hanya ada dua kamar. Jika tidak, sudah pasti orang-orang akan mengusirmu karena membuat keributan," kesal Lily.

Lily meletakkan cangkir miliknya di kitchen bar. Gadis itu gegas menuju ke arah pintu utama.

"Kenapa baru datang?!" protes Lily setelah melihat pria yang dulu dibencinya dan entah bagaimana sekarang berakhir menjadi tetangga sekaligus sahabat Lily.

"Aku sudah berkata akan pulang ke Northland untuk beberapa hari. Kamu terus menerus mendesakku untuk kembali!" gerutu Elliot menjejakkan kakinya untuk memasuki apartemen milik Lily.

Tanpa permisi, pria itu menerobos masuk ke dapur dan membuka isi kulkas.

"Hai, Paman Jovan!" sapa Elliot ketika menyadari keberadaan Jovan yang masih berdiri di sisi kitchen bar.

"Selamat malam, Tuan."

"Ck! Aku tidak suka Paman memanggilku dengan sebutan 'Tuan'. Panggil aku Elliot, Paman. Berapa kali aku harus mengucapkannya!" protesnya.

Jovan terkekeh. Bagi Jovan yang merupakan bodyguard dari Lily, ia menganggap semua teman-teman Lily harus diperlakukan dengan hormat.

"Kenapa menyuruhku pulang, Lily?" Satu buah apel yang berasal dari dalam kulkas Lily sudah berada di tangan Elliot. Pria itu menyusul Lily yang duduk di ruang tengah.

"Mau?" tawar Elliot yang kini duduk di sisi Lily.

Lily menggeleng. "Besok aku harus hadir di acara pertunangan Jane."

"Lalu?"

Mata Lily menyipit ke arah Elliot. "Apa lagi? Kau tega membiarkanku menghadiri acara tanpa pasangan?"

"Baiklah, aku mengerti. Kenapa tidak sekalian saja memintaku menjadi kekasihmu, Lily?"

"Ehem!" Jovan yang masih mendengarkan obrolan kedua muda mudi itu memecah suasana.

"Maaf, Paman," ujar Elliot menoleh ke tempat dimana Jovan berada dengan cengiran tanpa rasa bersalah.

***

Besoknya, Lily benar-benar menghadiri acara pertunangan Jane—teman sekampusnya— bersama dengan Elliot.

"Kau sangat cantik, Lily," puji Elliot. Netranya terus menatap Lily yang berjalan di sisinya dengan tangan yang mengalung di lengan Elliot.

Hari ini Lily tampak elegan mengenakan dress berwarna lavender sepanjang mata kaki, serta wajah yang dipoles make up tipis.

"Kau tidak perlu berpura-pura ketika hanya kita berdua yang mendengar obrolan kita, El," jawab Lily tak acuh sembari mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan teman-teman Lily yang lain.

Akan tetapi, langkah kaki Lily yang terhenti tiba-tiba membuat Elliot turut terdiam. "Ada apa?" tanya Elliot dengan kening berkerut.

Lily menaikkan sebelah sudut bibirnya. Kakinya yang terhenti, kini mengayun pasti ke satu tujuan.

Sedangkan Elliot hanya mengikuti permainan dari Lily.

"Hai, Ed. Bagaimana kabarmu?" tanya Lily kepada seseorang yang tidak lain adalah Edhie.

Tepat di sisi Edhie, ada Cassandra yang mengamit lengan Edhie.

"Lily? Bagaimana bisa?" tanya Cassandra dengan ekspresi terkejut.

"Jane. Perempuan yang bertunangan hari ini teman kuliahku," jelas Lily dengan sesekali melirik ke arah Edhie yang sedang meneguk segelas wine.

"Kau tidak menjawab pertanyaanku, Ed?"

"Harusnya kau sudah tahu kabarku dari Jovan," jawab Edhie tak acuh.

Sial! Edhie sama sekali tidak peduli dengan Lily.

"Lalu, siapa pria manis ini Lily?" Cassandra mendekat ke arah Lily dan Elliot.

"Elliot, kekasihku."

Jawaban dari Lily membuat Edhie melayangkan tatapan tajam ke arah gadis itu.

Lily yang menyadarinya berbalik bersikap tak acuh dengan mengalihkan pandangannya dari Edhie.

"Hei, bocah! Ikut denganku sekarang juga!" Edhie menurunkan tangan Cassandra yang berada di lengannya.

Lelaki dengan setelan jas hitam itu menarik Lily untuk turut bersamanya, membiarkan Elliot dan juga Cassandra yang saling pandang lalu mengedikkan bahunya.

