Beranda / Romansa / Bos angkuh itu ternyata ayah anakku / Masa depan hancur di kamar VIP

Share

Bos angkuh itu ternyata ayah anakku
Bos angkuh itu ternyata ayah anakku
Penulis: Tetesan air

Masa depan hancur di kamar VIP

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-01 01:09:38

Dentuman musik house memenuhi sebuah ruangan, di mana para siswa siswi yang baru lulus sekolah SMA sedang bergembira di dalam sana. Mereka menikmati minuman wine sambil menggoyangkan tubuh mengikuti musik remix.

"Ayo Zeira, jangan malu-malu," ucap seorang wanita kepada sahabatnya. Sambil menarik tangan wanita cantik itu, dan membawanya ke tengah keramaian.

"San, aku ke kamar mandi dulu ya?" Zeira melangkah menuju kamar mandi dengan langkah sempoyongan. Minuman yang ia teguk kini membuatnya sulit untuk berjalan dan matanya mulai berkunang-kunang.

Zeira membasuh wajahnya dengan air, ia berharap hal itu akan membuat penglihatannya kembali normal. Namun ternyata tidak, justru penglihatannya semakin parah, bahkan kaca yang ada di hadapannya terlihat berputar-putar.

"Ra, kamu baik-baik saja kan?" panggil Susan, sambil mengetuk pintu.

Wanita cantik berambut pendek itu merasa khawatir karena Zeira sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Itu sebabnya dia menyusul ke sana.

Setelah menunggu lima menit, akhirnya Zeira membuka pintu.

"San, kepalaku pusing, sepertinya aku harus pulang." 

"Kok pulang sih? Ini baru jam berapa? Padahal kita booking room sampai jam 4 subuh. Enggak enak dong kalau kamu pulang duluan," gerutu Susan. 

"Tapi kepalaku sudah pusing banget, San," keluh Zeira.

Tentu saja dia merasa pusing, karena ini pertama kalinya ia menyentuh yang namanya minuman beralkohol. Sedangkan Susan dan teman-temannya yang lain sudah terbiasa.

"Ya sudah deh, biar aku antar kamu pulang." 

"Enggak usah San," tolak Zeira dengan sigap. "Kamu di sini saja, biar aku pulang sendiri," lanjutnya.

"Kamu pulang pakai apa?" tanya Susan, karena saat datang ke sana! Zeira menumpang di mobil miliknya.

"Aku naik taksi saja."

"Benar kamu gak apa-apa naik taksi?" 

"Iya enggak apa-apa," Sahut Zeira. "Kalau begitu aku pergi dulu ya?" lanjutnya.

"Kamu hati-hati ya?" ucap Susan. 

Ia meraih sesuatu dari saku celana lalu menyodorkannya ke tangan Zeira. "Ini ongkos taksi kamu." 

"Terima kasih ya, aku pergi dulu." Zeira melangkah dengan hati-hati, melewati teman-temannya yang sedang happy menikmati house music.

Dari ruangan VIP Zeira melangkah sempoyongan, sampai seorang waiters wanita membantunya agar ia bisa berjalan ke luar.

"Terima kasih mbak," ucap Zeira kepada waiters.

"Apa perlu saya pesan taksi untuk, Nona?" tawar wanita itu.

"Enggak usah mbak, aku sudah memesannya."

"Oh.... baiklah. Kalau begitu aku permisi dulu." Waiters itu masuk dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sementara Zeira melangkah untuk menyebrangi jalan, ia sudah tidak sabar lagi menunggu taksi yang dipesannya datang, lantas Zeira ingin menaiki taksi yang ada di seberang jalan.

Ia baru melangkah dua langkah, tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna hitam datang dari arah timur.

"Aw....." Jerit Zeira saat ujung mobil itu mengenai pinggul rampingnya. Begitu juga dengan orang yang ada di dalam mobil.

"Kamu kenapa Asep? Apa kamu tidak bisa menyetir dengan benar?" Bentak seorang pria kepada sopir pribadinya, dengan nada yang tidak jelas.

