Share

Bagaimana Seorang Istri

Sepulang kerja, Ryan tiba di rumahnya. Laki-laki itu dengan tegas dan dingin melangkahkan kakinya ke dalam rumah setelah pintu rumahnya dibukakan oleh sang istri dan disambut dengan senyuman hangat. Meski dia telah meninggalkan Amanda selepas pernikahan, bukan sambutan marah yang dia dapati, tetapi malah sambutan yang begitu manis seorang istri kepada seorang suami.

Amanda dengan wajah khawatirnya mendekati Ryan. "Mas Ryan dari mana saja? Apakah Mas Ryan sudah makan? Aku baru memasak," ujar Amanda beruntun yang spontan membuat Ryan terhenti langkahnya.

"Aku sudah kenyang. Aku tidak lapar lagi. Lagi pula siapa yang mau makan masakanmu itu?" ujar Ryan dengan dingin, setelahnya laki-laki itu memilih melangkahkan kakinya ke dalam kamar tanpa mempedulikan istri sahnya.

Tanpa Ryan sadari perkataan Ryan yang dingin itu membuat hati Amanda tersayat-sayat. Laki-laki itu sudah menghujam hati Amanda dengan perkataan mautnya. Amanda amat terluka, bahkan dia sampai menitihkan air matanya.

"Kenapa aku harus memiliki suami seperti dia, Yah? Dia benar-benar melukai hati, Amanda. Ayah lihat sendiri kan, Yah? Perkataan Ryan membuat hati Amanda sakit. Kenapa Ayah harus melakukan semua ini kepada Amanda, Ayah? Kenapa? Ayah meninggalkan Amanda di sini sendirian, lalu membuat Amanda berjodoh dengan laki-laki tak tahu diri seperti dia. Amanda tak bisa, Yah."

Amanda terisak, karena suaminya itu begitu kasar kepadanya, bahkan tidak menerima dia sebagai istri. Apalagi, pernikahannya dengan Ryan adalah hasil perjodohan kakek Ryan dengan ayahnya sendiri. Awalnya, dia kira akan bahagia tetapi nestapa yang didapatnya.

Nasi sudah menjadi bubur. Amanda tak bisa mengelak lagi. Dia mau tak mau harus menjalaninya, dia juga sudah berjanji kepada mama Ryan, mertuanya itu untuk membuat Ryan jatuh hati kepadanya.

Amanda lantas menegakan tubuhnya yang semula terduduk dengan rapuh itu. Wanita itu mengusap air matanya, kemudian memilih melangkahkan kakinya ke dalam kamar mengekori Ryan. Dia lihat Ryan berbaring di kasur king size milik mereka berdua. Amanda melihat sepatu Ryan, kaus kaki Ryan, dasi Ryan, dan kemeja Ryan berserakan begitu saja. Lantas, wanita itu memilih mengambili sepatu dan semua barang-barang Ryan. Dia memilih menempatkan sepatu pada tempatnya. Sedangkan dia membawa pakaian kotor milik Ryan itu ke tempat pakaian kotor.

Amanda memungut kaus kaki milik suaminya itu, dan bersamaan dengan itu ponsel Ryan yang ada di atas nakas berdering. Awalnya, dia tak mengindahkan panggilan di telepon suaminya itu, tetapi ketika tidak dijawab, ponsel Ryan itu berbunyi lagi dan lagi. Lantas, Amanda  memilih melirik suaminya yang masih terlelap dengan damai, bahkan dering ponselnya pun sampai tak dia dengar. Alhasil, dengan berani, Amanda memilih untuk mengambil ponsel milik sang suami. Amanda melihat nomor tak dikenal di layar, hanya  ada tanda love merah, yang mengertikan bahwa si penelpon adalah seseorang yang dicintai dan berharga bagi Ryan.

“Siapa ini?” tanya Amanda dengan penasaran sekaligus cemas.

Amanda was-was ingin mengangkat telepon milik suaminya itu. Dia merasa tak sopan jika mengangkat telepon milik suaminya. Tetapi di sisi lain, dia juga penasaran dengan wanita yang menelepon Ryan itu. Dia juga perlahan melihat Ryan, memastikan bahwa laki-laki itu tak bangun dari tidurnya. Ketika, Amanda sudah merasa yakin bahwa Ryan tak bangun dari tidurnya, Amanda memutuskan untuk mengangkat ponsel milik suaminya itu.

["Hallo, Sayang? Kenapa lama mengangkat teleponnya?"] tanya seorang wanita yang ada di seberang sana, merengek dengan mesra.

Spontan pertanyaan  wanita di seberang itu membuat Amanda membeku sepersekian detik. Dia bahkan sampai tak menimpali perkataan wanita itu saking kagetnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status