"Ed, apa yang kau lakukan?" Lily hanya menurut begitu saja ketika Edhie membawanya menjauh dari kerumunan para tamu undangan.

Setelah dirasa agak sepi, Edhie menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Lily.

"Sudah aku katakan berulang kali, Lily. Berhati-hatilah terhadap laki-laki," omel Edhie dengan berkacak pinggang.

Bibir Lily mengerucut. "Aku tidak sembarangan memilih laki-laki, Ed. Paman Jovan mengenalnya, tanyakan saja padanya!" jelas Lily tanpa berani menatap Edhie.

"Jovan tahu?"

"Lagipula apa urusanmu, Ed? Kau bahkan tidak pernah menanyakan kabarku!"

"Aku percaya Jovan akan menjagamu dengan baik. Tapi, melihat kau datang bersama pria asing tadi, aku rasa aku harus mendisiplinkan Jovan."

Seketika Lily menelan ludahnya. "E—Ed, jangan salahkan paman Jovan. Hey! Aku sudah dewasa. Usiaku sudah dua puluh lima tahun, kau tahu?"

Edhie sama sekali tidak mengendurkan bahunya. "Baiklah. Ajak pria asing itu untuk datang menemuiku besok di rumah!"

"Namanya Elliot!" ralat Lily. "Dan untuk apa, Ed?"

"Untuk memastikan bahwa pria itu tidak kau gunakan sebagai mainanmu, Lily!"

Oh, God! Sepertinya pria di depan Lily ini sangat tahu bahwa gadis itu sedang bermain-main dengannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   27. Memimpin Transaksi

    Setelah dipersilahkan masuk ke ruangan dominus, Edhie lantas menghadap lelaki tua yang sepertinya sudah menunggu kedatanganya.“Bagaimana rencamu selanjutnya? Kamu sudah menaikkan harga transaski.”Edhie tidak goyah mendengar tuduhan dari sang dominus. Ia jelas sudah tahu jika ini semua merupakan siasat dari Oliver yang bekerja sama dengan Tuan Oswald.“Saya akan berusaha agar kerugian itu tidak terjadi—”“—dan jika terjadi?”“Saya akan membayar kerugian itu.”“Jangan terlalu naif Caldwell, kau pasti tahu apa yang aku inginkan.”Rahang Edhie mengeras, ia menarik napas dalam sebelum menjawab, “Saya akan mengakui ketidakmampuan saya di hadapan seluruh keluarga besar di rapat tahunan nanti.”Senyum Oswald terbit seketika.Ya. Bukan harta yang Oliver dan dominus inginkan, melainkan harga diri Edhie yang jatuh serta krisis kepercayaan dari para anggota keluarga besar terhadap kelurga Caldwell.Tidak mudah bagi Edhie membangun kepercayaan dari keluarga besar lain, terlebih dengan sikap ideal

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   26. Ganti Rugi?

    “Karena di sini cukup berbahaya, saya sebagai perwakilan dari Tuan Gunther, ingin meminta bayaran lebih dari pihak Landville.”Tepat seperti dugaan Aaron dan Joe, semua yang terjadi di sini hanya sebuah jebakan untuk merugikan keluarga Caldwell.***“... Baiklah, tidak masalah. Besok aku akan menemui Tuan Oswald. ... Ya. Kau tempatkan saja Tuan Kaiser di hotel dekat dermaga. ... Hm. Perketat penjagaan di sana. Kalian harus bergantian, jangan sampai ada yang kelelahan. Terutama Aaron, jangan biarkan dia terjaga semalaman. ... Kau tahu apa yang harus kau lakukan, Joe. Aku serahkan urusan di sana padamu.”Edhie menutup panggilan dengan seringai tipis. “Ganti rugi, eh?”“Kita harus ke istana dominus besok ... tunggu ...,” sejenak setelah Edhie mengucapkan hal tersebut pada Jovan, ia pun lantas menggumam, “bagaimana dengan Lily?”“Ada apa, Bos?”“Aku sedang memikirkan, apa aku harus meninggalkan Lily di mansion atau membawanya bersamaku.”Jovan turut terdiam.“Sepertinya membiarkan nona Li