"Maaf Tuan, wanita itu tiba-tiba muncul di tengah jalan. Jadi aku terpaksa menginjak rem." jawab Asep.

"Periksa dia, jika memang terluka! Berikan uang dan suruh dia berobat ke rumah sakit,"  ucap pria itu sambil memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil.

Asep bergegas turun dari mobil untuk melihat wanita yang nyaris ia tabrak. Ia sedikit terkejut karena melihat Zeira bersimpuh sambil muntah-muntah. Asep berpikir akibat benturan mobilnya membuat wanita itu sampai muntah.

"Maaf Nona, aku......"

"Hum...." Sela Zeira yang membuat Asep tidak melanjutkan kata-katanya. "Aku tidak apa-apa, Bapak bisa pergi," lanjutnya dengan nada khas orang mabuk.

Saat Asep menunduk untuk membantu Zeira bangkit, hidungnya langsung mencium bau alkohol dari mulut Zeira.

*Ya Tuhan, yang ini mabuk, yang di dalam juga mabuk. Apa orang-orang sudah pada gila mabuk ya?* ucap dalam hati Asep.

"Nona duduk di sini dulu ya?" Asep mendudukkan Zeira di pinggir jalan, lalu ia melangkah menuju mobil.

"Tuan, wanita itu tidak terluka. Dia baik-baik saja," ucap Asep kepada bosnya.

"Hm, kalau begitu ayo kita pergi." 

"Tapi Tuan, aku tidak tega meninggalkan wanita itu sendirian di sini. Soalnya dia sama seperti tuan," keluh Asep dengan ragu-ragu.

Asep tidak tega meninggalkan Zeira dalam keadaan mabuk parah seperti itu, apalagi di sana banyak pria yang sedang memperhatikan Zeira. Bisa saja saat mereka pergi, pria-pria itu menghampiri Zeira dan memanfaatkan situasi.

"Maksud kamu? Sama seperti saya?" ucap pria itu. Ia menatap Asep dengan tatapan tajam.

"Ma...ma... maksud aku, sama-sama mabuk Tuan," jawab Asep dengan gugup karena takut. "Padahal di sini banyak pria, aku takut jika mereka mengganggu wanita itu, Tuan," lanjutnya sambil mengutarakan isi dalam hatinya.

"Hm....bawa dia masuk." 

Asep segera menghampiri Zeira, ia membantu wanita cantik itu bangkit dari aspal, lalu menuntunnya masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan Asep sudah berkali-kali bertanya kepada Zeira di mana alamat rumahnya, namun wanita cantik itu tidak tahu di mana rumahnya. Akhirnya Asep membawa Zeira ke hotel tempat tuannya menginap.

"Maaf Mbak, aku ingin memesan satu kamar lagi," ucap Asep kepada resepsionis. Ia ingin memesan satu kamar lagi untuk Zeira.

"Maaf Pak, semua kamar sudah full."

"Baik Mbak, terima kasih." Asep kembali ke kamar presiden suite, yaitu kamar tuanya menginap.

"Maaf Tuan, semua kamar sudah full," ucapnya setelah tiba di kamar.

"Hm, kamu pergi saja. Biarkan dia tidur di sini." 

Asep menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia ragu untuk meninggalkan tuannya berduaan bersama Zeira dalam keadaan mabuk parah seperti itu. Tapi apalah daya, Asep harus menuruti semua perintah bosnya. 

Setelah Asep pergi, sepasang mahluk Tuhan yang sedang mabuk itu bolak balik masuk ke dalam kamar mandi secara bergantian. Keduanya memuntahkan racun yang ia minum tadi.

Setelah muntah, pria tampan itu merasa lebih baik, berbeda dengan Zeira. Wanita cantik yang baru berusia 20 tahun itu berubah menjadi aneh. Tubuhnya terasa panas dan otaknya memikirkan hal yang kotor. Bahkan ia menggigit bibir bawah, dan mengelus pahanya sendiri melihat pria yang terbaring di atas tempat tidur.

