Share

BOSSKU MANTAN SUAMIKU
BOSSKU MANTAN SUAMIKU
Penulis: NindaTanjung

01. Ancaman

"Maaf mengganggu waktunya, Pak. Adelia Aryaka Putri, yang merupakan sekretaris baru Bapak sudah di sini."

Seorang staf perusahaan mengantar Lia ke ruangan CEO di hari pertamanya bekerja. Namun, anehnya … selain merasa gugup luar biasa, ada perasaan ganjil dan tidak enak yang sedari tadi terus mengganggunya hingga membuat dia tidak nyaman.

Kedua mata Lia langsung terfokus pada sosok pria yang berdiri dan menghadap luar ke arah jendela. Sehingga posisinya membelakangi mereka saat ini.

Pria yang sepertinya CEO dan akan menjadi bossnya itu sama sekali tak berbalik. Dia masih dalam posisi yang sama, seolah betah dengan itu. Bahkan anehnya dia sama sekali tak bersuara. Lia bahkan sempat berpikir bossnya itu mungkin bisu. 

Hanya memperlihatkan gestur tubuhnya yang bergerak angkuh. Menggerakkan tangannya dan mengode staf tersebut supaya pergi, sehingga meninggalkan dirinya berdua dengannya Lia. 

Untuk sesaat Lia pikir setelah stafnya pergi, pria itu akan bersuara, tapi kemudian dia malah tetap diam.

Beberapa menit setelahnya tak ada yang terjadi dan Lia juga belum bicara karena takut menyalahi aturan dan membuat boss barunya marah. Sehingga Lia terus di posisi yang sama, menahan rasa bosan yang perlahan datang juga kakinya yang mulai kram.

Namun setelah lima belas menit berlalu, semuanya masih tetap sama. Pria itu masih setia dalam posisinya, seolah-olah pemandangan di luar jauh lebih baik ketimbang mengecek sebentar sekretaris barunya.

Sampai kemudian Lia nekat dan akhirnya memberanikan diri bersuara, sebab berpikir mungkin saja pria itu lupa kalau ada orang lain di ruangannya selain dirinya sendiri.

"Pak—" 

Namun, baru saja dia hendak bicara, sosok Bossnya tersebut malah berbalik dan tatapan mereka langsung bertemu.

Deg!

Tiba-tiba Lia membeku, segera meneguk ludahnya kasar. Sorot mata yang tak asing atau bahkan tatapan tajam yang bahkan masih sangat melekat dalam ingatan Lia. Antara percaya dan tidak, tapi apapun itu Lia sangat syok sekarang.

"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?!" ujar pria yang merupakan bossnya itu akhirnya berbicara.

Suara bassnya membuat jantung Lia segera bergemuruh hebat. Berdebar dan rasanya terlalu kencang seolah ingin melompat saja.

"Aku akan segera mengundurkan diri," ujar Lia malah mengatakan hal lain yang jelas tak berhubungan dengan pertanyaan bossnya. 

Namun bukannya bingung atau terkejut, pria yang merupakan bossnya itu malah mengulas senyum misteriusnya, sepaket dengan tatapan aneh yang membuat Lia semakin gugup di tengah rasa syok yang belum bisa di kendalikan.

Pria yang merupakan bosnya itu adalah Davin Geraldo, mantan suaminya. Mereka berpisah lima tahun lalu dan kenangan buruk sebelum perpisahan itu adalah sesuatu yang membuat hubungan mereka berakhir buruk.

"Ah, tentu saja kau baik. Lihatlah, kau bahkan semakin cantik!!" puji Davin, tapi anehnya malah terlihat seperti sindiran bagi Lia. "Kau tahu, aku jadi sangat menyesal mengapa dulu aku malah melepaskanmu ...."

Deg!

Lia mengerutkan segera mengerutkan dahi terkejut dengan ucapan Davin yang demikian. 

"Hahh, harusnya setelah yang kau lakukan padaku … Aku membalasmu, memberimu perhitungan yang membuatmu menyesal dan meminta ampunan dengan mencium kakiku. Namun, bodohnya aku saat itu malah melepaskanmu dan membuatmu bahagia lima tahun ini.” Pria itu berkata sarkas sembari menatapnya. “Bagaimana denganmu Lia, apakah merindukanku?"

 Ucapan itu halus dan terdengar santai, tapi efeknya justru sebaliknya. Lia merasa tenggorokannya seperti tercekik saat ini. Sementara Davin malah berjalan ke arah mejanya sendiri, lalu duduk di atas kursi kebesarannya. 

"Rindu uangku, Lia?" tanya Davin kali ini terang-terangan menyorot Lia dengan penuh kebencian dengan menekan tiap kata di dalam kalimatnya.

