Share

Setara Dengan Pengkhianat

Pegangan ku mungkin terlalu erat hingga tanpa sadar tangan ku berdarah dengan sendirinya, karena ternyata yang aku pegang bukan pundak melainkan pisau.

Sejak pulang dari taman Naya langsung masuk ke dalam kamar dan tak keluar sampai malam tiba. Naya masih setia memandangi kota dari balkon kamarnya. Entah lah, ucapan Galih tadi masih terngiang-ngiang dengan jelas di telinga nya. Beberapa asumsi tentang Fano terus memenuhi otaknya. Dan beberapa kali juga semua itu ditepis nya kuat-kuat.

Entah sudah beberapa kali Naya mencoba untuk menghubungi Fano namun sama saja masih nihil. Nomor nya, wa, ig, line semua media sosial nya tidak ada yang aktif sejak seminggu ini.

"Gue tau, Lo nggak akan Setega ini untuk ninggalin gue kan Fan." Ucap Naya mematahkan semua asumsi nya sendiri.

Entah apa yang ia pikirkan tiba-tiba saja Naya menggeleng kepalanya kuat, "Tidak Fan, kisah kita nggak boleh berakhir seperti ini."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status