Share

05. Jeff Titisan Anjing

05 | Jeff Titisan Anjing

"Gimana, Liv?" tanya Darma dari balik kemudi. Pria itu menjalankan mobilnya. Mengantar Liv pulang ke apartemennya.

"Dia mau ketemu investor, Kak. Jadi gak bisa kalau ngomongin sekarang. Tadi juga ada orang-orang kantor, jadi dia nyuruh aku pergi."

"Orang-orang kantor?" tanya Darma. "Dia pegawai di Main Kuy?"

Liv menghela napas, "Dia CEO-nya. Jeffares Jumantara."

Buru-buru Darma menepikan mobilnya, membuat Liv terlonjak kaget. "Kenapa kamu gak bilang kalau dia Jeff?" tanya Darma setengah kesal.

"Kan Kak Darma gak pernah tanya," cicit Liv sedikit bingung dengan ekspresi Darma. Kak Darma kenal Mas Jeff?

Darma mengacak surainya dan meninju kemudi. Liv takut, Darma sepertinya sangat gusar dan penuh dengan emosi. "Kita dalam masalah besar, Liv!"

Liv menaikan satu alisnya, "Aku tahu, makannya besok aku mau dia menghapus fotonya—"

"Dia brengsek! Jeff bakalan main-main dan menyebarkannya." Darma berkata dingin. "Aku terlihat jelas di sana?"

Liv meneguk ludah, Namun melihat posisi Darma tadi. Liv yakin jika Darma hanya terlihat dari samping. "Kak Darma gak kelihatan."

Darma segera melanjukan mobilnya dengan kecepatan tinggi seolah menggoda malaikat maut untuk segera mencabut nyawanya. Selama tiga puluh menit itu, Darma seolah mengajak Liv untuk segera pergi ke alam baka bersama.

"Selesaikan masalah ini, Liv. Atau kita lebih baik mengakhiri hubungan ini," ketus Darma saat menurunkan Liv di depan apartemennya.

"Kak ..." Liv yang ingin menutup pintu mobil hampir menangis. Air matanya telah menggenang di pelupuk mata saat Darma ingin mengakhiri hubungan mereka selama ini. Setega itukah Darma padanya?

"Jangan bicara sama Kakak kalau kamu belum menyelesaikan ini, Liv!" tukasnya. "Tutup pintunya."

Liv mengulum bibirnya yang hendak memohon, ia menuruti Darma dan menutup pintu mobil. Di depan gedung apartemennya tangis Liv pecah. Menyadari bahwa Darma marah padanya. Darma itu lelaki lembut ia tak pernah sekalipun marah dengan Liv. Kecuali saat nilai matematika Liv jelek atau Liv malas belajar dulu. Tapi hari ini, kemarahan Darma jauh lebih mengerikan karena hukumannya adalah, Liv tak bisa menemui malaikatnya lagi. Darma tak ingin menemui Liv.

Semua ini karena Jeff, si CEO sialan itu meengancam hidup dan mimpi Liv.

"Jeffares Jumanatara, bangsat!" makinya seraya menghapus jejak-jejak air mata.

***

Jeffares Tititasan Anjing send you a message.

Liv segera membuka pesan dari Jeff dan tangannya langsung terkepal saat membacanya. Paginya langsung berubah menjadi menjadi medan perang.

Jeffares Titisan Anjing :

Morning, sunshine.

Sebelum ngobrolin tentang kemarin

Tolong buatkan kopi 10 cup

Kasihan anak² mau aku ajakin rapat

Dipikir aku ini office girl? batin Liv. Tapi sebagai pihak yang membutuhkan Liv sadar diri untuk tidak mengirim stiker jari tengah ke dalam room chat mereka. Ia pun membalas dengan emoticon senyum dan jempol.

Bergegaslah, Liv menunaikan titah seorang Jeffares Jumantara.

"Ya ampun, kamu ngapain bikin kopi sebanyak itu, Liv?"

Liv menoleh, ia mencoba tersenyum saat Resti, staff HRD, melihatnya membuat sepuluh cangkir kopi di pantry. "Biasa, Mas Jeff minta anak-anak yang rapat dibuatin kopi, Kak."

Resti menaikan satu alisnya, "Rapat apaan, Liv?"

"Divisi pengembangan, Kak. Katanya Mas Jeff harus dibikinin sekarang." Liv membuka sachet ke sepuluh kopi itu dan menuangnya hati-hati ke dalam cangkir

"Mas Jeff bilang gitu?" tanya Resti.

Liv menganguk, "Iya, katanya suruh cepet-cepet takut kalau rapat pada ngantuk, gitu."