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   25. Serangan Mafia Hitam

    Lily berdiri membelakangi Elliot.“Jadi, seperti ini, ya, rasanya menjadi Edhie,” ucapnya sebelum meninggalkan Elliot sendirian.Gadis itu keluar ruangan dengan perasaan berkecamuk. Tidak biasanya Elliot bersikap seperti itu. Sesaat sebelum dirinya menuju ke lantai dua, ia berpapasan dengan Edhie.“Hai, Ed.”“Hai, Lily.” Edhie menghentikan langkahnya. “Apa kau ada kelas tiga hari ke depan?”Kening Lily berkerut. “Hanya persiapan ujian, ada apa?”“Baguslah. Sebaiknya kau tetap berada di dalam rumah selama tiga hari ini.”Lily bisa menangkap raut kecemasan dari wajah Edhie, tentu saja hal itu mengganggu pikiran Lily. “Apa terjadi sesuatu?”Edhie menggulung lengan kemejanya sebelum menjawab, “Aku hanya tidak mau kejadian tempo hari terulang kembali.”Tidak perlu dijelaskan lagi. Kejadian yang Edhie maksud sudah pasti kejadian dimana Oliver Halberd nekat menemui Lily di kampusnya.Lily hanya bisa mengangguk menurut. “Hanya tiga hari, bukan? Minggu depan aku ada ujian.”“Ya. Hanya tiga har

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   24. Tawaran Elliot.

    Edhie bersiap untuk memerintahkan beberapa pengawal pilihannya. Joe dan juga Aaron, dua orang kepercayaan Edhie ditugaskan untuk memimpin pasukan.“Bos, aku ingin ikut dengan mereka,” pinta Jovan kepada Edhie.“Kau tetap bersamaku menjaga Lily. Kita harus mengawasinya penuh tiga hari ini.” Edhie bersedekap memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.“Entahlah, ada dua hal yang aku pikirkan, Jovan. Aku harap kau mau bekerja sama.”Jovan tidak berani membantah lagi, ia kemudian mundur sejajar kembali dengan barisannya.“Aku tidak peduli jika pada akhirnya kalian ada yang berkhianat, yang perlu kalian ingat… ada harga sepadan yang harus kalian bayar jika berani melakukannya.” Edhie menatap tegas satu persatu barisan berjas hitam yang berjumlah dua puluh orang itu. Permintaan Dominus kali ini memang cukup banyak, bahkan Edhie harus mengerahkan dua orang kepercayaannya.“Loyal atau tidak, itu pilihan kalian.”Berkaca pada kasus sebelumnya, Edhie merasa jika kali ini siasat

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   23. Ditolak Keluarga Sendiri

    “Lily, banyak hal yang ingin aku katakan,” ujar Edhie yang kini mengambil kesempatan mencuri waktu sebelum melaksanakan mandat dari sang Dominus.“Hm? Apa ini akan memakan waktu lama?”Lily yang duduk di balkon ruang tengah, menoleh ke arah Edhie yang baru saja tiba di rumah.Edhie melepas kancing atas kemejanya, ia gulung lengan tangannya hingga sebatas siku. Rambutnya sudah tidak serapi keberangkatannya tadi. “Apa kau ada urusan?”“Tidak. Kau yang memintaku untuk langsung pulang, aku kira ada sesuatu yang penting.”“Memang. Aku hanya ingin menjelaskan siapa kamu sebenarnya.”“Ed? Apa kau yakin?”Edhie melangkah untuk mendekat ke arah Lily. Ia memilih duduk di kursi panjang, tempat dimana Lily duduk.“Tidak. Sungguh, jika boleh jujur, aku ingin kamu menjadi Lily seperti ini saja yang tidak tahu apa-apa soal keluargamu.” Sorot mata Edhie menerawang lurus ke depan. Hamparan taman yang asri, serta kemilau cahaya matahari yang mulai terbias dengan warna senja, merubah suasana yang awaln

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   22. Akulah yang Mengkhianatinya

    “Siapa tahu, bukan?”Telapak tangan Edhie mengepal. “Saya hanya berusaha menebus dosa masa lalu.”Dominus melihat Edhie dengan ekor matanya. Entah apa yang dipikirkannya, ada rasa tidak suka yang tersirat dalam pandangannya. Edhie sangat tahu, ada sesuatu yang Dominus rencanakan terhadap dirinya. Feelingnya berkata, sesuatu itu adalah hal yang mengancam keluarga Caldwell. Sederhananya, Edhie pernah melapor tentang perbuatan Halberd yang mendistribusikan barang haram dari kepulauan seberang untuk di edarkan di kepulauan Landville. Akan tetapi, Dominus sama sekali tidak mengambil tindakan. “Jika tidak ada hal penting lain, saya pamit undur diri,” ujar Edhie berpamitan.“Tunggu, aku butuh tambahan pengawal di pelabuhan St. Marina. Tenang saja, kali ini aku tidak meminta secara cuma-cuma. Akan ada bayaran lebih, karena pekerjaan ini cukup berat.”“Apa boleh saya mengetahui, pekerjaan apa kali ini?”Kecurigaan Edhie semakin menguat. Pelabuhan St. Marina adalah pelabuhan yang menjadi temp

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status