Share

BAB 4.

Penulis: Rosshie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-24 20:34:42

Raffi seketika langsung membelalakkan kedua matanya. Tak menyangka Zahra akan meminta cerai.

Dia pikir akan bisa membujuk Zahra untuk melupakan semuanya dan memberi alasan yang tepat untuk membenarkan perbuatannya.

Raffi sebenarnya ingin pulang kampung dalam minggu ini, karena bagaimanapun dia juga merindukan Zahra. Tapi Zahra sudah lebih dulu menyusulnya ke Jakarta tanpa dia tau.

Salahnya juga karena lupa mengaktifkan kembali ponselnya.

Raffi mempunyai dua ponsel, satu untuk nomor lamanya, satu untuk nomor barunya yang tak diketahui oleh Zahra.

“Sayang, jangan bercanda. Jangan asal minta cerai. Kita sudah berjanji akan selalu ….”

“Mas yang lebih dulu mengingkari janji itu! Mas sudah mengkhianati janji suci pernikahan kita, cinta suci kita. Mas sadar gak sih!”

Raffi akui dia salah, tapi dia punya alasan, meskipun alasannya itu tak akan membenarkan perbuatannya.

Tapi di lubuk hatinya yang paling dalam, hanya Zahra wanita yang dari dulu sampai sekarang dicintainya.

“Sayang, aku tau kamu masih marah sama aku. Aku janji akan jelaskan semuanya sama kamu. Tapi untuk masalah cerai, aku gak bisa. Aku cinta sama kamu.”

“Cinta Mas bilang? Kalau Mas memang benar-benar cinta sama aku, Mas gak akan khianati aku! Mas gak akan menikahi wanita lain yang jelas-jelas Mas tau itu akan menyakitiku!”

Raffi tak bisa berkata apa-apa, apa yang Zahra katakan memang benar.

Cinta tak akan menyakiti, tapi yang dilakukannya sekarang sudah menghancurkan hati wanita yang sangat dicintainya.

“Mas, keputusanku sudah bulat, aku mau kita cerai!”

“Aku gak akan pernah ….” Raffi menghentikan ucapannya saat merasakan pelukan dari belakang.

Dia menghela nafas pelan, lalu mengakhiri panggilan itu tanpa melanjutkan kata-katanya.

Raffi menyentuh punggung tangan wanita yang kini tengah memeluknya, lalu berbalik menghadap ke arahnya.

“Raf, aku harap kamu akan tepati janji kamu.”

“Beri aku waktu.”

Wanita itu mendongakkan kepalanya, menatap wajah pria yang sudah menjadi suaminya.

“Waktu? Untuk apa? apa kamu masih mau mempertahankan istri kamu yang miskin itu!” suara wanita itu sedikit meninggi.

“Sar, aku sudah jelaskan sama kamu, semua gak mudah. Aku ….” Raffi terkejut saat istri keduanya tiba-tiba mendorong tubuhnya.

“Kamu sudah bohongin aku dari awal, Raf! Kamu bilang kalau kamu duda, tapi ternyata kamu masih bersama istri kamu! aku mau terima kamu apa adanya, tapi sekarang kamu memperlakukan aku kayak gini!” kesal Sarah, wajahnya merah padam karena marah. Kedua tangannya mencengkram erat piyama yang Raffi pakai.

“Kalau saja dari awal aku tau kamu punya istri, aku gak akan mau terima kamu saat kamu melamarku. Lebih baik waktu itu aku mati menyusul Mas Rega.”

Sarah melepaskan cengkraman tangannya pada kerah piyama Raffi, lalu meluruhkan tubuhnya ke lantai.

Raffi berjongkok di depan Sarah, menarik tubuh istrinya itu ke dalam dekapannya. “Maafin aku, Sar. Aku minta maaf.”

Sarah menangis dalam dekapan Raffi. “Kamu janji sama aku kalau kamu gak akan pernah ninggalin aku. Kamu bantu aku bangkit dari keterpurukan aku. Aku jatuh cinta sama kamu, jadi aku mohon, jangan tinggalin aku,” ucapnya disela isak tangisnya.

Sarah bertemu Raffi secara tak sengaja di perusahaan tempatnya bekerja. Sarah baru hari pertama menggantikan papanya sebagai CEO, karena papanya jatuh sakit.

Saat itu Sarah sedang terpuruk, dia kehilangan sang kekasih dalam kecelakaan.

