Share

BAB 4.

Author: Rosshie
last update Last Updated: 2025-04-24 20:34:42

Raffi seketika langsung membelalakkan kedua matanya. Tak menyangka Zahra akan meminta cerai.

Dia pikir akan bisa membujuk Zahra untuk melupakan semuanya dan memberi alasan yang tepat untuk membenarkan perbuatannya.

Raffi sebenarnya ingin pulang kampung dalam minggu ini, karena bagaimanapun dia juga merindukan Zahra. Tapi Zahra sudah lebih dulu menyusulnya ke Jakarta tanpa dia tau.

Salahnya juga karena lupa mengaktifkan kembali ponselnya.

Raffi mempunyai dua ponsel, satu untuk nomor lamanya, satu untuk nomor barunya yang tak diketahui oleh Zahra.

“Sayang, jangan bercanda. Jangan asal minta cerai. Kita sudah berjanji akan selalu ….”

“Mas yang lebih dulu mengingkari janji itu! Mas sudah mengkhianati janji suci pernikahan kita, cinta suci kita. Mas sadar gak sih!”

Raffi akui dia salah, tapi dia punya alasan, meskipun alasannya itu tak akan membenarkan perbuatannya.

Tapi di lubuk hatinya yang paling dalam, hanya Zahra wanita yang dari dulu sampai sekarang dicintainya.

“Sayang, aku tau kamu masih marah sama aku. Aku janji akan jelaskan semuanya sama kamu. Tapi untuk masalah cerai, aku gak bisa. Aku cinta sama kamu.”

“Cinta Mas bilang? Kalau Mas memang benar-benar cinta sama aku, Mas gak akan khianati aku! Mas gak akan menikahi wanita lain yang jelas-jelas Mas tau itu akan menyakitiku!”

Raffi tak bisa berkata apa-apa, apa yang Zahra katakan memang benar.

Cinta tak akan menyakiti, tapi yang dilakukannya sekarang sudah menghancurkan hati wanita yang sangat dicintainya.

“Mas, keputusanku sudah bulat, aku mau kita cerai!”

“Aku gak akan pernah ….” Raffi menghentikan ucapannya saat merasakan pelukan dari belakang.

Dia menghela nafas pelan, lalu mengakhiri panggilan itu tanpa melanjutkan kata-katanya.

Raffi menyentuh punggung tangan wanita yang kini tengah memeluknya, lalu berbalik menghadap ke arahnya.

“Raf, aku harap kamu akan tepati janji kamu.”

“Beri aku waktu.”

Wanita itu mendongakkan kepalanya, menatap wajah pria yang sudah menjadi suaminya.

“Waktu? Untuk apa? apa kamu masih mau mempertahankan istri kamu yang miskin itu!” suara wanita itu sedikit meninggi.

“Sar, aku sudah jelaskan sama kamu, semua gak mudah. Aku ….” Raffi terkejut saat istri keduanya tiba-tiba mendorong tubuhnya.

“Kamu sudah bohongin aku dari awal, Raf! Kamu bilang kalau kamu duda, tapi ternyata kamu masih bersama istri kamu! aku mau terima kamu apa adanya, tapi sekarang kamu memperlakukan aku kayak gini!” kesal Sarah, wajahnya merah padam karena marah. Kedua tangannya mencengkram erat piyama yang Raffi pakai.

“Kalau saja dari awal aku tau kamu punya istri, aku gak akan mau terima kamu saat kamu melamarku. Lebih baik waktu itu aku mati menyusul Mas Rega.”

Sarah melepaskan cengkraman tangannya pada kerah piyama Raffi, lalu meluruhkan tubuhnya ke lantai.

Raffi berjongkok di depan Sarah, menarik tubuh istrinya itu ke dalam dekapannya. “Maafin aku, Sar. Aku minta maaf.”

