Home / Romansa / Bersinar Usai Bercerai / Bab 7: Kurang Gizi

Share

Bab 7: Kurang Gizi

Author: Anquin Dienna
last update Last Updated: 2023-03-05 16:00:43

Dengan sigap, Aldo kembali menggendong Davika ke pangkuannya. Ia memangku Davika dengan ala bridal style. Meski lelaki berlesung pipi itu berusaha untuk tidak peduli pada adiknya, tetap saja hati kecilnya berontak karena sesungguhnya Aldo sangat menyayangi adik-adiknya. Bahkan, saat keluarganya terpuruk Aldo rela jadi tulang punggung keluarga dengan merelakan studi S1-nya. Ia bekerja dalam sebuah proyek pembangunan jalan tol layang bersama Diaz, ayahnya, saat sang ayah belum dipanggil oleh yang Maha Kuasa.

Aldo dan Erna langsung masuk ke dalam mobil milik Chika, istri Aldo, yang Aldo kendarai ke rumah sang ibu. Chika sendiri tidak ikut karena ia baru saja melahirkan putri kedua mereka secara caesar tiga hari yang lalu. Sepulang dari rumah sakit tempat Chika melahirkan, Aldo langsung pamit pada Chika untuk menemui Davika di rumah ibunya. Beruntungnya, Chika yang paham dengan hati suaminya langsung mengizinkan tanpa banyak bertanya. 

Aldo mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju klinik terdekat. Jelas sekali, tergurat wajah cemas dari Aldo dan Erna, wanita yang melahirkan Davika 25 tahun yang lalu itu. Sesampainya di depan klinik, Aldo dengan sigap kembali menggendong Davika.

"Sus, tolong bantu adik saya!" teriak Aldo seraya menghampiri perawat di meja pendaftaran.

"Mari, Pak, ikuti saya!" ajak seorang perawat berjilbab putih bergaris biru muda. Perawat itu langsung meminta Aldo menidurkan Davika di bangsal gawat darurat. Setelah ditidurkan, perawat dengan sigap mengecek kondisi Davika dan memanggil dokter untuk memberikan diagnosis lebih lanjut.

Aldo dan Erna dengan setia menunggu di luar sampai pemeriksaan selesai. 

"Bagaimana, Dok, kondisi adik saya?" tanya Aldo begitu dokter keluar dari ruang rawat Davika. 

"Mari masuk, Pak, Bu. Kita bicara di ruangan saya saja," ajak sang dokter ramah. Aldo dan Erna langsung masuk ke ruangan dokter. Keduanya masih menampilkan raut wajah cemas dan was-was. 

Apa mungkin ada yang serius dengan keadaan Davika? Berbagai pikiran buruk menari-nari di kepala Aldo. Apa jangan-jangan Davika hamil anak kedua? Aldo segera menepis jauh-jauh pikirannya. Ia langsung bergidik. Pokoknya jangan sampai adiknya itu kembali mengandung benih dari si berengsek Rafi. 

"Ibu Davika terlalu banyak pikiran sehingga asam lambungnya naik. Karena hal tersebut, makanya Ibu Davika tak sadarkan diri. Selain itu, ia juga kekurangan gizi. Sepertinya, Ibu Davika jarang makan dan sering menahan lapar. Apa ada tuntutan yang mengharuskan Ibu Davika menahan lapar?" 

Aldo mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia juga menahan amarah dengan merapatkan giginya. Di apartemen semewah itu adiknya harus menahan lapar? Ya Tuhan, sebenarnya manusia macam apa Rafi ini?

"Mungkin Vika menahan lapar untuk menjaga berat badannya, Dok, agar sesuai dengan harapan suaminya," tebak Erna.

"Diet yang dilakukan Ibu Davika kurang tepat, Bu. Baiknya, setelah Bu Davika sadar Bapak dan Ibu dapat menasihatinya agar tidak terlalu diforsir. Jika Ibu Davika masih ingin menjalani program diet, saya sarankan lakukan diet dengan benar dan sesuai arahan ahli gizi. Lalu, mohon minta Ibu Davika untuk tidak terlalu banyak pikiran karena segala penyakit biasanya berawal dari pikiran. Saya sudah memasang cairan infus untuk Ibu Davika. Jika cairannya sudah habis dan pasien sudah sadar dan pulih. Pasien diperbolehkan untuk pulang." 

