Share

2. Casino

last update Last Updated: 2021-12-07 16:42:22

Chapter 2

Casino

Beck Peyton, pria berusia tiga puluh tahun itu mengendurkan dasi yang mencekik lehernya dan bersamaan dengan itu barista menghidangkan latte-nya di atas meja.

"Sudah kubilang kau pasti mendapatkan tanah itu," ujar Charlie Danish, sahabatnya seraya mengusap ujung hidungnya yang memerah.

Beck membuka kancing kemeja di lehernya. "Aku sempat tidak yakin pemilik tanah tidak akan setuju dengan penawaran yang kuajukan."

"Dia sedang terlilit hutang dan satu-satunya pembeli dengan yang membawa uang tunai saat itu juga adalah kau. Dia tidak akan melewatkan kesempatan emas di depan mata."

Beck mengedikkan bahunya. "Sayang sekali tanah itu dijual," ucap pria bermata biru gelap itu.

Charlie menarik cangkir berisi cappucino dan berucap, "Aku sangat yakin jika pemilik tanah itu akan menyesal setelah menjualnya."

Tijuana bukan tempat asing bagi Beck mengingat lima tahun terakhir, setiap tiga bulan dirinya mengunjungi Tijuana untuk memeriksa keadaan perkebunan agave blue miliknya. Ia mengeluarkan dana cukup besar untuk membeli perkebunan sekaligus pabrik pembuat tequila.

Bisnis itu terbilang baru digelutinya bersama Charlie yang merupakan kakak dari salah satu mantan kekasihnya. Awalnya mereka berencana membeli beberapa persen saham salah satu perusahaan minuman beralkohol yang ternama di sana. Tetapi, seiring berjalannya waktu Beck justru berinisiatif untuk membeli beberapa hektar ladang agave blue dan Charlie menyetujuinya. Keduanya kemudian mulai mengembangkan sendiri produk tequila yang berasal dari ladang yang mereka miliki.

Danish menyeruput capuccino-nya kemudian kembali meletakkan cangkirnya ke atas meja. Pria itu lalu memeriksa jam di pergelangan tangannya. "Bagaimana jika kita pergi ke club untuk mendapatkan beberapa gelas vodka?"

Beck hafal bagaimana Charlie, hidup pria itu tidak jauh dari pesta dan wanita. Tetapi, meskipun mereka bersahabat dan memiliki kerja sama dalam bisnis bukan berarti mereka dalam perahu yang sama dalam urusan wanita. Beck telah lama menjauh dari urusan wanita, juga tidak terbiasa lagi dengan suasana club yang menurutnya terlalu ramai.

Beck menggeleng. "Kurasa kopi di sini lebih menggiurkan dibandingkan vodka."

Charlie mengedikkan bahunya. "Dude, sudah lima tahun. Tidak seharusnya kau masih meratapi adikku."

Beck pernah dua kali mengalami kegagalan dalam percintaan dalam hidupnya dan ia tidak memungkiri jika semua yang dialaminya disebabkan oleh kecerobohannya. Dimulai dari pertunangannya bersama teman masa kecilnya yang diatur oleh kedua orang tuanya dan berakhir karena dirinya memilih wanita lain yang bernama Sophie Amari.

Beck dibutakan oleh kecantikan Sophie hingga apa pun yang orang lain katakan tentang Sophie, ia tidak peduli. Ia selalu beranggapan jika orang-orang di sekitarnya tidak menyukai wanita pilihannya dan berusaha membuatnya membenci Sophie.

Hingga akhirnya ia memutuskan pertunangannya dengan Vanilla West, Gadis pilihan orang tuanya kemudian ia bertunangan dengan Sophie. Tetapi, pertunangan itu juga tidak berjalan lama karena saat bertemu Charlotte Danish, ia dengan mudahnya berpaling kepada wanita itu.

Charlotte Danish, mantan kekasih sekaligus tunangannya memang seorang wanita yang menawan. Tidak hanya memiliki paras rupawan, Charlotte juga memiliki kepribadian yang baik, sayangnya Beck justru mengacaukan hubungan mereka hingga Charlotte memilih tidak datang saat Beck berdiri di altar untuk menunggunya.

Mengingat semua yang pernah dilaluinya, Beck sekarang memilih untuk sangat berhati-hati dalam bergaul dengan wanita. Ia menjaga jarak dari wanita mana pun dan sebisa mungkin menyibukkan dirinya agar tidak memiliki waktu untuk memikirkan wanita.

Beck mengambil sendok kopinya dan mengadukan benda itu ke dalam latte-nya kemudian mengangkat gagang cangkir. "Club tidak cocok untukku," ucapnya setelah menikmati latte-nya.

