Share

Bodyguard cantik kesayangan Presdir
Bodyguard cantik kesayangan Presdir
Penulis: Liazta

1. Harus berani

Tara Aulia gadis cantik yang memiliki tinggi badan 170 cm dengan kilit putih dan hidung yang mancung. Paras cantik gadis itu semakin sempurna dengan  bibir kecil dan juga tipis. 

Gadis cantik itu memberanikan dirinya untuk ke Jakarta. Tiara naik bus dari daerah asalnya menuju ibukota dengan harapan bisa mencapai cita-citanya di kota besar tersebut. Setelah menempuh  perjalanan sekitar 5 jam akhirnya Tiara sampai di ibu kota. Tiara datang ke ibu kota Jakarta dengan bermodal ijazah SMAnya. Gadis Berusia 18 tahun itu baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Tiara begitu sangat bingung kemana dirinya akan pergi. Tidak ada tempat tujuan yang akan ditujunya. 

Tiara turun dari dalam bus yang berhenti di terminal. 

Tiara sangat kesal ketika begitu banyak yang menarik-narik tangannya menawarkan jasa mengantarkan ke alamat. Tiara tidak tahu apakah orang itu benar-benar tukang ojek atau tidak karena dari informasi yang didapatnya, begitu banyak penipu yang mengatasnamakan tukang ojek. 

"Maaf Pak saya dijemput,"  ucap Tiara yang berpura-pura sudah ditunggu oleh keluarganya." Tiara berlalu pergi dari pria tersebut.

"Hai dek, sombong kali kau ya," ucap pria yang bertubuh besar itu dengan nada suara yang sangat keras. Pria itu memegang tangan Tiar  dengan sangat kuatnya.  "Jangan sombong kau ya dek, bisa-bisa aku ambil perawan kau," pria itu menatap calon korbannya dengan tatapan  yang sangat mengejek.  

"Tolong lepaskan tangan saya pak. Tangan saya sangat sakit," Keluh Tiara

Pria itu tertawa lepas mendengar ucapan calon korbannya. "Jangan harap kau bisa lepas," ucap pria dengan senyum memiringkan bibirnya.

"Pak saya tidak ingin cari masalah," ucap Tiara yang berusaha menahan emosinya. Tas pakaian yang dipegangnya sudah terjauh ke tanah. Tiara mengeratkan giginya ketika pria itu dengan sengaja menendang tas kain berwarna hitam miliknya.

Pria itu tertawa lepas ketika mendengar apa yang dikatakan oleh gadis yang berwajah polos yang saat ini ditatapnya. "Hebat kali lah kau ngomong ya. Salut pula aku lihatnya." Tangan pria itu dengan sengaja meraba perut Tiara.

Tiara mulai kehilangan kesabarannya ketika melihat sikap pria itu. Tiara Memandang ke sekelilingnya saat ini begitu banyak orang yang berkumpul memandangnya namun tidak ada yang berani untuk membantunya. "Baiklah Pak kita selesaikan saja," ucap Tiara yang menantang pria bertubuh besar itu.

Tiara mengayunkan tendangannya ke belakang tepat di wajah pria yang saat ini berada di belakangnya. 

"Aduh," ucap pria itu memegang hidung dan mulutnya yang bercucuran darah. Pria itu meringis menahan rasa sakitnya.  

"Tadi saya sudah mengatakan tolong lepaskan saya tapi anda sengaja ingin mencari masalah dengan saya," ucap Tiara yang memegang pergelangan tangannya yang terasa sakit bekas dari pegangan tangan pria tersebut.  

Pria itu begitu sangat marah dan juga malu ketika dirinya mendapat perlakuan seperti ini dari seorang gadis muda yang saat ini berada di depannya. Pria itu melayangkan tendangannya ke perut gadis tersebut.  

Dengan gerak cepat Tiara menangkis tendangan lawannya. Tiara mundur beberapa langkah, dan kemudian berlari dan melompat menerjang   dada lawannya.  

Pria itu memegang dadanya yang terasa amat sakit ketika  tendangan gadis itu  tepat  menghantam jantungnya hingga darah segar menyembur dari mulutnya.   Pria bertubuh tinggi dan tegap itu sudah tidak mampu lagi berdiri hingga terjatuh yang besar terjatuh dan terduduk di tanah.

