Share

Bab 71

Author: Russel
Afkar menyipitkan matanya dan senyum nakal di wajahnya semakin lebar. Dalam sekejap, dia menarik Karen yang sedang bertarung. "Biar aku yang tangani, kamu istirahat dulu."

"Apa yang kamu lakukan? Jangan main-main! Cepat lari!" Karen yang sedang sibuk bertarung, hampir saja kehilangan keseimbangan saat Afkar menariknya. Dia langsung membentak dengan kesal.

Mendengar gunjingan dari orang di sekitar, Karen mulai kesal dengan Afkar. Jika bukan karena Afkar yang telah menyembuhkan luka kakeknya, Karen pasti sudah mengabaikannya.

Melihat Karen sedang lengah, seorang pria kekar langsung melayangkan pukulannya ke arahnya. Tinju itu hampir saja mengenai tubuh Karen.

Plak!

Namun dalam sekejap, sebuah bayangan melintas dan pria kekar itu terlempar jauh. Adegan berikutnya membuat Karen dan semua orang yang ada di sana ternganga.

Plak! Plak! Plak ....

Afkar menarik Karen ke belakangnya dan mulai menyerang. Berbeda dengan pertarungan sengit sebelumnya, kali ini Afkar menampar para pria kekar itu sat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Lukas Prasetyo
dilanjut om...
goodnovel comment avatar
aidil aidilrubob
semakin seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 917

    "Kamu bilang, kamu beri pelajaran ke anak bos Grup Dasih, bahkan melumpuhkan salah satu jagoannya? Serius? Kamu yakin?" Yanuar menatap Afkar dengan ekspresi tak percaya dan matanya penuh keraguan.Sekarang dia mulai curiga, jangan-jangan si Afkar ini cuma tukang membual? Mungkin dia dengar-dengar soal Grup Dasih dari orang lain di Kota Likama. Lalu karena merasa diremehkan oleh mereka, dia mencoba unjuk gigi di depan mereka dengan cerita mengada-ada.Niken dan dua perwira lainnya juga menunjukkan ekspresi aneh.Masa iya?Afkar baru datang ke Kota Likama, tapi langsung terlibat masalah dengan putra bos Grup Dasih?"Yakin. Anak bos Grup Dasih itu namanya Thoriq, 'kan? Kalau iya, berarti memang dia orangnya." Afkar mengangguk ringan sambil berkata santai.Melihat reaksi wajah Niken dan Yanuar, Afkar dalam hati bergumam, 'Memangnya seheboh itu? Reaksi kalian berlebihan sekali ....'Tiba-tiba, Shafa yang dari tadi sedang asyik makan, ikut menimpali dengan riang sambil tertawa kecil,"Papaku

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 916

    "Kenal waktu lagi minum bareng saja," jawab Afkar datar."Minum bareng? Bisa duduk semeja sama Marcel, berarti latar belakang keluarga Kak Afkar juga nggak sembarangan, dong? Asal dari keluarga mana, kalau boleh tahu?" Yanuar kembali menimpali. Nada bicaranya terdengar ramah, tapi terkesan sedang menilai.Afkar mengangkat alis, lalu menjawab dengan ringan, "Keluargaku biasa saja, dari keluarga sederhana. Bisa minum bareng Marcel karena kebetulan ikut sama orang lain."Marcel yang duduk di samping sempat membuka mulut, tapi saat mendengar jawaban Afkar, dia pun tidak menambahkan apa-apa. Memang benar, dia pertama kali kenal Afkar saat acara minum-minum. Waktu itu Afkar datang bersama Fadly, adik iparnya sendiri.Malam itu, Afkar nyaris saja membantu Fadly membuat dirinya dan Naufal tepar karena tidak sanggup menyaingi mereka minum."Oh ... jadi ikut orang lain ya, baru kenalan sama Marcel." Yanuar tertawa kecil, tapi dalam tawanya tersembunyi nada meremehkan.Bagi mereka yang tumbuh dal