Sarah menangis dalam dekapan Raffi. “Kamu janji sama aku kalau kamu gak akan pernah ninggalin aku. Kamu bantu aku bangkit dari keterpurukan aku. Aku jatuh cinta sama kamu, jadi aku mohon, jangan tinggalin aku,” ucapnya disela isak tangisnya.

Sarah bertemu Raffi secara tak sengaja di perusahaan tempatnya bekerja. Sarah baru hari pertama menggantikan papanya sebagai CEO, karena papanya jatuh sakit.

Saat itu Sarah sedang terpuruk, dia kehilangan sang kekasih dalam kecelakaan.

Sarah mulai jatuh cinta pada Raffi, karena Raffi sangat peduli dan perhatian. Dia merasa menjadi wanita yang sangat spesial di hati Raffi.

Tapi kini kenyataan seakan menghantam Sarah, karena ternyata suaminya sudah membohonginya selama ini.

“Aku janji gak akan ninggalin kamu.” Raffi mengecup puncak kepala Sarah, lalu mengeratkan dekapannya.

Raffi membantu Sarah untuk bangun, lalu membopong tubuhnya menuju tempat tidur. Dia merebahkan tubuh Sarah di atas tempat tidur, kemudian duduk di tepi ranjang.

Digenggamnya telapak tangan kanan Sarah. “Sekarang kamu tidur. Ingat, kamu sedang hamil, aku gak mau sampai terjadi apa-apa dengan kehamilan kamu.”

Sarah menyentuh perutnya yang sudah mulai sedikit membuncit. Kandungannya sudah tiga bulan.

“Kamu tau, Raf. Aku merasa kalau Tuhan sengaja mengirim kamu untuk menjadi malaikat penolong aku. Kamu datang disaat aku sudah tak punya semangat lagi untuk hidup. Aku hanya cangkang kosong sebelum bertemu denganmu.”

“Berkat kamu, aku bisa bangkit kembali. Raf, janji sama aku, kamu akan segera ceraikan istri kamu itu. Aku gak mau berbagi, kamu hanya milikku.”

“Kita bicarakan ini nanti.”

“Gak, aku mau masalah ini selesai hari ini juga. Raf, kamu tau kan apa konsekuensinya kalau sampai kedua orang tuaku tau tentang masalah ini? kedua orang tuaku sejak awal menentang pernikahan kita, tapi aku terus meyakinkan mereka kalau kamu pria yang pantas untuk menjadi suamiku.”

Raffi menghela nafas pelan, lalu mengangguk. Dia tau itu. Semua yang dicapainya, dimilikinya, akan hilang dalam sekejap kalau sampai pernikahannya dengan Sarah berakhir.

Tapi Raffi juga tak bisa menceraikan Zahra, karena Zahra juga segala-galanya untuknya.

Awalnya Raffi ingin memberitahu Zahra secara perlahan tentang keputusannya menikahi Sarah.

Raffi akan membujuk Zahra dengan meyakinkannya kalau mereka tak akan hidup dalam kemiskinan lagi, karena sekarang Raffi sudah bisa membeli apapun yang dia inginkan.

Semua tak berjalan sesuai rencana, Raffi kini berada dalam dilema yang tak berujung.

“Aku beri kamu waktu satu bulan untuk mengurus perceraian kamu sama Zahra.”

“Sar, aku tau ini gak mudah buat kamu. Tapi bisa gak kalian tetap jadi istri aku? aku janji, aku akan lebih banyak menghabiskan waktu denganmu. Aku akan temui Zahra tiga atau empat bulan sekali,” pinta Raffi dengan tatapan sendunya, dia benar-benar tak bisa kehilangan Zahra.

“Raf, kamu mau aku jadi yang kedua, begitu?”

Raffi menggeleng. “Bukan seperti itu, kamu jangan salah. Meskipun Zahra istri pertama aku, kamu tetap yang pertama buat aku. Aku akan terus bersamamu dan gak akan ninggalin kamu.”

“Gak, Raf. Aku tetap mau kamu cerai sama Zahra. Aku gak mau anak aku punya dua ibu.”

