Share

Bab 5

Jika ini yang terbaik untuk hubungan kita maka dari itu mari putuskan bersama agar tak ada lagi kesalah pahaman yang dapat menyebabkan cinta berubah jadi benci pada akhirnya karena jika masih terus di paksakan itu takan baik untukmu maupun untukku.

@Sandrevano.

Jika nanti suatu saat aku mengaku salah maukah kau terus memberikan kesempatan untukku berubah menjadi yang lebih baik karena aku tau sekatang hatiku sedang goyah dan sangat butuh tempat untuk berlabuh. Berjanjilah Liyra karena aku tak ingin kau pergi dari sisiku dan aku sangat tak ingin kehilanganmu egois memang tapi aku benar benar tak mau kau pergi menjauhiku.

@Liyra.

Aku bukan Tuhan San yang selalu memberi kesempatan untuk hamba hambanya yang meminta kesempatan untuk berubah, aku hanya manusia biasa yang di mana memiliki hati dan perasaan yang bisa sakit kapanpun dan dimana pun dan bahkan dengan siapa dan oleh siapa pun itu.

Jika kau meminta padaku apakah aku bisa memberikan kesempatan untukmu ??? Maka jawabannya adalah maaf ...Karena berulangkali aku memberimu kesempatan tapi kau selalu mengingkarinya dan melakukan hal yang sama berulang ulang  maka sudah cukup sampai di sini, jika kau mencintainya hiduplah dengannya karena aku tidak apa apa dan aku akan melepasmu untuk bahagia bersamanya hanya dengannya tanpa ada bayang bayang kehadiranku disisimu San.

Pov.....

@Liyra.

***35896

" Mari bertemu."

Pesan dari Mira.

" Kita bertemu di caffe dekat kantorku." Balasku padanya.

@Sandrevano messege.

" Kau sibuk, kalau tidak mari makan siang bersama aku yang akan ke caffe dekat kantor mu."

" Maaf aku sudah ada janji, bagaimana kalau lain waktu."balasku padanya karena tak mungkin aku bertemu mereka secara bersamaan seperti ini.

Sandrevano messege.

"Baiklah." Balasnya padaku. Baik ini mungkin saatnya untuk membalas. Aku bergegas menuju Caffe yang di maksud, Tuhan jika ini yang terbaik untukku maka baiklah aku menunggu Mira datang.

Aku melihatnya datang bersama Sandrevano menaiki mobil Sandrevano. Aku terus menatapnya  dalam diamku. Aku melihat hanya Mira saja yang masuk sedangkan Sandrevano tidak kemana pria itu fikirku. Aku tersenyum menyambutnya .

" Sudah lama menunggu."Ucapnya.

" Ah tidak, aku baru saja datang. " Ucapku menatapnya tersenyum. Ia kemudian duduk dihadapan ku .

" Oh Mira kau datang sendiri??."Tanyaku padanya.

" Aku datang bersama kekasihku tak apa-apa kan." Ucapnya menatapku tersenyum cerah .

Degggggggggggggggggggggggggg Cukup sudah. Aku menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Oh benarkah tentu tidak apa apa, oh ya kalau aku boleh tau sudah berapa lama kalian berpacaran??."Tanyaku sebisa mungkin menahan emosi ku yang sudah sangat ku tahan.

" Kami berpacaran sudah cukup lama yaitu sekitar 2 Tahun."

Aku menatap nanar ke arahnya. Selama itu fikirku benar bukan Sandrevano benar-benar membuatku menjadi wanita yang sangat sangat bodoh pria berengsek aku bahkan sangat ingin mencekiknya hingga mati.

" Lalu apa kau sudah punya kekasih ?."

Tanyanya padaku, aku menatapnya kekasihmu juga adalah kekasihku Nonna.

" Tidak, aku belum memikirkan karena aku masih ingin sendiri dan fokis pada karirku." Ucapku seadanya.

" Oh ya hmmm panggil saja kekasihmu mira kasihan dia, biarlan dia bergabung bersama kita." Ucapku.

" Baiklah Tunggu sebentar ya, aku akan memanggilnya." Ucap

nya bangkit kemudian keluar dari caffe ini.

Kulihat mereka berdua memasuki Caffe bersama dan saling bergandeng tangan dan tatapan Sandrevano pun tampak nyaman bersamanya. Sakit itulah yang kurasakan saat menatap mereka berdua bersama.

" Honey kenalkan ia Liyra Ceo dari perusahaan yang akan bekerja sama denganku." Ucap Mira padanya. Kalian tau bagaimana expresi nya shock aku hanya balas tersenyum dan menatapnya dengan pandangan terlukaku yang sengaja aku berikan padanya, aku bahkan harus menahannya walaupun sakit yang kurasakan saat ini begitu nyata. Bodoh kau wanita paling bodoh Liyra aku terus merutuki kebodohanku dalam hati. Aku mengulurkan tanganku dan tersenyum kearahnya seolah semua sedang baik baik saja.

" Lama tak bertemu Sandrevano, bagaimana kabarmu."Ucapku mencoba menghalau suaraku yang bergetar agar terkesan normal. Ia hanya diam masih menatapku dengan nanar tanpa membalas jabatan tanganku. Aku benar bukan San sepandai pandainya kau menyembunyikan keburukanmu dariku pasti akan ketauan juga pada akhirnya. Aku terus menatapnya, keputusanku sudah bulat detik ini karena esok mari akhiri semuanya secepatnya San karena detik ini juga aku menyerah padamu dan untuk selalu berada disisimu aku tak mampu .