"Baik, terimakasih Dok atas bantuannya, kami permisi ke ruangan Davika dan menyelesaikan administrasi," ucap Aldo seraya merangkul bahu Ibunya yang mulai bergetar menahan tangis.

"Ya Allah, tega sekali Rafi pada Vika. Kenapa dia tak puas-puasnya memaksa Vika untuk melakukan diet sampai Vika kurang gizi seperti ini," ujar Erna sesenggukan. 

Wanita itu tak habis pikir dengan apa yang menimpa putrinya. Memang benar putrinya bersalah, tetapi kenapa hukuman untuknya masih saja berlanjut sampai sekarang Ya Tuhan! Apa ini semuanya karena putrinya belum benar-benar melakukan pertaubatan atas kesalahan masa lalunya? Erna kembali menitikkan air matanya. Ia berjanji akan mengajak putrinya untuk memohon ampunan pada Tuhan agar jalan terjal yang dilaluinya bisa segera musnah. Sungguh, tak ada luka yang lebih menyakitkan dari tersakitinya buah hati. Semua ibu akan merasakan hal yang sama jika anaknya terluka, begitu pun Erna.

"Udah, Ma. Mama harus kuat, jangan sampai Mama juga sakit karena memikirkan Vika. Nanti kalau Vika sudah keluar dari sini, baru kita pikirkan cara membuat perhitungan dengan Rafi," pungkas Aldo. Erna kembali menangis di pelukan Aldo.

"Semua salah Mama. Andai Mama bisa memaafkan kesalahan Papa, andai Mama dan Papa bisa mempertahankan perusahaan, tentu Vika takkan memilih jalan instan dengan mencari kemewahan dalam kehidupan Rafi. Mama juga tahu kamu, Vika, dan Irvan tak terbiasa dengan jungkir baliknya keadaan kita sekarang. Mama minta maaf untuk semua, di usia tua seperti sekarang Mama hanya merepotkan kalian." Bahu wanita itu kembali berguncang. Sesekali isakan terdengar dari tubuh yang tak lagi sekuat dulu. 

"Udah, Ma. Mama enggak salah, ini memang bagian dari jalan hidup yang sudah Allah tentukan buat kita. Aldo enggak suka Mama menyalahkan diri sendiri kayak gini. Mendingan sekarang Mama istirahat di sofa sana. Mama tenang aja, biar Aldo yang jaga Vika." Aldo memapah ibunya menuju sofa.

"Kamu enggak pulang, Al? Kasihan Chika, nanti Chika khawatir," tanya Erna. Wanita itu menyeka sisa-sisa air mata di bulu matanya.

"Enggak apa-apa, Ma. Nanti Aldo telepon Chika kalau Vika dirawat di klinik. Aldo yakin Chika pasti ngerti kok." 

Setelah itu, Aldo langsung menelepon istrinya dan memberitahu semua yang terjadi pada Davika. Chika menyarankan agar Aldo lebih melunak pada Davika. Sebagai sesama perempuan, Chika bisa merasakan bagaimana perihnya hati Davika saat ini.

"Davika butuh kita sebagai keluarganya, Pi. Bagusnya kita support dia, jangan sampai Papi memojokkan Vika lagi. Bisa makin stress nanti dia. Mami tahu Papi marah karena Papi sayang sama Vika, tapi udah cukup ya marahnya. Nanti kalau Vika udah sadar, jangan ditambah lagi beban pikirannya dengan kemarahan Papi," ucap Chika di seberang telepon.

"Gimana Aretha? Rewel enggak, Mi?" tanya Aldo mengalihkkan pembicaraan. Sesungguhnya Aldo gamang, satu sisi adiknya dirawat dan sisi lainnya sang istri baru saja melahirkan. Ia sangat berharap istrinya dapat mengerti dengan keadaannya.

"Alhamdulillah enggak kok, Pi. Tenang aja, Mami dirawat sama Papa dan Kak Indira. Papi fokus dulu aja sama Vika. Nanti kalau Vika udah baikan, ajak dia dan Keenan ke sini biar ketemu sama Ayumi dan Aretha."

