“Sita … mengapa kamu tidur dengan calon suamiku?”
Manik cokelat milik Yuriana seketika membulat sempurna kala menyaksikan pemandangan yang terhampar di depan matanya.Pasalnya, hari ini adalah hari pernikahan dua sepasang pengantin dari Keluarga Ternama Oberon dengan keluarga Tuan Sanjaya. Yuriana akan menikah dengan Emran –Tuan Muda Ketiga Oberon, dan Yusita akan menikah dengan Erland –Tuan Muda Kedua Oberon.Awalnya, Yuriana berniat datang ke ruangan itu untuk melihat apakah Yusita, saudari perempuannya, sudah selesai memakai gaun pengantinnya. Namun, Yuriana tak pernah menyangka, jika dia justru akan disuguhkan adegan tak senonoh itu.“Yusita! Mengapa kau ada di kamar ini bersama Tuan Emran!?” tanya Tuan Sanjaya dengan raut wajah penuh amarah, terlebih saat tersadar, bahwa putrinya masih terbalut selimut di ranjang.Mendengar suara calon mertuanya, Emran pun buru-buru memakai kembali pakaiannya. Pria itu keluar dari kamar setelah membungkuk hormat di depan Tuan Sanjaya. Namun, pria itu tidak sekalipun melirik ke arah wanita yang seharusnya menjadi istrinya. Emran keluar begitu saja tanpa peduli dengan tatapan Yuriana.Yuriana yang masih dipenuhi rasa terkejut sampai tak sanggup mengatakan apapun selain diam dengan jantung berdebar kencang. Dia bahkan tak memiliki tenaga untuk berurusan dengan Emran yang melewatinya tanpa rasa bersalah.Sementara adiknya sendiri, dengan santai mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Bahkan, gaun pengantin yang sudah didesain untuknya tergelatak begitu saja di atas ranjang.“Yusita, jawab ayah! Kenapa kau bisa melakukan tindakan hina ini?” Tuan Sanjaya semakin meninggikan suaranya hingga Yusita tersentak kaget dan refleks menatap ayahnya.“Karena aku ingin menukar calon suamiku dengan calon suami Kak Yuri!”Teriakan Yusita seketika membuat semua orang di kamar itu seketika diam seribu bahasa. Tak pernah ada yang menyangka, jika permintaan gila itu keluar begitu saja dari mulut Yusita. Apalagi, Yusita mengucapkannya tanpa ragu, ataupun rasa bersalah.Tatapan nyalang dan permintaan gila Yusita membuat kaki Yuriana melemas. Sampai-sampai wanita itu harus memegang tangan orang tuanya agar tak kehilangan kesadaran.“Kau sudah gila, ya!? Hari ini hari pernikahan kau dan kakakmu! Mengapa kau tidak meminta hal ini dari jauh-jauh hari!?” tanya Tuan Sanjaya, tak memberikan celah pada siapapun untuk bicara.“Kalau aku mengatakan keinginanku untuk menukar calon suamiku, apa Ayah pikir Tuan Besar akan setuju? Ayah tahu sendiri bagaimana sikap Tuan Besar yang tegas dan tidak suka dibantah! Beliau tidak akan melakukannya hanya karena aku tidak menyukai Tuan Erland. Karena itu, aku merencanakan ini semua di hari pernikahan agar Tuan Besar mau menukar calon suamiku!”Setahun lalu, Tuan Besar Oberon datang melamar kedua putri Tuan Sanjaya dan menentukan sendiri calon istri kedua cucunya. Dia menjodohkan cucu keduanya, Erland, dengan Yusita karena kedudukannya sekretaris terbaik di Perusahaan Oberon. Penampilan Yusita yang glamor bak seorang perempuan kelas atas, seketika membuatnya jatuh hati.Sedangkan cucu ketiganya, Emran, dijodohkan dengan Yuriana yang berpenampilan sederhana. Meskipun begitu, Yuriana juga sangat cantik dengan garis wajah mempesona dan tubuh seperti model.Tuan Besar Oberon mengatakan di depan Keluarga Sanjaya bahwa keputusannya tidak bisa ditolak oleh siapapun. Padahal, sejak awal, Yusita ingin menolak perjodohannya dengan Tuan Erland.Bagaimana tidak? Pria itu bahkan tak pernah muncul di berita manapun! Karena itu, banyak sekali rumor beredar yang mengatakan bahwa Erland, Tuan Muda Kedua dari Keluarga Oberon, adalah pria penyakitan dan juga impoten. Oleh karena itu, Yusita lebih menyukai Tuan Emran yang tampan dan sudah menjadi wakil presdir di Perusahaan Oberon. Bahkan, pria itu dikatakan akan menjadi kandidat kuat sebagai pewaris Oberon.