Sarah menarik tangannya dari genggaman Raffi. “Tinggalkan aku, aku ingin sendiri.”

Raffi menghela nafas, lalu mengangguk. Dia beranjak dari duduknya, berbalik, melangkah menuju pintu.

“Raf,” panggil Sarah, membuat langkah kaki Raffi terhenti.

Raffi langsung berbalik dan menatap Sarah.

“Aku kangen.”

Raffi mengulum senyum, lalu melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, kembali duduk di tepi tempat tidur.

“Tadi minta aku pergi,” goda Raffi sambil mencolek hidung mancung Sarah.

“Kan kamu yang mulai.” Sarah memasang wajah cemberut.

Raffi terkekeh, lalu naik ke atas tempat tidur, merebahkan tubuhnya di sebelah Sarah. Diusapnya perut Sarah dengan lembut.

“Ini yang kangen mamanya atau anaknya,” godanya.

Sarah memiringkan tubuhnya menjadi menghadap Raffi. “Dua-duanya,” ucapnya bernada manja.

Raffi mengusap pipi Sarah dengan lembut. “Aku akan puasin kamu, tapi aku punya satu permintaan.”

“Apa itu?” tanya Sarah penasaran.

“Biarkan Zahra tetap jadi istriku, aku janji hanya akan tetap jadi prioritas aku.”

Sarah diam, tak langsung menjawab.

“Sar, Zahra hanya punya aku. Ibunya lumpuh, kalau aku menceraikan dia, dia tak akan bisa bertahan.”

Sarah menghela nafas panjang, lalu mengangguk, membuat Raffi tersenyum.

“Tapi … ada tapinya loh ini,” ucap Sarah dengan menyunggingkan senyuman.

“Sayang, ja ….”

“Aku gak akan minta kamu untuk menceraikan Zahra, tapi aku gak ingin kamu menemui dia lagi. Anggap saja dia sudah mati, gimana? Apa kamu bisa melakukannya?”

“Tapi ….”

“Satu lagi, jika suatu hari hubungan kamu sama Zahra terendus oleh kedua orang tuaku, aku ingin kamu mengakui Zahra sebagai wanita simpanan kamu dan kamu berjanji akan meninggalkannya,” ucap Sarah, membuat Raffi semakin terkejut.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 5.

    Sudah dua hari sejak Mas Raffi menghubungiku, sampai sekarang dia tak menghubungiku lagi.Keputusanku sudah bulat, jadi sudah tak ada gunanya aku tetap disini. Dimana Mas Raffi tinggal saja aku tak tau.Aku yakin, saat ini Mas Raffi tengah menikmati kehidupan mewahnya bersama dengan istri barunya, sampai tega meninggalkan aku seperti ini.“Apa bagimu aku sudah gak berarti lagi, Mas?” suaraku terdengar sangat lirih, hanya aku yang bisa mendengarnya.Ke peluk kedua lututku, kubenamkan wajahku di sela kedua lututku. Menangis, itu lah yang aku bisa lakukan sekarang.Hatiku hancur.Aku masih berharap semua ini hanya mimpi, Mas Raffi sangat mencintaiku dan sedang bekerja demi masa depan kami berdua.Tapi suara ketukan di pintu kamar, menyadarkanku kalau semua ini bukanlah mimpi, tapi nyata.Ku seka kedua ujung mataku, begitu juga dengan pipiku menggunakan kedua punggung tanganku. Jangan sampai nenek Halimah melihatku menangis.“Masuk saja, Nek.” Aku melepas mukena yang masih kupakai, lalu m

    Last Updated : 2025-04-24
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 6.

