Share

04. Mari Bicara

04 | Mari Bicara

Jeff mengernyit, "Lepas maskernya."

Liv hanya menurunkan maskernya sebatas dagu dan membuat pria itu tertawa.

"Gincumu sangar![¹]" ejek Jeff sembari memukul pahanya sendiri, tertawa terpingkal-pingkal. "Sangar in bad way tapi. [²]" sambungnya mengejek dengan sangat profesional.

Liv mendengus ia tak memikirkan gincu di saat seseorang memiliki gambar tak senonoh dirinya. Mana bisa ia memikirkan penampilan? Sinting! "Saya gak butuh basa-basi."

Jeff menyeringai, "Tapi aku suka yang bertele-tele dan complicated. Seng repot iku malah seru. [³]" Kemudian ia membuka menu, "Mau aku traktir cocktail sebelum investor dateng? Di sini signature cocktail-nya enak."

"Saya gak mabok di depan bos saya."

Jeff mencebik, "Kalo nggak bisa nge-cocktail bisa juga pesan minuman yang mocktail, nggak banyak pilihannya tapi oke juga rasanya."

"Mas Jeff, saya gak mau minum atau apapun. Saya —" Liv membisu kala telunjuk Jeff berada di bibirnya. Pria itu teramat dekat dan tersenyum di depan wajahnya. Liv baru sadar jika Jeff memiliki wajah super glowing yang membuat semua brand skin care ingin memakai Jeff sebagai brand ambasador. Jangan lupakan juga lesung pipinya, Jeff sedikit cute. " Kena—"

"Huss!"

Liv mengalihkan jari telunjuk Jeff dan mendorong tubuh pria itu agar duduk kembali di kursinya. "Mas Jeff suka banget main-main ya?"

Jeff menggeleng. Arah pandangnya tertuju pada belakang tubuh Liv. "Aku justru menyelamatkan kamu, iku deloke arek-arek podo merene[⁴]. You better go dan menyelamatkan diri."

Benar, para petinggi perusahaan sedang disambut pelayan RUI, nampaknya mereka sering kemari melihat bagaimana mereka berpelukan dan cipika-cipiki. Pelanggan loyal.

Liv pun melengos cepat dan menatap ke arah Jeff. "Tapi—"

"Kita bicaraian soal foto panas kamu besok, Liv!"

Liv menelan ludah, apakah ia harus mempercayai Jeff?

***

"Arek iki lagek ketok ganteng nek ape ketemu investor, Je," [⁵] celetuk Melvin yang dibalas dengusan oleh Jeff. "Biasane koyok outfit goleran nak kasur." [⁶]

Jenggala yang dipanggil Je oleh Melvin mengangguk tapi tatapannya fokus dengan game yang ia mainkan. "Kegantengane si Jeff iki garai aku kalah terus, cuk!" [⁷]

Jeff segera menonyor kepala Jeff yang duduk di sebalahnya, "Congormu gak tau ditapuk malaikat emang." [⁸]

"Cuk, kalah!" maki Jenggala kemudian meletakkan gawainya di meja. "Heh, temenmu satu ini kenapa seh, Mel?" tanya Jenggala setengah menyindir kelakuan Jeff yang sedari tadi merokok tiada henti.

Melvin mendelik mendapat panggilan 'Mel' yang menurutnya gak lakik banget, "Vin, cuk! Jangan Mal Mel Mal Mel, emang aku Melly, huh?" ketusnya yang dibalas kekehan senang oleh Jenggala. "Ya mana aku tahu, Je. Padahal tadi Mister Lim udah setuju aja mau jadi investor tapi bukannya seneng-seneng arek iki malah ngajak awake ngegembel nak kene. Kecut, batangan kabeh iki!" [⁹]

"Mulutmu! Tapi bener juga." Jenggala manggut-manggut. "Kenapa, Jeff? Kayaknya kamu butuh belaian?" Jenggala lantas membelai dada Jeff.

"Singkirkan tangan kotormu, Jenggala!" seru Jeff dengan logat sinetron kolosal.

"Aw, takut!" seru Melvin dan Jenggala yang memang otaknya sudah digadaikan dengan wajah tampan.