“Kenapa kau tidak menyukai Tuan Erland, Nak? Dia juga dari Keluarga Oberon,” tanya Tuan Sanjaya. Pria paruh baya itu kini berusaha untuk menenangkan emosinya.Pertanyaan sang ayah membuat pikiran Yusita menerawang.Dari jauh-jauh hari, Yusita terus berusaha menggoda Emran, hingga akhirnya pria itu luluh dan menjalin hubungan secara diam-diam dengannya. Namun, sepasang kekasih itu tidak berani mengungkapkan hubungan mereka di depan Keluarga Oberon. Terutama Emran yang takut pada kakeknya. Karena itu, Yusita merencanakan adegan tak pantas ini demi obsesinya yang ingin menikah dengan Emran-lelaki impiannya.“Tuan Muda Kedua jelas tak pantas untukku, Ayah! Dia idiot, penyakitan dan impoten. Mungkin hidupnya tidak akan lama. Dengan keadaannya yang seperti itu, dia tidak bisa melakukan apapun selain merepotkanku. Kalau aku menikah dengannya, hidupku akan hancur karena menjadi janda, karena mungkin hidup pria itu tak akan lama!”Tuturan dari sang adik membuat Yuriana merasa terganggu, bisa-bisanya wanita itu berasumsi hal yang tak berdasar!“Jaga bicaramu, Yusita!” teriak Yuriana.“Kak, aku ini seorang sekretaris terbaik yang kerja di sebuah perusahaan besar. Tidak cocok dengan pria tidak berguna seperti dia. Yang cocok denganku hanya Tuan Muda Ketiga yang tampan dan seorang wakil presdir di perusahaan keluarganya!” Tanpa ragu ataupun merasa malu, Yusita mengatakan alasan dari permintaan konyolnya itu. Bahkan, wanita itu menatap Yuriana dengan nyalang, seolah menunjukkan kebenciannya.Tuan Sanjaya dan istrinya terkejut mendengar alasan Yusita. Begitu juga dengan Yuriana tapi Yuriana hanya bisa diam, membiarkan kedua orang tuanya tetap bicara dengan Yusita.“Yusita, apapun alasanmu, Erland tetaplah cucu kesayangan Tuan Besar. Kalau kau menikah dengannya, hidupmu di Keluarga Oberon akan bebas dari kesulitan. Apalagi, Tuan Besar sendiri yang memilihmu untuk menjadi istri cucu keduanya. Ayah dan ibu tidak bisa menolak.”Tuan Sanjaya bukan hanya orang kepercayaan Tuan Besar Oberon. Dia juga tangan kanan Tuan Oberon yang selalu siap membantu Tuan Besar dalam bisnis Keluarga Oberon. Karena itu, Tuan Sanjaya menerima lamaran dari Tuan Besar dan segala keinginan Tuan Besar meski dia merasa berat menerima Erland yang tidak berguna.Yuriana yang masih dipenuhi emosi, dan tak tahu harus berbuat apa, hanya bisa membuka telinganya, mencoba mendengarkan pembicaraan antara adiknya, dan juga kedua orang tuanya.Namun, seolah apa yang beberapa menit lalu dia saksikan belum cukup, ucapan Yusita selanjutnya membuat jantungnya seolah jatuh.“Aku tak peduli, Ayah. Aku dan Emran sudah saling mencintai, dan ini bukan kali pertama kami berhubungan intim. Bisa jadi, aku sudah mengandung anak darinya.”Sontak, Yuriana terkejut mendengarnya sampai dia hanya terdiam menatap sang adik.“Yuri, Yusita adalah adikmu. Kau harusnya mengalah padanya. Lagipula hanya seorang laki-laki yang diinginkan adikmu. Dia tidak menginginkan nyawamu. Jadi apa masalahnya Yuri?” Nyonya Sanjaya ikut menyahut untuk membela Yusita karena melihat ekspresi Yuriana yang seolah tak terima keinginan Yusita.