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 915

    "Aku ke sini liburan sama putriku," jawab Afkar santai sambil tersenyum."Kalian juga lagi makan, ya? Ayo, gabung saja di sini." Lalu, dia menoleh ke Shafa, "Shafa, sapa Paman dan Bibi, ya."Dengan mulut masih merah karena saus pedas, Shafa mengangkat tangannya dan melambai ceria pada lima orang di hadapannya. "Halo Paman, Bibi!" ucapnya dengan suara lembut dan manis.Ucapannya langsung membuat keempat perwira muda itu tersenyum senang dan wajah mereka dipenuhi rasa sayang. Marcel pun langsung menoleh ke salah satu wanita cantik dari empat orang itu dan berkata, "Kak, sini gabung sekalian. Ini sahabatku, Kak Afkar! Dia ini orang hebat!"Lalu Marcel memperkenalkan, "Kak Afkar, ini sepupuku, Niken, perwira wanita dari angkatan kepolisian bersenjata Kota Likama! Cantik, tapi jangan diremehkan. Dia ini hebat sekali! Tiga orang lainnya ini juga kolega dan sekaligus sahabat Niken."Marcel sempat ingin memperkenalkan Afkar secara lebih formal, tapi teringat bahwa status Afkar di militer bersi

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 914

    Setelah makan siang, sore harinya Afkar kembali menemani Shafa berkeliling kota mengunjungi pusat perbelanjaan dan taman bermain. Mereka menghabiskan hampir seluruh waktu sampai petang.Namun, ada satu hal yang membuat Afkar diam-diam meningkatkan kewaspadaannya. Ada seseorang yang sedang membuntuti mereka dari kejauhan, jelas sekali niatnya tidak baik.Afkar memicingkan mata dan tersenyum dingin dalam hati. Dia sudah bisa menebak siapa orang-orang di balik itu. Balas dendam, ya? Kalau begitu, silakan coba saja!Menjelang senja, atas permintaan Shafa yang manja, mereka datang ke sebuah restoran hotpot bernama Restoran Awan.Sekarang sudah memasuki akhir musim gugur. Bahkan di Provinsi Yemal pun cuaca mulai terasa dingin, jadi makan hotpot memang pilihan yang tepat. Sebelum masuk, mata Afkar sempat melirik ke suatu sudut sekilas, lalu menyunggingkan seulas senyuman dingin. Dia tahu, orang itu masih membuntuti mereka.Meskipun lawannya juga termasuk seorang ahli dan merasa sangat percaya

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 913

    Satu jam kemudian.Di selatan Kota Likama, berdiri sebuah kawasan perumahan mewah yang sangat luas, tampak layaknya istana kekaisaran zaman kuno. Namun kenyataannya, tempat ini adalah salah satu basis kekuatan utama milik Grup Dasih di wilayah Likana.Putra sulung dari grup ini bahkan memiliki pengawal-pengawal pribadi sekelas master seperti Kitto. Hal ini menunjukkan betapa kuat dan mengerikannya kekuatan yang mereka miliki.Di dalam sebuah aula besar di kawasan itu, berdiri seorang pria paruh baya berusia sekitar 50-an. Dari tubuhnya memancarkan aura membunuh yang begitu kuat.Di hadapannya berdiri tiga orang. Satu anak buah yang lengan kanannya remuk dan wajahnya pucat pasi, satu lagi putranya sendiri yang wajahnya bengkak parah, dan satu lagi tamu muda yang datang dari jauh, yaitu Keyla.Pria paruh baya itu tak lain adalah Direktur Grup Dasih, Zohar!"Pak Jauhar, ada apa ini? Ulah siapa ini?" Nada bicara Zohar menyiratkan aura membunuh saat bertanya pada Jauhar.Mereka berdua adala

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 912

    Swush!Kitto mengulurkan tangan ke arah Shafa dan mencengkeram lehernya, persis seperti elang menangkap anak ayam.Harus diakui, kekuatan Shafa saat ini baru mencapai tingkat pembentukan energi tahap puncak. Di hadapan seorang ahli seperti Kitto, dia memang tidak berdaya untuk melawan.Namun, mana mungkin Afkar akan membiarkan bahaya menimpa putrinya?Plak!Dalam sekejap, sepasang tangan sekeras besi muncul dari arah belakang dan langsung mencengkeram pergelangan tangan Kitto dengan kuat."Kamu pikir kamu pantas?" tanya Afkar dengan suara dingin.Krak!Tenaga yang dilepaskannya mengguncang hebat. Dalam sekejap, tulang-tulang di lengan bawah Kitto remuk secara bertahap. Lalu, Afkar mengangkat lutut dan menghantamkan langsung ke perut Kitto. Kitto pun terpental ke belakang dengan keras dan darah segar menyembur dari mulutnya.Saat terjatuh menghantam tanah, wajahnya seketika menjadi pucat pasi. Tatapan matanya penuh duka dan keputusasaan."Kamu ... kamu menghancurkan pusat energiku?" Kit