    Aku menutup telepon dengan cepat, tanganku masih gemetar. Aku menatap layar ponsel yang sudah mati, seakan ingin menghancurkannya.Kenapa Mas Raffi bisa sebegitu tega?Hatiku bergejolak antara marah, kecewa, dan rasa sakit yang tak terkatakan.Aku sudah memberikan segalanya untuknya, dan ini yang aku dapatkan? Menghancurkan pernikahan kami dengan begitu mudahnya?Aku menundukkan kepala, dan sesaat merasa dunia ini begitu berat. Aku tahu aku sudah memutuskan untuk bercerai, tapi apa yang akan terjadi selanjutnya?Aku harus bagaimana menghadapi ini semua? Aku bisa merasakan beban yang semakin berat di pundakku.Malam semakin larut, namun aku tidak bisa tidur. Berbagai pikiran terus berputar di kepalaku, dan aku tak bisa menenangkan diri.Sesekali aku memandang foto pernikahanku dengan Mas Raffi yang ada di meja kecil di samping tempat tidur.Aku teringat saat pertama kali kami bertemu, bagaimana dia menyentuh hatiku dengan kata-katanya yang manis.Bagaimana ia berjanji akan selalu ada u

    Last Updated : 2025-04-25
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 7.

    Hari-hari berlalu, Mas Raffi juga tak datang menemuiku, mungkin dia masih belum percaya dengan keputusan yang sudah aku ambil, kalau ternyata istri yang dulu sangat mencintainya, memilih untuk menyerah daripada harus berbagi dengan wanita lain.“Aku memang orang miskin, Mas, tapi aku gak gila harta seperti kamu.”Tapi kenapa, meskipun aku sudah memberi tahu ibu tentang kondisi rumah tanggaku, rasanya tetap ada ruang kosong yang tak terisi.Perasaan campur aduk antara kesedihan, kebingungan, dan rasa sakit masih menggelayuti hati ini.Aku tahu, hidup harus terus berjalan. Namun, setiap kali aku melihat ibu, aku merasa semakin tertekan untuk menjadi lebih kuat, untuk tidak membiarkan dia tahu betapa hancurnya hatiku.Walau ia mencoba tetap tegar, aku bisa melihat kepedihannya setiap kali ia duduk di kursi roda, seakan ingin berlari untuk meraih kebahagiaan anaknya.Aku ingin membuat ibu bangga, ingin membuktikan bahwa aku bisa menghadapinya meski tanpa Mas Raffi di sisiku.Di tengah keb

    Last Updated : 2025-05-06
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 8.

    Raffi menatap rumah sederhana tempat dia keluar tadi. Rumah yang telah menjadi saksi kehidupannya bersama dengan Zahra selama satu tahun terakhir, setelah mereka menikah.Raffi meremas dadanya yang terasa nyeri saat mendengar isak tangis Zahra, wanita yang sangat dicintainya dengan segenap jiwanya, bahkan karena Zahra dia sampai berani melawan kedua orang tuanya.Suara itu bagai belati tajam yang mengiris hatinya.“Maafkan aku, Ra. Percayalah, aku melakukan semua ini semata-mata demi masa depan kita. Suatu hari nanti, aku yakin kamu akan mengerti alasan aku sampai mengambil langkah ini,” bisiknya pelan, meski dia tau Zahra tak akan bisa mendengarnya.“Raf, ngapain sih kamu masih berdiri disana! Aku sudah bosan menunggu! Ayo cepat kita pergi dari sini!” Suara Sarah terdengar memanggil dari dalam mobil.Raffi menoleh ke belakang, menatap istri keduanya yang menunggunya dengan ekspresi tidak sabar. Dia tau apa yang dilakukannya salah, tapi dia terperangkap dalam dilema.“Iya, aku kesana,

    Last Updated : 2025-05-06
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 9.