“Tapi Bu, Tuan Besar sudah menjodohkan kita berdua. Apalagi, aku dan Emran saling mencintai. Kami pun sering bersama selama ini. Dengan semua perasaan kami dan kebersamaan kami selama ini, aku tidak mungkin percaya Emran cinta sama Sita.”“Cinta bisa berubah kapan saja. Mungkin hari ini kau menyukai Emran. Besok, bisa jadi kau mencintai Erland. Itu bukan masalah besar.”Cara bicara Nyonya Sanjaya memang lembut dan pelan tapi ucapannya jelas membedakan kasih sayangnya pada kedua putrinya. Dia lebih menyayangi Yusita dibanding Yuriana. Bahkan tidak pernah memikirkan perasaan Yuriana yang sakit hati gara-gara ucapannya. Karena itu, Nyonya Sanjaya dengan santai membujuk Yuriana seolah keinginan Yusita adalah hal biasa.“Sanjaya!”Suara Tuan Besar Oberon tiba-tiba terdengar di tengah pembicaraan Keluarga Sanjaya. Semua orang di kamar itu, menoleh bersama ke arah pintu di mana Tuan Besar Oberon berdiri bersama Emran.Tuan Sanjaya segera mendekati Tuan Besar dengan tubuh membungkuk. “Tuan Besar!”“Perbuatan memalukan macam apa ini!? Aku tak peduli dengan apa yang kalian lakukan, tapi, aku ingin acara pernikahan tetap dilaksanakan! Aku tak ingin menanggung malu! Oleh karena itu, biarlah Yusita menikah dengan Emran, dan Yuriana menikah dengan Erland!”Tiga hari kemudian, Yuriana akhirnya sadar. Erland dan yang lainnya tentu senang melihat Yuriana sudah sadarkan diri. Namun Yuriana masih belum bisa banyak bicara. Jika ditanya atau diajak bicara oleh dokter, Yuriana hanya mengangguk atau menjawab singkat saja. "Aku senang bisa lihat kamu sadar kembali Yuri. Kau tahu, kau sudah buat aku takut. Aku pikir, aku akan kehilanganmu." Tanpa sadar Erland mengeluarkan air matanya, dan itu adalah air mata bahagia. Perlahan, Yuriana mengulurkan tangannya ke wajah Erland lalu menghapus air mata suaminya di sana. Senyuman diwajahnya pun tampak begitu jelas. Erland menangkap tangan istrinya itu dan menempelkannya ke pipinya. "Yuriana, setelah kamu mengalami hal seperti ini, aku sadar bahwa kamu ternyata segalanya untukku. Aku mencintaimu Yuriana!" Yuriana terkejut. Baru sadar, ia tiba-tiba dapat pengakuan cinta dari Erland. "Mencintaiku?" Erland mengangguk. "Ya. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu." "Erland, sebenarnya. Aku hamil." Erlan
Erland berlari di lorong rumah sakit menuju ruang IGD setelah mendengar kabar kecelakaan Yuriana dari pihak rumah sakit. Sesaat lalu, beberapa orang menemukan mobil mereka terbalik di jalan dan mereka membawa Yuriana dan Yusita ke rumah sakit. Erland kini berada di depan ruang IGD. Di saat yang sama, dokter keluar sembari mendorong keluar brankar. Di sana ada Yuriana yang berlumuran darah. Masker oksigen sudah dipasang dan selang infus pun sudah menempel dilengannya. Di belakang brankar Yuriana, ada brankar Yusita. Keduanya sama-sama dalam kondisi kritis. Erland tentu sangat khawatir melihat kondisi istrinya. Tubuhnya seketika menjadi lemas melihat kondisi Yuriana yang tak berdaya. "Dokter, saya suami dari pasien Yuriana!" "Nona Yuriana akan dibawa ke ruang operasi. Kami akan mengoperasinya. Tuan silahkan mengurus administrasinya saja," jelas dokter itu."Baik Dok."Kedua brankar itu kembali didorong oleh dokter. Di saat itu, Nyonya Sanjaya, Tuan Sanjaya dan Miss Arabella datang. M