Sarah mulai jatuh cinta pada Raffi, karena Raffi sangat peduli dan perhatian. Dia merasa menjadi wanita yang sangat spesial di hati Raffi.

Tapi kini kenyataan seakan menghantam Sarah, karena ternyata suaminya sudah membohonginya selama ini.

“Aku janji gak akan ninggalin kamu.” Raffi mengecup puncak kepala Sarah, lalu mengeratkan dekapannya.

Raffi membantu Sarah untuk bangun, lalu membopong tubuhnya menuju tempat tidur. Dia merebahkan tubuh Sarah di atas tempat tidur, kemudian duduk di tepi ranjang.

Digenggamnya telapak tangan kanan Sarah. “Sekarang kamu tidur. Ingat, kamu sedang hamil, aku gak mau sampai terjadi apa-apa dengan kehamilan kamu.”

Sarah menyentuh perutnya yang sudah mulai sedikit membuncit. Kandungannya sudah tiga bulan.

“Kamu tau, Raf. Aku merasa kalau Tuhan sengaja mengirim kamu untuk menjadi malaikat penolong aku. Kamu datang disaat aku sudah tak punya semangat lagi untuk hidup. Aku hanya cangkang kosong sebelum bertemu denganmu.”

“Berkat kamu, aku bisa bangkit kembali. Raf, janji sama aku, kamu akan segera ceraikan istri kamu itu. Aku gak mau berbagi, kamu hanya milikku.”

“Kita bicarakan ini nanti.”

“Gak, aku mau masalah ini selesai hari ini juga. Raf, kamu tau kan apa konsekuensinya kalau sampai kedua orang tuaku tau tentang masalah ini? kedua orang tuaku sejak awal menentang pernikahan kita, tapi aku terus meyakinkan mereka kalau kamu pria yang pantas untuk menjadi suamiku.”

Raffi menghela nafas pelan, lalu mengangguk. Dia tau itu. Semua yang dicapainya, dimilikinya, akan hilang dalam sekejap kalau sampai pernikahannya dengan Sarah berakhir.

Tapi Raffi juga tak bisa menceraikan Zahra, karena Zahra juga segala-galanya untuknya.

Awalnya Raffi ingin memberitahu Zahra secara perlahan tentang keputusannya menikahi Sarah.

Raffi akan membujuk Zahra dengan meyakinkannya kalau mereka tak akan hidup dalam kemiskinan lagi, karena sekarang Raffi sudah bisa membeli apapun yang dia inginkan.

Semua tak berjalan sesuai rencana, Raffi kini berada dalam dilema yang tak berujung.

“Aku beri kamu waktu satu bulan untuk mengurus perceraian kamu sama Zahra.”

“Sar, aku tau ini gak mudah buat kamu. Tapi bisa gak kalian tetap jadi istri aku? aku janji, aku akan lebih banyak menghabiskan waktu denganmu. Aku akan temui Zahra tiga atau empat bulan sekali,” pinta Raffi dengan tatapan sendunya, dia benar-benar tak bisa kehilangan Zahra.

“Raf, kamu mau aku jadi yang kedua, begitu?”

Raffi menggeleng. “Bukan seperti itu, kamu jangan salah. Meskipun Zahra istri pertama aku, kamu tetap yang pertama buat aku. Aku akan terus bersamamu dan gak akan ninggalin kamu.”

“Gak, Raf. Aku tetap mau kamu cerai sama Zahra. Aku gak mau anak aku punya dua ibu.”

Sarah menarik tangannya dari genggaman Raffi. “Tinggalkan aku, aku ingin sendiri.”

Raffi menghela nafas, lalu mengangguk. Dia beranjak dari duduknya, berbalik, melangkah menuju pintu.

“Raf,” panggil Sarah, membuat langkah kaki Raffi terhenti.

Raffi langsung berbalik dan menatap Sarah.

“Aku kangen.”

Raffi mengulum senyum, lalu melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, kembali duduk di tepi tempat tidur.

“Tadi minta aku pergi,” goda Raffi sambil mencolek hidung mancung Sarah.

“Kan kamu yang mulai.” Sarah memasang wajah cemberut.

Raffi terkekeh, lalu naik ke atas tempat tidur, merebahkan tubuhnya di sebelah Sarah. Diusapnya perut Sarah dengan lembut.

“Ini yang kangen mamanya atau anaknya,” godanya.

