Share

5

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2023-03-15 06:49:55

Lututku lemas, tanganku bergemetar dengan keringat dingin yang membasahi telapaknya. Mataku tak ingin menyaksikan kejadian yang ada, tapi, tubuhku seakan terpancang mati di lantai, sulit digerakkan. Bahkan tenggorokanku tercekat sewaktu ingin memanggil nama suamimu.

Kupikir dia sedang bekerja, di hari ulang tahunku, ia memberiku hadiah kejutan yang luar biasa. Dia sedang bercinta di atas meja kerja.

Wanita itu duduk di meja sementara suamiku mendekapnya dengan posisi berdiri, mereka saling memeluk dan meluapkan kerinduan asmara. Mereka bermain penuh gairah, bersemangat, bahkan lebih dahsyat dari percintaan yang dia lakukan denganku, kekasih halalnya. Desahan dan hasrat seakan bercampur, menghentak dan menghilangkan akal sehat, mereka tidak sadar bahwa aku sedang menyaksikan perbuatan bejat itu.

..

Air mataku tumpah, aku bersender di dinding dengan isakan tangis yang seharusnya tidak perlu menetes di pipiku. Terlalu mahal air mata hingga harus membayar semua perbuatan Mas Alvin padaku. Teganya ia di hari ulang tahunku, dan bodohnya aku yang percaya bahwa ia sibuk. Aku sungguh sudah dikelabui olehnya.

"Nikmat sekali, Mas," bisik wanita itu dengan tawa bahagia. Aku yang ada di balik dinding hanya bisa gemetar mendengarnya hatiku seperti ditusuk dengan belati bergerigi, sakit dan berdarah darah.

"Terima kasih, Sayang, kau luar biasa."

Tubuhku lemas, bahkan tanganku nyaris tak sanggup untuk meraih ponsel demi merekam perbuatan tadi.

Begitulah yang aku rasakan, jika seseorang pernah syok, pernah melihat kejadian mengerikan yang sebelumnya tidak dia bayangkan hingga terpaku membeku seperti ini, maka mereka benar benar memahaminya.

"Aku mencintaimu, Mona, aku tak sanggup pisah darimu, meski Indira menangis dan kecewa. Aku tak bisa melepas salah satu dari kalian, jujur aku sangat bingung."

"Tapi kita saling mencintai dan kau lebih bahagia bersamaku, " jawab wanita itu sambil membenahi pakaiannya yang tersingkap.

"Tapi, Indira juga istriku, ibu dari anakku."

"Kita tidak bisa terus begini, Mas, kau harus menikahiku." Wanita jalang itu mendekat dan mengelus dada suamiku dengan tatapan yang sangat manja sementara Mas Alvin terlihat galau dan berantakan sekali.

"Aku butuh waktu untuk meyakinkan mona ...." Mas Alvin mendedah gamang sambil menatap wajah pelacur rendahan itu.

"Tidak perlu repot meyakinkanku, yakinkan saja ibu mertua dan ayahmu," jawabku yang tiba tiba datang dan berdiri di hadapan mereka.

Kedua sejoli itu terkejut, mereka nyaris melompat dan segera gelagapan membenahi pakaiannya.

"Jangankan hanya memberi Restu, aku akan mengadakan pernikahan yang mewah bahkan akan kubayarkan cincin pernikahan dengan karat yang tinggi. Kau mau?" tanyaku sambil melipat tangan di dada.

"Aku kasihan pada kalian berdua yang kelakuan yang lebih rendah dari sapi dan kerbau! Kedua hewan itu mencari tempat yang cukup aman untuk berhubungan, sedangkan kamu berdua melakukannya di mana saja tanpa peduli norma dan adab. Tidak punya malu," gumamku sambil mendekat pada suamiku.

Plak!

Tamparan itu mendarat keras di pipinya. Dia terkejut tapi hanya bisa menunduk sambil merapatkan pakaiannya yang kancingnya terbuka.

"Benahi resleting itu!" Bentakku sambil melirik jijik ke celana suamiku. Dia tahu betul, bahwa aku murka luar biasa. Dia tahu kesalahannya yang sudah buat janji tapi mengingkari.

"Aku dan anak-anak menunggumu di hotel tapi ternyata kau bersenang-senang dengan wanita lain di tempat ini." Aku menatap suamiku dengan tajam, lalu beralih pada si Mona.

" ... Dan kau jalang murahan, kau pasti puas membuatku menderita di hari ulang tahunku! Kau anggap itu prestasi padahal itu aib yang mengerikan!"