"Kau baik-baik saja kan, Yuriana?" tanya Erland tampak khawatir melihat ekspresi wajah Yuriana yang pucat. "Aku baik. Cuma agak pusing aja sih," jawab Yuriana sembari memegang pelipisnya. "Oke, kamu istirahat dulu. Biar besok kamu merasa lebih baik saat kita meninggalkan tempat ini." Yuriana mengangguk. Lalu ia mengikuti Erland ke tempat tidur. Esok harinya, Yuriana dan Erland meninggalkan tempat itu. Mereka menuju bandara untuk kembali ke Indonesia. Selama berjam-jam di pesawat, mereka akhirnya sampai di Indonesia. Di depan bandara itu, sudah ada bawahan Erland yang menunggu. Erland dan Yuriana segera masuk ke mobil lalu mobil itu melaju meninggalkan bandara menuju Kediaman Oberon. Sampai di rumah, mereka malah mendengar keributan di dalam rumah. Erland dan Yuriana segera melangkah ke ruang kerja Tuan Oberon, di mana asal suara itu terdengar. Pintu terbuka lebar hingga Erland dan Yuriana bisa masuk. Mereka berdua melihat Tuan Oberon membentak Emran dan di sana ada Emran, Nyonya
Pada akhirnya, Yuriana memakai baju kaos dan celana jeans pilihan Erland. Bibirnya cemberut karena tidak menyukainya. Perempuan itu ingin memakai pakaian seksi seperti perempuan seksi yang ada di negara ini tapi keinginannya itu malah ditentang oleh Erland. Erland sendiri malah tersenyum melihat Yuriana cemberut, bahkan ia mencubit pipi Yuriana yang sedang menunjukkan ekspresi kesal."Bu Karin dan yang lainnya pasti akan menertawakanku karena memakai baju biasa. Padahal, ini adalah pesta karena kita berhasil tugas dari perusahaan dan aku dapat penghargaan sebagai desainer terbaik.""Kalau kau mau mengumumkan di depan semua orang kalau kau adalah Nyonya Erland, aku akan menuruti semua keinginanmu. Termasuk memakai apapun yang kamu sukai," ucap Erland yang membuat Yuriana bungkam."Aku pasti akan mengatakannya nanti. Tunggu aja tanggal mainnya." Yuriana masih belum siap untuk mengatakan statusnya di depan rekan kerjanya. Ia butuh persiapan untuk melakukannya agar dirinya pun tidak disal
Yuriana sudah sampai di lokasi restoran yang disebutkan Erland. Namun, ia tidak masuk ke dalam. Yuriana malah mengambil tempat di luar restoran agar ia bisa tahu jika suaminya nanti datang. Terlebih, baginya menyenangkan duduk makan di sana sembari memperhatikan orang lalu lalang di depan restoran. Pemandangan di sana cukup bagus dinikmati sambil makan siang.Tak lama duduk di sana, akhirnya Erland datang. Mata Yuriana yang tadinya memperhatikan orang-orang lalu lalang, kini memperhatikan Erland yang melangkah masuk.“Land, di sini!” Yuriana segera menaikkan tangannya, melambai ke arah Erland yang tidak melihatnya.Erland yang mendengar namanya dipanggil, menoleh ke asal suara. Dengan segera, Erland melangkah mendekati Yuriana yang tersenyum ke arahnya.“Kenapa kamu duduk di sini? Kenapa tidak ambil tempat di dalam ruangan?” tanya Erland penasaran. Pria itu tidak duduk di kursi melainkan berdiri di depan Yuriana.“Nungguin kamu. Aku juga belum pesan apa-apa kok. Aku tunggu kamu datang
Hari ini adalah hari di mana diadakan fashion week.Yuriana selaku penyelenggara acara bersama Bu Karin dan rekan lainnya, sudah ada di lokasi acara. Mereka yang mengatur acara ini memang harus hadir lebih awal untuk mengatur para model yang secara bergantian memperkenalkan pakaian dari Star King. "Yuriana, pokoknya hari ini harus berjalan lancar. Jadi, kamu harus fokus dengan tugasmu!" tegas Bu Karin yang kembali mengingatkan Yuriana. "Baik Bu Karin." Selama dua jam, acara itu berjalan lancar. Tidak ada keluhan atau masalah lain. Apalagi ketika para desainer pakaian itu naik menunjukkan dirinya. Yuriana dan rekan-rekannya pun dipuji oleh Bu Karin yang berhasil menyukseskan acara hari ini. "Hari ini peragaan busananya berjalan baik. Saya bangga pada kalian semua. Nah, besok acara Jewelry Week. Itu acara yang sangat penting untuk kita. Terutama untuk Yuriana dan Mila yang berkesempatan menjadi desainer perhiasan untuk beberapa perhiasan baru kita. Kalian harus lebih semangat, dan le