Sarah memiringkan tubuhnya menjadi menghadap Raffi. “Dua-duanya,” ucapnya bernada manja.

Raffi mengusap pipi Sarah dengan lembut. “Aku akan puasin kamu, tapi aku punya satu permintaan.”

“Apa itu?” tanya Sarah penasaran.

“Biarkan Zahra tetap jadi istriku, aku janji hanya akan tetap jadi prioritas aku.”

Sarah diam, tak langsung menjawab.

“Sar, Zahra hanya punya aku. Ibunya lumpuh, kalau aku menceraikan dia, dia tak akan bisa bertahan.”

Sarah menghela nafas panjang, lalu mengangguk, membuat Raffi tersenyum.

“Tapi … ada tapinya loh ini,” ucap Sarah dengan menyunggingkan senyuman.

“Sayang, ja ….”

“Aku gak akan minta kamu untuk menceraikan Zahra, tapi aku gak ingin kamu menemui dia lagi. Anggap saja dia sudah mati, gimana? Apa kamu bisa melakukannya?”

“Tapi ….”

“Satu lagi, jika suatu hari hubungan kamu sama Zahra terendus oleh kedua orang tuaku, aku ingin kamu mengakui Zahra sebagai wanita simpanan kamu dan kamu berjanji akan meninggalkannya,” ucap Sarah, membuat Raffi semakin terkejut.

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 58. ENDING

    Suara tangis bayi menggema di ruang operasi, menandai kehadiran seorang malaikat kecil di dunia.Zahra baru saja melahirkan secara caesar, seperti saat melahirkan anak pertamanya, Ramadhan.Proses yang penuh perjuangan itu kini tergantikan oleh perasaan lega dan bahagia yang meliputi seluruh ruangan.Elang berdiri di sisi Zahra. Dia tak henti-hentinya mengecup kening istrinya yang masih terbaring lemah di atas ranjang operasi. Air matanya mengalir, membasahi wajahnya yang penuh kebahagiaan.“Terima kasih, Sayang. Terima kasih untuk hadiah terindah yang kamu berikan padaku,” ucap Elang dengan nada bergetar. Tangannya menggenggam erat tangan Zahra, seolah ingin memastikan bahwa kebahagiaan ini nyata.Zahra tersenyum lembut meski tubuhnya masih lemah. “Semua ini juga karena kamu, Mas. Terima kasih sudah selalu ada di sisiku,” balasnya dengan suara pelan namun penuh cinta.Tak lama, seorang perawat menghampiri mereka sambil menggendong bayi mungil yang masih merah. “Pak, ini putri Anda,”

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 57.

    Di koridor yang sunyi, suara langkah kaki Zahra dan Elang menggema. Mereka baru saja selesai mendengar penjelasan dokter tentang kondisi Raffi.Dokter itu, seorang pria berusia sekitar lima puluh tahun dengan wajah penuh empati, menjelaskan bahwa tidak ada perubahan berarti pada Raffi sejak pertama kali dirawat di rumah sakit jiwa itu.“Dia sering menjerit ketakutan saat malam hari,” kata dokter dengan nada berat. “Dia terus mengulang bahwa dia bukan pembunuh, seolah dihantui rasa bersalah kepada Sarah dan Nessa. Namun, saat siang hari, dia terlihat berbeda. Raffi tersenyum, bicara sendiri, dan selalu menyebut nama Anda, Bu Zahra. Dia sering menceritakan bahwa istrinya, Zahra, adalah wanita yang cantik, baik, dan sangat mencintainya.”Kata-kata itu bergema di kepala Zahra, meskipun dia berusaha keras untuk tidak menunjukkan emosi.Kini, Zahra dan Elang berdiri di taman rumah sakit, mengamati Raffi dari kejauhan. Pria itu duduk di kursi roda, wajahnya yang dulu tampan kini terlihat le

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 56.

