Share

Permainan

Baru saja Garda duduk, Rain langsung memutar badannya menghadap ke belakang, membuat Garda hampir saja terjatuh dari kursinya.

"Widih, namanya Garda ya, Bang?" ucap Rain sambil mengulurkan tangan kanannya, yang hanya dilirik sekilas oleh Garda.

"Bang beng bang beng, emang gue abang loe?" sewot Garda karena masih kesal dengan peristiwa tadi pagi.

"Selow aja napa si? Ganteng-ganteng ngegasan! Belum kenal aja udah sewot uuuu!" Rain yang merasa kesal pun membalikkan tubuhnya ke depan, dan segera teman-temannya menghampiri meja Garda. Berebut memperkenalkan diri dan menyalami Garda, kecuali Nando dan Rion yang malah duduk di meja Rain.

"Bel, loe mau ikut antri kenalan sama si Gonzales?" tanya Nando ketika melihat Bella akan membalikkan kursinya.

"Gonzales siapa bege? Cortizo! Beda jauh anying!" ucap Rain menahan kesal sekaligus tawa.

"Ya terserah kita manggilnya lah, lagian enakan manggil Gonzales, iya nggak?" dalih Rion dan mendapat anggukan setuju dari Nando.

"Ya iyalah! Gila apa ada cowok bening di kelas ini gue jadi yang terakhir kenalan? Oh tidak bisa itu! Hancur reputasi gue," jawab Bella dan langsung melengos.

“Kayaknya selama di sini loe nggak punya reputasi deh,” ucap Nando.

“Sialan!” jawab Bella.

"Yakelah ganteng segitu doang gegayaan loe pada! Gue sama Nando yang ganteng dari dulu nggak pernah tuh di gituin," 

"Muka ganteng standard aja bangga loe?" kali ini Edo yang berkata setelah berkenalan dengan Garda.

"Lagian loe berdua juga kurang tajir," tambahnya dan segera mereka berdua memiting Edo, menggelitiknya sampai ia berteriak meminta ampun.

"Selamat pagi anak-anak!" ucap Bu Sri menghentikan aktivitas Rion dan Nando menggelitik Edo, juga kegiatan anak-anak berebut berkenalan dengan Garda.

"Lah Bu? Ngapain masuk lagi? Kan tadi udah dikasih tugas!" seru Edo ketika tawanya sudah berhenti.

"Ibu tidak jadi ada urusan, makanya Ibu masuk kelas. Karena kalau Ibu tetap memberikan tugas itu, kalian tidak akan mengerjakannya kan?" jelas Bu Sri.

"Ya Tuhan! Kok gitu sih Bu? Nggak seru ah!" dan Edo berjalan ke bangkunya, menghentakkan kakinya sehingga menimbulkan suara, membuat Bu Sri dan teman-teman tertawa melihat kelakuannya yang seperti bocah.

"Sudah, kembali ke tempat duduk!” perintah Bu Sri dan mendapat sorakan huuu dari seisi kelas.

"Sekarang buka bab 3 di buku paket kalian! Silahkan baca dan pelajari dari halaman 20-25!" setelah memastikan anak didiknya melaksanakan perintahnya, Bu Sri kembali keluar kelas.

Lima belas menit kemudian, Bu Sri kembali dengan kertas origami berwarna-warni.

"Baiklah anak-anak, sekarang Ibu mau kalian menutup buku kalian!" Rain dan teman-temannya segera menutup buku mereka, kembali menyimak apa yang akan di ucapkan Bu Sri.

"Jadi Ibu mau bikin permainan! Permainannya adalah 'baca dan jawab puisi', jadi disini Ibu sudah siapkan beberapa puisi karya penulis terkenal. Nah nanti Ibu juga tentukan pasangan kalian. Paham?" jelas Bu Sri sambil mengacak kertas origami di tangannya.

"Belum Bu! Cara mainnya gimana?" tanya Bara dari pojok depan.

"Jadi, misal Bara pasangannya Bella. Kalian berdua bebas ambil kertas origami ini, di dalamnya ada cuplikan puisi. Tugas kalian membacanya, tapi kalau salah satu origami itu kosong. Kalian harus membuat puisi sendiri yang temanya hampir sama atau bertolak belakang dengan puisi pasangan. Paham nggak?" tanya Bu Sri lagi. Bara dan Bella hanya mengangguk ragu, begitupun teman-temannya.

"Ya sudah! Langsung kita praktikkan saja, nanti juga kalian paham sendiri," setelah itu Bu Sri mengambil buku absensi di kelasnya.

"Oiya sebelumnya, ada yang nggak masuk hari ini?" tanya Bu Sri sambil mengedarkan pandangannya dan menghitung jumlah.

"Loh kok 32 ya? Kayaknya kemarin 31 muridnya?" ucap Bu Sri.

"Ada anak baru Bu! Garda namanya," ucap Bara lagi.

"Ooh, yang dipojokan sebelah kanan Garda namanya? Ya sudah Ibu tambahkan di kertas absensi!" Garda hanya mengangguk dan tersenyum ketika Bu Sri memandangnya.

"Selamat datang ya Garda, semoga kamu bisa betah di sekolah ini. Dan bisa menjadi contoh untuk si Boni yang juga duduk sendiri di pojokan, supaya dia tidak tidur saja kerjaannya!" sindir Bu Sri sambil melihat Boni yang tersenyum kecut, membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak.

"Ya sudah, untuk pasangan pertama, Ibu memilih Boni dengan Bella!" sontak Boni dan Bella menegakkan punggung saling berpandangan dan melangkah ke depan.

"Cieee pasangan serasi tuh! Boni dan Bella, icikiwir!" teriak Rion dari bangkunya dan membuat seisi kelas ikut-ikutan menggoda mereka berdua, membuat pipi Bella menggelembung dan merona merah.

"Sudah-sudah! Silahkan ambil masing-masing satu!" perintah Bu Sri, dan Bella mengambil origami berwarna merah muda sedangkan Boni mengambil origami berwarna biru tua.

"Hayoloooo, nanti disuruh bikin puisi sendiri mampus loe Bon!" ledek Cika, gebetan Bara. Boni hanya tersenyum tipis dengan wajah pucat, karena seisi kelas tahu kalau Boni tidak pernah memperhatikan pelajaran Bahasa Indonesia, ditambah lagi tadi dia tidak membaca buku paketnya.

"Mampus gue kalau sampai kosong!" lirihnya yang hanya bisa di dengar Bella.

"Awas aja kalau loe bikin gue malu Bon! Makanya jangan tidur aja di pojokan! Hheeeegg!" kesal Bella sambil mendekatkan dirinya ke Boni agar tidak di dengar Bu Amela.

"Lihat tu Bu! Boni sama Bella malah keasikan bisik-bisik rumah tangga!" ledek Rion lagi.

"Cemburu? Bilang bos!" jawab Bella lantang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status