Share

Tapi wajahnya enggak kan?

Enam bulan telah berlalu, kenyataan pahit itu masih menyelimuti kediaman Wijaya. Terutama Zeira dan kedua anaknya, bahkan sampai saat ini Azka masih sering menagis mencari ayahnya.

Seperti pagi ini, Zeira harus berusaha keras membujuk putranya.

"Sayang, kamu harus makan, katanya mau jadi anak pintar! kalau gak mau makan, gimana mau pintar," ucap Zeira untuk membujuk putranya.

"Aku rindu papah." Sahut Azka.

Zeira menaruh piring yang ada ditangannya ke atas meja. Lalu memeluk Azka dengan erat dan penuh kasih sayang.

"Mamah juga rindu papah sayang." Balas Zeira.

Keduanya saling berpelukan dan menumpahkan air mata.

"Jangan sedih dong, aunty jadi ikut sedih," ucap Susan.

"Kakek juga ikut sedih." Timpal Barata.

Pria paruh baya itu sudah kembali dari Singapura, setelah mendengar kabar kematian menantunya. Lagipula kondisi Barata sudah sembuh 80 persen. Jadi ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menghentikan pengobatannya. Ia ingin menjaga dan menemani kedua putrinya.

Azka melepaskan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
bikin blik anjaz Thor,,msak pemeran utama kok mati,,knp selalu bikin menang yg jhat
goodnovel comment avatar
Saleha Usman
jadi malas cerita nya jadi begini ya
goodnovel comment avatar
Rahmat Wahyono
bikin malas,,,n gak masuk akal msk orang yg bkn gaduh RT di masukan k rumah,,alasan surat wasiat kan konyol...wkwkwk penulisnya aneh halunya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status