    Raffi meminta Sarah untuk menunggu di ruang tamu, dia harus memberi penjelasan kepada ibunya. Kini hanya tinggal Raffi dan ibunya di dapur. “Sekarang jelaskan pada Ibu, kenapa wanita tadi bilang kalau dia istri kamu? apa kamu dan Zahra sudah bercerai?” Sinta menatap lekat wajah putranya, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya.Raffi sendiri tampak diam, berusaha merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan ibunya.“Bu, Raffi belum menceraikan Zahra dan tak akan pernah menceraikannya.” jawaban Raffi membuat ibunya tercengang.“Raffi mencintai Zahra, Bu, lebih dari apapun,” tambahnya lagi dengan suara tegas.Sinta tampak terkejut. Jika Raffi belum menceraikan Zahra, kenapa wanita itu mengaku sebagai istri Raffi. Dia harus mendapatkan kejelasan saat ini juga.“Raf, jangan bilang kamu … kamu menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibu?” tanyanya, matanya menatap dengan penuh kecewa.Raffi perlahan menundukkan kepala, mengangguk pelan. “Maafkan Raffi, Bu,” ucapnya dengan nada li

    Last Updated : 2025-05-06
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 10.

    Wajah Mas Raffi mulai terlihat panik, saat melihat ibu mertuaku dan istri barunya sedang berjalan ke arah kami. Aku tak peduli, bagiku Mas Raffi bukan siapa-siapa lagi, selain seorang pengkhianat yang sudah tega mengkhianati cinta suci kami.“Raf, kenapa kamu ….” Sarah menghentikan ucapannya saat melihatku yang berdiri tepat di depan suaminya.Aku melambaikan tangan kepadanya dengan senyum penuh arti. Bagaimanapun aku harus menyapanya agar tak dikira sombong.“Kita ketemu lagi ya ma-du-ku,” sapaku dengan menyunggingkan senyum miring, aku bahkan sengaja memperlambat kata terakhirku, agar dia tau kalau dia hanyalah yang kedua, sementara aku lah istri pertama.Kedua telapak tangan Sarah mengepal erat, wajahnya merah padam. Aku yakin, dia sedang marah sekarang. Mungkin dia tak menyangka aku akan datang ke rumah ini.Atau mungkin Sarah tidak tau kalau kedatangan Mas Raffi ke rumahku tadi bukan untuk menceraikanku, tapi untuk membujukku agar tak menggugat cerai.“Mau apa kamu kesini perem

    Last Updated : 2025-05-08
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 11.

    Mas Raffi terlihat kebingungan. Dia pasti tak menyangka aku akan meminta syarat yang begitu sulit untuk dilakukan. Mana mungkin dia akan mengizinkanku tinggal bersama dengan istri barunya.Aku tak berhenti di situ saja. Aku ingin semakin menekan Mas Raffi, berharap dia menyerah dan akhirnya mau menceraikanku. Jika itu terjadi, semuanya akan menjadi lebih mudah bagiku untuk melanjutkan hidup.“Bukankah Mas sendiri yang bilang kalau aku dan istri baru Mas itu bisa hidup bersama? Mas juga mengatakan kalau aku bisa berteman dengan Sarah,” ucapku dengan nada sindiran yang tajam.Mas Raffi menghela napas panjang. “Ra, bukannya aku ingin kamu hidup bersama denganku. Tapi untuk tinggal bersama dengan Sarah, aku… aku nggak bisa.”Aku tersenyum sinis, menahan rasa sakit di dalam hatiku. “Kalau begitu, Mas tinggal pilih. Ceraikan aku sekarang juga, atau Mas penuhi syarat dariku,” jawabku dengan nada tegas, penuh tuntutan. Aku tahu aku kejam, tetapi hanya ini caraku untuk melawan.“Mas, kalau M

    Last Updated : 2025-05-08
  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 12.

    Aku menghela nafas pelan, menatap sekeliling kamar. Sejak awal menikah, aku tak pernah masuk ke kamar ini. Sebab, setelah menikah, aku dan Mas Raffi tinggal di rumahku. Keluarga Mas Raffi tak mau menerimaku di rumah ini.Terdengar suara derit pintu yang terbuka, membuatku langsung menoleh ke arah pintu. Kulihat Mas Raffi melangkah masuk, mendekat ke arahku.Mas Raffi memelukku erat. Tapi aku hanya diam, tak berniat untuk membalas pelukan itu. Meskipun sebenarnya aku sangat merindukan pelukan ini.Pelukan yang dulu selalu bisa membuatku merasa nyaman. Tapi tidak sekarang. Pelukan itu justru terasa begitu menyakitkan.“Maafkan aku, Ra. Aku benar-benar minta maaf,” ucapnya dengan nada lembut. Namun, aku tetap diam.“Aku sangat merindukanmu. Terima kasih masih mau bersamaku,” tambahnya lagi.Kali ini aku mendorong pelan tubuh Mas Raffi, membuat pelukannya terlepas. Kulihat wajah bingungnya, namun aku tak peduli.“Mas, kita harus bicara. Aku memang gak akan meminta cerai, tapi itu bukan b