"Maaf Pak saya tidak ingin cari ribut," ucap Tiara. Tiar melihat pria yang bertubuh tinggi dan besar itu tampak marah saat mendengar ucapannya. Tiara mengambil tas pakaian yang tadi sempat terlepas dari tangannya. Tiara pergi meninggalkan pria yang sudah terduduk lemas di lantai tersebut. 

Tiara mempercepat langkah kakinya menuju ke pintu keluar terminal. Tiara tidak menyangka baru saja dirinya sampai di terminal sudah harus mendapatkan permasalahan seperti ini. 

"Abang ojek bisa bantu antarkan saya ucap Tiara yang menepuk pundak pria yang duduk di atas motor. 

Pria itu menolehkan kepalanya dan memandang ke arah gadis yang saat ini berbicara dengannya. Pria itu mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh gadis itu.

"Abang ojek apa bisa?" tanya Tiara mengulang kembali kalimatnya.

"Mau kemana?" ucap pria tersebut setelah memperhatikan penampilan gadis di depannya mulai dari atas hingga ke bawah.

"Mau ke Jakarta pusat bang," ucap Tiara yang tersenyum.

"Boleh tapi Jakarta pusat itu luas bisa kasih alamat," ucap pria yang  memakai helm dan juga jaket kulit berwarna hitam.

Tiara tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Terserah aja Bang berhentinya di mana. Tapi kalau bisa di warung makan aja.  Ingat ya bang, warung makannya jangan tempat yang elit karena kebetulan nggak punya duit," ucap Tiara tersenyum malu.

"Untuk bayar ongkos ojek apa ada duit?"  pria tersebut.

"Ada Bang untuk bayar ongkos ada," jawab Tiar yakin.

"Ya sudah naik," ucap pria tersebut.

"Terima kasih Bang tapi tas saya yang  besar ini taruh di depan ya," ucap Tiara yang menunjukkan tas pakaian yang dibawanya. 

"Iya," jawab pria itu yang sedikit menganggukkan kepalanya.

Tiara memberikan tas pakaian yang dibawahnya kepada pria tersebut.

"Ya sudah Kamu pakai helm," dulu ucap pria itu setelah meletakkan tas milik gadis itu di depan. Pria itu menyerahkan helm kepada Tiara. 

"Makasih bang," jawab Tiara yang mengambil helm dari tangan pria itu.  Tiara memakai helm dan kemudian naik keatas motor

"Di Jakarta ini motor untuk dijadiin ojek keren ya bang," ucap Tiara yang memandang motor merah besar milik pria tersebut.

Pria itu sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya. 

"Di sini juga tukang ojeknya Kenapa ganteng Bang," ucap Tiar yang menilai bahwa pria yang saat ini membawa motor itu berwajah tampan.

Pria itu seakan tidak mampu menahan ketawanya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh gadis yang duduk di belakangnya. "Bila motornya tidak bagus takutnya nggak ada yang mau naik. Kalau tukang ojeknya cakep sudah pasti banyak yang naik," ucap pria itu tertawa terkekeh.

"Benar sekali bang . Nama abang siapa?" Tanya Tiara.

"Nama saya Firman," jawab pria tersebut.

"Nama saya Tiara bang. Bang Firman, saya baru nyampe disini dan ini juga pertama kali datang ke sini sendiri. keluarga juga nggak ada," ucap Tiara.

"Kamu berani datang ke sini tanpa memiliki keluarga?" ucap Firman yang mengerutkan keningnya

"Iya Bang, Sebenarnya dulu sering datang ke Jakarta hanya saja ikut cerdas cermat dari sekolah.  Tapi ya tetap aja nggak tahu daerah sini," ucap Tiara menjelaskan.

"Sekarang Ke Jakarta Ngapain?" tanya Firman.

"Sama seperti yang lain, Bang mengadu nasib,"ucap Tiara yang tersenyum.

Firman menganggukkan kepalanya ketika mendengar ucapan gadis yang duduk di belakangnya. "Semoga  saja di sini rezekinya bagus," ucap Firman.

"Amin Bang terima kasih doanya," ucap Tiara yang tersenyum. 

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status