“Sekarang kau sudah merasa hebat karena menjadi anak dari orang terkenal!” Emran menyahut saat Yurika masuk ke dalam kamar. Bola mata Yurika langsung tertuju ke arah suaminya yang sedang duduk bersandar di sofa sana. “Apa maksudmu Emran?” “Kau melakukan apapun yang ingin kau lakukan tanpa memikirkan statusmu sebagai istriku, Yurika. Bahkan kamu sengaja mendatangi Erland di kamarnya tanpa rasa malu. Apa selama ini kau memang meremehkanku?” “Jangan salah paham! Aku hanya datang untuk bahas kerja sama dengan dia. Sekalian kasih dia susu untuk Erland sebagai adik iparnya. Sekarang ini kan, Yuriana nggak ada. Jadi, sebagai adik ipar yang baik, aku harus peduli dengan suami kakakku.” Meski Yurika punya niat untuk berpisah dengan Emran tapi ia tetap menjelaskan pada Emran karena tidak ingin pria itu menuduhnya telah punya niat buruk. Apalagi jika Emran menceraikannya dengan alasan selingkuh. Yurika tetap harus memperbaiki nama baiknya. Terlebih semua orang tahu bahwa ia adalah anak Miss A
Yusita mulai menjalankan rencananya dalam menarik perhatian Erland. Ia datang ke kamar lelaki itu, membawa susu hangat setelah melihat Erland meminta susu hangat pada seorang pelayan.Dengan penuh percaya diri akan respon baik Erland, Yusita mengetuk pintu kamar lelaki itu hingga sang pemilik kamar membuka pintunya. Namun tatapan pria itu terlihat dingin melihat Yusita berdiri di hadapannya.“Ada apa?” tanya Erland dingin.“Katanya kamu minta susu. Karena kebetulan, aku di bawah. Jadi sekalian aku bikinkan untukmu,” ucap Yusita tersenyum sembari menyodorkan susu hangat itu pada Erland.Erland melihat susu yang dipegang Yusita lalu kembali menatap adik iparnya dengan tatapan dingin. “Aku sudah tidak tertarik minum susu. Buatmu saja,” tolak Erland kemudian berniat menutup pintunya dengan mendorong pintu itu tapi ditahan oleh Yusita.“Sebentar Kak Erland!”Erland menghela nafas kasarnya melihat Yusita. “Ada apa lagi?”"Aku dengar dari ibuku kalau kamu sedang bekerja sama dengannya," uca
Semua orang yang mendengar pengakuan Yusita, terkejut. Mata mereka semua mengarah ke Yusita tapi mereka tampak bingung dan juga tak percaya apa yang dikatakan Yusita.“Sita … kita sekarang sedang makan malam. Tolong, jangan bercanda seperti ini! Hargailah semua orang yang duduk makan di sini!” sahut Eriska yang terlihat tak senang pada Yusita karena mengira Yusita sedang bercanda.“Apa yang dikatakan Yusita memang benar, Nona Eriska.” Miss Arabella ikut menyahut untuk membela Yusita.“Saya bingung Miss. Setahu saya, Yusita ini adalah anak kandung Tuan Sanjaya dan Nyonya Sanjaya. Kenapa Yusita tiba-tiba menjadi anak kandung Anda?” tanya Eriska mengerutkan keningnya.“Selamat malam semuanya!” Tiba-tiba Nyonya Sanjaya datang. Kedatangannya malam ini di kediaman Oberon untuk membantu Yusita agar mereka yakin tentang masalah Yusita dengan Nyonya Sanjaya.Semua orang menoleh ke arah Nyonya Sanjaya. Nyonya Sanjaya langsung membungkuk hormat di depan Tuan Besar Oberon. “Maaf tuan! Kedatangan