Share

Bab 4

“Aw, sakit!”

Maura terkejut, saat tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik rambutnya dengan kuat. Salwa, yang melihat kejadian tersebut. Lantas, hendak menarik tangan seseorang yang berani-beraninya menarik rambut Maura secara tiba-tiba itu. Namun, belum sempat Salwa membantu Maura. Tangan gadis itu, sudah ditarik oleh dua gadis lainnya dan dibawa menjauh dari tempat Maura berada.

“Sarah, lepas!” kata Maura, saat membalikkan badannya dan melihat Sarahlah yang menarik rambut gadis itu.

Maura dan Salwa, awalnya sedang bersantai saja. Di taman dekat area kantor mereka, tepatnya berada pas di belakang gedung tempat mereka bekerja. Setelah makan siang tadi, mereka berdua memutuskan untuk menikmati udara sejuk terlebih dahulu sebelum kembali bekerja. Saat mereka tengah duduk-duduk santai, di bangku taman. Tiba-tiba Sarah datang dari arah belakang mereka, dan menarik rambut Maura, sampai kepala gadis itu mendongak ke atas.

“Apa? Sakit? Aku tidak peduli!” ujar Sarah berteriak.

“Hey wanita gila! Lepaskan Maura!” Salwa berteriak marah, dan kedua teman Sarah membekap mulut Salwa. Agar gadis itu tidak ikut campur.

Karena Maura sudah terbakar emosi, gadis itu bergantian untuk menarik rambut Sarah juga. Karena perlakuan Maura barusan, membuat Sarah melepas tarikan rambutnya pada Maura. Dan menarik tangan Maura, agar gadis itu berhenti menarik rambutnya.

“Maura, lepas!” perintah Sarah.

“Apa? Sakit?” tanya Maura menantang.

Teman-teman Sarah, hendak membantu gadis itu. Namun, Maura mengancamnya. Teman-teman Sarah yang melihat ekspresi wajah Maura, tidak berani untuk melangkangkahkan kakinya kearah Sarah lebih dekat lagi.

“Jika kalian berani ikut campur. Kalian, akan bernasib sama!” ucap Maura mengancam.

Melihat ekspresi wajah Sarah yang kesakitan, memberikan kepuasan sendiri untuk Maura. Karena gadis itu masih mempunyai rasa iba, Maura akhirnya melepaskan tarikan rambutnya pada Sarah.

“Bisa tidak, kamu tidak usah mengusik hidupku, Sarah?”

“Kamu yang mengusik hidupku, dasar perempuan belagu!”

“Dengar ya, Sarah. Aku tidak punya urusan dengan kamu, dasar gila!”

“Jaga ucapan kamu, Maura. Apa kamu tidak memiliki rasa hormat kepadaku? Aku ini senior,u, jabatanku juga lebih tinggi diatas kamu!” ucap Sarah sambil mengacungkan jari telunjuknya, tepat dihadapan wajah Sarah.

“Untuk apa aku harus hormat dengan orang sepertimu? Kamu saja tidak beradab!”

“Berani sekali kamu ya, keren sekali gaya bicaramu, Maura. Seperti orang yang berkuasa saja. Ingat, kamu itu hanya wanita miskin! Jadi, jangan terlalu tinggi gayamu. Untuk apa kamu seperti itu? Mau pamer? Iya? Dijemput dengan mobil mewah, bersama laki-laki pula. Murahan sekali kamu. Atau jangan-jangan, kamu pelacur ya?” ucap Sarah dengan nada merendahkan Maura.

Maura yang mendengar itu lantas marah. Menilai orang tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Itu prinsip orang bodoh. Pikir Maura. Maura lantas menatap sarah, dengan tatapan nyalangnya. Sedetik kemudian, Maura merubah tatapannya menjadi santai, dia lantas melipat kedua tangannya di depan dada.

“Kenapa? Kamu iri ya, Sarah? Karena mobil kamu itu murah, tak semahal mobil yang aku naiki kemarin? Iya?”

“Wah, sombong sekali rupanya kamu ya. Berapa sih gaji pelacur sepertimu?”

“Kenapa kamu harus bertanya padaku, bukannya itu pekerjaanmu ya?”

“Kurang ajar!”

Sarah melayangkan tangan kanannya, hendak menampar pipi Maura. Namun, gerakannya itu terhenti saat ada seorang laki-laki yang tiba-tiba saja muncul dan berteriak kearah Sarah.

“Jangan sentuh Maura!”

Baik Maura, dan yang lainnya langsung menoleh ke arah sumber suara. Di belakang sana, berdiri seorang laki-laki bertubuh tegap. Menatap nyalang kearah Sarah. Betapa terkejutnya Maura, saat mengetahui bahwa laki-laki itu adalah Rion.

Rion berjalan menuju ke arah Sarah, menatapnya dengan tatapan datar. Sedangkan Sarah, menatap penuh keheranan ke arah Rion. Siapa laki-laki ini? Berani-beraninya ikut campur urusan orang saja.

“Jangan pernah berani-beraninya kamu menyentuh Maura!” ujar Rion tegas, memberi peringatan kepada Sarah.

“Kamu pikir aku takut dengan ancamanmu?” jawab Sarah dengan nada yang meremehkan.