"Club di sini berbeda dengan di Madrid, kau harus mencobanya," ujar Charlie.

Musik yang berdentum memekakkan telinga, asap rokok yang membumbung, suara teriakan pengunjung, aroma alkohol berpadu dengan rokok, dan sepasang kekasih yang berciuman di tengah-tengah hiruk pikuk pesta. Beck rasa di mana pun club berada akan selalu dipenuhi dengan suasana seperti itu. Jadi, apa yang berbeda?

"Aku masih ingin menikmati latte-ku," tolak Beck.

"Bagaimana dengan casino?"

Tempat perjudian? Tempat itu adalah tempat yang paling tidak masuk akal menurutnya karena ratusan orang jatuh miskin karena berjudi, tetapi masih saja orang-orang pemalas yang ingin kaya dengan cara instan menyambanginya.

Beck menghela napasnya dan bersandar di kursi. "Aku butuh istirahat, aku berencana berkuda di perkebunan besok. Dan lagi pula bukankah kau harus kembali ke Madrid pagi-pagi sekali?"

"Ayolah, Sobat. Untuk sekali ini saja."

"Aku tidak tertarik berjudi."

Charlie tertawa pelan. "Ini juga akan menjadi pengalaman pertamaku."

Kening Beck berkerut. "Lebih baik jangan mencoba berjudi."

Charlie mengedikkan bahunya. "Sebenarnya aku hanya ingin tahu seperti apa suasana di sana dan apa saja minuman keras yang dijual di sana, juga siapa tahu bisa mendapatkan peluang untuk memasok tequila kita ke sana."

Beck diam-diam mengernyit karena sepertinya dirinya tidak lagi memiliki alasan untuk menolak ajakan Charlie.

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate!

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tami Andriani
beck, fighting ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bad Princess (I Found You)   Epilogue

    EpilogueJessie keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di dadanya dan rambut basah yang digulung handuk, matanya tertuju pada Beck di atas tempat tidur dan sepertinya tertidur. Bibirnya mengulas senyum bahagia, tiga hari di pondokan bersama suaminya benar-benar bulan madu yang luar biasa. Mereka berada di dalam pondokan hanya berdua, bertelanjang hampir sepanjang malam di atas tempat tidur, terkadang mereka bercinta di mana saja mereka menginginkan seperti di sofa, di meja dapur bahkan di meja makan. Itu benar-benar luar biasa seperti fantasi liar Jessie selama ini.Setiap waktu Beck memasak untuk kebutuhan mereka dan tentu saja Jessie membantu pekerjaan suaminya meskipun hanya memotong wortel atau memisahkan daun basil dari tangkainya. Sesekali Nyonya Carmen datang untuk membersihkan pondokan dan berbelanja kebutuhan makanan.Jessie duduk di tepi tempat tidur, matanya mengawasi Beck, mengagumi wajah dan dada telanjang suaminya yang dipenuhi dengan otot yang tersusun kencang.

  • Bad Princess (I Found You)   52. End

    EndSehari sebelum pesta pernikahan yang dilakukan di hari pertama bulan Maret, Jessie sedang mencoba gaun pengantinnya ketika Aneesa masuk ke dalam rumah diikuti Beck, pengawal, dan Nanny-nya. Gadis kecil itu tersenyum riang dan berlari kecil menghampiri Jessie."Bagaimana perjalananmu, Sayang?" tanya Jessie seraya mengelus rambut Aneesa.Ia tidak dapat membungkuk terlalu dalam dikarenakan gaunnya terlalu ketat di bagian perut."Aku menyukai perjalanan ke sini," kata Aneesa. "Senang mendengarnya. Lalu bagaimana kabarmu?" tanya Jessie kemudian ia menerima kecupan di bibirnya dari Beck. "Aku merindukan Rocky." Rocky adalah anak anjing Alaska milik Nick yang diinginkan Jessie dan seperti dugaan Beck, dengan senang hati Nick memberikannya kepada Jessie.Jessie terkekeh. "Kau tidak merindukanku?" "Aku juga merindukanmu. Jessie, kenapa kau mengenakan gaun pengantin?" "Kami akan menggelar pesta pernikahan," kata Jessie. "Menikah?" "Ya. Aku akan menikah." "Dengan siapa kau akan menik

  • Bad Princess (I Found You)   51. Be Friend?