Resti menatap nanar sekaligus iba pada Liv, "Mas Jeff ada masalah apa sama lo sih, Liv?" Staff HRD itu tahu perlakuan Jeff terhadap Liv beda. Pria itu biasanya sangat humble dan mengayomi dengan karyawan di kantor bahkan dengan intern ataupun mahasiswa yang magang dia sangat terbuka dan memperlakukan dengan baik. Tapi saat dengan Liv berbeda. Sejak hari pertama Liv datang, Jeff sering memberi pekerjaan remeh seperti membuat kopi dan sebagainya. Memerintah hal-hal yang tidak penting seperti membelikan bakso di depan hingga disuruh membeli jajajanan di IndoApril. Sedangkan dengan Hanna dan Harvey yang juga mahasiswa magang, Jeff tidak seperti itu. "Jangan-jangan Mas Jeff suka sama kamu kali ya, Liv?"

"Hah? Gimana, Kak?" Pertanyaan Resti membuat Liv mulai berprasangka buruk. Suka apanya? Dia cuma mau bikin aku sengsara! "Gak mungkin Kak suka sama aku. Bukan tipe Mas Jeff."

"Oh iya juga sih, Mas Jeff kan pengen dapet anak pesantren," ujar Resti menahan tawa karena Jeff yang suka tidur dengan banyak wanita itu ingin mendapat gadis sholehah. Tapi buru-buru ia mengusai diri. Kembali ke topik yang lebih penting. "Divisi pengembangan gak ada rapat, Liv. Tadi Mas Eno balik duluan mau main game bareng Mas Jeff malah," papar Resti yang membuat Liv ingin membanting kopi yang tengah ia aduk.

Dasar kebon binatang! Dasar titisan setan! maki Liv dalam hati. Tak mungkin kali ini menunjukkan ekspresi kesalnya di hadapan Resti yang sangat ahli membaca sikap orang itu. Bisa-bisa Resti tahu apa masalah antara Liv dan Jeff. Liv hanya perlu bersabar. Liv hanya perlu pencitraan. Liv hanya perlu fucking good di hadapan semua orang.

"Kayaknya Mas Jeff ngerjain kamu lagi deh, Liv." Resti berkata iba. "Heran, kenapa doi sering banget nyuruh-nyuruh kamu gak jelas begini sih?"

Liv meletakkan sendoknya, mencoba tersenyum meski hatinya dongkol dan rasanya ingin mencabik wajah Jeff. "Oh gitu ya? Yaudah deh kopi aku tawarin ke temen-temen yang lain ya, Kak."

Resti berbinar, "Aku aja yang tawarin ke anak-anak."

Liv mengangguk membiarkan Resti yang membawa sepuluh cangkir kopi itu ke kantor. Gadis itu mencuci sendok seraya memaki Jeff dalam hati.

Seandainya Death Note itu sungguhan ada, Liv ingin menulis nama Jeffares Jumantara berkali-kali di buku itu. Gadis itu ingin sekali melihat CEO yang sering nyengir itu mati tertabrak truk, disambar petir, mati dikejar bencong, atau jatuh dari pohon tauge. Sungguh, Liv kesal setengah mampus.

Setelah mengelap tangannya, Liv segera menulis sebaris pesan untuk Jeff.

Livia Carissa Ayudia :

Jangan, main-main Mas Jeff!

Jeffares Titisan Anjing :

Gak bisa

Aku suka main-main nih

Liv ingin membanting ponselnya. Kenapa ada manusia semenyebalkan Jeffares Raharsa Anjing Julian!

Livia Carissa Ayudia :

Mas Jeff kenapa main-main sama saya?

Ada banyak game dan permainan di internet

Liv meletakkan ponselnya. Ia muak dengan Jeff dan berharap CEO itu dipotong burungnya. Dasar gak gentle! Mainan kok sama perempuan! Jeff benar-benar berbeda dengan Darma!

Liv kaget dengan dering ponselnya. Nama Jeff tertera di sana. "Hah, berani juga lo nelpon, bangsat?" Gadis itu berdeham dan segera mengangkat panggilan.

Jeffares Titisan Anjing is calling ....

[Hai, Liv!] sapa Jeff dari seberang sana.

Liv menahan emosi. Suara Jeff nampak menyebalkan. Gadis hanya berdeham.

[Sudah kerja Liv? Ingat magang juga bisa dimasukkan ke dalam CV. Pengalaman magang bisa dijadikan—]

"Mas Jeff, saya tidak minat ikut seminar prakerja. Kenapa Mas Jeff suka menyiksa saya?" Liv sudah muak dengan semua perlakuan Jeff yang seolah mengerjainya.

Suara tawa Jeff terdengar membuat Liv ingin sekali menonjok Jeff hingga giginya rontok. [Loh, aku gak nyiksa kamu loh, Liv. Saya malah mau menawarkan bantuan.]

[]

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status