    Last Updated : 2025-05-08

Latest chapter

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 15.

    Zahra menyandarkan tubuhnya di kursi dekat jendela kamarnya.Di luar, suara desiran angin terdengar samar, membawa aroma bunga yang mulai bermekaran di halaman. Meski suasana sekitar tampak tenang, hatinya penuh gejolak.Hari ini, dia telah menyaksikan momen yang begitu memuaskan, saat ibu mertuanya dan Sarah berlutut di hadapannya."Akhirnya, mereka tahu bagaimana rasanya direndahkan," batin Zahra, sambil mengingat raut wajah mereka yang dipenuhi rasa malu dan amarah.Dari ruang tengah, samar-samar terdengar suara Sinta dan Sarah yang masih saja mengomel.Suara mereka saling tumpang tindih, menumpahkan amarah pada Raffi, yang kini tampak semakin lemah akibat bolak-balik ke kamar mandi.Wajah Raffi pucat pasi, dan tubuhnya terlihat lunglai.“Sarah, tolong antar aku ke rumah sakit,” pinta Raffi dengan suara yang nyaris tak terdengar.Awalnya, Raffi sempat meminta Zahra untuk mengantarnya. Namun Zahra, dengan senyum tipis penuh kemenangan, menolak dengan alasan bahwa Sarah lebih bisa di

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 14.

    Raffi menatap ibunya dan Sarah secara bergantian dengan wajah memerah, tanda amarah yang sulit dia sembunyikan.Sudah lebih dari lima kali dia bolak-balik ke kamar mandi sejak memakan nasi goreng buatan ibunya. Kini, dia berdiri di tengah ruang tamu, napasnya memburu, menuntut jawaban.“Bisa kasih Raffi penjelasan untuk semua ini, Bu?!” serunya lantang, suaranya bergetar oleh emosi.Di sampingnya, Zahra duduk santai di sofa, menyilangkan kakinya, dan memasang senyum penuh kemenangan. Jelas, dia sangat menikmati pemandangan yang sedang berlangsung.Raffi kembali memandang ibunya yang tampak kebingungan, dan Sarah yang semakin terlihat gelisah. Tak satu pun dari mereka berani membuka suara.Raffi lalu mengalihkan pandangannya ke Zahra, istrinya yang duduk dengan penuh percaya diri.“Ra, kamu pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang jelaskan semuanya sama aku,” pintanya dengan nada yang sedikit melunak, meskipun sorot matanya tetap tajam.Zahra mengangkat bahu santai, lalu menata

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 13.

    Aku melangkah masuk ke ruang makan. Aroma nasi goreng bercampur dengan wangi ayam goreng menyapa indra penciumanku.Di meja, sudah ada satu mangkuk besar nasi goreng, sepiring telur ceplok, dan beberapa potong ayam goreng yang terlihat menggoda.“Wah, Ibu masak enak nih,” ucapku sambil berpura-pura terkesan, mataku melirik mereka satu per satu.Sarah mendekat dengan langkah anggun, wajahnya menampilkan senyum ramah yang dibuat-buat.“Ibu sengaja memasak semua ini spesial untuk kamu loh, Ra. Ibu bilang, semua ini sebagai tanda permintaan maaf Ibu atas sikapnya ke kamu selama ini,” ucapnya dengan nada lembut.Aku langsung menatap Ibu mertuaku yang berdiri tak jauh darinya. Wajahnya tampak tegang, seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri.“Benarkah, Bu? Ibu memasak semua ini untukku?” tanyaku dengan nada setengah terkejut, meskipun dalam hati aku sudah tahu maksud mereka.Ibu mertuaku terdiam sejenak. Wajahnya yang tadi panik berubah kaku. Dia melangkah mendekat dan mencoba te

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 12.

