Tara Aulia gadis cantik yang memiliki tinggi badan 170 cm dengan kilit putih dan hidung yang mancung. Paras cantik gadis itu semakin sempurna dengan bibir kecil dan juga tipis.
Gadis cantik itu memberanikan dirinya untuk ke Jakarta. Tiara naik bus dari daerah asalnya menuju ibukota dengan harapan bisa mencapai cita-citanya di kota besar tersebut. Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam akhirnya Tiara sampai di ibu kota. Tiara datang ke ibu kota Jakarta dengan bermodal ijazah SMAnya. Gadis Berusia 18 tahun itu baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Tiara begitu sangat bingung kemana dirinya akan pergi. Tidak ada tempat tujuan yang akan ditujunya.
Tiara turun dari dalam bus yang berhenti di terminal.
Tiara sangat kesal ketika begitu banyak yang menarik-narik tangannya menawarkan jasa mengantarkan ke alamat. Tiara tidak tahu apakah orang itu benar-benar tukang ojek atau tidak karena dari informasi yang didapatnya, begitu banyak penipu yang mengatasnamakan tukang ojek.
"Maaf Pak saya dijemput," ucap Tiara yang berpura-pura sudah ditunggu oleh keluarganya." Tiara berlalu pergi dari pria tersebut.
"Hai dek, sombong kali kau ya," ucap pria yang bertubuh besar itu dengan nada suara yang sangat keras. Pria itu memegang tangan Tiar dengan sangat kuatnya. "Jangan sombong kau ya dek, bisa-bisa aku ambil perawan kau," pria itu menatap calon korbannya dengan tatapan yang sangat mengejek.
"Tolong lepaskan tangan saya pak. Tangan saya sangat sakit," Keluh Tiara
Pria itu tertawa lepas mendengar ucapan calon korbannya. "Jangan harap kau bisa lepas," ucap pria dengan senyum memiringkan bibirnya.
"Pak saya tidak ingin cari masalah," ucap Tiara yang berusaha menahan emosinya. Tas pakaian yang dipegangnya sudah terjauh ke tanah. Tiara mengeratkan giginya ketika pria itu dengan sengaja menendang tas kain berwarna hitam miliknya.
Pria itu tertawa lepas ketika mendengar apa yang dikatakan oleh gadis yang berwajah polos yang saat ini ditatapnya. "Hebat kali lah kau ngomong ya. Salut pula aku lihatnya." Tangan pria itu dengan sengaja meraba perut Tiara.
Tiara mulai kehilangan kesabarannya ketika melihat sikap pria itu. Tiara Memandang ke sekelilingnya saat ini begitu banyak orang yang berkumpul memandangnya namun tidak ada yang berani untuk membantunya. "Baiklah Pak kita selesaikan saja," ucap Tiara yang menantang pria bertubuh besar itu.
Tiara mengayunkan tendangannya ke belakang tepat di wajah pria yang saat ini berada di belakangnya.
"Aduh," ucap pria itu memegang hidung dan mulutnya yang bercucuran darah. Pria itu meringis menahan rasa sakitnya.
"Tadi saya sudah mengatakan tolong lepaskan saya tapi anda sengaja ingin mencari masalah dengan saya," ucap Tiara yang memegang pergelangan tangannya yang terasa sakit bekas dari pegangan tangan pria tersebut.
Pria itu begitu sangat marah dan juga malu ketika dirinya mendapat perlakuan seperti ini dari seorang gadis muda yang saat ini berada di depannya. Pria itu melayangkan tendangannya ke perut gadis tersebut.
Dengan gerak cepat Tiara menangkis tendangan lawannya. Tiara mundur beberapa langkah, dan kemudian berlari dan melompat menerjang dada lawannya.
Pria itu memegang dadanya yang terasa amat sakit ketika tendangan gadis itu tepat menghantam jantungnya hingga darah segar menyembur dari mulutnya. Pria bertubuh tinggi dan tegap itu sudah tidak mampu lagi berdiri hingga terjatuh yang besar terjatuh dan terduduk di tanah.