"Yah, aku cuma pengen bermain bersama teman-teman setia lah, bestie!" kata Jeff dengan raut tengil. "Soalnya besok-besok aku gak akan main lagi sama kalian?"

"Lah tiap hari kan kita udah nge-game kalo gak gitu mainan kejar-kejaran sambil tembak-tembakan pistol air di kantor?" tanya Melvin bingung.

Jeff, Melvin, dan Jenggala sudah bersahabat sejak mereka masih SMP. Satu sekolah hingga satu universitas membuat mereka tak terpisah bagaikan sekumpulan idiot yang kemana-mana hobi melawak. Semua orang selalu iri tiga orang yang dijuluki Trio Kwek-Kwek ini. Pasalnya, mereka bertiga memiliki paras tampan dan tubuh tinggi bak model. Ketiga juga selalu menjadi juara pararel di SMA dulu. Posisi pertama selalu didapatkan Jenggala sedangkan posisi dua dan tiga bergantian antara Jeff dan Melvin. Hingga saat mereka masuk universitas yang sama—Institut Teknologi Sudarsono— ketiganya mengikuti sebuah kontes membuat game yang sayangnya tidak dimenangkan. Tapi karena kontes itulah, Jeff, Melvin, dan Jenggala memustuskan untuk serius membuat game. Yah, kepintaran dan wajah tampan dimiliki, sayang humor mereka sangat anjlok sehingga menutupi dua kelebihan mereka.

Bekerja dan bermain bersama membuat ketiga dekat dan rekat. Melvin dan Jenggala langsung tahu jika ada sesuatu yang membuat Jeff terganggu. Biasanya pria tiga puluh tahun itu akan bersenang-senang dengan tidur bersama pacar-pacarnya yang seperti asrama putri atau bermain game di kantor menjelang shubuh dengan staff kantor atau Melvin dan Jenggala jika berhasil menggaet investor.

Tapi malam ini, Jeff justru nongkrong dengan para pria. Hal ini sangat tidak normal, mengingat jika pria itu berprinsip jika pergi ke bar atau diskotik harus dengan wanita cantik. Dan jelas, Melvin dan Jenggala bukan wanita. Ini sebuah keanehan yang membuat Melvin dan Jenggala bertanya-tanya.

"Bosen aja main game terus, cuk," kata Jeff.

Membuat Melvin dan Jenggala saling pandang.

"Sehat, Jeff?" tanya Melvin. "Di antara kita bertiga yang paling maniak game itu kamu, terus Jenggala, terus aku. Aku udah gak terlalu nge-game lagi soalnya udah punya mainan baru, hehe, anakku." Sedikit sombong Melvin berkata lantaran ia satu-satunya yang sudah laku alias memiliki istri dan anak, beda jauh dengan Jenggala yang super nolep dan tidak pernah pacaran atau yang kebabalasan pacaran gonta-ganti seperti Jeff.

Mata Jenggala membola, kemudian ia berseru heboh, "Jangan-jangan onok cewekmu yang hamil dan punya anak, Jeff? Kamu dimintai pertanggungjawaban? Kacau, Jeff! Ada teknologi bernama kondom kok gak dipake?" [¹⁰]

"Ngawur, engggaklah. Pake pengaman dong biar gak jadi bayi." Jeff menonyor kepala Jenggala.

"Lah terus kenapa gak doyan nge-game lagi?" tanya Melvin.

Jeff meringis, "Ada mainan baru yang lebih seru."

———

[¹] lisptickmu aneh/keren

[²] keren dalam makna yang jelek/aneh

[³] yang repot itu malah seru!

[⁴] itu lihat anak-anak ke sini

----

[⁵] Anak ini kelihatan ganteng kalau mau metemu investor, Je.

[⁶] Biasanya, seperti outfit rebahan di kasur.

[⁷] Kegantengannya si Jeff ini membuat aku kalah terus

[⁸] Mulutmu memang tidak pernah ditampar malaikat

[⁹] Anak ini malah ngajakin kita nongkrong gak jelas di sini. Gak asik, cowok semua lagi!

[¹⁰] Ada

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status