"Cukup! Aku benar-benar akan segera mengundurkan diri!" ujar Lia setelah kini bisa mengendalikan rasa syoknya.

"Kau pikir, aku akan membiarkanmu semena-mena? Setelah menghancurkan hidupku lima tahun lalu, apa sekarang kau juga mau merusak citra perusahaanku?!" sarkas Davin kejam. "Kau sengaja ingin orang-orang berpikir kalau perusahaanku tidak berkompeten?”  

"Tidak Mas Dav—" 

"Sssttt, aku bukan suamimu lagi! Aku Bosmu!!" potong Davin tajam. "Walaupun kita saling mengenal dan pernah berhubungan di masa lalu, tapi kau tak seharusnya berkata begitu. Di perusahaan ini aku adalah Bossmu, jadi jaga sopan santunmu Adelia Aryaka!!"  

"Baiklah Pak Davin. Mohon maaf untuk kelancangan Saya dan juga maaf sudah membuang waktu Bapak. Secepatnya saya akan mengurus surat pemunduran diri saya," jawab Lia tanpa mau basa-basi.

Lia harap setelah sekian tahun tak bertemu, ini adalah pertemuan pertama dan terakhir mereka. Karena pertemuan ini adalah sesuatu yang Lia hindari. Dia mungkin takkan sanggup berlama-lama melihat wajah Davin. 

"Aku tak tahu apa yang kau pikirkan. Mengapa begitu terburu-buru? Jadi sekretarisku berarti kau akan mendapatkan gaji besar, Lia. Untuk perempuan matre sepertimu, bukankah seharusnya kau senang?"

"Apa maksudmu?"

Sedikit banyak, Lia tidak terima dilabeli perempuan matre oleh mantan suaminya itu.

"Maksudku kau itu perempuan rendahan yang melakukan apapun untuk uang, jadi tak seharusnya kau jual mahal dengan mengatakan ingin mengundurkan diri!"  

"Apa yang Bapak katakan?!” Lia mengepalkan jarinya kuat-kuat, menahan emosinya yang nyaris saja meledak menghadapi kata-kata tajam Davin. “Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun dan saya mengundurkan diri supaya Bapak tidak terganggu dengan kehadiran saya!” 

"Kau benar, aku memang terganggu dengan kehadiranmu,” jawab pria itu santai. “Tapi sayangnya aku juga tidak bisa tenang membiarkanmu senang di luar sana dan hidup bebas dengan bahagi. Akan tetapi baiklah, silahkan saja keluar Lia, asal sanggup membayar kompensasinya!!"

Mata pria itu berkilat, menyiratkan jika dia benar-benar ingin membalaskan dendam atas luka masa lalu yang dia terima.

Namun anehnya pria itu masih menggunakan kata, "aku" ketimbang "saya", padahal dia sendiri sudah memperingatkan Lia untuk tidak memanggilnya Mas, tapi Pak.

"Tapi sudahlah, sebaiknya urungkan niatmu!” cibirnya dengan satu sudut bibir naik, merendahkan Lia yang masih mematung. “Kau tidak akan mungkin bisa membayar kompensasi itu, kau itu kan miskin!" 

Kata ‘miskin’ yang dikatakan Davin terdengar begitu penuh penekanan, dan membuat Lia semakin kesal.

"Apa maksudnya?!" 

Davin tak langsung menjawab, melainkan berdiri dari kursi kebesarannya dan mengitari mejanya. Sambil kemudian mengambil sesuatu di sana dan melemparnya kasar ke arah Lia. "Ambil itu dan baca baik-baik surat kontraknya!"

Lia mengerutkan dahi menatap dokumen yang sempat menghantam wajahnya sebelum kemudian tergolek di lantai.

"Di sana dijelaskan, kalau kau tak bisa seenaknya memutus kontrak kerja, kecuali sanggup membayar dendanya."

Lia mengambil berkasnya dan membacanya kemudian terkejut dengan isinya. "Apa-apaan itu, bagaimana bisa?"

"Tentu saja bisa, Lia. Berhenti bertanya dan sebaiknya persiapkan dirimu dengan baik untuk menjadi sekretarisku, karena pasti aku bersumpah takkan membuatmu mudah!" tegas Davin. Pria itu masih memicingkan matanya ke arah Lia, sebelum melanjutkan kata-katanya yang tajam tanpa perasaan. "Setelah sekian lama, selanjutnya aku akan membuat hidupmu benar-benar berada di dalam neraka!!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
CacaCici
bagus sekali, Kak. Baru baca bab pertama tetapi sudah langsung suka.·´¯`(>▂<)´¯`·.(✿ ♡‿♡)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status