Rasanya, aku di puncak rasa muak pada suamiku, aku bisa bayangkan rasanya bercinta dengan wanita lain lalu bercinta dengan istri sendiri. Aku tahu fantasinya akan berbeda sekali. Boleh jadi ia lakukan denganku, tapi membayangkan wanita itu. Pelan pelan, hatiku dendam dan mulai jijik, dan berniat menjauhinya.

"Terima kasih ya, Mas, terima kasih untuk hadiahnya yang sangat berkesan," ujarku sambil tertawa sinis.

"Indira, ma-maafkan aku," ucapnya pelan.

"Tidak. Aku akan membuat kalian sangat menderita. Akan kubuat kalian menanggung malu yang besar. Kalian akan terlunta dalam hubungan gelap tanpa bisa bersama selamanya, aku bersumpah!"

"Tolong jangan katakan itu," ujarnya sambil berusaha meraih tanganku. Aku menepis dan menampar pipi kirinya sekali lagi.

Plak!

"Aku jijik denganmu, jadi, jangan sentuh aku!" jawabku sambil menjauh.

"Dan iya, aku teringat sesuatu Mas, aku punya video kalian dan akan kukirimkan pada ayah mertua yang sedang sakit jantung."

"Tolong jangan ...." Mas Alvin terkejut bukan main dan pucat oasi ketakutan. " Ayah akan membunuhku, dan hidup kita bisa hancur "

"Sayangnya, itu sudah terkirim dan centang biru. Selamat ya, kau akan menderita juga sepertiku," jawabku sambil meletakkan kembali ponsel ke dalam tas lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dewi Ansyari
Rasain kamu Alvin semoga saja kamu san Mona bisa dapat karmanya.........
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
good yes istri pertamama hebat elegan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   98

    Sebulan kemudian setelah pertemuan mengharu biru itu. Mas Alvin tiba tiba menghubungiku. Secara mengejutkan aku yang sedang sibuk di toko melayani pembeli tiba-tiba mendapatkan panggilan dari nomor ponselnya.Agak heran juga mengingat sudah lama dia tidak menghubungiku. Terakhir kali kami bertemu, di saat aku dan dia mengunjungi Mona dan Elena di lapak jagung. Setelah pertemuan yang penuh dengan perasaan sedih itu, Mas Alvin kemudian mengantarkan mantan istri dan anaknya pulang ke rumah, melihat kondisi kos-kosan yang dihuni oleh Mona rasanya miris memang, Mas Alvin nampak sedih, tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya memberi uang kepada ibu dari putrinya itu, kemudian kami kembali ke ibukota."Halo, selamat pagi.""Pagi, gimana kabarnya?""Baik," jawabku."Gimana anak anak dan keluargamu?""Kami baik," jawabku lagi."Apa kau sibuk hari ini?""Ya, seperti biasa.""Sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk mengunjungi elena."Untuk apa dia selalu mengajakku, Apakah canggung rasanya j

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   97

    "Kupikir kau senang aku bercerai dengan Mona," ucapnya yang sukses menahan langkahku saat hampir saja menarik gagang pintu."Musibah dan ketidaknyamanan yang terjadi di antara kalian memang cukup menghibur untuk dilihat, tapi melibatkan bocah kecil dan membuat dia berada dalam situasi yang malang bukanlah hal yang bagus. Tolonglah sebagai ayahnya bertanggung jawablah, kasihan anak itu. Dia sudah sakit dan menderita dengan berbagai kekurangan yang dia miliki, mempertahankan rumah tanggamu dan tidak boleh menyerah sedikitpun atas anakmu.""Sudah ya, mendengarmu mengatakan ini saja sudah membuatku sangat tersinggung dan sakit hati, sudah cukup menceramahiku.""Kalau tidak demi Elena tentulah Aku tidak mau susah payah datang ke sini," jawabku sambil menjauh."Tunggu, baik ... baik, aku akan ikut denganmu," ucapnya sambil membereskan beberapa tumpukan kertas yang tadinya berserakan di atas meja kerjanya."Ada apa?" tanyaku heran. Sepertinya dia mulai terpengaruh dengan tingkahku yang ing