“Saya bisa saja, membuat hidupmu sengsara jika saya mau,” tak mau kalah, Rion balik menantang Sarah.

“Berhenti ikut campur! Aku tidak ada urusan denganmu!”

“Aku beri kamu waktu 10 menit untuk segera pergi dari sini, sebelum aku akan benar-benar akan membuat hidupmu menderita.”

Sebenarnya, emosi Sarah semakin meledak dan menjadi-jadi. Namun, Sarah tidak ingin berurusan dengan laki-laki di hadapannya ini. Jadi, dia memilih untuk mengalah dan pergi dari sana.

“Urusan kita belum selesai, Maura!” ujar Sarah sebelum pergi meninggalkan taman belakang.

Sarah kemudian mengajak teman-teman untuk pergi dari sini, Salwa yang daritadi ditahan oleh kedua teman Sarah. Segera berlari ke arah Maura saat dirinya sudah dilepaskan.

“Maura, kamu tidak apa-apa kan? Siapa wanita tadi?” tanya Salwa dengan nada khawatir, Maura lantas tersenyum tipis kearah sahabatnya itu.

“Tidak, aku baik-baik saja, Salwa.”

Kini pandangan Maura beralih kepada Rion, yang juga memandang gadis itu. Tatapan Maura mengisyaratkan bahwa gadis itu butuh penjelasan dari Rion.

“Ada apa?” taya Rion saat mendapatkan tatapan Mengintimidasi dari Maura.

“Sebentar ya, Salwa.”

Setelah mengucapkan itu kepada Salwa, Maura kemudian berjalan ke arah Rion. Menarik pergelangan tangan laki-laki itu, menyeretnya jauh dari posisi Salwa berada. Tepat di samping pohon besar yang ada ditaman itu. Maura, kemudian menghentakkan pergelangan tangan Rion dengan kasar.

“Jelaskan!” ujar Maura dengan nada tegasnya.

“Apa yang perlu aku jelaskan, Maura?”

“Kenapa kamu tiba-tiba berada disini?”

“Aku resmi menjadi Karyawan King Company hari ini” ujar Rion santai.

“Untuk apa, Rion?”

“Untuk menjagamu, Mau.”

“Rion, Stop! Aku sudah bilang padamu kemarin, aku bisa mengatasi urusanku sendiri. Kamu tidak perlu ikut campur, paham?”

“Aku wajib ikut campur, karena tugasmu memang menjaga keselamatanmu, Maura.”

“Aku baik-baik saja, Rion. Aku bisa mengatasi masalahku sendiri. Sudah aku bilang, aku ingin hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.”

“Apa kamu lupa, dengan kejadian kemarin? Itu bisa saja menjadi lebih parah nantinya, Maura.”

“aku tidak peduli!”

“Biarkan aku tetap menjagamu, dan kamu masih bisa merasakan hidup dengan kesederhanaan ini. Atau, aku tidak akan menjagamu lagi dan akan kulaporkan kejadian kemarin kepada papamu. Tentukan pilihanmu.”

“Ancaman itu, lagi?”

“Pilih saja, Maura.”

“Ayolah, Rion. Berhenti menggunakan ancaman itu.”

“Aku hanya khawatir terhadapmu, jangan membuat aku selalu dihantui rasa takut, Maura. Biarkan aku melaksanakan tugasku untuk menjagamu, ya?”

“Tapi apa harus, kamu ikut bekerja sebagai karyawan di kantorku untuk menjagaku?” tanya Maura, dengan nada mengejek.

“Ya, memangnya kenapa? Ada yang salah?”

Maura kemudian terkekeh pelan. Melihat penampilan Rion dari atas sampai bawah. Kemudian kembali terkekeh. Sedangkan Rion, memandang Maura dengan wajah keheranan.

Kenapa gadis ini?

“Apa yang kamu tertawakan, Maura?”

“Ahahaha, lucu sekali kamu sangat posesif terhadapku,” ujar Maura sambil tertawa.

Rion hanya memutar bola matanya malas, “Maura, apa kamu tidak penasaran apa jabatanku di perusahaan ini?”

“Memang apa jabatanmu di kantor?”

“Aku menjadi staff HRD” jawab Rion.

“Wah, keren sekali, “ Ujar Maura kagum.

Maura dan Rion tak sadar, jika interaksi mereka berdua sedari tadi diperhatikan oleh Jevan. Jevan memandang datar ke arah mereka berdua. Kedua tangan Jevan terkepal kuat, bahkan kaleng soda yang berada digenggamannya sampai rusak. Entah mengapa rasanya dia ingin sekali menghajar wajah Rion itu. Jevan bingung dengan perasaan apa yang dia rasakan sekarang. Namun, yang pasti. Dia sangat tidak suka melihat interaksi antara Maura dan Rion.

Brakkk

Suara lemparan kaleng soda ke arah tempat sampah itu, menarik perhatian Rion dan juga Maura. Mereka berdua lantas menoleh ke arah sumber suara. Jevan menatap datar keduanya, saat pandangan mereka bertemu. Tanpa memberikan reaksi apapun, Jevan lantas pergi begitu saja. Sedangkan, Maura dan Rion hanya memandang kepergian Jevan dengan wajah bertanya-tanya.

Ada apa dengannya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status