Setelah memutus sambungan telepon, Aldo kembali ke ruang rawat Davika. Ditatapnya sang adik dengan tatapan nanar. Ada sebersit rasa bersalah karena tadi ia terlalu meledak-ledak di hadapan Davika. Sungguh, Aldo berharap setelah Davika sadar, wanita itu takkan mengulangi kesalahan yang sama untuk ketiga kalinya. 

Davika mulai membuka matanya. Matanya terasa silau setelah dua jam terpejam. Ia mengerjap-ngerjap dan menatap sekeliling. Ditatapnya jarum infus yang menancap di kulit tangan kanannya. Aroma khas rumah sakit atau klinik menguar di hidung bangirnya. Setelah kesadaran terkumpul dengan penuh wanita itu bangun dan terduduk. Ia melihat ibunya yang tertidur fi sofa dan kakaknya yang tertidur sambil memegang tangannya. Aldo terbangun saat menyadari Davika sudah duduk di ranjangnya.

"Kenapa Vika dirawat, Kak?"

=================

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
ya cerita bagus seperti kejadian benar
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
baca part ini g tahan klo g ngeluarin air mata karena baca ini kaya kisah nyata k bawa perasaan baca nya sampe ikut sedih ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bersinar Usai Bercerai   Extra Part

    "Duduk,Vik." Devanno menatap istrinya yang baru saja masuk dan membuka pintu kamar. Davika langsung menghampiri Devanno dan terduduk di samping lelaki berhidung bangir itu sesuai dengan perintah imamnya. Dengan jantung yang bertalu, Devanno meraih kedua tangan wanitanya dan menatap Davika dalam. "Vik, thanks ya kamu udah mau jadi istriku."Devanno mengucapkan kalimat itu seraya mencium punggung tangan istrinya. "Kamu tahu, Vik, memilikimu adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan untukku. Aku akan selalu memastikan tak ada air mata yang akan kamu keluarkan di dalam bahtera rumah tangga kita." Lagi, lelaki tampan berlesung pipi itu menyunggingkan senyuman secerah mentari pagi sehingga membuat ketampanannya naik berkali-kali lipat."Makasih juga buat kesabaranmu menanti hatiku terbuka untuk menerima kamu, Van," balas Davika seraya tersenyum tulus."Aku enggak keberatan nunggu kamu, Vik. Jauh di dalam sini selalu ada namamu dalam doaku." Devanno menunjuk ke dadanya seray

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 48 : Happy Ending

    Bab 48 : Happy EndingPesta pernikahan itu berlangsung dengan sangat meriah. Pernikahan Davika dan Devanno dilangsungkan di sebuah gedung pernikahan terkenal daerah Bandung dengan mengusung konsep mewah dan elegan. Dekorasi utama gedung pernikahan tersebut menggunakan perpaduan warna gold dan hitam. Dari arah pintu masuk, para tamu undangan disuguhkan dengan foto-foto pre-wedding Davika dan Devanno dengan bermacam-macam pose jarak jauh tanpa bersentuhan. Walaupun tanpa bersentuhan, foto-foto itu tetap menarik perhatian dan memberikan kesan mendalam bagi orang yang melihatnya. Jika diamati, pose-pose itu menyiratkan bagaimana perjuangan Devanno memendam perasaan selama hampir lima tahun lamanya pada sosok Davika. Foto terakhir menampilkan remake pose saat Davika menerima lamaran Devanno di depan kantor La Moda.Saat memasuki aula utama, para tamu yang hadir disuguhkan dengan pemandangan dekorasi pernikahan yang memikat mata. Lampu gantung berwarna gold panjang menjuntai menghiasi lang

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 47 : Mengejar Restu

    Bab 47 : Mengejar Restu Devanno mengantar Davika pulang selepas makan bersama. Lelaki berhidung mancung itu tersenyum semringah selama perjalanan mengantarkan Davika ke kediamannya yang berada di sebuah cluster mewah daerah Dago. Senyuman semanis gula-gula tercetak sempurna di bibir lelaki tampan itu. “Aku pulang dulu ya, Vik. Besok aku jemput lagi.” “Enggak usah, Van. Besok aku bisa naik go-car atau grabcar,” tolak Davika. Ia tidak mau bergantung atau menyusahkan Devanno.“Lho kok punya punya calon suami malah pengen naik ojek online.” Devanno mencebik.“Belom resmi, di restoran kan aku udah bilang kamu minta izin dulu ke orangtuamu dan minta izin pada mamaku dan Kak Aldo. Kalo udah dapet restu, baru deh beneran jadi calon suami.” Kalimat yang diucapkan Davika memang lembut dan tanpa tekanan. Akan tetapi rasanya langsung menohok Devanno. Perempuannya ini memang paling pintar mendebat apa pun yang diucapkan Devanno.“Iya-iya, secepatnya aku minta izin. Besok pun kalau kamu minta ak