    Empat tahun sudah berlalu. Zahra dan Elang, yang selama ini tinggal di Kanada setelah menikah, akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta.Selama pernikahan mereka, Elang sering bolak-balik Jakarta–Kanada karena pekerjaannya. Namun, demi kebersamaan, mereka akhirnya sepakat untuk kembali ke Jakarta setelah Zahra menyelesaikan studinya.Di Bandara Soekarno-Hatta, suasana hangat menyambut kedatangan mereka. Seorang bocah kecil bermata bulat berlari dengan semangat ke arah sepasang paruh baya yang sudah menunggu.“Kakek! Nenek!” seru bocah itu dengan suara riang, membuat suasana bandara terasa lebih hidup.“Cucu Kakek yang ganteng,” ucap Burhan dengan penuh kasih, sambil berjongkok untuk menyambut pelukan cucunya.Ramadhan Luthfi Bagaskara, atau yang akrab dipanggil Rama, langsung memeluk erat kakeknya. “Kakek!”Burhan menggendong Rama sambil tersenyum lebar.“Rama kangen sama Kakek,” ujar Rama sambil mengecup pipi kakeknya.Reina, nenek Rama, tertawa kecil. “Sama Nenek nggak kangen ni

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 55.

    Pemakaman Sarah dan Nessa baru saja usai. Suasana penuh duka menyelimuti keluarga yang ditinggalkan.Tangis Alina pecah di tengah pelayat yang mulai membubarkan diri. Dia tak menyangka nasib anak tirinya dan cucunya akan berakhir dengan begitu tragis. Rasa kehilangan begitu besar, seakan mengguncang dunia kecilnya.“Kenapa semua ini harus terjadi?” ucapnya lirih sambil menatap nisan Sarah dan Nessa.Tak hanya Alina yang terguncang. Seluruh keluarga Zahra ikut terkejut ketika mengetahui pelaku pembunuhan Sarah dan Nessa adalah Raffi dan ibunya.Raffi, yang dulu dikenal sebagai pria yang baik dan penuh kasih, kini berubah menjadi pelaku kejahatan keji.Zahra sendiri tak bisa menyembunyikan rasa prihatinnya. Dia menghela napas panjang, mencoba meredam gejolak di dalam dadanya.Setelah pemakaman selesai, mereka kembali ke rumah nenek Halimah. Suasana di rumah terasa berat, seolah bayang-bayang tragedi tadi masih membekap mereka.Alina memilih mengurung diri di kamar, ditemani oleh putrany

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 54.

    Elang yang tengah bersiap menemui kliennya di sebuah hotel berbintang dikejutkan oleh berita mendadak dari seorang staf hotel.Seorang wanita ditemukan tewas di salah satu kamar hotel. Rasa ingin tahunya langsung membuncah, dan tanpa berpikir panjang, Elang memutuskan untuk memeriksa ke lokasi yang disebutkan.“Maaf, Pak Elang, saya harus memastikan Anda tahu apa yang terjadi,” ujar resepsionis hotel dengan nada gemetar. “Itu terjadi di kamar 304, lantai tiga.”Elang, yang sebelumnya fokus pada pertemuan bisnisnya, bahkan sampai melupakan Raffi, yang sudah menghilang entah ke mana.Bersama beberapa staf hotel, dia segera menuju lantai tiga. Di depan kamar 304, dia mendapati suasana tegang.Beberapa orang terlihat berdiri dengan wajah cemas, termasuk seorang pria yang sangat dia kenal.“Pak Derik? Apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Elang dengan nada terkejut.Derik, klien yang sudah berjanji untuk bertemu dengannya, tampak pucat pasi. Wajahnya menggambarkan keterkejutan dan kesediha

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 53.

    Raffi terlihat panik, begitu juga dengan Sonia yang matanya langsung membelalak saat melihat Sarah yang tak sadarkan diri dengan kepala yang ber-lumu-ran da-rah.“Raf, apa yang sudah kamu lakukan!” teriak Sonia, suaranya melengking penuh kepanikan.Dia menutup mulutnya dengan kedua tangan, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Pemandangan itu terlalu mengerikan.Raffi berdiri terpaku. Dia memegang botol wine yang pecah di ujungnya, da-rah Sarah menetes dari pecahan kaca tersebut.Seketika, dia melempar botol itu jauh, seolah benda itu panas membakar tangannya.“Aku gak sengaja melakukannya. Aku hanya ingin membela diri dan kamu tahu itu!” teriak Raffi, suaranya bergetar, matanya memandang Sarah yang tergeletak tak bergerak di lantai.Da-rah terus mengalir dari kepala Sarah, membasahi lantai marmer yang mengkilap. Pemandangan itu membuat Sonia semakin panik.Sonia menoleh ke arah Raffi dengan tatapan tajam. “Raf, kita harus bawa Sarah ke rumah sakit. Dia bisa mening

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status