    Aku menghela nafas pelan, menatap sekeliling kamar. Sejak awal menikah, aku tak pernah masuk ke kamar ini. Sebab, setelah menikah, aku dan Mas Raffi tinggal di rumahku. Keluarga Mas Raffi tak mau menerimaku di rumah ini.Terdengar suara derit pintu yang terbuka, membuatku langsung menoleh ke arah pintu. Kulihat Mas Raffi melangkah masuk, mendekat ke arahku.Mas Raffi memelukku erat. Tapi aku hanya diam, tak berniat untuk membalas pelukan itu. Meskipun sebenarnya aku sangat merindukan pelukan ini.Pelukan yang dulu selalu bisa membuatku merasa nyaman. Tapi tidak sekarang. Pelukan itu justru terasa begitu menyakitkan.“Maafkan aku, Ra. Aku benar-benar minta maaf,” ucapnya dengan nada lembut. Namun, aku tetap diam.“Aku sangat merindukanmu. Terima kasih masih mau bersamaku,” tambahnya lagi.Kali ini aku mendorong pelan tubuh Mas Raffi, membuat pelukannya terlepas. Kulihat wajah bingungnya, namun aku tak peduli.“Mas, kita harus bicara. Aku memang gak akan meminta cerai, tapi itu bukan b

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 11.

    Mas Raffi terlihat kebingungan. Dia pasti tak menyangka aku akan meminta syarat yang begitu sulit untuk dilakukan. Mana mungkin dia akan mengizinkanku tinggal bersama dengan istri barunya.Aku tak berhenti di situ saja. Aku ingin semakin menekan Mas Raffi, berharap dia menyerah dan akhirnya mau menceraikanku. Jika itu terjadi, semuanya akan menjadi lebih mudah bagiku untuk melanjutkan hidup.“Bukankah Mas sendiri yang bilang kalau aku dan istri baru Mas itu bisa hidup bersama? Mas juga mengatakan kalau aku bisa berteman dengan Sarah,” ucapku dengan nada sindiran yang tajam.Mas Raffi menghela napas panjang. “Ra, bukannya aku ingin kamu hidup bersama denganku. Tapi untuk tinggal bersama dengan Sarah, aku… aku nggak bisa.”Aku tersenyum sinis, menahan rasa sakit di dalam hatiku. “Kalau begitu, Mas tinggal pilih. Ceraikan aku sekarang juga, atau Mas penuhi syarat dariku,” jawabku dengan nada tegas, penuh tuntutan. Aku tahu aku kejam, tetapi hanya ini caraku untuk melawan.“Mas, kalau M

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 10.

    Wajah Mas Raffi mulai terlihat panik, saat melihat ibu mertuaku dan istri barunya sedang berjalan ke arah kami. Aku tak peduli, bagiku Mas Raffi bukan siapa-siapa lagi, selain seorang pengkhianat yang sudah tega mengkhianati cinta suci kami.“Raf, kenapa kamu ….” Sarah menghentikan ucapannya saat melihatku yang berdiri tepat di depan suaminya.Aku melambaikan tangan kepadanya dengan senyum penuh arti. Bagaimanapun aku harus menyapanya agar tak dikira sombong.“Kita ketemu lagi ya ma-du-ku,” sapaku dengan menyunggingkan senyum miring, aku bahkan sengaja memperlambat kata terakhirku, agar dia tau kalau dia hanyalah yang kedua, sementara aku lah istri pertama.Kedua telapak tangan Sarah mengepal erat, wajahnya merah padam. Aku yakin, dia sedang marah sekarang. Mungkin dia tak menyangka aku akan datang ke rumah ini.Atau mungkin Sarah tidak tau kalau kedatangan Mas Raffi ke rumahku tadi bukan untuk menceraikanku, tapi untuk membujukku agar tak menggugat cerai.“Mau apa kamu kesini perem

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 9.

