Share

Bab 7

Pagi hari.

Aku bangun dengan semangat empat lima. Sudah lama, aku tak merasakan bangun di atas jam 5 pagi.

Biasanya, sebelum jam 4, nenek lampir itu akan membuat seisi rumah heboh dengan menjatuhkan panci dan kawan-kawannya.

"Pagi, Ma," ucapku kala melihat malaikatku itu tengah berada di dapur.

"Pagi," jawab Mama.

Aku membantu Mama mengiris kol dan wortel. Rencananya akan membuat bakwan, makanan kesukaanku.

"Ma, kalau misalkan Papa menikah lagi, apa Mama bakal marah?" tanyaku.

Mama seketika berbalik menatapku. Keningnya berkerut.

"Tentu. Kenapa? Apa si Arga mengkhianatimu dan akan menikah lagi?" Pertanyaan Mama membuatku terdiam, kemudian menggeleng.

"Nggak, Ma. Cuma nanya aja. Temen Rain ada yang mengalami nasib kaya gitu. Dia sama kayak Rain. Menikah karena dijodohkan. Tapi, nasibnya tak sebaik aku."

Aku menunduk. Ada rasa perih yang menjalar dalam dada. Ya Allah, jika tahu akan begini, aku tak ingin menikah dengannya.

"Lho, sejak kapan Raina di sini?" tanya Papa yang bar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status