Rasa aneh yang ada dalam tubuhnya, memaksa wanita cantik itu bangkit dari sofa, melangkah menuju tempat tidur. Jari lentiknya menyentuh dada bidang pria tampan yang sedang tertidur pulas di atas ranjang.

Sentuhan lembut dari tangan Zeira membuat pria tampan itu terbangun dari tidurnya.

"Kamu mau ngapain?" ucapnya.

Zeira tidak menjawab, tetapi ia mengigit bibir bawahnya sambil menatap pria itu, dengan tatapan penuh nafsu dan gairah.

=================

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Kesadaran dan hukuman.

    Zeira mengerutkan kening, ia bingung kenapa Anjas memanggil wanita itu, Bella. Sedangkan selma ini Zeira mengenalnya sebagai imel."Apa kabar Nyonya Zeira?" sapa Mark, sambil menyodorkan tangannya."Saya baik, bagaimana dengan bapak?" Zeira menjabat tangan Mark, ia juga balik bertanya."Saya baik," balas Mark.Setelah melepaskan tangannya dari Mark, Zeira menyodorkan tangannya kepada Bella. Namun Bella tidur menyambut tangan Zeira, ia justru menarik tangan wanita cantik itu, lalu memeluknya sambil menangis."Maafkan aku Zeira, aku benar-benar minta maaf," ucap Bella di sela-sela tangisan.Zeira melepaskan pelukannya dari Bella, "Hey, kamu kenapa minta maaf?" ucapnya.Tentu Zeira bertanya demikian! Menurutnya, ia tidak pernah ada masalah dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Karena Zeira tidak tahu, kalau wanita itu adalah Bella. Sebab Bella sudah mengubah seluruh wajahnya dengan melakukan operasi plastik."Aku mohon maafkan aku Zeira, aku telah banyak melakukan kesalahan terh

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Karena aku ingin menikmati tubuhnya.

    "Hentikan." Sentak Zeira dengan nada yang lebih tinggi.Ia berusaha mendorong tubuh Saddam sekuat tenaga. Tetapi apalah daya, tubuhnya jauh lebih kecil daripada Saddam."Diam Zeira." Geram Saddam.Ia mulai kesal dengan sikap Zeira yang berontak, dengan kasar tangannya mencengkram kedua pipi Zeira."Kamu adalah istriku, sudah kewajibanmu untuk melayaniku," ucap Saddam dengan tegas. "Jadi, biarkan aku menikmati tu....." Tiba-tiba seseorang menarik Saddam dari belakang, sehingga pria tampan itu tidak melanjutkan kata-katanya.Pak....puk...pak... Beberapa pukulan mendarat di wajah Saddam."Aku yang akan menikmati tubuhmu pengkhianat." Suara bariton itu membuat Zeira berhenti menagis. Tadinya ia meringkuk di atas tempat tidur sambil berurai air mata, tapi kini kepalanya terangkat setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya."Ma....ma...mas Anjas," ucapnya dengan bibir gemetar.Zeira sama sekali tidak bergerak dari tempat tidur, ia mengucek mata untuk memperjelas penglihatannya

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Nikmati saja Zeira.

    Mark melangkah mendekati Bella, "Maaf, tapi saya tidak mengenal anda." Wajah Bella terlihat sedih, bahkan kedua sudut matanya mengeluarkan cairan bening. Kondisinya saat ini membuatnya tidak bisa melakukan apapun. .......................Satu bulan telah berlalu, kondisi Bella kini semakin membaik. Terapi yang ia lakukan setiap hari membuat jari tangannya sudah bisa bergerak.Begitu juga dengan Mark, pria keturunan Jerman itu selalu datang menemui Anjas. Ia berusaha mengingatkan Anjas tentang masa lalunya, bahkan ia memberikan apartemennya untuk tempat tinggal Anjas dan Bella, selama mereka di sana. Mark sebenarnya ingin sekali terbang ke Indonesia untuk menemui Zeira lagi, tetapi pekerjaannya yang begitu penting tidak bisa ia tinggalkan. "Um...hum..." Bella menggumam saat melihat Mark muncul dari pintu.Mark yang mengerti maksud Bella, lantas menghampirinya, sedangkan Anjas bergegas menuju kamar."Ada apa Bella? apa kamu inginkan sesuatu?" Tanya Mark.Bella mengangguk, matanya ia

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Untuk apa dia datang kemari?