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 46 : Berbuah Manis

    Bab 46 : Berbuah Manis Tak mau berlama-lama, Davika langsung menyambar ponsel dan tasnya menuju lobi kantor La Moda. Ia penasaran dengan apa yang dikatakan Raissa tentang kedatangan Devanno. Bagaimana mungkin Devanno datang sebagai tunangannya? Dalam rangka apa? Kenapa ekspresi Raissa harus mengulum senyum seperti tadi? Berbagai pertanyaan menari-nari di kepala Davika.Wanita cantik bertubuh proporsional itu segera menekan lift menuju lantai dasar. Hari ini Davika terlihat lebih anggun dengan setelan outer blazer berbahan dasar katun tweed motif kotak-kotak berwarna dasar putih, cream, dan cokelat susu. Blazer itu dipadukan dengan rok slimfit berwarna cokelat tua berbahan dasar leather. Di kaki jenjangnya terpasang sepatu boots berwarna putih membuat penampilannya semakin terkesan berkelas. Wajah selebgram sekaligus owner butik La Moda itu tampil segar dengan konsep make up natural look. Wajah nge-glazed-nya dilapisi beberapa produk make up dari brand B Erl Cosmetics. Salah satu pro

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 45 : Aksi Percomblangan

    Bab 45 : Aksi Percomblangan“Papi ….” Sejenak Rafi menggantungkan kalimatnya, terasa berat. Namun, apa boleh buat. Pada akhirnya Rafi memang telah kalah, kalah dari permintaan sederhana Keenan. Setitik air kembali terjatuh di pelupuk matanya. Baiklah asalkan Keenan mau kembali ke pelukannya, Rafi akan menghapus keinginannya untuk kembali merajut kasih dengan Davika. Setidaknya Rafi bisa memperbaiki hubungannya dengan Keenan dan menyelamatkan garis keturunan keluarga besarnya. Rafi menghidu napas beberapa kali sebelum menjawab pertanyaan Keenan.“Papi janji, Papi enggak akan ganggu Mami Keenan lagi.” Dengan hati yang patah, akhirnya Rafi melontarkan janjinya pada putra semata wayangnya. Janji yang sebaiknya tak Rafi ingkari, jika tak ingin berimbas pada kepercayaan Keenan padanya. Terasa sangat berat, tetapi rasanya sedikit melegakan. Karena buah dari janjinya, Keenan kembali bersikap manis padanya. “Keenan pegang janji Papi, ya. Keenan harap Papi akan menemukan kebahagiaan lain, m

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 44 : Kejujuran Keenan

    Bab 44 : Kejujuran Keenan“Kangen?" Keenan tersenyum mengejek dan menggantung kalimatnya membuat udara yang Rafi hirup semakin terasa menyesakkan. “Rasa itu udah lama hilang semenjak Papi melupakan Keenan dan Mami sepuluh tahun lalu."Anak lelaki itu menatap ayahnya dalam. Kali ini tanpa air mata atau pun rasa sesak yang membelit dada. Keenan sudah berhasil melepaskan beban luka di pundaknya. Ia bisa dengan tegar memandang sang ayah tanpa rasa takut atau pun trauma. Keenan sudah bertekad untuk melepaskan masa lalu, agar ibunya pun bisa melakukan hal yang sama."Keenan akui, dulu saat Keenan masih TK atau SD mungkin sampai kelas tiga Keenan masih sering merindukan Papi. Sampai-sampai Keenan sering bolak-balik masuk rumah sakit karena asma Keenan kambuh tiap kali Keenan ingin bertemu Papi.” Bayangan luka masa lalu itu mulai mengoyak pertahanan Keenan. Kilasan-kilasan memoar itu berkelindan di kepala menyisakan pil pahit yang terasa menempel di kerongkongan.“Seiring berjalannya waktu,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status