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   96

    Sewaktu mobil meluncur Pergi aku kembali memikirkan bagaimana keadaan balita yang tadi masih dalam pelukan ibunya itu. Bagaimanapun dia tidak bersalah sehingga harus menanggung keadaan sepahit itu. Aku heran kenapa Mas ALvin tidak berusaha menahan anaknya tetap berada di sisinya dibandingkan mempercayakan bocah itu kepada Mona.Dia tahu sendiri bahwa keadaan mental dan emosional Mona tidak stabil juga dia tidak punya penghasilan tetap, Jadi bagaimana mungkin Mona bisa menjamin kehidupan Elena dengan benar."Kenapa diam sayang," tanya Mas Eko sambil mengendarai mobil dia menggenggam tanganku yang saat itu sedang menerawang memikirkan bocah tadi."Aku hanya memikirkan nasib bocah tadi dia ter batuk-batuk dalam keadaan kedinginan Mas Mana warung itu hanya ditutupi dengan terpal jadi sebagian air hujan tempias ke arah tempat tidurnya dan itu pasti membuatnya lembab," gumamku."Kau bahkan memperhatikan detail sekecil itu?""Iya.""Aku tidak bisa memaksamu untuk tidak memperhatikan orang la

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   95

    Ada pemandangan yang mengejutkan ketika aku dan Mas Eko juga anak-anak kami tengah berlibur keluar daerah.Kami tiba di sebuah kota wisata yang cukup sejuk dengan perbukitan dan kebun teh yang membentang. Kuminta suami untuk menghentikan mobilnya di lapas seorang penjual jagung bakar. Terbit seleraku ingin mencicipi setelah dua jam perjalanan di tengah hujan dan cuaca dingin.Kubuka jendela mobil dan meminta pada si penjual agar memberiku jagung bakar dua puluh ribu."Baik, Bu, sebentar ya," jawab wanita itu sambil mendudukkan anak yang tadinya dia pangku seraya mengipasi jagung bakar."Turun aja Bund, pilih yang besar besar," ujar Mas Eko."Iya deh, aku turun," balasku yang segera merapatkan jaket dan turun dari mobil. "Ini jagungnya masih segar ya Bu, baru dipetik ya?" tanyaku pada wanita yang terus sibuk mengipasi dan membolak balikkan jagung di atas bara api."Iya Bu."Secara kebetulan aku dan dia saling berpandangan, aku terkejut, dia juga, entah kenapa begitu. Aku sekarang fam

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   94

    "Tidak usah, Mas, aku rasa istrinya Mas ALvin akan mengatasi semuanya dan aku percaya bahwa itu tidak akan terjadi untuk berulang-ulang kali.""Aku sadar betul bahwa mantan suamimu tidak rela begitu saja kau berbahagia denganku tapi aku tidak menyangka bahwa manuvernya akan seserius ini, kupikir setelah menyadari bahwa kau ada yang punya, maka dia akan berhenti tapi ternyata dia semakin gigih saja.""Bukan aku saja yang mengalami setiap pengalaman seperti itu Mas, banyak orang yang menjalani perceraian tapi pasangannya belum benar-benar move on jadi mereka terganggu.""Aku pun tahu ... tapi aku tidak ingin kau termasuk dalam golongan itu. Aku ingin kita hidup tentram dan bahagia tanpa ada gangguan dari siapapun, dan ya, mantan suamimu yang mau gemar mencari gara-gara itu, dia benar-benar menguji kesabaranku.""Aku sudah tahu sejauh apa kesabaranmu Mas. Karena itu juga aku memilihmu sebagai suami," jawabku sambil mencoba menetramkan perasaannya."Katakan pada Alvin, jika dia masih tid

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   93

    Melihat bahwa anak tiriku dan tentu saja anggota keluargaku yang lain merasa tidak nyaman dengan kedatangan Mas ALvin aku pun berjanji kepada mereka akan mengatasi situasi itu.Selesai makan dan beristirahat aku kemudian mandi dan mengganti pakaian sambil mengeringkan rambutku di balkon Aku kemudian mengirimkan pesan kepada ayahnya Rina dan gema.(Kenapa kau mencariku ke rumah suamiku Apa ada yang kau perlukan dariku? Kupikir hubungan kita sudah berakhir, jadi aku tidak akan pernah mendapatkan gangguan darimu, tapi nyatanya aku tidak pernah lepas dengan masalah itu!)Tak berselang lama pesan itu segera terbalas dan bunyinya.(Sejujurnya aku hanya rindu ingin melihatmu dan menyapamu.)(Kau sudah gila?)(Aku ingin melihat anak anak juga, mengapa setelah pernikahanmu rasanya sulit sekali untuk menemui anak-anak.)(Setelah mendapatkan sekolah baru dan tempat bimbingan belajar terbaik tentu saja intensitas kesibukan anak-anak meningkat belum lagi jadwal mengaji dan olahraga mereka jadi, h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status