    Mark sudah memohon, tetapi security tidak juga mengizinkannya untuk masuk. Akhirnya Mark kembali ke hotel."Saya terima nikahnya dan kawinnya Zeira Kirana binti Barata, dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." "Sah...sah...sah..."Kini Zeira resmi menjadi istri Saddam, ia hanya menjabat tangan suaminya tanpa menciumnya. Begitu juga dengan sebaliknya, Saddam tidak mencium kening Zeira, sebab istrinya itu menghindar.Air mata tidak berhenti ke luar dari matanya, begitu juga dengan Susan. Ia sangat mengerti bagaimana perasaan kakaknya saat ini. Tetapi walaupun demikian, Susan tetap mengucapkan selamat dan mendoakan semoga rumah tangga kakaknya bahagia dan harmonis.Waktu menunjukkan pukul 5 sore, saat Saddam masuk ke kamar. Ia melihat Zeira duduk di kursi sambil menghadap ke arah kolam renang melalui jendela."Hem..." Saddam sengaja berdehem agar Zeira menyadari kedatangannya.Namun Zeira sama sekali tidak merespon, tatapan wanita cantik itu tetap saja tertuju ke arah kolam renang

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Tolong pak, aku harus bertemu dengan nyonya Zeira.

    "Selamat pagi." Suara dari seberang sana."Selamat pagi, apa ini dengan kantor Wijaya Grup?" Ucap Mark."Iya, ini dengan kantor Wijaya Grup. Saya bicara dengan siapa?" Tanya dari seberang sana."Ini saya Mark, klien pak Anjas. Apa saya bisa bicara dengan Ibu Zeira?""Maaf pak, ibu Zeira tidak ada di kantor." Balas dari seberang."Kalau begitu apa saya bisa meminta nomor ponselnya? ada yang ingin saya sampaikan tentang pak Anjas." "Tu....tu....tu...tu...." Tiba-tiba panggilan terputus. Mark mencoba menghubunginya kembali, namun tidak bisa terhubung."Pasti ada yang tidak beres," ucap Mark. Ia bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan rumah sakit.Sementara di tempat lain, Saddam langsung melakukan tindakan agar Mark tidak bisa menghubungi nomor kantor. Ia juga berusaha menghubungi nomor Bella untuk memberitahu tentang Mark. Tetapi sayang, panggilnya tidak terhubung. Bagaimana terhubung, Bella saat ini sedang koma di rumah sakit, sedangkan ponselnya tinggal di hotel.Tepat pukul 5 sor

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Dokter, apa ini benar-benar istri pak Anjas?

    Keputusan Zeira untuk menikah dengan Saddam sudah bulat. Namun ia meminta pernikahan mereka hanya di laksanakan di kantor KUA tanpa adanya resepsi."Kak, apa kamu sudah yakin?" Tanya Susan.Saat ini kedua wanita cantik itu sedang duduk di taman sambil menemani Azka bermain."Sudah." Jawab singkat Zeira.Susan menarik napas dalam-dalam. "Jika kakak belum yakin! kakak berhak untuk menolaknya. Cobalah bicara dengan papah." "Tidak Susan, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada papah." Bantah Zeira."Kakak, jangan memaksakan diri hanya untuk sesuatu. Aku tahu kamu sangat menyayangi papah, itu sebabnya kamu setuju untuk menikah dengan Saddam. Tapi percayalah kak, pernikahan kamu dan Saddam tidak ada hubungannya dengan penyakit papah.""Tapi San.....""Tidak ada tapi-tapian, berpikirlah karena masih ada waktu satu bulan lagi." Setelah mengatakan itu, Susan langsung pergi.Sementara di tempat lain, Bella dan Anjas sudah berada di dalam pesawat. Keduanya terbang menuju Inggris untuk m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status