"Maaf Pak saya tidak ingin cari ribut," ucap Tiara. Tiar melihat pria yang bertubuh tinggi dan besar itu tampak marah saat mendengar ucapannya. Tiara mengambil tas pakaian yang tadi sempat terlepas dari tangannya. Tiara pergi meninggalkan pria yang sudah terduduk lemas di lantai tersebut.
Tiara mempercepat langkah kakinya menuju ke pintu keluar terminal. Tiara tidak menyangka baru saja dirinya sampai di terminal sudah harus mendapatkan permasalahan seperti ini.
"Abang ojek bisa bantu antarkan saya ucap Tiara yang menepuk pundak pria yang duduk di atas motor.
Pria itu menolehkan kepalanya dan memandang ke arah gadis yang saat ini berbicara dengannya. Pria itu mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh gadis itu.
"Abang ojek apa bisa?" tanya Tiara mengulang kembali kalimatnya.
"Mau kemana?" ucap pria tersebut setelah memperhatikan penampilan gadis di depannya mulai dari atas hingga ke bawah.
"Mau ke Jakarta pusat bang," ucap Tiara yang tersenyum.
"Boleh tapi Jakarta pusat itu luas bisa kasih alamat," ucap pria yang memakai helm dan juga jaket kulit berwarna hitam.
Tiara tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Terserah aja Bang berhentinya di mana. Tapi kalau bisa di warung makan aja. Ingat ya bang, warung makannya jangan tempat yang elit karena kebetulan nggak punya duit," ucap Tiara tersenyum malu.
"Untuk bayar ongkos ojek apa ada duit?" pria tersebut.
"Ada Bang untuk bayar ongkos ada," jawab Tiar yakin.
"Ya sudah naik," ucap pria tersebut.
"Terima kasih Bang tapi tas saya yang besar ini taruh di depan ya," ucap Tiara yang menunjukkan tas pakaian yang dibawanya.
"Iya," jawab pria itu yang sedikit menganggukkan kepalanya.
Tiara memberikan tas pakaian yang dibawahnya kepada pria tersebut.
"Ya sudah Kamu pakai helm," dulu ucap pria itu setelah meletakkan tas milik gadis itu di depan. Pria itu menyerahkan helm kepada Tiara.
"Makasih bang," jawab Tiara yang mengambil helm dari tangan pria itu. Tiara memakai helm dan kemudian naik keatas motor
"Di Jakarta ini motor untuk dijadiin ojek keren ya bang," ucap Tiara yang memandang motor merah besar milik pria tersebut.
Pria itu sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Di sini juga tukang ojeknya Kenapa ganteng Bang," ucap Tiar yang menilai bahwa pria yang saat ini membawa motor itu berwajah tampan.
Pria itu seakan tidak mampu menahan ketawanya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh gadis yang duduk di belakangnya. "Bila motornya tidak bagus takutnya nggak ada yang mau naik. Kalau tukang ojeknya cakep sudah pasti banyak yang naik," ucap pria itu tertawa terkekeh.
"Benar sekali bang . Nama abang siapa?" Tanya Tiara.
"Nama saya Firman," jawab pria tersebut.
"Nama saya Tiara bang. Bang Firman, saya baru nyampe disini dan ini juga pertama kali datang ke sini sendiri. keluarga juga nggak ada," ucap Tiara.
"Kamu berani datang ke sini tanpa memiliki keluarga?" ucap Firman yang mengerutkan keningnya
"Iya Bang, Sebenarnya dulu sering datang ke Jakarta hanya saja ikut cerdas cermat dari sekolah. Tapi ya tetap aja nggak tahu daerah sini," ucap Tiara menjelaskan.
"Sekarang Ke Jakarta Ngapain?" tanya Firman.
"Sama seperti yang lain, Bang mengadu nasib,"ucap Tiara yang tersenyum.
Firman menganggukkan kepalanya ketika mendengar ucapan gadis yang duduk di belakangnya. "Semoga saja di sini rezekinya bagus," ucap Firman.
"Amin Bang terima kasih doanya," ucap Tiara yang tersenyum.