    Chapter 51Be Friend?"Mommy bilang jika kau adalah ayahku," ucap Aneesa dengan nada ragu-ragu seraya waspada menatap Beck.Beck tersenyum dan mengangguk, air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya terdorong keluar. "Ya, aku ayahmu." Aneesa mendongak menatap Duncan, terlihat kebingungan kemudian menatap Beck sambil mengulurkan tangannya menyentuh wajah Beck. "Sebenarnya aku tidak mengerti." Beck memejamkan matanya, merasakan sentuhan kulit lembut dari tangan gadis mungil di pipinya. "Kelak saat kau menjadi dewasa, kau akan mengerti, Sayang." Kemudian ditatapnya mata Aneesa, seperti yang Jessie ucapkan, mata Aneesa adalah matanya. Ia mengecup kedua tangan Aneesa dengan lembut agar Aneesa tidak ketakutan kemudian ia berucap, "Boleh aku memelukmu?" Aneesa mengangguk. Dipeluknya Aneesa, di belainya rambut Aneesa dengan penuh kasih sayang, dikecupnya beberapa kali rambut di kepala Aneesa. Perasaannya bahagia, tetapi dadanya terasa sangat sesak karena khawatir jika kelak putrinya akan m

  • Bad Princess (I Found You)   50. Everything You Want

    Chapter 50Everything You WantSatu hari sebelum Natal tiba, setelah memasang dekorasi Natal di tempat tinggal mereka, keduanya terbang menuju Athens Internasional Airport menggunakan jet pribadi yang dipinjamkan oleh Nick."Apa kau akan terus memeluk bunga itu?" tanya Beck karena hingga pesawat telah terbang dengan sempurna di atas ribuan kaki, Jessie masih memeluk buket bunga. Jessie tersipu dan menghirup aroma mawar merah di pelukannya. "Akhirnya kau memberiku bunga." Beck mengusap-usap rambut di kepala Jessie. "Aku sudah memastikan jika durinya sudah tidak ada, barangkali kau ingin menamparku menggunakan bunga lagi." Jessie terkekeh dan kembali menghirup aroma mawarnya. "Ini bunga pertamaku darimu, aku tidak ingin merusaknya."Beck memeriksa jam tangannya. "Jadi, selama tiga jam penerbangan kita, kau memilih untuk mengagumi bunga itu dari pada menikmati penerbangan denganku?" Jessie meletakkan kepalanya di pundak Beck dan mengangkat buket bunga agak tinggi. "Jika iya?" "Aku b

  • Bad Princess (I Found You)   49. Four Children

    Chapter 49Four ChildrenXaviera, ibu Vanilla menceritakan kepada Beck dan Jessie bagaimana kisah cintanya dengan Rafael. Wanita itu pernah menyembunyikan kehamilannya dan Rafael baru mengetahuinya setelah Vanilla lulus dari bangku universitas, sedangkan Vanilla baru mengetahuinya saat merencanakan pernikahannya dengan Nick. Namun, cerita Xaviera menyembunyikan kehamilannya tentunya berbeda dengan alasan Charlotte. Saat berhubungan dengan Rafael, dirinya tidak tahu jika Rafael adalah pria beristri dan ketika melarikan diri ke Barcelona, Xaviera tidak menyadari jika dirinya dalam keadaan mengandung. "Menurutku, kau beruntung karena tahu lebih cepat," ucap Rafael kemudian memandangi wajah Vanilla. "Aku bahkan hanya bisa mendengar kelucuan masa kecil putriku dari ibunya." Xaviera tersipu karena Rafael mengecup punggung tangannya. "Ya. Kalian bisa membesarkan Aneesa bersama-sama. Kalian hanya harus menyikapi masalah ini dengan kepala dingin dan lebih dewasa." "Apa kau sudah menghubung

  • Bad Princess (I Found You)   48. What the Plan?

    Chapter 48 What's the Plan?Beck dan Jessie tiba di rumah Nick, mereka disambut oleh Marcello yang melompat-lompat kegirangan karena Jessie memberikan dua kotak coklat yang digemari anak-anak. "Beck, bisakah kau bukakan coklatnya untukku?" pinta Marcello kepada Beck."Biar aku kubukakan untukmu," kata Jessie karena Beck memegangi dua botol sampanye."Terima kasih, mi amor," ucap Beck seraya menatap Jessie dan tersenyum bahagia."Beck! Lihat mainan baruku!" ucap Marcello memamerkan mainan di tangannya yang berupa sebuah mobil-mobilan kecil dengan daya baterai.Beck membungkuk untuk melihat apa yang Marcello tunjukkan padanya. "Wow, bagus sekali.""Kemarin Yang Mulia mengirimkannya untukku.""Keren, kau menyukainya?" tanya Jessie.Marcello mengangguk kemudian berjongkok, menekan tombol di bagian bawah lalu meletakkannya di lantai dan mobil-mobilan itu melaju kencang di lantai. Mercello berteriak kegirangan dan berlarian ke mengejarnya. Beck tersenyum melihat tingkah bocah itu dan di b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status