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 911

    Meskipun Afkar sangat menyayangi Shafa, dia tidak berniat membuatnya manja. Gadis kecil itu telah menjalani nasib yang sulit. Afkar memang sangat menyayanginya, tetapi dia juga paham bahwa ada hal-hal di dunia ini yang pada akhirnya harus dihadapi sendiri oleh putrinya.Oleh karena itu, selama dalam kondisi yang aman, Afkar tidak keberatan membiarkan Shafa merasakan sedikit kejamnya dunia.Mendengar ucapan ayahnya itu, wajah mungil Shafa tidak menunjukkan rasa takut atau panik sama sekali. Sebaliknya, dia malah tampak sangat bersemangat. Dia mengepalkan tinju kecilnya dan berseru, "Wah! Papa, Shafa boleh pukul orang jahat ya? Keren! Hore ...."Melihat reaksi seperti itu, Afkar tak kuasa untuk tersenyum tipis.Jangan-jangan ... gadis ini memang terlahir sebagai calon pemuja kekerasan?Kalau dipikir-pikir, saat di TK dulu, Shafa pernah menghajar sekelompok anak laki-laki sendirian dan setelahnya malah terlihat sangat senang. Seharusnya saat itu Afkar sudah menyadarinya ...."Orang jahat,

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 910

    Beberapa orang yang mengikuti pemuda itu tampak sangat garang, jelas bukan preman biasa.Terutama salah satu dari mereka, seorang pria kekar bertubuh seperti menara, yang memancarkan tekanan luar biasa. Kulitnya berkilau seperti perunggu, dengan kesan seolah-olah terbuat dari logam."Thoriq." Melihat pemuda itu, Jauhar tersenyum dan mengangguk.Sementara itu, mata Keyla langsung berbinar. Dia tersenyum centil. "Kak Thoriq, akhirnya kamu datang juga! Kamu harus bela aku, ada orang yang menghinaku dan Kakek!""Hm?" Thoriq si preman pun langsung menatap ke arah Afkar. Tatapannya tajam, penuh ancaman. "Dia orangnya?"Pandangan Afkar tertuju pada pria kekar di samping Thoriq, tatapannya agak terkejut. Hm? Ahli tingkat pembentukan energi tahap puncak? Dalam istilah dunia fana, seorang master bela diri?Kelihatannya, pria baju kotak-kotak itu memang cukup keren sampai punya pengawal di tingkat master? Jadi, ini alasan kenapa Keyla berani mencari masalah dengannya?Karena Thoriq dan orang-oran

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 909

    Saat Afkar melihat kakek dan cucu itu, terutama karena yang berbicara adalah Keyla, si wanita sombong dan matre yang suka merendahkan orang, ekspresinya langsung menunjukkan rasa jijik dan benci. Dia tidak berniat untuk menanggapi, langsung hendak menggandeng Shafa untuk pergi dari sana.Namun, Keyla tampaknya tidak mau membiarkan mereka pergi begitu saja. Wajahnya menunjukkan senyuman sinis penuh ejekan."Mau kabur ke mana, Pak Afkar? Ngapain kamu ke Kota Likama? Jangan-jangan nanti juga naik taksi murahan lagi ya?"Afkar menjawab dengan wajah datar, "Apa urusanku ada kaitannya sama kamu?"Keyla tertawa dingin. "Aku nggak ngerti deh, kenapa kamu selalu kelihatan kayak orang miskin. Masa nggak ada teman yang jemput kamu di kota ini? Gimana sih hidupmu?"Sambil bicara, mata wanita itu berkedip beberapa kali, tampak sedang merancang sesuatu dalam pikirannya."Begini deh. Nanti ada temanku yang bakal jemput aku dan Kakek. Kalau kamu mau, aku bisa suruh dia sekalian antar kalian juga. Tsk,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status