***
"Bang Apa boleh saya minta tolong?" tanya Tiar."Apa?" ucap Firman."Saya itu baru datang ke sini Bang, jadi butuh tempat kos-kosan. Apa Abang tahu di daerah mana saya bisa mencari tempat kos-kosan?" ucap Tiar menjelaskan.Firman sedikit menolehkan kepalanya memandang gadis polos yang saat ini duduk di belakangnya. Ada rasa cemas ketika Firman memandang ke arah gadis tersebut. "Kamu tahu ini Jakarta?" ucapnya."Tau bang," jawab Tiara."Jakarta ini tingkat kejahatan tinggi," ucap Firman."Iya Bang Tiara tahu, karena itu harus hati-hati ," ucap Tiara yang tersenyum dibelakang punggung pria tersebut.Firman hanya diam ketika mendengar ucapan gadis itu."Gimana Bang, Apa bisa bantu carikan kos-kosan?" tanya Tiara yang mengulang kembali pertanyaannya.Firman menganggukkan kepala
"Saya bener nggak enak Bang, nanti gara-gara saya Abang nggak dapat uang setoran," ucap Tiara memandang Firman."Gak apa tadi Abang banyak dapat rezeki," jawab Firman santai."Alhamdulillah kalau begitu," ucap Tiara yang tersenyum lega."Ini ya nak, teh es manisnya" ucap ibu pemilik warung yang meletakkan teh es manis di atas mejaTerima kasih ya buk," ucap Tiara yang mengambil teh es tersebut. Tiara meminum Teh es manis itu dengan sedotan. Tiara merasa tenggorokannya yang terasa sangat segar ketika merasakan air dingin yang memiliki rasa manis itu lolos di rongga tenggorokannya.Firman mengangukan kepalanya. "Ayo makan," ucap firman saat ibuk warung meletakkan pesanannya.Iya bang sudah lapar sekali," ucap Tiara.Tiara memasukkan nasi kedalam mulutnya. "Masakannya Enak Bang," ucap Tiara yang memakan nasi dengan ayam goren
"Bisa tolong bantu Abang,Dek?"."Tolong apa bang?" Ucap Tiara.Tolong kasih tahu alasannya?" tanya Firman."Mana mungkin cowok ganteng, keren Seperti Abang tidak punya pacar," ucap Tiara.Firman tertawa ketika mendengar ucapan Tiara."Tiar pasti akan balas dan angkat panggilan telepon abang, bila tiar nggak kerja ya bang soalnya Tiar rencana akan menjadi kerjaan. Nanti pasti Tiar sibuk," ucap Tiara menjelaskan."Iya Abang ngerti. Abang Pulang dulu. Assalamualaikum," ucap firman yang sudah menyalakan mesin motornya"Iya bang hati-hati. Waalaikum salam," ucap Tiara yang tersenyum dan melambaikan tangannya. Tiara melihat pria yang berwajah ganteng tersebutFirman melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan kawasan kos-kosan.Tiara masuk ke dalam kamarnya setelah memandang pria it
Tiara berdiri di depan coffee shop Tiara memandang Coffee shop yang cukup ramai dengan pengunjung. Walaupun Coffee shop itu tidak begitu besar, hanya satu ruko. Namun mampu membuat coffee shop ini menjadi tempat tujuan utama pengunjung untuk bersantai dan melepaskan Lelah Setelah lelah bekerja. Tiara memberanikan diri untuk masuk ke dalam coffee shop dengan membawa amplop exlusif di tangan nya. "Permisi mas, apa saya boleh berjumpa dengan pemilik coffee shop ini," ucap Tiara yang bertanya dengan pria yang menjadi barista di coffee shop. "Mau ketemu sama bang Roma," ucap pria berwajah manis tersebut. "Iya," jawab Tiara. "Bang, ada yang cari," ucap barista tersebut saat melihat pemilik coffee shop itu melintas di depannya. "Siap