" Kabar ku baik." Ucapnya dengan lirih. Dan membalas uluran tanganku. Aku meremas tangannya seolah-olang mengatakan kenapa kau berbohong padaku San kau menipuku terlalu lama dan membuatku sangat hancur kau bahkan pria paling jahat yang aku kenal.

" Ayo duduk, aku sudah memesan minuman."Ucapku saat melepaskan tautan tangan kami. Kami duduk bersama dan aku mulai perbincangan tanpa memandangnya karena tatapan ku tertuju pada Mira .

" Mira apa kau sudah memutuskannya??." Ucapku menatapnya.

" Ya ,aku sudah memutuskan mari bekerja sama Liyra." Ucapnya dengan semangat menatapku .

Aku tersenyum membalasnya dan mengulurkan tanganku.

" Ya mari bekerja sama, semoga kita berhasil dengan kerjasama ini."Aku meliriknya yang hanya diam menunduk tak berani menatapku, aku menyerahlan dokument padanya untuk ia pelajari dan tak lama aku menatap ke sekelilingku.

" Kapan kalian akan menikah ??."Tanyaku dengan santai sambil menyeruput minuman ku. Kulihat ia menegang di tempatnya setelah mendengar pertanyaan yang kulontarkan barusan.

" Aku rasa secepatnya, karena sudah lama juga kita berpacaran dan aku merasa sudah sangat bosan." Ucap Mira aku hanya menatap mereka berdua dengan nanar kau baru 2 Thaun bersamanya Mira aku yang sudah 3 Tahun saja bertahan disisinya tanpa kejelasan darinya dan tak bisa mengucapkan apapun secara langsung padanya tapj kau.

Kulihat ia mulai menatapku dan kemudian menatap Mira.

" Mira kembalilah ke kantor menggunakan mobilku." Ucapnya dan memberikan kunci mobilnya.

" Lalu kau bagaimana??."Tanya Mira.

" Aku masih ada urusan."Ucapnya tetap memandangku.

" Baiklah kalau begitu." Ucapnya kemudian berdiri dan pamit

" Liyra sampai ketemu lagi nanti." Ucapnya membungkuk padaku

Aku pun berdiri dan balas membungkuk.

" Ya sampai bertemu lagi dan hati hati di jalan." Ucapku. Tinggalah kami berdua di sini aku menatapnya dengan tatapanku.

" Jelaskan San aku mendengarnya dan jangan pernah berbohong sedikitpun. "Ucapku dengan datar.

" Maaf Liyra Maaf kan aku." Ucapnya menatapku dengan nanar.

" Aku menyuruhmu menjelaskan bukan untuk meminta maaf San." Ucapku menatapnya datar.

" Aku tidak bisa menjelaskan sekarang maafkan aku, akupun bingung harus menjelaskan dari mana. "Ucapnya. Aku berdiri dari dudukku dan menatapnya.

" Kalau begitu mari jangan pernah bertemu sampai kau benar benar sudah bisa menjelaskan semuanya padaku, aku pergi." Ucapku kemudian Pergi.

Pov.

Sandrevano.

Apa yang harus ku jelaskan aku pun bingung dari mana dan bagaimana harusnya aku tidak akan pernah  mengajaknya bertemu kalau akhirnya akan seperti ini. Aku menatap kepergiannya dengan nanar. Brengsek brengsek Sandrevano kau berengsek.

Aku berlari keluar untuk mengejar Liyra ku dan menjelaskan semuanya. Tapi ia sudah tidak ada .

Pov.

Liyra.

Aku bergegas keluar dan masuk ke dalam kantorku dan kemudian melaju ke arah lift tapi tidak menuju ruanganku karena aku menuju parkiran untuk mengambil mobilku. Karena aku harus memenangkan diriku yang sedang sangat kacau saat ini.

Aku mengambil handphoneku dan terdapat panggilan dari beberapa orang termasuk Sandrevano pria brengsek.

Aku menekan tombol hijau Shin.

" Halo yak kau dimana."Ucapnya

" Batalkan semua rapat hari ini, aku tidak akan ke kantor."Ucapku

" Kau tidak apa apa ?." Tanyanya khawatir.

" Shin, semua sudah berakhir."Ucapku dan tak terasa air mata telah jatuh .

" Liyra apa maksudmu apa yang berakhir, aku sungguh tidak mengerti bicaralah yang jelas katakan kau dimana jangan membuatku taku. " Ucapnya dengan berteriak.

" Shin bagaimana ini hatiku sangat sakit, sakit sekali."Ucapku padanya.

" Demi Tuhan katakan kau dimana sekarang aku akan menyusulmu, kumohon jangan menangis aku akan menyusulmu kau mengerti aku akan melacakmu jangan kemana mana kalau kau berani pergi dengan membawa mobil aku tidak akan segan segan membunuh Sandrevano berengsekmu itu, aku tidak pernah main main jadi tunggu aku." Ucapnya dengan penekanan dan kemudian menutup sambungan teleponnya.

Aku memberhentikan mobilku di sebuah taman lalu menangis sejadi-jadinya di dalam mobilku agar tidak ada yang melihatku. Aku merutuki kebodohanku yang masih saja bertahan di saat ia selalu menyakitiku sangat dalam tanpa tau bagaimana terluka hatiku melihatnya bersama dengan wanita itu di depan mataku sendiri.

Tbc.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status