Share

Misteri Sang Artis

Beberapa bulan sebelumnya ...

"Raya, kamu pasti kuat sayang."

Radit menggenggam tangan Raya erat saat wanita itu kesakitan menahan kontraksi.

"Ya Allah, kenapa harus prematur?"

Ajeng, mertua Raya mondar mandir tak karuan menunggu kelahiran sang cucu yang sangat dinantikannya.

Wanita itu berharap anak yang dilahirkan Raya adalah laki-laki agar menjadi penerus perusahaan mendiang suaminya.

"Aku gak kuat, Mas."

Raya menangis, wajahnya basah karena peluh yang membanjiri kepala.

"Dokter Rian mana? Operasi saja, kasihan istri saya," pinta Radit pada perawat.

"Dokter Rian masih di perjalanan, Pak. Sebentar lagi datang, kami akan menghubunginya sebentar ya, Pak," tutur perawat sambil beranjak pergi.

Pembukaan jalan lahir Raya belum lengkap, tetapi wanita itu sudah kehabisan tenaga lantaran banyak menjerit, menangis, berteriak dan marah-marah tak karuan. Padahal, perawat sudah menyuruhnya tenang, tetapi Raya justru semakin marah.

"Baik Pak, kalau begitu silakan Bapak urus berkas-berkas perset
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status