Tiara merasa sangat senang, karena dirinya di terima bekerja tanpa syarat. Tiara memakai seragam yang disediakan oleh coffee shop tersebut."Tiara, bila ada customer yang masuk, maka kamu langsung datangi ke meja yang di tempati customer. Kamu wajib menyapa dengan sangat ramah. Ingat ya, semakin baik layanan yang kita berikan, maka semakin ramai yang masuk. Jadi semakin banyak pula bonus yang akan kita terima," ucap Lisa menjelaskan"Apa di sini ada bonus juga kak?" Ucap Tiara dengan mata yang terbuka lebar."Iya ada, Abang Roma akan memberikan kita bonus bila penjualan kita melebihi dari target yang di minta. Oleh karena itu, kita harus mampu menarik pelanggan dan membuat pelanggan betah Sehingga menjadikan om dut coffee tempat nongkrong yang asik," ucap Lisa menjelaskan panjang lebar."Iya kak Tiar mengerti," ucap Tiara yang tersenyum. Tiara begitu sangat senang mendengar ka
"Ternyata ibukota itu seperti ini, walaupun sudah jam segini tetap aja rame," ucap Tiara yang tidak takut berjalan sendiri karena kondisi jalan yang masih sangat ramai.Tiara mempercepat langkah kakinya agar bisa secepatnya sampai di kos-kosannya. Tiara begitu sangat senang ketika dirinya sudah sampai di kosan yang menjadi tempat tinggalnya. Tiara memejamkan matanya dan mengusap wajahnya dengan sangat kasar. "Ya ampun Kenapa aku lupa kalau aku baru aja kos di sini. Aku juga nggak tahu peraturan di kos-kosan ini. Sekarang pintu dan pagar udah dikunci. Gimana cara masuk," ucap Tiara yang begitu sangat panik. Tiara mencoba mengetuk-ngetuk besi pagar namun tidak ada ada yang membukakannya pintu. Tiara juga tidak tahu nama-nama penghuni di kos-kosan.Tiara duduk di depan pagar besi kos-kosannya. Tiara berpikir sejenak ke mana Dirinya harus pergi saat ini. "Semoga coffee shop belum tutup sehingga aku bisa tidu
Capter 8.Roma memandang Tiara dengan mengerutkan keningnya. Gadis itu baru bekerja dengannya 1 hari. Sekarang gadis itu mengatakan ingin menginap di tokonya. Roma memandang Tiara penuh dengan kecurigaan.Tiara diam saat melihat Roma Memandangnya. "Apa boleh bang?Tiar Beneran gak punya tempat untuk tidur," Ucap Tiara penuh harap."Tadi Tiar sudah pulang ke kos bang, Tapi kos-kosan sudah dikunci. Tiar juga nggak ada yang kenal sama orang di kosan." Tiara mencoba menjelaskan dengan wajah melasnya."Ya sudahlah, kalau gitu kamu nginep di apartemen Abang aja," ucap Roma yang memandang Tiara.Tiara diam ketika mendengar ucapan pria tersebut. Ada rasa takut dan juga deg-degan yang dirasakannya.Roma tersenyum dengan menaikkan sebelah bibirnya memandang gadis yang saat ini berdiri di depannya. "Kamu itu Maher beladiri, Mana berani Abang gan
Roma terbangun ketika mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ia baru menyadari bahwa di apartemennya ada seorang gadis yang sedang menumpang menginap.Roma memandang jam yang ternyata sudah jam 9 pagi. "Ya ampun kesiangan," ucapnya. Roma kembali tertidur setelah melakukan shalat subuh. Roma beringsut duduk dan beranjak dari kasur yang ditidurinya."Ada apa dek?" Roma berkata ketika yang membuka pintu kamarnya."Maaf bang, Tiar ganggu tidurnya." Tiara begitu sangat tidak enak ketika memberitahu hal ini."Iya tidak apa, ada apa?" tanya Roma."Abang Tiar sudah siapin sarapan." Tiara sedikit tersenyum.Roma tersenyum ketika mendengar ucapan Tiara. Pria itu kemudian menganggukkan kepalanya. "Abang mandi sebentar ya, apa mau pulang ke kosan pagi ini?" tanya Roma."Iya Bang," jawab Tiara.