    Raffi meminta Sarah untuk menunggu di ruang tamu, dia harus memberi penjelasan kepada ibunya. Kini hanya tinggal Raffi dan ibunya di dapur. “Sekarang jelaskan pada Ibu, kenapa wanita tadi bilang kalau dia istri kamu? apa kamu dan Zahra sudah bercerai?” Sinta menatap lekat wajah putranya, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya.Raffi sendiri tampak diam, berusaha merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan ibunya.“Bu, Raffi belum menceraikan Zahra dan tak akan pernah menceraikannya.” jawaban Raffi membuat ibunya tercengang.“Raffi mencintai Zahra, Bu, lebih dari apapun,” tambahnya lagi dengan suara tegas.Sinta tampak terkejut. Jika Raffi belum menceraikan Zahra, kenapa wanita itu mengaku sebagai istri Raffi. Dia harus mendapatkan kejelasan saat ini juga.“Raf, jangan bilang kamu … kamu menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibu?” tanyanya, matanya menatap dengan penuh kecewa.Raffi perlahan menundukkan kepala, mengangguk pelan. “Maafkan Raffi, Bu,” ucapnya dengan nada li

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 8.

    Raffi menatap rumah sederhana tempat dia keluar tadi. Rumah yang telah menjadi saksi kehidupannya bersama dengan Zahra selama satu tahun terakhir, setelah mereka menikah.Raffi meremas dadanya yang terasa nyeri saat mendengar isak tangis Zahra, wanita yang sangat dicintainya dengan segenap jiwanya, bahkan karena Zahra dia sampai berani melawan kedua orang tuanya.Suara itu bagai belati tajam yang mengiris hatinya.“Maafkan aku, Ra. Percayalah, aku melakukan semua ini semata-mata demi masa depan kita. Suatu hari nanti, aku yakin kamu akan mengerti alasan aku sampai mengambil langkah ini,” bisiknya pelan, meski dia tau Zahra tak akan bisa mendengarnya.“Raf, ngapain sih kamu masih berdiri disana! Aku sudah bosan menunggu! Ayo cepat kita pergi dari sini!” Suara Sarah terdengar memanggil dari dalam mobil.Raffi menoleh ke belakang, menatap istri keduanya yang menunggunya dengan ekspresi tidak sabar. Dia tau apa yang dilakukannya salah, tapi dia terperangkap dalam dilema.“Iya, aku kesana,

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 7.

    Hari-hari berlalu, Mas Raffi juga tak datang menemuiku, mungkin dia masih belum percaya dengan keputusan yang sudah aku ambil, kalau ternyata istri yang dulu sangat mencintainya, memilih untuk menyerah daripada harus berbagi dengan wanita lain.“Aku memang orang miskin, Mas, tapi aku gak gila harta seperti kamu.”Tapi kenapa, meskipun aku sudah memberi tahu ibu tentang kondisi rumah tanggaku, rasanya tetap ada ruang kosong yang tak terisi.Perasaan campur aduk antara kesedihan, kebingungan, dan rasa sakit masih menggelayuti hati ini.Aku tahu, hidup harus terus berjalan. Namun, setiap kali aku melihat ibu, aku merasa semakin tertekan untuk menjadi lebih kuat, untuk tidak membiarkan dia tahu betapa hancurnya hatiku.Walau ia mencoba tetap tegar, aku bisa melihat kepedihannya setiap kali ia duduk di kursi roda, seakan ingin berlari untuk meraih kebahagiaan anaknya.Aku ingin membuat ibu bangga, ingin membuktikan bahwa aku bisa menghadapinya meski tanpa Mas Raffi di sisiku.Di tengah keb

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status